Makalah Alk - Tinjauan Pelaporan Dan Analisis
Makalah Alk - Tinjauan Pelaporan Dan Analisis
KEUANGAN
Disusun oleh :
Kelompok 2
Laporan Keuangan
1. Input tingkat 1. ini dikutip dari harga dalam pasar aktif untuk aset
atau kewajiban tertentu yang sedang dinilai, lebih disukai pada saat
tanggal harga.
2. Input tingkat 2. Input ini diperoleh dari :
1) Kutipan harga dalam pasar aktif untuk aset atau kewajiban
yang mirip, tetapi tidak identik.
2) Kutipan harga untuk aset atau kewajiban yang identik,
tetapi tidak dalam pasar aktif (jarang diperdagangkan).
3. Input tingkat 3. Merupakan input yang tak dapat di observasi
(unobservable inputs) dan digunakan ketia aset atau kewajiban tidak
diperdagangkan atau ketika subtitusi perdagangannya tidak dapat
diidentifikasi.
Teknik Valuasi
Implikasi Analisis
Terdapat beberapa masalah penting yang perlu dipertimbangkan
dalam menganalisis laporan keuangan yang disiapkan dengan model
penilaian wajar :
1. Fokus pada neraca. Neraca tidak terlalu informatif karena
menggunakan model nilai historis. Namun dengan akuntansi
penilaian wajar, neraca akan menjadi laporan yang penting—jika
tidak dikatakan yang paling penting—dalam analisis.
2. Menyatakan kembali Laba. Menganalisis dan menyatakan
kembali laba akan menjadi tugas yang krusial bagi analis. Seorang
analis harus menganalisis laba secara hati-hati untuk memisahkan
akibat operasi sekarang dari keuntungan yang belum diakui dan
kerugian akibat perubahan nilai wajar aset dan kewajiban.
3. Menganalisis kegunaan input. Ketika menggunakan analisis
laporan keuangan nilai wajar, analis harus menganalisis tingkat
input yang telah digunakan dalam menentukan nilai aset dan
kewajiban.
4. Menganalisis kewajiban finansial. Nilai wajar surat utang
menurun dengan menurunnya kelayakan kredit dari peminjam. Hal
ini merupakan hal yang tidak masuk akal (counterintuitive)
sehubungan dengan penilaian kewajiban keuangan perusahaan
(yaitu kewajiban melunasi hutang).
Distorsi Akuntansi.
Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan dari informasi yang
dilaporkan pada laporan keuangan terhadap realitas usaha sebenarnya.
Berikut adalah alasan mengapa distorsi bisa terjadi :
1. Standar Akuntansi. Ada 3 penyebab standar akuntansi menjadi
alasan terjadinya distorsi pada laporan keuangan. Pertama, standar
akuntansi merupakan hasil proses politik. Berbagai kelompok
pemakai melakukan lobi untuk melindungi kepentingan mereka.
Penyebab distorsi yang kedua, adanya prinsip-prinsip akuntansi
dalam standar akuntansi. Ketiga, adalah konservatisme.
Konservatisme menyebabkan bias pesimis atas laporan keuangan
yang menguntungkan analisis kredit, tetapi bermasalah untuk
analisis ekuitas.
2. Kesalahan Estimasi. Estimasi sering menyebabkan kesalahan
yang dapat mendistorsi relevansi angka akuntansi akrual.
3. Keseimbangan Andal dan Relevan. Standar akuntansi
mempertimbangkan keseimbangan antara andal dan relevan.
Penekanan terhadap keandalan sering kali menunda pengakuan
dampak dari transaksi dan kewajiban tertentu pada laporan
keuangan hingga konsekuensinya arus kas dapat diestimasi dengan
layak.
4. Manajemen Laba. Penggunaan penilaian dan estimasi dalam
akuntansi akrual mengizinkan manajer untuk menggunakan
informasi dalam dan pengalaman mereka untuk menambah
kegunaan angka akuntansi. Namun beberapa manajer
menggunakan kebebasan ini untuk mengubah angka akuntansi,
terutama laba untuk keuntungan pribadi sehingga menyebabkan
terjadinya distorsi pada laporan keuangan.
Manajemen Laba
Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai “intervensi
manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk
memenuhi kebutuhan pribadi” (Schipper, 1989).