“UNSUR HALOGEN”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah Kimia Unsur. Selain itu juga untuk menambah ilmu
pengetahuan kita dalam mata kuliah ini. Makalah ini berisi uraian tentang Unsur Halogen.
Dan kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Eka Putra Ramdhani M.Si selaku dosen
dan pembimbing mata kuliah Kimia Unsur.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran, kritik, maupun petunjuk dari segala pihak baik Bapak dosen dan
teman-teman untuk kesempurnaan makalah yang penulis sajikan ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Bab I .......................................................................................................................................... 4
Tujuan..................................................................................................................................... 4
Bab II......................................................................................................................................... 5
Kesimpulan........................................................................................................................... 15
Saran ..................................................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nama halogen berasal dari bahasa Yunani yaitu halos dan genes yang artinya
pembentuk garam. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin
(At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Dinamakan demikian karena
unsur-unsur ini dapat bereaksi dengan unsur logam membentuk garam. Dalam sistem
periodik, unsur halogen terdapat pada lajur vertikal golongan VIIA (atau 17 pada penomoran
golongan baru), karena mempunyai konfigurasi elektron terluar sebanyak 7 elektron pada sub
kulit ns2 np5. Konfigurasi electron demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif dan cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Akibatnya unsur-unsur halogen tidak ditemukan dalam keadaan monoatomik di alam, tetapi
dapat berikatan membentuk senyawa dengan sesama unsur halogen, ataupun dengan unsur-
unsur lainnya baik logam maupun nonlogam. Namun, karena semua isotop Astatin bersifat
radioaktif dan berumur pendek, maka sifat-sifat unsur tersebut belum banyak diketahui.
4
BAB II
ISI
1. Sifat-sifat Unsur Halogen
o Wujud Halogen
Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah
menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Pemanasan iodin padat
pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini
terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm.
Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik-menarik
antarmolekul halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gaya dispersi
bertambah besar sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr). Itulah sebabnya mengapa
titik leleh dan titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.
o Warna dan Aroma Halogen
Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna kuning muda, klorin
berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap
iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun.
o Kelarutan Halogen
5
o Sifat Kimia Halogen
Sifat kimia halogen adalah sebagai berikut :
1. Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif terhadap unsur
logam maupun nonlogam
2. Mempunyai bilangan oksidasi -1
3. Dalam sistem periodik, semakin ke atas, dalam satu golongan, akan semakin mudah
menangkap elektron. Karena itu, unsur halogen merupakan oksidator yang kuat
4. Halogen merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena mempunyai 7 elektron
valensi sehingga cenderung menarik elektron dan menjadi ion negatif dalam rangka
membentuk susunan elektron gas mulia.
o Sifat Fisika
Unsur
19 35,5 79,9 (210)
Karakteristik 9F 17Cl 35Br I
53 126,9 85At
golongan
6
2. Sumber Unsur Halogen
Di alam, halogen tidak ada dalam keadaan bebas, tetapi selalu dalam keadaan sebagai
senyawa, karena kereaktifannya. Pada umumnya halogen berada dalam keadaan sebagai
senyawa dengan bilangan oksidasi -1 (halida).
1. Fluor
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun
1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling
reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning
muda dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam
fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat
menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
2. Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor
ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti
kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi
dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam
wujud cahaya dapat membakar kulit.
3. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat
kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna merah, berbau
tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin mudah
7
larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan
dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
4. Iodium
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan
mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas
berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin)
garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali
larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di
alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput
lendir.
5. Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth
dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan
E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3
jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat
membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At
dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil
dideteksi adalah HAt dan CH3At.
8
b. Cl2
Cl2 dapat dibuat dengan 2 cara :
i. Proses Downs
Proses Downs dilakukan untuk menurunkan titik lebur dari 800oC menjadi 600oC.
Caranya, dengan mengelektrolisis leburan NaCl dengan sedikit NaF.
