PENDAHULUAN
1
komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-
orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6) pengendalian, (7) penilaian
kinerja.
Kehadiran manajemen sektor publik ini adalah sebagai pihak yang
bertugas mengendalikan dan mengawasi organisasi agar mencapai tujuan dan
menghindarkannya dari kesalahan atau kegagalan.Tentu saja, kegagalan itu
bisa terjadi karena fungsi manajemen itu sendiri tidak berjalan sebagaimana
mestinya.Entah cacat pada satu fungsi atau mungkin secara keseluruhannya
sudah salah.Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan pada salah
satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus
didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai
dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber
daya manusia, dan lingkungan yang mendukung. Struktur organisasi harus
sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena sistem
pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat
pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan
basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja.
2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor
publik.
2. Untuk mengetahui fungsi sistem pengendalian manajemen
3. Untuk mengetahui tipe pengendalian manajemen sektor publik
4. Untuk mengetahui struktur pengendalian manajemen sektor publik
5. Untuk mengetahui proses pengendalian manajemen sektor publik
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
struktur pusat pertanggungjawaban. Selanjutnya pengendalian tersebut
dilaksanakan melalui beberapa proses pengendalian agar pengendalian dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tipe pengendalian
manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (preventive control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan
strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-
program.Sesuai dengan namanya, pengendalian ini dilakukan sebelum
berjalannya proses manajemen sehingga meminimalisir kesalahan dan
merencanakan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi tersebut
dirumuskan dalam bentuk program-program kerja yang harus diselesaikan
dan mencapai tujuan-tujuan jangka pendek yang dicanangkan.
Perencanaan yang detil akan sangat membantu organisasi beroperasi
dengan minim kesalahan dan hal ini tentu saja berdampak pada efektivitas
serta efisiensi kerja.
2. Pengendalian operasional (operational control)
Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan
pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran.Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dan
pengendalian.Tipe pengendalian ini merupakan waktu saat manajemen
melakukan pengawasan terkait pelaksanaan atau operasional organisasi,
yaitu dalam bentuk berjalannya program-program kerja yang disusun.Alat
pengawasan pada tipe pengendalian ini adalah anggaran yang dibuat di
awal tahun kerja untuk setiap program kerja yang dibuat. Anggaran dana
ini akan menjadi alat yang menghubungkan antara perencanaan dengan
pengendalian.
3. Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.Jika program kerja
sudah diselesaikan atau organisasi telah mencapai tahun akhir kerja, maka
manajemen melakukan tipe pengendalian ketiga yaitu pengendalian
kinerja melalui penilaian program kerja dan bagaimana kinerja orang-
5
orang dalam organisasi tersebut.Evaluasi terhadap kinerja tahun
terkait bisa berdasarkan poin-poin yang sudah dicapai pada setiap program
kerja yang sudah direncanakan dari awal atau dibandingkan dengan kinerja
tahun lalu sebagai standarnya.
6
2.3.1.1 Pusat Biaya (Expense Center)
7
tidak sebanding lurus dengan pengorbanan atau biaya yang terjadi. Hal ini
menjadi isyarat bagi pimpinan untuk cermat dalam mengkaji pengendalian
biaya yang relative dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan.
Contohnya biaya riset pemasaran.
8
h) Memudahkan kantor pusat untuk memperoleh informasi
profitabilitas dari komponen produk-produk perusahaan.
i) Untuk meningkatkan kinerja bersaing karena outputnya siap pakai
atau jelas, dan sangat responsif terhadap tekanan.
9
c) Mengambil keputusan untuk melepas atau mengurangi investasi
yang tidak memberikan kembalian (return) yang memadai.
10
manajemen untuk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan dengan hasil yang
telah dicapai dengan anggaran. Jika sistem pengendalian anggaran berjalan
dengan baik, maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan
tepat waktu.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau penyimpangan.
Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian yang paling kompeten untuk
menyiapkan anggaran karena merekalah yang paling dekat dan berhubungan
langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat pertanggungjawaban
dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting atau
participative budgeting. Keberadaan departemen anggaran dan komite anggaran
pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya
anggaran yang efektif.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya
banyak diketahui oleh bagian departemen anggaran. Departemen anggaran
memiliki fungsi sebagai berikut:
11
Saluran komunikasi formal terdiridari aktivitas formal dalam organisasi yang
meliputi :
12
2.4.1 Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan ,
sasaran,target (outcome),arah dan kebijakan , serta strategi organisasi.
