Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

VOLTAMETRI

OLEH :

KELOMPOK I

AGNES ROSALINA SINURAT 1601011238


AGUSTINA PARDEDE 1601011003
FARAH NURFADILA 1601011066
FRISKA GULO 1601011070
IDA HAIRANI 1601011242
MUTIARA SILVIA SINAGA 1601011136
TIARI NELSIWATY SITOHANG 1601011210

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Voltametri”
tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Kimia
Analisa Kuantitatif Dasar, selain itu untuk mengetahui dan memahami Voltametri.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan , 10 November 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar


elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan
antara besaran listrik dengan reaksi kimia, yaitu menentukan satuan-satuan listrik
seperti arus, potensial, atau tegangan, dan hubungannya dengan parameter-parameter
kimia .
Dalam teknik voltametri, potensial yang diberikan dapat diatur sesuai
keperluan. Kelebihan dari teknik ini adalah sensitifitasnya yang tinggi, limit deteksi
yang rendah dan memiliki daerah linier yang lebar. Selama proses pengukuran,
konsentrasi analit praktis tidak berubah karena hanya sebagian kecil analit yang
dielektrolisis. Potensial elektroda kerja diubah selama pengukuran, dan arus yang
dihasilkan dialurkan terhadap potensial yang diberikan pada elekroda kerja. Arus
yang diukur pada analisis voltametri terjadi akibat adanya reaksi redoks pada
permukaan elektroda. Kurva arus terhadap potensial yang dihasilkan disebut dengan
voltamogram.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah yang diambil oleh penulis dalam pembuatan makalah ini :
a) Prinsip Voltametri
b) Mekanisme Kerja Voltametri
c) Aplikasi Voltametri Dalam Voltametri Siklik Sodium Dedocyl Benzen
Sulfonat Dalam Berbagai Elektroda Dan Elektrolit Pendukung.
1.3 Tujuan
Setelah mempelajari Kimia fisik tentang pergerakan molekul difusi tersebut
mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat mengetahui metode analisis voltametri
2. Mahasiswa memperoleh pemahaman dari contoh aplikasi analisis dengan metode
analisisvoltametri.
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Voltametri
2.1.1 Analisis Voltametri
Voltametri adalah metode elektrokimia dimana arus diamati pada pemberian
potensial tertentu. Voltametri berasal dari kata volt – ampero – metry. Kata volt
merujuk pada potensial, amperro merujuk pada arus, dan metry merujuk pada
pengukuran, sehingga dapat diartikan bahwa voltametri adalah pemberian potensial
pada elektroda kerja dan arus yang timbul dari hasil reaksi diukur. Timbulnya arus
disebabkan karena terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi pada permukaan elektroda.
Arus yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi analitdalam larutan.
Seiring kemajuan elektronika, teknik voltametri juga mengalami perkembangan yang
cukup pesat dengan semakin akuratnya pemberian potensial dan pengukuran arus.
Beberapa aplikasi voltametri diantaranya untuk analisis di bidang lingkungan,
farmasi, sintesis senyawa kompleks, dan sintesis senyawa organik (Skoog, et al,
1998). Modulasi pemberian potensial juga lebih bervariasi dengan kontrol komputer,
sehingga sensitivitas dan selektivitas semakin
meningkat.
Voltametri merupakan metode analisis menggunakan teknik potensial
terkontrol yaitu pengukuran respon arus dari analit dengan pemberian potensial pada
elektroda. Respon arus yang dihasilkan berasal dari transfer elektron selama proses
oksidasi dan reduksi dari analit. Secara termodinamika potensial elektroda dapat
digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Reaksi yang terjadi berdasarkan
persamaan Nernst, sebagai berikut :

2,303𝑅𝑇 𝐶𝑜
E = E + log log 𝐶𝑟
𝑛𝐹
Dimana :
E0 = potensial standar reaksi redoks yang terjadi
R = tetapan gas mutlak
T = temperatur (K)
F = bilangan Faraday
CO = konsentrasi analit yang teroksidasi
Cr =konsentrasi analit yang tereduksi.

