Anda di halaman 1dari 3

Uji Pemanfaatan Bakteri Endofit Terhadap

Pertumbuhan dan Ketahanan Tanaman


Jagung (Zea mays, L.)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung adalah salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta

mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber

utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan

Kebutuhan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

bahan baku pakan. Komposisi bahan baku pakan ternak unggas membutuhkan

50% dari total bahan yang diperlukan (Purwanto, 2008).

Program diversifikasi pangan mulai mengarahkan kebiasaan konsumsi

beras kepada jagung dan singkong. Selain itu, untuk mengantisipasi krisis energi,

masyarakat dunia mulai terbuka pada pemanfaatan jagung sebagai sumber energi

alternatif (Surtikanti, 2011).

Laju peningkatan produksi jagung di Indonesia relatif masih lamban, di

sisi lain kebutuhan jagung sebagai bahan baku industri pangan dan pakan

mengalami peningkatan yang lebih cepat. Menurut data statistik, produksi jagung

di Indonesia pada tahun 2013 menurun sebesar 0,88 juta ton atau sekitar 4,54%

dibandingkan pada tahun 2012. Menurut data badan pusat statistik Provinsi

Sulteng 2015, pada tahun 2014 produktivitas tanaman jagung juga mengalami

penurunan menjadi 3,95 ton/ha. Penurunan produksi ini diakibatkan karena

penurunan luas lahan dan juga diakibatkan oleh patogen (Surtikanti, 2011).
2

Patogen terbawa benih dapat mengubah bentuk dan warna benih,

hilangnya daya kecambah dan vigor benih dapat mengurangi hasil produksi

tanaman, dan menyebabkan berkembangnya penyakit tanaman. Niaz dan Dawar

(2009) menemukan 23 genus dan 56 spesies cendawan yang diisolasi dari benih

jagung, di antaranya Fusarium, Penicillium, Aspergillus, Curvularia dan Phoma.

Salah satu penyakit penting pada tanaman jagung ialah busuk batang yang

disebabkan oleh Fusarium sp.. Beberapa spesies Fusarium sp. dapat menginfeksi

hampir seluruh pertanaman serealia di seluruh dunia (Popovsky dan Celar 2013).

Teknologi yang ramah lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas tanaman jagung. Beberapa penelitian melaporkan

bahwa inokulasi mikroba endofit dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Mikroba endofit merupakan mikroba yang berada dalam jaringan tanaman tanpa

menimbulkan gejala penyakit (Zinniel et al. 2002).

Mikroba endofit didefenisikan sebagai mikroorganisme yang selama siklus

hidupnya berada dalam jaringan tanaman dan dapat membentuk koloni tanpa

menimbulkan kerusakan pada tanaman tersebut (Strobel and Daisy 2003).

Mikroorganisme tersebut dapat diekstrak dari bagian tanaman seperti akar,

biji, ranting, batang dan daun. Proses masuknya mikroba endofit ke dalam

jaringan tanaman melalui dua cara, yakni secara langsung yang ditandai oleh

masuknya mikroba endofit ke dalam jaringan pembuluh tanaman dan diturunkan

melalui biji. Secara tidak langsung, mikroba endofit hanya menginfeksi bagian

eksternal yaitu pada bagian pembungaan (Pratiwi 2008).


3

Compants et al. (2005) dalam reviewnya menyatakan bahwa penggunaan

bakteri endofit sebagai agensia hayati, terutama yang memiliki kelebihan sebagai

perangsang tumbuh, lebih baik dibanding mikroorganisme yang hidup bebas.

Keterikatan endofit dengan inangnya, memberikan keuntungan lebih bagi endofit

dibanding agensia hayati lainnya karena mereka tidak harus bersaing dalam

ekosistem yang baru dan kompleks.

Kemampuan bakteri endofit dalam menyediakan hara, memproduksi

hormon IAA (indole-3- acetic acid), menghasilkan enzim ekstraseluler, produksi

sianida, pelarut pospat dan aktivitas fluoresensi (Munif, 2001). Hasil penelitian

Tarabily (2003) juga menyebutkan bakteri endofit yang diisolasi dari akar jagung

dapat dimanipulasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung.

Penggunaan bakteri endofit sebagai agens hayati memiliki keuntungan

dibandingkan dengan mikrob antagonis lainnya karena mikrob endofit sudah ada,

hidup, dan bertahan di dalam jaringan selama perkembangan tanaman dan

memberi perlindungan bagi tanaman. Bakteri endofit yang diisolasi dari akar

jagung dilaporkan memiliki aktivitas anticendawan terhadap F. verticillioides,

Colletotrichum graminicola, Bacillus maydis, dan Cercospora sp. dengan

persentase penghambatan hingga 70% (Zecchin et al. 2014).

Berdasarkan alasan tersebut, perlu dilakukan lebih banyak penelitian

terhadap bakteri endofit yang berpotensi meningkatkan kualitas dan produktivitas

tanaman jagung dengan berbagai kombinasi perlakuan.

Anda mungkin juga menyukai