Katoda (besi) : Na+ + e Na
Anoda (carbón) : 2Cl- Cl2 + 2e
ii. Proses Gibbs
Proses Gibbs dilakukan dengan cara mengelektrolisis larutan NaCl
Katoda (besi) : 2H2O + 2e 2OH- + H2
Anoda (karbon) : 2Cl- Cl2 + 2e
c. Br2
Br2 diperoleh dengan cara mereaksikan campuran udara dan gas Cl2 yang dialirkan
melalui air laut (air laut banyak mengandung ion Br-).
Cl2 + Br- Cl- + Br2
d. I2
Di alam, senyawa iodin yang terbanyak adalah NaNIO3 yang bercampur dengan NaNO3.
Untuk mendapatkan iodin, pisahkan NaNIO3 dengan mengkristalkan NaNO3. Kemudian
ditambahkan reduktor NaHSO3.
NaIO3 + NaHSO3 NaHSO4 + Na2SO4 + H2O + I2
Kemudian, endapan I2 disaring dan dimurnikan.
didestilasi
didinginkan dengan KHF2 lalu dielektrolisis
HF cair F2 dan H2
9
b. Klorin(Cl2)
Proses klor-alkali (sel Nelson)
Secara komersial klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan NaCl pekat dengan
menggunakan elektro de inert sebagai anoda dan baja berpori sebagai katoda serta
menggunakan diafragma dari asbes.
c. Bromin (Br2)
Cara Reaksi Redoks
Bromin dibuat dengan cara mengoksidasi ion bromida yang terdapat dalam air laut menurut
reaksi:
Cl2(g) + 2Br-(aq) → 2Cl-(aq) + Br2(l)
Reaksi tersebut terjadi pada pH 3,5. Bromin yang terbentuk diserap oleh larutan Na2CO3
sehingga dihasilkan campuran NaBr dan NaBrO3. Bila campuran ini diasamkan lalu dilakukan
destilasi maka didapat Bromin yang terlarut dalam air, sebagai berikut:
5HBr(aq) + HBrO3(aq) → 3Br2(g) + 3H2O(l)
Cara Elektrolisis
Bromin dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan menggunakan
elektrode inert, menurut reaksi:
10
MgBr2(aq) → Mg2+(aq) + 2Br-(aq)
Katode (-) : 2H2O(l)+ 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)
Anode (+) : 2Br-(aq) → Br2(l) + 2e-
MgBr2(aq) + 2H2O(l) → Mg2+(aq) + 2OH-(aq) + Br2(l) + H2(g)
d. Iodin (I2)
Cara Reaksi Redoks
Secara komersil iodin dibuat dengan mengoksidasi ion iodida yang terdapat dalam air
laut dengan klorin.
Cl2(g) + I-(aq) → I2(s) + 2Cl-(aq)
Selain itu, iodin diperoleh dari reaksi redoks Natrium Iodat (NaIO3) dengan Natrium Bisulfit
(NaHSO3):
2NaIO3(aq) + NaHSO3(aq) → I2(s) + 2NaHSO4(aq)+ 2Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
Cara Elektrolisis
Iodin dapat dibuat dengan elektrolisis larutan garam pekat NaI dengan elektroda inert,
dengan reaksi:
11
2NaI (aq) → 2Na+ (aq) + 2I-(aq)
Katode (-) : 2H2O(l) + 2e- → H2 (g) + 2OH-(aq)
Anode (+) : 2I-(aq) → I2(g) + 2e-
2NaI(aq) + 2H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + I2(g) + H2(g)
2. Skala Laboratorium
a. Klorin (Cl2)
Untuk konsumsi laboratorium, gas klorin diperoleh dengan mengoksidasi klorida
dengan oksidator kuat seperti KMnO4, MnO2, PbO2, CrO3 dalam suasana asam. Contoh:
dengan menambahkan asam klorida pekat pada padatan kalium permangat, sesuai reaksi:
b. Bromin
Bromin dapat diperoleh dari bromida dengan oksidator yang sama dengan klorin.
