Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Audit Pertemuan 5 Bab 11 :

Sampling and Materiality

Dosen Pengampu :
Aria Kanaka, S.E., M.Ak. dan Yanto Kamarudin, S.E

Disusun oleh :
Aghna Mahardhika (1506726422)
Gifari Akbar Nugraha (1506749722)
Rafi Aulia Adipradana (1506750485)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA

2018
11.1 Apa itu Sampling ?

Dalam melakukan pencarian bukti audit, seorang auditor diharapkan dapat


melakukannya secara efektif dan efisien (dari bukti audit dapat mencapai kesimpulan audit
yang kuat namun dengan biaya yang masuk akal). Sampling, yaitu tahap dimana auditor
memilih sampel dari populasi merupakan salah satu caranya. Dua standar audit yang terkait
dengan sampling adalah ISA 530 – Audit sampling dan ISA 500 – Audit evidence.

11.2 Mendesain dan Memilih Sampel untuk Dilakukan Pengetesan

Dua basis dalam melakukan sampling audit adalah :

 Non-statistik (judgemental) : pemilihan sampel dengan judgement yang subjektif serta


tidak berdasar pada teori-teori probabilitas.
 Statistik : menggunakan teori probabilitas untuk menentukan jumlah sampel dan
pemilihan sampel secara acak untuk memastikan setiap item dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama. Bukan berarti tidak ada judgement sama sekali dalam memilih
sampel.
Syarat dari populasi adalah kehomogenan dari setiap itemnya. Contoh faktor yang
menyebabkan kurangnya kehomogenan :
o Transaksi yang tidak berada dalam pengawasan kontrol internal yang sama
o Jumlah saldo yang timpang
Oleh karena itu, seorang auditor bisa melakukan stratifikasi dan memperlakukan setiap
strata sebagai populasi yang berbeda.

11.3 Metodologi Pemilihan Sampel

Metode Sampling :
 Random sampling : metode ini mencoba memastikan bahwa setiap item dalam populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih.
 Sampling interval : metode dimana mula-mula mengambil titik memulai secara acak
kemudian memilih setiap n item. Akan memiliki hasil yang sama dengan random
sampling hanya jika error tersebar secara merata.
 Sampling kluster/blok : menentukan blok-blok kemudian diambil sampel dari setiap
bloknya. Merupakan cara yang cukup efisien namun termasuk dalam metode sampling
non-statistik. ISA 530 menyebut bahwa metode ini tidak layak untuk diterapkan.
 Sampling acak : non-statistik, sampel dipilih secara acak.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jumlah sampel :
 Tingkat kepercayaan yang ditetapkan oleh auditor untuk tes pada sampling nya :
ditentukan oleh faktor seperti penilaian risiko inheren dan risiko kontrol, dan penilaian
awal terhadap kontrol internal suatu perusahaan
 Tingkat error pada populasi
 Toleransi tingkat error yang ditetapkan oleh auditor
𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑠𝑖𝑧𝑒 =
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑒

11.4 Evaluation of Test Result

Tahap awal evaluasi adalah menentukan jumlah kesalahan yang terjadi dalam sampel. Auditor
seringkali mendapati situasi dimana dalam sampel tidak selalu mudah untuk menentukan
sebuah kesalahan terjadi atau tidak. Tahap selanjutnya adalah mengestimasi upper error rate
terhadap basis sampel berdasarkan level of confidence- nya dalam suatu populasi. Hal ini
disebut memproyeksi kesalahan. Contoh, ada dua kesalahan dari 75 sampel yang diambil,
upper error rate dapat dihitung menggunakan:

Pada confidence level yang digunakan (80%), reliability factor atas dua kesalahan berdasarkan
tabel adalah 4.28, sehingga upper error rate:

Angka tersebut berada diatas tolerable error rate yang digunakan auditor. Auditor dapat
menentukan confidence limit atas dua kesalahan dengan menentukan reliability factor yang
tepat lebih dahulu, yakni tolerable error rate dikalikan dengan jumlah sampel (0.04Ð75),
sehingga reliability factor-nya adalah 3.00. berdasarkan tabel, confidence level berada dibawah
70%. Auditor harus menentukan sikap yang tepat berdasarkan hasil sampel. Auditor dapat
mengurangi amount of reliance atas pengujian kontrol yang dilakukan. Konsekuensinya,
mereka harus memperluas substantive procedures yang dilakukan. Auditor harus
memperhatikan nature dari kesalahan yang ditemukan. Sebuah kesalahan mungkin lebih
penting dari kesalahan yang lain. Kesalahan tersebut mungkin memberikan petunjuk akan

adanya sebuah fraud.