Arus yang dihasilkan dari reaksi oksidasi reduksi tersebut dinamakan arus Faraday,
karena mengikuti hukum Faraday (1 mol bahan memberikan n x 96478 Couloumb
listrik). Hasil plot arus Faraday versus potensial dinamakan voltamogram.
Ion-ion analit dalam larutan akan bergerak menuju permukaan elektroda ketika
potensial diterapkan.
Mekanisme gerakan transport massa/migrasi ion dari larutan menuju
permukaan elektroda melalui 3 cara yaitu :
1. Difusi, adalah migrasi yang dikarenakan adanya suatu gradient
konsentrasi. Arus ini disebabkan migrasi spontan analit dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah.
2. Elektromigrasi, adalah migrasi yang disebabkan kation berpindah menuju
katoda dan anion menuju anoda. Arus ini disebabkan oleh muatan yang dibawa oleh
ion-ion melalui larutan berdasarkan bilangan transfernya.
3. Konveksi, adalah migrasi yang disebabkan oleh pengadukan, perbedaan densitas,
atau perbedaan temperatur. Konveksi terjadi ketika alat mekanik digunakan untuk
membawa reaktan menuju elektroda dan memindahkan produk dari permukaan
elektroda. Alat yang paling umum digunakan untuk pengadukan adalah pengaduk
magnetik.
Volume larutan di tempat terjadinya gradien konsentrasi disebut sebagai lapisan
difusi. Tanpa transformasi yang lain, ketebalan lapisan difusi meningkat seiring
dengan waktu karena terjadi penurunan konsentrasi reaktan pada permukaan
elektroda.
Seluruh mekanisme migrasi ion akan menimbulkan arus yang sangat
kompleks dan menyebabkan hubungan antara arus dan konsentrasi tidak sebanding.
Arus dari migrasi ion secara difusi saja yang sebanding dengan konsentrasi. Untuk
mendapatkan hubungan yang sebanding maka migrasi ion secara konveksi dan
elektromigrasi harus diminimalkan. Konveksi dapat diminimalkan dengan tidak
melakukan pengadukan dan penggunaan konsentrasi rendah. Elektromigrasi
diminimalkan dengan menambah elektrolit pendukung dalam larutan dengan
konsentrasi 50 sampai 100 kali dari konsentrasi analit (Wang, 1994)
Flux materi menuju dan menjauhi permukaan elektroda adalah fungsi kompleks dari
ketiga jenis transport massa. Dengan membatasi hanya difusi saja sebagai transport
massa yang signifikan terhadap perpindahan reaktan dan produk, arus dalam sel
voltametri dapat dirumuskan :

𝑛 𝐹 𝐴 𝐷 (𝐶𝑏𝑢𝑙𝑘−𝐶𝑥=0)
i=
δ

Dimana :
n = jumlah elektron yang ditransfer dalam reaksi redoks
F = tetapan Faraday (96.478 C/mol)
A = luas area elektroda (cm2)
D = koefisien difusi reaktan atau produk (cm2/s)
δ = ketebalan lapisan difusi (cm)
Cbulk = konsentrasi larutan analit (mol/dm3)
Cx=0 = konsentrasi larutan di permukaan elektroda (mol/dm3)
Persamaan ini valid jika konveksi dan migrasi tidak mengganggu
terbentuknya lapisan difusi antara elektroda dan badan larutan (bulk). Migrasi
dihilangkan dengan menambahkan larutan pendukung inert (elektrolit) konsentrasi
tinggi ke dalam larutan analit. Ion dengan muatan yang sama berinteraksi sama
kuatnya dengan permukaan elektroda, sehingga memiliki peluang yang sama besar
untuk bermigrasi. Keberadaan ion inert dalam jumlah besar akan memperkecil jumlah
ion produk atau reaktan yang berpindah (transport massa) dengan cara migrasi.
Konveksi dapat dengan mudah dieliminasi dengan tidak mengaduk atau mendorong
larutan melewati suatu sel elektrokimia yang mengalir. Dinamika fluida yang
melewati elektroda menghasilkan lapisan difusi kecil (0,001-0,001 \ cm), dan
kecepatan transport massa oleh konveksi turun menjadi nol (Harvey, 2000).

