Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
terbanyak dariorganisme hidup. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali
berinteraksi dengan bakteri. Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony van
Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri.
Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4
mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel
dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan
lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman dan
Sherrington, 1992) .
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian m.m dan panjang
5besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran inti,
terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang
langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom.Bakteri berkembang biak dengan membelah
diri (Schlegel, 1994).
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti golongan,yaitu golongan
basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek,
silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang,
bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut
streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu
tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang
bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang
bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan
dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut
stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum)
ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu
tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan
golongan kokus maupun golongan basil. (Dwijoseputro, 1978).
Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri,
susu mentah misalnya dengan mutu kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa
asam yang khas. Perubahan ini disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus
tertentu. Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat. Bakteri dalam
susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan ketahanannya terhadap panas. Pertimbangan ini
amat praktis karena suhu rendah digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikrobia
yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan
pathogen dan secara umum memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri
yang diujmpai dalam susu ialah psikofilik, mesofilik, termofilik, dan thermodurik karena beberapa
bakteri psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa bakteri
thermofilik tumbuh di atas suhu 65 oC (Pelczar dan Schan, 1986). Untuk menelaah bakteri di
laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri tersebut. Adanya
pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di
dalam laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu
percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat
disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.
Berikut contoh penyakit yang di sebabkan oleh bakteri :

Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Salmonella typhosa Tifus

2. Shigella dysenteriae Disentri basiler

3. Vibrio comma Kolera

4. Haemophilus influenza Influensa

5. Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang paru-paru)

6. Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru

7. Clostridium tetani Tetanus

8. Neiseria meningitis Meningitis (radang selaput otak)

9. Neiseria gonorrhoeae Gonorrhaeae (kencing nanah)

10. Treponema pallidum Sifilis atau Lues atau raja singa

11. Mycobacterium leprae Lepra (kusta)

12. Treponema pertenue Puru atau patek

karena keberadaan bakteri tidak hanya menguntungkan tapi juga ada bakteri yang merugikan

maka dari itu kita harus mengetahui jenis bakteri agar kita tahu penanganan yang tepat terhadap
bakteri tersebut, Atas dasar tersebut kami melakukan penelitian mengenai hal yang berhubungan
dengan bakteri

Rumusan Masalah

Bagaimana pembiakan bakteri ?

Bagaimana cara melihat jasad bakteri agar lebih jelas?

Bagaimana bentuk bakteri ?

Tujuan Penelitian

Mengetahui cara pembiakan bakteri

Mengetahui cara melihat jasad bakteri agar lebih jelas

Mengetahui bentuk bakteri

Manfaat Penelitian

Menambah wawasan tentang bakteri baik bagi kami sebagai peneliti maupun bagi para pembaca
Memberikan gambaran mengenai pembiakan bakteri

Dengan mengikuti praktikum perbenihan daalm praktikum mikrobiologi, kita dapat


menentukan jenis-jenis perbenihan yang sesuai untuk objek yang akan kita ujikan, sehingga
sistem kerja lebih maksimal. Kita juga dapat memaksimalkan sistem perbenihan dengan
media dan mikroba yang sesuai, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan media
untuk suatu objek mikroba.
Dengan mengikuti praktikum perbenihan ini, diharapkan kita dapat melakukan perbenihan-
perbenihan dasar di dalam laboraturium mikrobiologi sendiri tanpa bantuan pembimbing
Dengan mengikuti praktikum perbenihan ini, diharapkan kita dapat melakukan perbenihan-
perbenihan dasar di dalam laboraturium mikrobiologi sendiri tanpa bantuan pembimbing.
Dengan ilmu yang kita dapat, kita dapat membedakan masing-masing mikroba dan media
yang sesuai untuk di gunakan.

Prosedur Penelitian

Makalah ini merupakan laporan atas kegiatan penelitian beberapa waktu lalu sehingga kami
memperoleh informasi mengenai bakteri melalui berbagai metode diantaranya metode observasi,
dan membaca literatur baik buku maupun memanfaatkan fasilitas internet.

