Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TINJAUAN PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN

Disusun oleh :

Kelompok 2

Ryan Artha Yudha 155020301111029

Febrian Wahyu Ramadhan 155020300111032

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
A. PENDAHULUAN

Pemahaman mengenai lingkungan pelaporan keuangan perlu


disertai pemahaman tujuan dan konsep yang mendasari informasi
akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut
disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Pengetahuan ini akan
membantu dalam melihat posisi keuangan yang sesungguhnya dan kinerja
perusahaan yang lebih baik. Pada bab ini akan dibahas lingkungan
pelaporan keuangan. Kemudian akan dibahas tujuan pelaporan
keuangan—bagaimana tujuan tersebut menentukan baik kualitas informasi
keuangan dan prinsip serta konvensi yang mendasari aturan-aturan
akuntansi.
B. PEMBAHASAN
I. LINGKUNGAN PELAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan produk lingkungan pelaporan


keuangan yang paling penting. Informasi dilaporan keuangan dinilai
relative berdasarkan: kebutuhan informasi dari pengguna dan sumber
informasi alternatif seperti data ekonomi, laporan analisis, dan
pengungkapan sukarela manager.

 Laporan Keuangan Wajib

Laporan keuangan wajib merupakan bagian terpenting dalam


proses pelaporan akuntansi. Laporan wajib terdiri dari 3, yaitu : laporan
keuangan, pengumuman laba, dan laporan wajib lainnya.

 Laporan Keuangan

Laporan ini sering digunakan untuk memplubikasikan produk, jasa,


dan pencapaian perusahaan kepada pemegang saham dan pihak lain. SEC
mewajibkan perusahaan untuk mengisi form 10-Q setiap kuaratal untuk
melaporkan beberapa informasi keuangan. Dalam menganalisis informasi
kuartalan perlu diperhatikan dua hal berikut:

1. Musim. Saat memeriksa tren atau kecenderungan harus


dipertimbangkan dampak dari musim.
2. Penyesuaian akhir tahun. Pada kuartal terakhir biasanya
perusahaan sering membuat penyesuaian.
 Pengumuman Laba

Pengumuman laba tersedia untuk para pelaku pasar modal melalui


publikasi keuangan seperti the wall street journal. Pengumuman laba rugi
memberikan ringkasan informasi pernting mengenai posisi keuangan dan
kinerja perusahaan baik untuk periode kuartalan maupun tahunan. Untuk
menghindari kejutan negatif yang tidak menyenangkan saat mereka
melaporkan kinerja yang buruk maka banayak perusahaan yang
mengeluarkan pengumuman atas laba.

 Laporan Wajib Lainnya

Selain laporan keuangan, perusahaan harus membuat laporan lain


yang diwajibkan SEC. Seperti Laporan proksi, prospektus

 Faktor yang Mempengaruhi Laporan Keuangan Wajib

Informasi akuntansi keuangan merupakan komponen utama


laporan keuangan dan bebagai laporan wajib. Manajer dan mekanisme
pelaksanaan yang memastikan kualitas dan intergeritas laporan merupakan
pihak lain yang menentukan selain GAAP.

 Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum (GAAP).


1. Definisi GAAP. Merupakan kumpulan standar, pengumuman,
pendapat, interprestasi, dan panduan praktik. Dari sudut analisis ,
jenis aturan dan panduan akuntansi yang penting yaitu:
1) Standar akuntansi keuangan
2) Opini badan prinsip akuntansi
3) Bulletin penelitian akuntansi
4) Pengumuman pendahuluan
5) Bulletin EITF yaitu bulletin yang dipublikasikan oleh tim
satuan kerja FASB.
6) Praktik industry.
2. Penetapan Standar Akuntansi. Penetapan standar akuntansi di
Amerika Serikat (berbeda dengan banyak Negara lain) merupakan
tanggung jawab dari pihak swasta bersama dengan profesi
akuntansi. Penetapan standar oleh FASB merupakan satu proses
politik, dengan partisipas pengguna laporan keuangan yang makin
meningkat.
3. Peran Securities and Exchange Commission (SEC). badan
pengawas pasar modal AS, SEC, merupakan badan independen,
separuh berbentuk badan pemerintah yang mengeluarkan undang-
undang pasar modal tahun 1933 dan 1934.
4. International Financing Reporting Standard. Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (International Financing Reporting
Standard) merupakan standar yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standards Boards (IASB).
 Manajer
Manajer yaitu pihak yang paling bertanggung jawab atas laporan
keuangan yang wajar dan akurat. Disini manajer mempunyai control
utama atas intergritas atas sistem akuntansi dan catatan yang digunakan
untuk membuat laporan keuangan. Penilaian atau judgement diperlukan
dalam penentuan angka pada laporan keuangan.