Perumusan strategi merupakan tugas dantanggung jawab manajemen
puncak (top management).Strategi yang di hasilkan dari proses
perumusan strategi merupakan strategi global(makro) atau dalam
perusahaan disebut corporate level strategy. Strategy makro
tersebutkemudian di jabarkan (break down) menjadi strategi yang lebih
mikro dalam bentukprogram-program, kegiatan , atau proyek (dalam
perusahaan di sebut unit business levelstrategy). Untuk melaksanakan
program tersebut di perlukan anggaran dan pusatpertanggungjawaban
dalam bentuk unit-unit kerja organisasi sebagai alat perencanaan
danpengendalian anggaran.
Strategi organisasi di tetapkan untuk memberikan kemudahan
dalam mencapai tujuanorganisasi.Salah satu metode penentuan strategi
adalah menggunakan analisis SWOT(strength, weakness,opportunity,
threat). AnalisisSWOTdikembangkan dalammenganalisis faktor
internal organisasi yang menjadi kekuatan dan kelemahan
organisasi(care competence) dan memperhitungkan faktor eksternal
berupa ancaman dan peluang.Strategi perusahaan dapat berubah atau
mengalami revisi (strategy revision) jika terdapatlingkungan yang
berubah yang di pengaruhi oleh adanya ancaman (threat) dan
kesempatan(opportunity)misalnya adanya inovasi teknologi baru,
peraturan pemerintah baru, atauperubahan lingkungan politik dan
ekonomi local dan global.
13
Gambar1: Proses Perumusan Strategi
Analisis Eksternal: Analisis Internal:
Ekonomi,soial,pilitik, Teknologi yang
peraturan (regulasi) dimiliki
trend global Sumber daya
Teknologi baru Sumber daya alam
Sumber daya manusia
Infrastruktur dsbnya
Strategi
14
Gambar 2. Model Perumusan Strategi pada Organisasi Sektor Publik
Innitiate and
agree process
Internal
Ekternal
Environmental
Environmental
Analysis
Analysis
Strength & Strategic Opportunity
weakneses issues and threats
Strategics
PEST ANALYSIS
Political
Economic
Vision for the Sociological
future
Technical
Actions
Outcomes
15
2.4.2 Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Sistem pengendalian manajemen di awali dari perencanaan sgtrategik
(strategik planning).Perencanaan strategik adalah proses penentuan
program-program , aktivitas, atau proyek yangakan di laksanakan oleh
suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yangakan di
butuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi
merupakanproses untuk mementukan strategi, sedangkan perencanaan
strategik adalah prosesmenentukan bagaimana mengimplementasikan
strategi tersebut.
16
Gambar4. Sistem Manajemen Strategik pada Pemerintah Daerah
Ukuran Justifikasi
penjelas
17
2.4.2.1 Manfaat Perencanaan Strategik Bagi Organisasi
Perencanaanstrategik sangat penting bagi organisasi.Manfaat
perencanaan strategikbagi organisasi antara lain :
a. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
b. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi
yang telah ditetapkan
c. Sebagai sarana untuk memfasilitasi di lakukannya alokasi sumber daya
yang optimal(efektif dan efisien)
d. Sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek
e. Sebagai sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara
lebih jelas
f. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi
Tujuan utama perencanaan strategik adalah meningkatkan komunikasi
antara manajer puncak dengan manajer dibawahnya, sehingga
memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer
level dibawahnya mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan, yang nantinya akan mendorong goal
congruence.
18
reorganisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi dan desain
sitem pengendalian manajemen.
b) Proses dan praktik implementasi di lapangan
Proses dan praktik implementasi di lapangan terkait dengan prosedur dan
systempengendalian. Perencanaan strategik tidak akan efektif jika
prosedur dan systempengendalian tidak sesuai dengan strategi. Harus ada
kejelasan wewenang dan tanggungjawab, pendelegasian wewenang dan
tugas. Selain itu harus di dukung dengan adanyaregulasi keuangan,
pengendalian personel,dam manajemen kompetensi restrukturisasi
danreorganisasi.
c) Kultur organisasi
Kultur organisasi terkait dengan lingkungan kinerja dan kesediaan anggota
untukmelakukan perubahan.Perencanan stratgeik harus di dukung dengan
budaya organisasiyang kuat.Perencanaan strategik harus diikuti dengan
perubahan perilaku dan sikapanggota organisasi untuk melaksanakan
program-program secara efektif dan efisien.Masalah lain adalah adanya
resistensi untuk berubah, terutamajika ada isu akan di lakukannya
restrukturisasi dan reorganisasi.