BAB II

PEMBAHASAN
Mikrobiologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme, dimana objek
kajiannya berupa jasad renik yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, seperti bakteri, jamur, alga,
protozoa, dan archaea.
Mikroorganisme adalah organisme berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan alat mikroskop untuk
mengamatinya. Mikroorganisme termasuk makhluk hidup bersel tunggal maupun banyak. Namun ada
beberapa mikroorganisme yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme harus dibiakkan di laboraturium di dalam media nutrient yang
berguna sebagai sumber makanan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Media berfungsi
untuk menumbuhkan bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, meremajakan, menguji sifat-sifat
fisiologisnya, dimana sebelum pengujian harus disterilisasi dahulu alat-alat yang digunakan dan harus
menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media.
Setiap mikroorganisme melakukan metabolisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Media
pertumbuhan adalah bahan organik atau non organik yang di perlukan untuk diambil nutrisinya dengan
syarat tertentu. Pada umumnya media untuk menumbuhkan mikroba harus mengandung air, nitrogen,
karbon, mineral, vitamin, dan lain-lain serta dengan kondisi pH dan tekanan osmosis yang sesuai.
Sebelum digunakan untuk perbenihan, alat-alat yang akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu.
Alat, bahan, dan media dikatakan steril apabila sudah terbebas dari mikroba maupun fungi. Keadaan
steril dimaksudkan agar mikroba yang akandiamati dan diisolasi terbebas dari mikroba lain sehingga
penelitian lebih jelas.
Bakteri pada umumnya memperbanyak diri dengan cara membelah diri. Di dalam media yang baik,
bakteri dapat berkembang biak dengan cepat, dapat diperhitungkan dalam 10 jam, satu bakteri dapat
berkembang menjadi berjuta-juta.
PEMBIAKAN

PEWARNAAN
Bentuk bakteri bisa dilakukan dengan cara pewarnaan. Pewarnaan ada dua yaitu pewarnaan
sederhana dan pewarnaan gram.

Pewarnaan garam atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuan Denmark Hans
Cristian Gram (1853-1938) yang mengembangkan tehnik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri klebsiella pneumoniae.

Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan gram bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu
pewarnaan penimbang (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu yang membuat semua
bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk
mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

Banyak spesies bakteri gram negatif yang bersifat patogen,yang berarti mereka berbahaya bagi
organisme inang. Sifat potogen ini berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram
negatif, terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau Endotoksin).

Tujuan pewarnaan yaitu :

 Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, ataupu fungi.


 Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.
 Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
 Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang di berikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia yang
ada akan dapat di ketahui.

Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan.
Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme
tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena
sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat
mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk
pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan
sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.
a. Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru
dan air furksin.
b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi
mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
2. Pewarnaan Diferensial (Gram)
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia
dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif
adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif
menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan
kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah
dicuci dengan alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.
b. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses
pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan
bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis
bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010)
PELAKSAAAN PRAKTIKUM
1. PEWARNAAN SEDERHANA
A. Alat yang digunakan
1. Mikroskop
2. Kapas
3. Tisue
4. Api bunsen
5. Pensil gelas
6. Kawat inokulasi
7. Kertas saring
8. Minyak imersi
9. Aquades
10. Larutan NaCl
11. Zat warna kristal ungu
12. Zat warna air fuchsin
13. Sediakan kuman
14. Gelas alas
B. Prosedur kerja
1. Gelas alas yang tersedia dibersihkan dengan tisue atau kapas, lalu dilewatkan diatas api
untuk menghilangkan lemak yang masih ada pada gelas alas tersebut, selanjutnya
dibiarkan dingin sebelum dipakai
2. Berikan tanda lingkaran bulat (diameter +/- 2 cm ) ataupun garis – garis dibagian bawah
gelas alas dengan menggunakan pensil gelas . Selanjutnya di bagian atas gelas alas kita
buat sediaan kumannya.
3. Apabila kuman yang akan diperiksa dibiakkan dalam perbenihan cair, maka diambil satu
sengkelit biakkan dan disebarkan diatas gelas alas seluas 1-2 cm bila biakkan kuman
terdapat pada perbenihan padat, maka diambil satu sengkelit air garam faal atau aquades
lalu letakkan diatas gelas alas, kemudian diambil sedikit biakkan kuman pada perbenihan
padat tadi (kenakan ujung sengkelit pada permukaan perbenihan yang ada biakkan
kumannya). Selanjutnya buatlah suspensi kuman dengan air garam faal tadi (yang telah
tersedia). Setelah homogen sebarkan seluas 1-2 cm.
4. Sediaan dibiarkan mengering di udara, kemudian difiksasi/direkatkan dengan melewatkan
diatas api sebanyak 3 kali. Maka sediaan kuman siap untuk diwarnai.
5. Tuangkan 2-3 tetes zat warna diatas sediaan kuman dan dibiarkan selama 1-3 menit.
6. Cuci dibawah air mengalir dan biarkan mengering di udara atau dapat juga dikeringkan
dengan meletakkan gelas alas tadi diantara 2 lembar kertas saring yang ditekkan ringan
(tidak digosok).
7. Teteskan 1-2 tetes minyak imersi/minyak sedar diatas sediaan dan langsung diperiksa
dengan lensa objektif 100x.