Contoh : reaksi natrium bromida dengan air klor
1. Kegunaan Fluorin
a. Dengan senyawanya digunakn untuk pembuatan uranium
b. Untuk memisahkan U-235 dan U-238 dalam teknologi nuklir dalam proses difusi gas.
c. HF digunakan untuk mengukir gelas
d. Fluoro-Kloro-Hidrokarbon (freon 12) sebagai pendingan pada kulkas dan AC
e. Fluorin digunakan untuk membuat teflon
f. Garam Fluorida untuk pasta gigi mencegah kerusakan gigi
12
2. Kegunaan Klorin
a. NaCl dapat mengawetkan makanan
b. HCl untuk electroplating dan menetralkan basa
c. Pengolahan air minum
d. Industri kertas
3. Kegunaan Bromin
a. Digunakan dalam pengasapam, bahan anti api
b. Pemurnian air, pencelupan
c. NaBr untuk penenang syaraf dan obat-obatan
d. Etilen Bromida sebagai aditif pada bensin bertimbal yaitu untuk mengikat timbal agar
tidak melekat pada piston dan silinder
4. Kegunaan Iodin
a. Digunakan dalam industri obat seperti iodoform (CHI3) untuk antiseptik, tinktur iodin
b. AgI bersama AgBr dalam bidang fotografi
c. NaIO3 atau NaI dengan campuran garam dapur untuk mencegah gondok dan
penurunan intelegensia
d. Dalam bidang kesehatan, industri kimia, radiologi analisis kimia dll
5. Kegunaan Astatin
a. Belum banyak diketahui kegunaannya
13
(Y adalah halogen yang lebih elektronegatif dan n adalah bilangan ganjil 1,3,5,7 ). Sesuai
dengan urutan daya oksidasinya yang menurun dari titik atas ke bawah, halogen yang bagian
atas (dalam tabel periodik) dapat mengoksidasi halida yang dibawahnya, tetapi tidak dapat
sebaliknya. Oleh karena itu bagian ayas dapat mendesak /mengusir halogen yang bagian bawah
dari senyawanya.
Klorin dapat mendesak bromin, tetapi bromin tidak dapat mendesak klorin.
Cl2 + 2NaBr 2NaCl + Br2
Br2 + 2NaCl tidak bereaksi
X2 / X- F- Cl- Br- I-
F2 - + + +
Cl2 - - + +
Br2 - - - +
I2 - - - -
+ = ada reaksi
- = tidak ada reaksi
E. Reaksi dengan non logam dan metaloid
i. Dengan sejumlah non logam dan metaloid
Contoh : Si + 2F2 SiF4
2B + 3F22BF3
ii. Dengan fosforus, arsen dan antimon menghasilkan trihalida jika halogennya
terbatas, atau pentahalida jika halogennya berlebihan.
Contoh : P4 + 6Cl2 4PCl3
P4 + 10Cl2 4PCl5
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Halogen adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA pada sistem periodik
unsur, yang terdiri dari Flourin (F2), Klorin (Cl2), Bromin (Br2), Iodin (I2), dan Astatin (At2).
Unsur-unsur golongan VII A umumnya tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas,
melainkan dalam bentuk garamnya karena sifatnya yang sangat reaktif. Oleh karena itu unsur-
unsur nonlogam ini disebut halogen, yang berasal dari kata halo genes yang artinya
pembentuk garam.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa kimia, khususnya calon guru, kita harus mengkaji lebih jauh tentang
unsur-unsur yang terdapat di bumi, khususnya halogen sehingga kita dapat memanfaatkannya
dengan baik dan terhindar dari dampak negatif yang diakibatkan oleh unsur atau senyawa
halogen.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/30811143?extension=pdf&ft=1518327
222<=1518330832&user_id=309316527&uahk=mLC6rDlckiZVQnWRvzDrONpTrOg
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/24219132?extension=doc&ft=1518326
065<=1518329675&user_id=309316527&uahk=wvM0NE6I0zn4kZBCNJ19L5BPyf0
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/39844672/BAB_3_KIMIA_UNSUR.pdf
?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1518329164&Signature=GJ
%2BaGsZScPiKcl2S2qh2UH6C72k%3D&response-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DBAB_3_KIMIA_UNSUR.pdf
16