2.4.3 Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor
publik merupakantahap yang dominan. Proses penganggaran pada
organisasi sektor publik memilikikarakteristik yang agak berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta. Perbedaantersebut terutama adalah
adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat
kebutuhanmasyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan,
pendidikan,dan sebagainyaagar terjamin secara layak. Anggaran
merupakan blue print keberadaan sebuah negaradan merupakan arahan di
masa yang akan datang.
19
2.4.3.1 Fungsi Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi yang terkait dengan
pengendalian manajemen, yaitu:
a. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencakan tindakan apa yang akan
dilakukan oleh pemerintah, berupa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil
yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.Anggaran sebagai alat
perencanaan digunakan untuk:
- Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan
misi yang ditetapkan,
- Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi sertamerencanakan alternatif sumber pembiayaannya,
- Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah
disusun,
- Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapian strategi.
20
penghargaan danhukuman di gunakan sebagai pendorong bagi pencapaian
strategi. Sistem penilaiankinerja dan mekanisme reward & punishment
harus didukung dengan manajemenkompensasi yang memadai.
Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting
untukmendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan
organisasi. Intensif positifbagi pencapaian tujuan di sebut penghargaan (
reward).Pemberian imbalan (reward)dapat berupa finansial dan non
finansial sepertipshycological reward dan social reward. Imbalanatau
penghargaan yang sifatnyafinansial misalnya berupa kenaikan gaji, bonus,
dan tunjangan.
21
tahun 2007 luashutanmeningkatmenjadi9,15%,peningkatan tersebut tidak
terlalu berartiuntukmenutupikerusakanhutan.Penyebab dari lenyapnya
sebagian hutanlindung sungai pulai disebabkan karena kawasan tersebut telah
berubah fungsimenjadi lahan perkebunan kelapa Sawit, perladangan dan
sebagian dijadikan tempattinggal oleh masyarakat.
Dari hasil pendataan yang dilakukanpada tahun 2006, dapat diketahui
bahwa di dalam kawasan Hutan Lindung SungaiPulai wilayah Kota
Tanjungpinang telah dihuni oleh 57 Kepala Keluarga yangmempunyai
kecenderungan bertambah dari hari ke hari. Selain itu, terdapat 41 buahrumah
permanen, 43 buah rumah semi permanen/pondok, sebuah masjid,
sebuahpesantren dan satu komplek pemakaman muslim. Dari sekitar 313
hektar kawasan Hutan Lindung Sungai Pulai yang
beradadiwilayahadministratifKotaTanjungpinang, diperoleh data awal
bahwadokumen penguasaanlahanolehmasyarakat berupa sertifikat seluas
14,48persen, alas hak 0,99 persen,surat tebas13,58 persen, SKGR 2,83 persen,
buktipajak 2,80 persen, bukti surat jual beli 2,27 persen, surat pernyataan
menguasai tanah21,27 persen, bersedia diukur namun tidak melampirkan bukti
penguasaan 18,41persen dan lahan yang penguasanya tidak bersedia didata
dan diukur seluas 23,37persen.
Fungsi utama Hutan Lindung
SungaiPulai,adalahsebagaipenyanggakelansungan waduk Sungai Pulai,
sebagaisumber air minum bagi wilayah KotaTanjung Pinang. Hutan lindung
sungaipulai begitu penting bagi mayarakat kepri khususnya kota
Tanjungpinang, karenaHutan Lindung Sungai Pulai merupakan
sumberairKotaTanjungPinang(Bendungan S. Pulai) yang dikelola oleh
perusahaan daerah air minum. Akibat darihilangnya kawasan penyangga
hutanlindungSungaiPulai menimbulkandampak menurunnya debit air pada
waduk sungai. Kondisi tinggi muka air (TMA) Waduk Sungai Pulai saat ini
cukup kritis.Terhitung sejak 29 Agustus 2015, dan berdasarkan skala alat ukur
ketinggian airWaduk Sungai Pulai mencapai minus hingga 53 Cm. Hal ini
juga disebabkanoleh beberapa faktor, diantaranya peluang hujan yang masih
rendah dan hujan yangterjadi merupakan hujan dengan skala lokal di wilayah
22
tertentu serta rusaknyahutan yang berada di hulu Waduk Sungai Pulai dan tali
air (aliran air) yang bermuara ke Waduk Sungai Pulai.