Pertanyaan :
1. Zat warna fuschin tampak berwarna
2. Zat warna kristal karbol ungu tampak berwarna
3. Jelaskan tujuan fiksasi yang dilakukan pada prosedur praktikum di atas
Jawab
1. Merah
2. Violet

Fiksasi dilakukan sebelum zat warna digunakan, bertujuan untuk :


Melekatkan sel pada gelas objek.
Membunuh mikroba, karena sel dalam keadaan mati lebih mudah diwarnai
daripada sel dalam keadaan hidup.
Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif-NH3 yang akan bereaksi
dengan gugus OH- dari zat warna.
Mencegah terjadinya otolitis sel, yaitu proses pecahnya sel yang disebabkan
oleh enzim yang ada didalamnya.
Merubah daya ikat zat warna.
Fiksasi dapat dilakukan secara fisik dengan pemanasan ataupun
pengeringan secara dingin, sedangkan yang paling umum dilakukan secara
kimia dengan penambahan sabun, formalin, fenol, dan sebagainya

2. PEWARNAAN GRAM

Alat dan Bahan :

1. Gelas alas
2. Kapas
3. Tissue
4. Nyala api bunsen yang telah diisi spirtus
5. Pinsil glass
6. Kawat inokulasi
7. Kertas saring
8. Minyak imersi
9. Larutan lugol
10. Larutan alkohol 96%
11. Zat warna ungu kristal
12. Zat warna air fuchsin
13. Sediaan kuman
14. Mikroskop

Cara Kerja :
1. Buatlah sediaan pada gelas alas dan rekatkan/fiksasi.
2. Teteskan zat warna ungu kristal 1-2 tetes dan biarkan selama 5 menit.
3. Cuci dibawah air mengalir sampai tidak ada warna lagi pada air yang mengalir tersebut.
4. Teteskan larutan lugol dan biarkan selama 45-60 detik, kemudiaan cuci dibawah air
mengalir.
5. Celupkan ke dalam gelas yang berisi larutan alkohol 96% dan goyang-goyangkan selama 30
detik (atau sampai tak ada lagi zat warna mengalir dari sediaan).
6. Cuci dibawah air mengalir.
7. Teteskan zat warna air fuchsin dan biarkan selama 3 menit.
8. Cuci dibawah air mengalir.

Pertanyaan :

1. Apa yang dimaksud dengan pewarnaan gram, jelaskan!


2. Mengapa harus ditetesi larutan lugol?
3. Apa guna pemberiaan larutan alkohol 96% pada prosedur diatas?
4. Mengapa kuman gram positif memeperlihatkan warna ungu, jelaskan!
5. Mengapa kuman gram negatif memeperlihatkan warna merah, jelaskan!

Jawab

1. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka
2.

Deskripsi Data

Penelitian berlangsung selama dua hari di mulai dari :

Hari :kamis

Tanggal : 10 april 2014

Pukul : 11.00 – 12.15

Kegiatan :

1. Pengambilan sample berupa urine


2. Sample tersebut di

Dan hari kedua berlangsung pada :

Hari :jum’at

Tanggal : 11 april 2014

Pukul : 08.30 – 11.18


Dalam kurun waktu tersebut terjadi pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kamipun
memperoleh informasi yang berkenaan dengan mata kuliah yang kami pelajari.

Adapun data yang dapat terkumpul setelah pembiakan bakteri

http://razfiblack.blogspot.com/2012/02/berbagai-jenis-dan-contoh-penyakit-yang.html

http://claracreaweal.wordpress.com/2012/01/08/laporan-praktikum-mikrobiologi/
http://mikrolaborat.blogspot.com/2011/10/laporan-pewarnaan-bakteri.html

Anda mungkin juga menyukai