Fistum
Fistum
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus kreb ditemukan oleh seorang ahli biokimia terkenal bernama Mr. Hans Krebs
Tahun 1973. Siklus kreb dikenal juga dengan istilah siklus asam sitrat, karena senyawa
pertama yang terbentuk adalah asam sitrat. Selain itu, seyawa penyusun pada awal
pembentukan siklus juga dapat berupa asam trikarboksilat (-COOH) yang merupakan gugus
asam sehingga siklus kreb disebut juga siklus asam trikarboksilat.
Pada prinsipnya, Siklus kreb ialah tahapan kedua reaksi aerob yang merupakan
bagian dari proses pernapasan yang panjang . Siklus kreb berlangsung di dalam mitokondria
yang membawa asetat aktif berupa Asetil Ko-A yang dengan oksidasi glukosa diubah
menjadi CO2 dan H2O menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP (adenosin trifosfat)
sebagai energi yang dibutuhkan jaringan.
Siklus asam sitrat (siklus kreb, siklus asam dikarboksilat) merupakan rangkaian
reaksi didalam mitokondria yang menyebabkan metabolisme residu asetil, dengan
membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogenyang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan
penangkapan sebagian besar energi yang tersedia di bahan bakar jaringan, dalam bentuk
ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3−CO~S−KoA, asetat aktif)
suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Siklus Asam Sitrat
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi utama dari Siklus Asam Sitrat
1.3.3 Untuk mengetahui reaksi Siklus Asam Sitrat
1.3.4 Untuk mengetahui tahapan reaksi Siklus Asam Sitrat
1.3.5 Untuk mengetahui faktor penghambat Siklus Asam Sitrat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2.3Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk digunakan
pada sintesis asam lemak.
2.2.4 Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat.
2.2.5 Melakukan pengendalian langsung (produk → bakal produk) atau tidak
langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.
3
Reaksi pertama dari siklus krebs adalah kondensasi asetil-KoA dengan oksaloasetat
untuk membentuk sitrat, dikatalisasi oleh sitrat sintase. Setelah oksaloasetat bergabung
dengan asetil-KoA, molekul air memecah asetil mengarah ke rilis koenzim A dari kompleks.
Reaksi 2: Pembentukan Isositrat
Sitrat yang disusun kembali untuk membentuk bentuk isomer, isositrat oleh enzim
acontinase. Dalam reaksi ini, molekul air akan dihapus dari asam sitrat dan kemudian
dimasukkan kembali di lokasi lain. Efek keseluruhan dari konversi ini adalah bahwa gugus-
OH dipindahkan dari posisi 3 ‘ke 4’ pada molekul. Transformasi ini menghasilkan molekul
isositrat.
Tahap 3 : Oksidasi Isositrat menjadi α-ketoglutarat
4
Alpha-ketoglutarat teroksidasi, karbon dioksida akan dihapus, dan koenzim A
ditambahkan untuk membentuk senyawa 4-karbon suksinil-KoA. Selama oksidasi ini, NAD
+ direduksi menjadi NADH + H +. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah alpha-
ketoglutarat dehidrogenase.
Reaksi 5: Mengubah suksinil -KoA menjadi suksinat
KoA dihapus dari suksinil-KoA untuk menghasilkan suksinat. Energi yang dilepaskan
digunakan untuk membuat guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP) dan Pi oleh
fosforilasi tingkat substrat. GTP kemudian dapat digunakan untuk membuat ATP. Enzim
suksinil-KoA sintase mengkatalisis reaksi ini dari siklus asam sitrat.
Reaksi 6: Oksidasi suksinat menjadi fumarat
Suksinat dioksidasi menjadi fumarat. Selama oksidasi ini, FAD direduksi menjadi
FADH2. Enzim suksinat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan dua hidrogen dari
suksinat.
Reaksi 7: Hidrasi Fumarat menjadi Malat
5
Hidrasi reversibel fumarat menjadi L-malat dikatalisis oleh fumarase (fumarat hidratase).
Fumarase berlanjut ke proses penataan ulang dengan menambahkan hidrogen dan oksigen
kembali ke substrat yang telah dihapus sebelumnya.
Reaksi 8: Oksidasi Malat menjadi oksaloasetat
Malat dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat, senyawa awal dari siklus asam sitrat
oleh dehidrogenase malat. Selama oksidasi ini, NAD + direduksi menjadi NADH + H +.
Jumlah ATP yang dihasilkan selama siklus krebs adalah 12 ATP
3 NAD + = 9 ATP
1 FAD = 2 ATP
1 ATP = 1 ATP
Meninjau seluruh proses, siklus Krebs terutama mengubah kelompok asetil dan air, menjadi
karbon dioksida dan bentuk energi dari reaktan lainnya.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Siklus Krebs menghilangkan energi dari asam sitrat dalam langkah-langkah kecil,
menyimpannya dalam molekul pembawa energi yang beragam: ATP, NADH dan FADH2.
Asam sitrat juga produk pertama yang terbentuk dalam siklus Krebs, dan karena itu asam ini
terjadi dalam metabolisme hampir semua makhluk hidup.
Siklus Krebs sendiri sebenarnya dimulai ketika asetil-CoA bergabung dengan molekul
empat karbon yang disebut OAA (oksaloasetat) (lihat Gambar di atas). Ini menghasilkan
asam sitrat, yang memiliki enam atom karbon. Inilah sebabnya mengapa siklus Krebs disebut
juga siklus asam sitrat. Setelah asam sitrat terbentuk, ia pergi melalui serangkaian reaksi yang
melepaskan energi. Energi akan ditangkap oleh molekul NADH, ATP, dan FADH 2 yaitu
senyawa lain pembawa energi. Karbon dioksida juga dirilis sebagai produk limbah dari reaksi
ini. Langkah terakhir dari siklus Krebs meregenerasi OAA, molekul yang mengawali siklus
Krebs. Molekul ini diperlukan yang pada giliran berikutnya kembali melalui siklus. Dua
putaran diperlukan karena glikolisis menghasilkan dua molekul asam piruvat ketika.
3.2 Saran
Saran kami untuk para mahasiswa biologi Seharusnya kita lebih banyak lagi mempelajari
tentang siklus asam sitrat, agar kita bisa tahu lebih banyak lagi tentang teori-teori siklus asam
sitrat ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Salisbury B. Frank., and Ross, W. Cleon. 1989. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung:
Penerbit ITB
Sunariyati, Siti., Agus Sadono, dan Sri Puryaningsih. 2017. Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan.
Palangkaraya: FKIP UPR
Anonim. 2016. Pengertian dan Fungsi Siklus Asam Sitrat. Diambil dari
http://www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Fungsi-dan-Proses-Siklus-
Krebs-adalah.html