11.5 Monetary Unit Sampling

Pada analisis akhir, seorang auditor tidak hanya terpaku pada tingkat error tetapi juga pada
efek moneter dari error tersebut. Tahap pertama, auditor harus menentukan terlebih dahulu
akun yang bernilai material, dimana terdapat kemungkina nilai errror yang tinggi.
 Dua
Konsep dasar dari monetaru unit sampling adalah :

 Populasi tidak dibagi ke dalam transaksi (sales invoice) atau saldo (piutang dagang)
tetapi $1 units, auditor memilih berdasarkan unit-unit tersebut. Kemudian, piutang
dagang dari $35 juta dapat diamsumsikan bernilai 35 juta $1 unit. 


 Seharusnya sebuah error dapat ditemukan pada transaksi atau saldo dimana $1
dilampirkan, jika saldo dicatat $100 tetapi nilai sebenarnya $80 maka saldo tersebut
“held to be tainted” sebesar 20 per cent. 


MUS hanya dapat digunakan ketika populasi dapat dispesifikasi dalam term $1 jumlah moneter
dan total kumulatif dari jumlah ini dapat dihitung. Auditor juga harus menghitung lefel
konfiden, dan tingkat tolerable error dari jumlah error pada akun yang diaudit.


11.6 Alternaltive Statistical Sampling Methods

Terdapat beberapa cara melakukan metode sampling secara statistik, diantaranya adalah

1. Discovery Sampling


Pada tahap ini, dimana auditor dapat menemukan adanya kemungkinan fraud dalam suatu
perusahaan. Auditor pada tahap ini menggunakan tingkat error yang lebih tinggi dari pada

tahap-tahap sebelumnya. 


2. Variable Sampling

Pada tahap ini auditor dapat menggunakan samplenya terdiri dari beberapa sample yang
berbeda tetapi mempunyai tipeyang sama. Misalanya pasa sales invoices, auditor dapat
mengguanakan sample standar deviasi, normal distribusi, dan nilai populasi.

Alternatif Model Sampling Statistik

1. Penemuan Sampling 


Mungkin ada situasi ditemukannya satu kesalahan atau ketidakteraturan mungkin sangat
penting dan mengakibatkan penyelidikan khusus lebih lanjut. Ini mungkin kasus terduga
penipuan dan auditor bertanya untuk menyelidiki dan menemukan apakah penipuan
sebenarnya terjadi. Dalam bentuk sampling ini, rencana sampling auditor dirancang untuk
memiliki probabilitas tinggi mendeteksi populasi yang memiliki tingkat kesalahan diatas yang
auditor biasanya terima. Begitu kesalahan terdeteksi, auditor berhenti sampling dan
menyimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan tertentu, populasi memiliki lebih tinggi dari
tingkat kesalahan yang dapat diterima. Karena desain dan fakta bahwa sampling akan berhenti
secepat mungkin saat kesalahan ditemukan, jenis sampling ini relatif efisien dalam arti bahwa
ukuran sampel cenderung kecil. Biasanya, dalam penemuan sampel, terjadi salah satu
penyimpangan dari jenis yang telah ditentukan akan membuat auditor melakukan penyelidikan

ekstensif lanjut. 


2. Variabel Sampling


Bentuk sampling statistik terdiri dari sejumlah jenis sampling yang berbeda tetapi
terkait yang memiliki dasar yang sama. Dalam satu varian, auditor memilih sampel item yang
memiliki beberapa nilai numerik yang menyertainya, misalnya, faktur penjualan, dan dari itu
menghitung mean dan standar deviasi dari nilai sampel. Auditor dapat menggunakan distribusi
normal untuk ekstrapolasi dari sampel dan estimasi, di beberapa tingkat kepercayaan, nilai
populasi dan standar deviasi. Para auditor dapat membandingkan nilai-nilai yang dihitung
dengan nilai dalam buku-buku perusahaan atau laporan keuangan. Jika nilai buku di luar
rentang yang dihitung, auditor harus melakukan investigasi lebih dari angka di buku dan

catatan perusahaan.
 Dalam metode lain (rasio dan perbedaan metode) auditor memilih sampel

dan membandingkan nilai item yang diaudit dengan nilai buku untuk mengidentifikasi
perbedaan. Perbedaan ini digunakan untuk memperkirakan kemungkinan besar kesalahan
dalam populasi dan standar deviasi. Dengan demikian auditor dapat menyimpulkan atas dasar
sampel mereka pada tingkat kepercayaan tertentu bahwa jumlah kesalahan dalam populasi
adalah dalam kisaran tertentu. Auditor dapat memutuskan penerimaan dalam kesalahan
tersebut. Jenis variabel sampling ini hanya cocok di mana auditor mengantisipasi sejumlah
besar kesalahan. Variabel sampling sangat tidak umum dalam praktek, terutama karena salah
satu kebutuhan ukuran sampel yang besar untuk menghasilkan perkiraan populasi, yang

membuat metode yang tidak efisien sampling. 


Daftar Pustaka

Gray, Ian. Manson, Stuart, Crawford, Louise. 2015. The Audit Process : Principles, Practice,
and Cases. Hampshire : Cengage Learning EMEA.

Anda mungkin juga menyukai