Untuk mengantisipasi kekurangan debitair tersebut, PDAM Tirta Kepri
telah dan akan melakukan beberapa kegiatan dalam upaya mengoptimalkan
operasional Waduk Sungai Pulai yakni melakukan pengerukan Waduk Sungai
Pulai, Serta melakukankoneksi jaringan pipa distribusi utama dari pipa Gesek
ke pipa PCM di Bintan Center.Merencanakan suplei air baku dari
instalasipengolahan air (IPA) Sungai Gesek dan (IPA) Kolong Enam Kijang
ke (IPA) Sungai Pulai. PDAM Tirta Kepri juga mencari sumber – sumber
alternatif air baku lainnya.
Untukmenjagakelestarianhutanlindung sungai pulai di perlukan berbagai
pihak yang terkait untuk menanganimasalah yang terjadi diatas. Pihak yang
paling berwenang untuk melaksanakan tugas ini adalah Dinas Pertanian,
Perkebunan dan peternakan Provinsi Kepulauan Riau, yang mana Dinas
Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Propinsi Kepulaun Riau merupakan
Instansi yang diberikan wewenang dantugas untuk menjaga, melindungi,
memelihara serta mencegah terjadinya kerusakan dikawasan hutan lindung
sungai Pulai.
Agar mendapatkan hasil yang baik, maka diperlukan sistem pengendalian
manajemen sektor publik yang baik pula untuk menjalankan tugas dan fungsi
melestarikan dan menjaga hutan lindung sungai pulai dari kerusakan.
Pengendalian manajemen sektor publik di perlukan untuk membuat keputusan
apa saja yangakandiambilolehDinasPertanian,Kehutanan dan Peternakan
Propinsi Kepulauan Riau dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan yang di inginkan olehDinas Pertanian, Kehutanan dan
Peternakan Propinsi Kepulauan Riau.
Jikadilihat dari permasalahan diatasmaka dapat disimpulkan bahwa,
banyaknya kawasan hutan lindung sungai pulai yang telah rusak diakibatkan
karenakurangnya sistem pengendalian manajemen sektor publik terhadap
kerusakan hutan lindung sungai pulai, keputusan dan langkah-langkah yang
diambil oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Propinsi Kepulauan
Riau sangat minim, akibatnya hutan lindung sungai pulai yang awalnya
23
berfungsisebagai daerah serapan air dan waduk air bersih sekarang telah
berubah fungsinyamenjadikawasanperkebunan danpemukiman masyarakat.
Permasalahan inidiharapkan kedepannya mendapat solusi yang baik agar tidak
terjadi kerusakan yang semakin besar dikawasan hutan lindung sungai pulai.
Mengingat pentingnya kawasan hutan lindung sungai pulai ini, maka di
perlukantindakan dan langkah-langkah yang baik dalam menjaga, memelihara,
melindungi dan mencegah terjadinya kerusakan.Ada
beberapakomponenyangharusdiperhatikan di dalam sistem pengendalian
manajemen,diantaranyaadalahketersediaan staf pelaksana, maupun aturandan
prosedur dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Dalam penggerakan staf
dapatdilakukan dengan penyampaian uraian tugas maupun pelaksanaan bagi
staf sertamelakukan upaya pengawasan terhadap tugas dan fungsinya.