2.1.2 Sel Voltametri (Harvey, 2000)


Sel voltametri terdiri dari elektroda kerja, elektroda pembantu, dan elektroda
pembanding. Ketiga elektroda tersebut tercelup dalam sel voltametri yang berisi
larutan sampel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Skema Sel Voltametri

Potensial luar diberikan antara elektroda kerja dan elektroda pembanding. Bila
ada reaksi oksidasi maupun reduksi pada elektroda kerja, arus yang dihasilkan
dilewatkan ke elektroda pembantu, sehingga reaksi yang terjadi pada elektroda
pembantu akan berlawanan dengan reaksi yang terjadi pada elektroda kerja. Untuk
mengukur arus yang timbul digunakan amperemeter (A). Antara elektroda kerja dan
elektroda pembanding diberikan tahanan (R) yang cukup tinggi agar arus tidak
melewati elektroda kerja dan elektroda pembanding, karena bila terjadi reaksi pada
elektroda pembanding, potensial elektroda pembanding akan berubah atau elektroda
rusak.

 Elektroda Kerja (Working Electrode/WE)
Elektroda kerja adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi atau reduksi. Kualitas
elektroda kerja tergantung pada dua faktor yaitu reaksi redoks dari analit dan arus
latar pada rentang potensial yang dibutuhkan dalam pengukuran. Elektroda kerja
harus memiliki syarat-syarat seperti memiliki respon arus dengan keberulangan yang
baik, rentang potensial yang lebar, konduktivitas listrik yang baik, dan permukaan
elektroda yang reprodusibel. Elektroda yang sering digunakan adalah elektroda
merkuri, karbon, dan logam mulia.
(1 )Elektroda Merkuri
Merkuri dipilih sebagai bahan pembuat elektroda, sebab merkuri memiliki
overpotensial aktivasi yang tinggi untuk evolusi hidrogen, rentang potensial katoda
yang lebar, reprodusibilitas yang tinggi, dan permukaan yang dapat diperbaharui
secara kontinyu. Kekurangan elektroda ini yaitu rentang potensial anoda yang
terbatas (merkuri teroksidasi) dan bersifat toksik.
(2 Elektroda Padatan
Elektroda padat memiliki rentang potensial yang lebih besar dibanding
elektroda merkuri. Contoh elektroda padat yaitu karbon, platina, dan emas. Elektroda
perak, nikel, dan tembaga digunakan untuk aplikasi spesifik. Faktor penting dari
elektroda padat yaitu respon arus yang sangat tergantung pada permukaan elektroda
sehingga permukaan elektroda perlu mendapat perlakuan khusus sebelum digunakan
untuk mendapatkan keberulangan yang baik. Perlakuan yang dilakukan tergantung
pada bahan elektroda yang digunakan. Elektroda padat cenderung memiliki
permukaan yang heterogen dan kasar yang berpengaruh pada aktivitas elektrokimia.



 Elektroda Pembanding (Reference Electrode/RE)
Elektroda pembanding merupakan elektroda dengan harga potensialsetengah
sel yang diketahui, konstan dan tidak bereaksi terhadap komposisi larutan yang
sedang dianalisis. Elektroda pembanding memberikan potensial yang stabil terhadap
elektroda kerja yang dibandingkan. Elektroda pembanding yang biasa digunakan
adalah elektroda kalomel jenuh dan elektroda perak/perak klorida.

 Elektroda Pembantu (Counter Electrode)
Elektroda pembantu dikendalikan oleh potensiostat untuk kesetimbangan arus
difusi pada elektroda kerja dengan transfer elektron ke arah sebaliknya. Jika terjadi
reduksi pada elektroda kerja maka oksidasi terjadi pada elektroda pembantu.
Elektroda pembantu yang digunakan harus bersifat inert seperti kawat platina atau
batang karbon yang berfungsi sebagai pembawa arus.

