Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas rahmat
hidayah dan izinNya, serta segenap usaha saya, sehingga dapat menyelesaikan laporan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Pergaulan Bebas”.

Pelaksanaan laporan karya tulis ilmiah ini tidak lain bertujuan untuk menghimbau masyarakat
khususnya di kalangan pelajar agar berhati-hati dalam bergaul. Tak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada Guru pembimbing Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya dalam
mengerjakan laporan karya tulis ilmiah ini.

Laporan ini disusun berdasarkan penelitian, namun dalam penyusunan ini dirasa masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang mendukung dari pembaca sangat
diperlukan. Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi dan semua pembaca
karya ilmiah ini.

Tangerang, 30 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................
KATA MUTIARA .....................................................................................................
KATA PERSEMBAHAN ..........................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan ...............................................................................................
1.5 Metode Penulisan ................................................................................................
BAB II :KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................
2.1 Pengertian Remaja ..............................................................................................
2.2 Ciri-ciri Psikologis ..............................................................................................
2.3 Akibat Yang Ditimbulkan ...................................................................................
2.4 Jalan Keluar ........................................................................................................
Bab III : PEMBAHASAN MASALAH .....................................................................
3.1 Pergaulan Remaja Masa Kini..............................................................................
3.2 Akibat yang ditimbulkan Remaja Masa Kini1....................................................
3.3 Jalan Keluar ........................................................................................................
Bab IV : PENUTUP ...................................................................................................
- Kesimpulan .....................................................................................................
- Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................................................
LAMPIRAN PENELITIAN ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik yang
mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,
keluarga, dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian
khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Banyak kita baca di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang
berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya
sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara
mengatasi pergaulan bebas terhadap remaja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pergaulan Remaja Masa Kini?
2. Akibat yang timbul dari Pergaulan Remaja Masa Kini?
3. Jalan keluar atau usaha yang dapat dilakukan untuk Menghindari Dampak Negatif dari
Pergaulan Remaja Masa Kini?
1.3 Tujuan Penulisan
Karya Ilmiah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulannya
yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya sendiri, keluarga, dan
masyarakat sekitar.
Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas. Maka dari itu perlu kiranya
remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini yaitu menjelaskan secara mendalam dan terperinci tentang pergaulan
remaja masa kini.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu
penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Remaja


Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan
usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB
untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun.Sedangkan dari segi
program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka
yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat
Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa sekarang
pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus modernisasi yang
mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya remajanya pada saat ini.
Ini sangat mengkhawatirkan bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa,
baik buruknya bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda.
Generasi muda saat ini kurang memiliki rasa cinta tanah air, ini dapat dilihat dari lebih gemarnya
anak muda untuk pergi ke bioskop dari pada ke museum-museum sejarah perjuangan bangsa,
mengapa hal ini bisa terjadi? ada beberapa kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut
yakni yang pertama kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron
yang ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi perkembangan anak
selain itu hal-hal yang terkait dengan bangsa ini tidak mendapat sorotan yang tajam mengenai
budaya, masalah sosial yang dapat menimbulkan rasa cinta tanah air.
Hal lain yang dapat menjadi penyebab yakni pendidikan yang kurang sehingga dapat
menyebabkan seseorang tidak tau akan bangsanya sendiri. Pergaulan remaja saat ini sangat
mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya angka pemakai narkoba dan
adanya seks bebas dikalangan remaja, angka remaja yang melakukan seks bebas hingga saat ini
mencapai 50 persen ramaja melakukan hubungan seks diluar nikah.