2.5.1.2 Pembahasan
Untuk melihat sistem
pengendalianmanajemensektorpublikterhadapkerusakan hutan lindung sungai
pulai ( Studikasus di Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi
Kepulauan Riau), maka akan mengacu kepada pendapat Mahmudi (2007:56),
yang dapat dilihat dengan dimensi yaitu:
24
1) Visi dan Misi
Visi dan Misi merupakansuatu konsep perencanaan yangdisertai
dengan tindakan yang
sesuaidenganapayangdirencanakanuntukmencapaimanajemen yang baik di
DinasPertanian,KehutananDan Pertenakan Provinsi Kepulauan Riau
terhadap kerusakan hutan lindung Sungai Pulai. Visi dan misitersebut
meliputi perumusan danpenjelasan visi dan misi Dinas Pertanian,
Kehutanan Dan Pertenakan Provinsi Kepulauan Riau. Indikator dari visi
dan misiini sebagai berikut:
a) Perumusan visi dan misi
Visi danmisi merupakan elemen penting yang harus ada didalam
organisasi.Visi dan misi digunakan agardalampelaksanaan tugas tidak
melenceng dari tujuan utama yang ingin dicapai oleh
organisasi.Perumusan visi dan misi sesuai dengan ruang lingkup
organisasi, yang mana perumusan ini merupakan langkah awal untuk
menyusun rencana, tujuan dan bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut.
Begitu jugayangdilakukanolehDinas Pertanian, Kehutanan dan
Peternakan ProvinsiKepulauan Riau khususnya dibidang kehutanan,
telah melakukan perumusan visidan misi sesuai dengan ruang lingkup
tugas DinasPertanian, Kehutanan dan PeternakanProvinsiKepulauan
Riau khususnya dibidang Kehutanan.
b) Penjelasan visi dan misi
Visi dan misi merupakan pandangan organisasi untuk mencapai
maksud dan tujuannya. Setelah perumusan visi dan misi di buat,
selanjutnya visi dan misi tersebut harus di beri penjelasan untuk apa
dan bagaimana visi dan misi ini bisa berjalan dengan baik. Penjelasan
visi dan misi suatu organisasi diperlukan untuk menjelaskan tujuan dan
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut.
Begitu juga penjelasan visi dan misi Dinas Pertanian,Kehutanan
Dan PertenakanProvinsi Kepulauan Riau sesuai dengan tugas
danfungsi sudah dilaksanakan.Kegiatan ini dilaksanakan untuk
25
menjelaskan kepadastaf atau pihak yang di berikewenangan untuk
menjalankan tugas dan fungsinya dalam bidang kehutanan.
26
harus diambil. Begitu juga penyusunan rencana anggaranyang
dilakukan oleh Dinas Pertanian, Kehutanandan Peternakan Provinsi
Kepulauan Riau untuk membuat suatu perencanaan anggaran atau
biaya terhadap program dan kegiatan khususnya dibidang kehutanan
dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.
Penyusunan rencana anggaran bertujuan untuk merumuskan
rencana kegiatan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap
berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh Dinas Pertanian,
Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau khususnya
dibidang kehutanan. Penganggaran juga merupakan komitmen penting
terkait dengan harapan dan tujuan yang diinginkan.
3) Sistem Implementasi
Sistem implementasi yaitutindakan untuk mengusahakan bagaimana
manajemen yang baik dan berusaha untuk mencapai sasaran dengan
perencanaan yang sudah dibuat oleh Dinas Pertanian, Kehutanan Dan
Pertenakan Provinsi Kepulauan Riau.Implementasi tersebut meliputi
pelaksanaan dan pemberian tugas.
a) Melaksanakan kegiatan reboisasi, perlindungan, pengawasan
Pelaksanaan kegiatan sebagai usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan semuarencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan
dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang
diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat
pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya. Kegiatan reboisasi,
perlindungan, pengawasan dan sebagainya, merupakan usaha dan kegiatan
yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi
Kepulauan Riau khususnya dibidang kehutanan untuk menjaga dan
melestarikan hutan dari ancaman kehancuran dan kepunahan.
Pelaksanaan kegiatan sepertireboisasi merupakan kegiatan penting
yang harus dilakukan Dinas Pertanian, kehutanan dan peternakan Provinsi
Kepulauan Riau dalam memelihara dan mengembalikanhutan yang sudah
27
rusak.Sedangkan untuk perlindungan dan pengawasan diperlukan untuk
menjaga hutan yang belum mengalami kerusakan.
Kegiatan perlindungan dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau
khususnya dibidang kehutanan menemui kendala-kendala, seperti untuk
melakukanpengawasan, bidang kehutanan kekurangan personil atau staf
yang bertugas untuk mengawasi hutan. Kendala lainnya adalah banyaknya
oknum pihak, anggota dan aparat terkait yang melakukan pelanggaran di
kawasan hutan lindung sungai pulai, seperti membuka lahan perkebunan,
melindungi warga yang bermukim di kawasan hutan lindung, sehingga
ketika terjadi penertiban di lokasi tersebut, akan mengalami gangguan dan
ancaman dari oknum aparat atau pihak-pihak.
b) Mengadakan sosialisasi dan bimbingan.