2.2 Teknik Voltametri


a. Polarografi
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa
suatu elektroda yang istimewa, sutau elektroda merkuri tetes, dan dalam mana direkam suatu
kurva arus voltase (voltammogram). Seperti yang digunakan oleh kebanyakan pengarang,
istilah polarografi adalah suatu kasus istimewa daripada voltametri dalam mana
mikroelektrodanya adalah merkurium tetes. Karena sifat –sifat istimewa elektroda ini,
polarografi jauh lebih meluas penggunaanya dibandingkan voltametri yang menggunakan
mikroelektroda lain (Underwood, 1996).
Polarogarfi digunakan secara luas untuk analisis ion –ion logam dan anion –anion
anorganik, seperti IO dan NO . Gugus fungsi senyawa organik yang mudah teroksidasi atau
tereduksi juga dipelajari dalam polarogarfi. Gugus fungsi yang digunakan meliputi karbonil,
asam karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap (David, 2000).
b. Hydrodynamic Voltametri
Arus pada hydrodynamic voltametri diukur sebagai fungsi dari aplikasi potensial
pada elektroda kerja. Profil potensial yang sama digunakan untuk polarografi, seperti sebuah
pengamatan linear atau pulsa diferensial, digunakan dalam hydrodynamic voltametri. Hasil
voltamogram yang identik untuk polarografi, kecuali untuk kekurangan arus menghasilkan
osilasi dari penambahan tetes merkuri. Karena hydrodynamic voltametri tidak dibatasi untuk
elektroda Hg, hydrodynamic voltametri bermanfaat untuk analisis reduksi atau oksidasi pada
potensial yang lebih positif.

c. Stripping Voltametri
Salah satu dari teknik voltametri kuantitatif yang lebih penting adalah stripping
voltametri, yang mana terdiri atas tiga teknik yang terkait : anoda, katoda, dan adsorpsi
stripping voltametri. Sejak anodic stripping voltametri ditemukan aplikasi paling luas, kita
mempertimbangkannya secara detail. Anodic stripping voltametri terdiri dari dua tahap
Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang mana elektroda kerja, biasanya tetes
merkuri atau lapis tipis merkuri, pada potensial katoda yang cukup untuk melapisi ion logam
pada elektroda.
Tahap kedua, potensial anoda di scan kearah potensial yang lebih positif. Ketika
potensial pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan
dikembalikan dalam bentuk oksidasi.

Cu(Hg) Cu (aq) + 2e

Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari potensial, memberikan
bentuk kenaikan pada puncak voltammogram yang sama. Puncak arus yang proporsional
pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri sangat sensitif pada
percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati–hati jika hasilnya ingin akurat dan tepat

d. Amperometri
Teknik voltametri terakhir yang dipertimbangkan adalah amperometri, yang mana
potensial konstan diaplikasikan pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu
Karena potensial tidak discan, amperometri tidak mendorong kearah voltammogram.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Voltametri merupakan metode analisis menggunakan teknik potensial
terkontrol yaitu pengukuran respon arus dari analit dengan pemberian potensial pada
elektroda
2. Contoh aplikasi analisis dengan metode analisis voltametri yaitu
 Penentuan logam Zn pada tanaman Kangkung.
 Penentuan kadar Logam Cu (II) pada air laut.
 Siklik sodium dedocyl benzene sulfonat dalam berbagai elektroda
dan elektrolit.
 Kontruksi sensor kimia (Sensor Glukosa).

3.2 Kritik dan Saran


Demikian makalah yang kami buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silakan sampaikan kepada
kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
karena kami adalah manusia bisasa yang tak luput dari salah dan khilaf.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal.batan.go.id/index.php/jtpl/article/download/357/331

http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1055-2067546076-bab%20ii.pdf

Anda mungkin juga menyukai