Ini sangat mengkawatirkan bagi bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi dikalangan remaja
yang menyebabkan seks bebas dapat terjadi.
2.2 Ciri-ciri Fisik dan Psikologis
Bila merujuk pada psikologi perkembangan akan kita temukan pembagian tahap
perkembangan psikologis kita menjadi tiga tahap: sembilan tahun pertama, sembilan tahun kedua
dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun pertama dalam kehidupan kita dapat disebut sebagai
masa kanak-kanak. Pada masa ini kita hamper sepenuhnya bergantung pada perhatian dan
bimbingan orang lain, utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan, apa yg kita pakai,
pilihan sekolah, dan teman hamper semuanya di pengaruhi oleh keputusan dan kebijakan
orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik yg
sangat cepat: mulai dari belajar telungkup, merangkak, berjalan, berbicara, dan berpikir. Usia
remaja berada pada perkembangan psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita
melewati masa kanak-kanak. Pada masa ini kita mulai diajari tantang kemandirian dan
bagaimana membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain itu, karakteristik umum dari
pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada periode usia ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan mantap; pertumbuhan
yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan perubahan-perubahan menginjak usia
remaja mulai tampak. Pada usia ini kita cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa
perubahan suara, mulai tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-
penonjolan pada bagian tubuh tertentu bagi perempuan.
Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan sudah berfungsi
secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut. Parui-paru kita sudah hampir
berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi orang dewasa.
Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada tekanan orang dewasa.
Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal cord ) menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun,
tetapi perkembangan sel-sel yg berkaitan dengan perkembangan mental belum sempurna dan
terus berlanjut selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai
ukuran dewasa dan fungsinya sudah berkembang secara maksimal.
Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi belum memasuki usia
dewasa.
Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja, yg kekanak-kanakan atau remaja yg
sudah mampu berpikir layaknya orang dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita
bergantung pada orang lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa
“ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan perhatian orang
lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang ketergantungan kita dan berjuang
untuk membebaskan diri meskipun kita tidak sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau
kebebasan untuk apa ? Secara tidak langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan
Norton, selam ini kita telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa
kita adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-bukan sekedar
“derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri kita.
Ketergugahan dan keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan menjembatani antara
masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa kanak-kanak kita yg diaktualisasikan
secara lengkap pun belum dpat mempersiapkan diri kita secara baik untuk menghadapi masa
remaja. Tahap krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan
kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut sebuah kehidupan
baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada masa kanak-kanak hanya memeliki
sedikit peran dan pengaruh.
Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas. Istilah “puber”
kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas berarti kelaki-lakian dan
menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan
fisik. Istilah “puber” sendiri berasal dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan,
yg menandakan kematangan fisik. Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari
masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai 15 tahun.
Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah berkaitan dengan proses
kematangn jenis kelamin.
Terlihat pula adanya perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita
dalam lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh kepada
orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru.
Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja disebut sebagai
adolescentia atau adolesensia.
Beberapa tokoh psikologi menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja
pada perubahan-perubahan penting yg terjadi di dalamnya.
Jean Piaget, misalnya, lebih menitik beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap
penting dengan memandang “adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan terjadinya
perubahan-perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek kognitif
seseorang.
Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan masa adolesensia sebagai suatu proses
perkembangan yg meliputi perubahan-perubahan berhubungan dengan perkembangan
psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan orangtua dan cita-cita. F. Neidhart juga
melihat masa adolesensia sebagai masa peralihan ditintau dari kedudukan ketergantungannya
dalam keluarga menuju ke kehidupan dengan kedudukan “mandiri”.
Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang identitas
dalam diri kita pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup tertentu sehubungan dengan
penempatan diri kita, yg tetap dapat dikenal oleh lingkungan walaupun telah mengalami
perubahan baik pada diri kita maupun kehidipan sehari-hari.
Dalam pembahasan kemudian, istilah “adolesensia” diartikan sebagai “masa remaja”
dengan pengertian yg luas, meliputi seluruh perubahan yg terjadi di dalamnya. Remaja
merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yakni antara usia 12
sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja tersebut meninjukan pada masa peralihan sampai
tercapainya masa dewasa, maka sulit menentukan batasan umurnya. Tetapi setidaknya dapat
dikatakan bahwa masa remaja dimulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan
dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada usia 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada anak
permpuan sedangkan pada anak laki-lakinumumnya terjadi di atas 12 tahun.

2.3 Akibat Yang Ditimbulkan


Ada beberapa sebab yang dapat dijadikan alasan merebaknya "wabah mengerikan" ini, di
antaranya adalah:
1. Pengaruh Negatif Media Massa.
Media masssa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin
banyak memasang dan mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen seks serta
kehidupan yang glamour yang jauh dari nilai-nilai Islami. Hal ini diperparah lagi dengan
berkembangnya tehnologi internet yang menembus batas-batas negara dan waktu yang
memungkinkan kawula muda mengakses hal-hal yang bisa meningkatkan nafsu seks.