Kegiatan sosialisasi merupakan hal yang sangat pnting untuk diadakan.
Kegiatan sosialisali juga memberikan keterampilan dan pengetahuan yang
di butuhkan seseorang untuk mempelajari cara-cara hidup, norma, dan
nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang.
Begitu juga kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan
danPeternakan khususnya dibidang kehutan merupakan salah satu langkah
untuk mewujudkan tujuan yang akan di capai. Kgiatan ini juga dilakukan
untuk mengendalikan masyarakat atau oknum yang dengan sengaja atau
tidaksengaja merambah hutan agar tidak melakukannya lagi.Memberi
pengetahuan dan masukan kepada masyarakat untuk menanam rasa
kecintaan dan kepeduliannya terhadap lingkungan khususnya hutan yang
mana harus di jaga dan dilestarikan.
4) Pemantauan (monitoring)
Implementasi rencana memerlukan pemantauan, pemantauan
merupakan upaya yang dilakukan Dinas Pertanian, Kehutanan Dan
Pertenakan Provinsi Kepulauan Riau untuk mengetahui apakah
pelaksanaan manajemen yang sudah dibuat sudah berjalan sesuai dengan
28
perencanaan sebelumnya.Pemantauan tersebut meliputi pemantauan
langsung dan pemantaun tidak langsung.
1) Pengawasan langsung
Pemantauandalam manajemen adalah upaya sistematis dalam
menetapkan standar kinerja dan berbagai tujuan yang direncanakan,
mendesain sistem informasi umpan balik, membandingkan antara kinerja
yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan apakah terdapat penyimpangan dan tingkat signifikansi dari
setiap penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan yangdiperlukan
untuk memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan digunakan
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
Pengawasan langsung merupakan pengawasan yang dilakukan secara
langsung oleh staf atau personil yang ada di lokasi.Begitu juga
pengawasan yang di lakukan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Peternakan Provinsi Kepulauan Riau khususnya bidang kehutanan dalam
menjalankan kewajiban dan tugasnya untuk melindungi hutan lindung
untuk melaksanakan pengawasan tersebut.Akibat dari kendala anggaran,
semua tugas dan fungsinya tidak bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Propinsi Kepulauan Riau
memiliki kendala dalam melaksanakan pengawasan langsung dilapangan.
Banyaknya pemukiman warga yang ada di kawasan hutan lindung sungai
pulai menjadi kendala dalam penertiban dan pengosongan lokasi.Setiap
kali dilakukan penertiban pasti ada pihak-pihak yang menghalang kegiatan
tersebut, seperti oknum berwajib yang memiliki kenalan atau saudara di
lokasi tersebut, sehinga penertiban di berhentikan guna menghindari
keributan kepada pihak berwajib yang tidak bertangung jawab.
29
ini bertujuan untuk mengolah data atau informasi yang ada mengenai
masalah yang terjadi dilapangan.
2.5.1.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator yang ditampilkan berkenaan
dengan judul Sistem Pengendalian Manajemen SektorPublik Terhadap
Kerusakan Hutan Lindung Sungai Pulai (Studi kasus Dinas Pertanian,
Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Riau), maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Penjelasan visi dan misi ini dilakukan berdasarkan bidangnya masing-
masing, khususnya dibidang kehutanan dijelaskan visi dan misi berdasarkan
tugas dan fungsinya dibidang kehutanan dalam rangka untuk mencapaitujuan
yang dinginkan berdasarkan visi dan misi yang sudah di rumuskan
sebelumnya. Perencanaan kegiatan Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Peternakan Provinsi Kepulauan Riau salah satunya menjaga, memelihara,
melindungi serta mengamankan hutan lindung sungai pulai. Selanjutnya
adalah penyusunan rencana anggaran. Penyususnan rencana anggaran ini
sangat penting untuk melancarkan kegiatan yang dilakukan.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, seperti melakukan reboisasi,
perlindungan dan pengawasan dan pencegahan terhadap kerusakan hutan
lindung sungai pulai. Kegiatan selanjutnya yaitu mengadakan sosialisasi dan
bimbingan kepada masyarakat yang berada di sungai pulai. Semua kegiatan
tersebut sudah dijalankan, tetapi kegiatan tersebut belum terlaksana dengan
baik karena kekurangan personil atau staf dan kurangnya sarana danprasarana
untuk melaksanakannya. Pemantauan dilakukan melalui dua cara yaitu
pemantauan langsung dan pemantauan tidak langsung.
Pemantauan langsung ini dilakukanuntuk melihat langsungbagaimana
situasi yang sedang terjadi di lapangan. Tetapi pemantauan ini belum berjalan
lancar dan maksimal karena banyaknya kendala yang dihadapi. Kendala-
kendala tersebut yaitu kurangnya saranana dan prasaran, kurangnyajumlah staf
atau personil yang bertugas dilapangan.
30
2.5.2 BPK: Sistem Pengendalian Internal Kementerian Lemah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
menyoroti sistem pengendalian internal (SPI) kementerian/lembaga yang
dinilai masih lemah sehingga terdapat temuan-temuan yang ditemukan BPK
dalam laporan keuangan.
Anggota BPK I Agung Firman Sampurna mengatakan setidaknya ada 29
temuan signifikan berdasarkan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Kementerian Lembaga (LKKL) tahun 2016 pada 15 entitas pemeriksaan di
lingkungan Auditorat Keuangan Negara (AKN) I.
Adapun 15 entitas tersebut adalah Kemenko Polhukam, Lembaga Sandi
Negara, BIN, Lemhannas, Wantannas, BNPT, Bakamla, Komnas HAM, KPK,
BNN, Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu, BMKG, dan Basarnas.
"Temuan signifikan yang disebabkan lemahnya sistem pengendalian
internal dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan," ujar
Agung saat menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas LKKL
Tahun 2016 pada 15 entitas tersebut di Jakarta, Senin (29/5).
Agung menyebutkan 29 temuan itu terdiri dari 11 temuan karena
kelemahan sistem pengendalian internal dan 18 temuan terkait ketidakpatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Dia memerinci 11 temuanyang terkait kelemahan sistem pengendalian
internal di antaranya penerapan basis akrual belum memadai, penetapan status
aset tetap belum tuntas, penatausahaan persediaan belum memadai,
pemanfaatan barang milik negara belum sesuai ketentuan, lemahnya
pengelolaan kas, penatausahaan piutang paten kurang memadai, serta
pencatatan dan pelaporan hibah tidak memadai.
Sedangkan, 18 temuan yang terkait ketidakpatuhan terhadap undang-
undang diantaranya :pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan belanja
barang yang tidak tertib, paket pekerjaan yang terlambat belum dikenakan
denda, pengadaan barang tidak sesuai spesifikasi, belanja perjalanan dinas
lebih bayar, setoran sisa dana hibah tidak sesuai ketentuan, serta pemberian
tunjangan kinerja dan uang makan pegawai belum sesuai kebutuhan.
31
"BPK berharap agar kementerian/lembaga dapat menindaklanjuti
rekomendasi BPK sesuai ketentuan.BPK juga mengapresiasi kepada
kementerian/lembaga yang telah menindaklanjuti temuan BPK selama
pemeriksaan masih berlangsung," kata Agung.
Dari hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi BPK pada 19 entitas di
AKN I untuk periode 2005 sampai semester I 2016, sebanyak 12.109
rekomendasi atau 78,66 persen senilai Rp3,85 triiliun telah ditindaklanjuti
sesuai rekomendasi.
Dari seluruh LHP atas LKKL di AKN I, terdapat empat LHP LKKL yang
belum memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).Agung
mengingatkan kepada kementerian/lembaga yang belum memperoleh opini
WTP BPK untuk menyusun Rencana Aksi Perbaikan Laporan
Keuangan."Rencana aksi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi
kementerian/lembaga untuk optimalisasi pengelolaan data transaksi keuangan
dan penyusunan laporan keuangan," ujar Agung.
32
a) Mempersiapkan SDM dengan memberikan pendidikan dan pelatihan
mengenai Sistem Akuntansi Pemerintah yang berbasis akrual.
b) Mengambil contoh model Kementrian yang sudah terlebih dahulu
mengimplementasikan SAP berbasis akrual.