Informasi tentang seks yang salah turut memperkeruh suasana. Akibatnya remaja cenderung
ingin mencoba dan akhirnya terjerumus kepada sex bebs (free sex).
2. Lemahnya Keimanan.
Hampir semua, bila tidak mau dikatakan semua, perilaku seks bebas, tahu akan beban dosa yang
mereka terima. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu 'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu
sebagai pemimpin. Ini menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.
3. Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai agama.
4. Lemahnya pengawasan orang tua.
5. Salah dalam memilih teman
6. Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal
yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
7. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
8. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
9. Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah
merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
10. Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan
maupun sesama manusia.
11. Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan
tidak terjaga.
12. Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.
13. Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun
salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
2.4 Jalan Keluar
- Menanamkan Nilai Ketimuran
- Mengurangi menonton televisi
- Banyak beraktifitas positif
- Menanamkan keimanan yang kokoh
- Sosialisasi bahaya pergaulan bebas
- Menegakkan aturan hokum
- Munakahat
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pergaulan Remaja Masa Kini


Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa sekarang
pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus modernisasi yang
mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya remajanya pada saat ini.
Ini sangat mengkhawatirkan bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa,
baik buruknya bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda.
Generasi muda saat ini kurang memiliki rasa cinta tanah air, ini dapat dilihat dari lebih gemarnya
anak muda untuk pergi ke bioskop dari pada ke museum-museum sejarah perjuangan bangsa,
mengapa hal ini bisa terjadi? ada beberapa kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut
yakni yang pertama kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron
yang ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi perkembangan anak
selain itu hal-hal yang terkait dengan bangsa ini tidak mendapat sorotan yang tajam mengenai
budaya, masalah sosial yang dapat menimbulkan rasa cinta tanah air.
Hal lain yang dapat menjadi penyebab yakni pendidikan yang kurang sehingga dapat
menyebabkan seseorang tidak tau akan bangsanya sendiri. Pergaulan remaja saat ini sangat
mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya angka pemakai narkoba dan
adanya seks bebas dikalangan remaja, angka remaja yang melakukan seks bebas hingga saat ini
mencapai 50 persen ramaja melakukan hubungan seks diluar nikah. Ini sangat mengkawatirkan
bagi bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi dikalangan remaja yang menyebabkan seks bebas
dapat terjadi.

3.2 Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini


Ada beberapa sebab yang dapat dijadikan alasan merebaknya "wabah mengerikan" ini, di
antaranya adalah:
1. Pengaruh Negatif Media Massa.
Media masssa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin
banyak memasang dan mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen seks serta
kehidupan yang glamour yang jauh dari nilai-nilai Islami.
Hal ini diperparah lagi dengan berkembangnya tehnologi internet yang menembus batas-batas
negara dan waktu yang memungkinkan kawula muda mengakses hal-hal yang bisa meningkatkan
nafsu seks. Informasi tentang seks yang salah turut memperkeruh suasana. Akibatnya remaja
cenderung ingin mencoba dan akhirnya terjerumus kepada sex bebs (free sex).
2. Lemahnya Keimanan.
Hampir semua, bila tidak mau dikatakan semua, perilaku seks bebas, tahu akan beban dosa yang
mereka terima. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu 'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu
sebagai pemimpin. Ini menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.
3. Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai agama.
4. Lemahnya pengawasan orang tua.
5. Salah dalam memilih teman
6. Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal
yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
7. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
8. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
9. Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah
merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
10. Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan
maupun sesama manusia.
11. Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan
tidak terjaga.
12. Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.
13. Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun
salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
3.3 Jalan Keluar
- Menanamkan Nilai Ketimuran
- Mengurangi menonton televisi
- Banyak beraktifitas positif
- Menanamkan keimanan yang kokoh
- Sosialisasi bahaya pergaulan bebas
- Menegakkan aturan hokum
- Munakahat

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan
bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini.
Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian remaja, karang
taruna, dan kegiatan lainnya.
4.2 Saran dan Kritik
A. Saran
Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah
maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

http://abygunlar.blogspot.com/2012/05/dampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja.html
http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/“dampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja/
Husniaty, E.Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif Dan Mandiri.Yogyakarta: Dozz publisher
DISUSUN OLEH :

NAMA : nama
KELAS : XI IPA

Anda mungkin juga menyukai