2) Penetapan status aset tetap belum tuntas
Persoalan tersebut dapat diperbaiki dengan cara :
a) Memperbaiki sistem pencatatan inventaris aset tetap
b) Mempekerjakan appraisal independen untuk menilai aset tetap pada nilai
wajarnya sehingga tidak ada aset yang disajikan melebihi atau kurang dari
nilai yang seharusnya (nilai wajar).
3) Penatausahaan persediaan belum memadai
Persoalan tersebut dapat diperbaiki dengan cara :
a) Memastikan persediaan telah dicatat dengan metode dan nilai yang benar.
b) Melakukan pengawasan persediaan dengan mencocokkan nilai catatan
dengan nilai fisik persediaan yang real.
c) Melakukan pengawasan jumlah persediaan yang dibutuhkan agar tidak
terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan.
d) Melakukan budgeting control terkait persediaan
4) Pemanfaatan barang milik negara belum sesuai ketentuan
Persoalan tersebut dapat diperbaiki dengan cara :
a) Menilai kembali rencana pengadaan aset tetap dan juga nilai anggarannya
apakah telah mendukung operasi instansi serta dianggarkan pada nilai
yang wajar.
b) Melakukan peningkatan pengawasan aset agar tidak dimanfaatkan oleh
yang tidak berhak.
c) Melakukan pengecekan fisik aset
d) Meningkatkan otorisasi perijinan penggunaan aset.
5) Lemahnya pengelolaan kas
Persoalan tersebut dapat diperbaiki dengan cara :
a) Memperbaiki SOP penerimaan dan pengeluaran kas.
b) Meningkatkan pengawasan dan otorisasi penggunaan kas.
33
6) Penatausahaan piutang paten kurang memadai
Persoalan tersebut dapat diperbaiki dengan cara :
a) Memeriksa kembali penilaian piutang paten.
b) Melakukan konfirmasi dan emastikan kembali tidak ada hubungan
istimewa antara pemegang hak paten dengan salah satu pejabat instansi,
sehingga kemungkinan pembajakan paten atau piutang paten tak tertagih
tidak terjadi.
7) Pencatatan dan pelaporan hibah tidak memadai.
Persoalan tersebut dapat diperbaiki dengan cara :
a) Budgeting control terhadap nilai hibah
b) Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan hibah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta memastikan keabsahan kode register
penerima hibah.
c) Mengawasi penggunaan dana hibah dengan memastikan kelayakan SPJ
dana hibah.
d) Memastikan seluruh sisa penggunaan dana hibah telah disetorkan kembali
ke KPPN.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Perencanaan
2) Koordinasi
3) Komunikasi informasi
4) Pengambilan keputusan
5) Memotivasi
6) Pengendalian
7) Penilaian kinerja
35
3.2 Saran
Dalam makalah ini sebenarnya kami belum terlalu memuat berbagai pengetahuan,
masih banyak kekurangan yang kami bahas dalam makalah ini, oleh karena itu
kami sebagai pembuat makalah meminta, jangan hanya membaca atau berfokus
pada makalah yang kami buat ini, masih banyak referensi-referensi yang berbobot
dalam menguraikan penjelasan sesuai judul dalam makalah ini.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/05/29/oqp3uo428-
bpksistem-pengendalian-internal-kementerian-lemah diakses pada Rabu,
28 maret 2018 pukul 09:58.
https://shelmi.wordpress.com/2010/10/25/perencanaan-dan-pengendalian-
persediaan-2/diakses pada Rabu, 28 maret 2018 pukul 10:23
http://yanurto.blogspot.co.id/2010/12/bab-i-pendahuluan.html pengendalian
internal kas, diakses pada Rabu, 28 maret 2018 pukul 10:29
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/2013/artikel/pengendalian-intern-atas-
pengelolaan-aset-negara diakses pada Rabu, 28 maret 2018 pukul 10:30
https://marishaulfabasri08.wordpress.com/2017/06/06/bagaimana-cara-
pengendalian-dan-penghapusan-piutang/ diakses pada Rabu, 28 maret
2018 pukul 10:44
http://www.klikanggaran.com/anggaran/rp-353-m-piutang-paten-tak-tertagih-
kenapa-ya.html diakses pada Rabu, 28 maret 2018 pukul 10:59
http://www.akuntansipemerintahan.com/2017/01/26/hibah-langsung-uang-dan-
akuntansinya/diakses pada Rabu, 28 maret 2018 pukul 11:11
37
38