Manajer merupakan kekuatan utama dalam menentukan standar


akuntansi dan memiliki penyeimbang dari keinginan para pemakai laporan
keuangan dalam menetapkan standar. Biasanya manajer akan melihat
biaya dan akan menolak standar yang mengurangi laba yang dilaporkan,
meningkatkan fluktasi laba, dan mengunkapkan informasi kompetitif
mengenai segmen, produk, atau rencana tertentu.

 Mekanisme pengawasan dan pelaksanaan

Kendala dan intergritas laporan keuangan dapat dipastikan oleh


mekanisme pelaksanaan dan pengawas. Beberapa diantaranya seperti SEC,
ditetapkan oleh undang-undang. Mekanisme lain seperti audit berkembang
sepanjang waktu. Audit merupakan mekanisme penting untuk membantu
terjaminnya keandalan dan kualitas laporan keuangan. Semua laporan
keuangan harus diaudit oleh seorang akuntan publik yang independen.

Tuntutan hukum yaitu hal penting lainnya sehubunan dengan


pengawasan manajer dan auditor, kerugian yang dibayarkan oleh manajer,
perusahaan, dan auditor sehubungan dengan masalah akuntansi yang luar
biasa sejak decade terakhir yang mencapi miliaran dollar.

 Sumber informasi alternatif

Laporan keuangan telah tersaingi oleh laporan alternatif. Sumber


lainnya adalah berita utama mengenai kondisi ekonomi, industry, dan
perusahaan. Ada beberapa informasi alternatif antara lain:

1. Informasi Ekonomi, Industri, Dan Perusahaan. Informasi


ekonomi dan industri untuk mempengaruhi ramalan perusahaan
digunakan oleh investor.
2. Pengungkapan Sukarela. Pengungkapan sukarela oleh manajer
merupakan sumber informasi yang semakin penting . aturan ini
memberikan proteksi hokum ats kesalahan manajer yang tidak
disengaja dalam memberikan pengungkapan sukarela.
3. Perantara Informasi. Perantara informasi memainkan peranan
penting dan unik dalampelaporan keuangan. Oleh karenannya para
pembuat standar biasanya merespon permintaan analisis serta
merespon ancaman yang mereka miliki sebagai sumber informasi
saingan. Berikut fungsi dari perantara informasi :
1) Pengumpulan informasi.
2) Interpretasi informasi.
3) Analisis prospektif
4) Rekomendasi

II. SIFAT DAN TUJUAN AKUNTANSI KEUANGAN

Relevan yaitu kapasitas informasi untuk mempengaruhi suatu


keputusan dan merupakan kualitas primer pertama atas informasi
akuntansi. Andal yaitu karateristik penting dalam informasi keuangan ,
untuk menjadi andal informasi harus disajikan dengan jujur, dapat
diferivikasi, dan netral

 Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Penting


1. Akuntansi akrual. Berdasarkan akuntansi akrual , pendapatan
diakui saat dihasilkan dan beban saat terjadi.
2. Biaya Historis dan Penilaian Wajar. Nilai dari transaksi aktual
perusahaan dimasa lalu, sehingga akuntansi biaya historis disebut
juga dengan akuntansi berdasarkan transaksi
3. Materialitas. Sejauh mana kelalaian mencantumkan atau salah saji
informasi akuntansi dengan memperhatikan situasi.
4. Konservatisme. Terkait dengan melaporkan pandangan yang
paling penting tidak optimis saat menghadapi ketidak pastian
pengukuran.

Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi


 Relevansi Informasi Akuntansi Keuangan

Relevansi merupakan aktivitas usaha tidak sempurna dan memiliki


keterbatasan. Mudah untuk melihat ketidaksempurnaan dan tetap menjadi
satu-satunya sistem yang relevan dan andal untuk mencatat.

 Keterbatasan Informasi Laporan Keuangan


Ada 3 keunggulan dari sumber alternatif ini yaitu :
1. Tepat waktu. Laporan keuangan biasanya disusun paling sering
setiap kuartal dan biasanya dipublikasikan tiga sampai enam pekan
setelah akhir kuartal.
2. Frekuensi. Laporan keuangan biasanya dibuat secara berkala tiap
kuartal.
3. Orientasi kemasa depan. Digunakannya informasi yang
beroriantasi kemasa depan khususnya laporan dan ramalan analisis.
III. AKRUAL - FONDASI AKUNTANSI KEUANGAN
 Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual merupakan kombinasi dari aturan-aturan yang
rumit dan tidak sempurna menghalangi tujuan laporan keuangan sampai
menyajikan informasi mengenai arus kas. Akuntansi akrual merupakan
pengalih pehatian, gangguan, yang merusak distribusi informasi ungkapan
ini mrupakan kritik yang paling ekstrem.

Konsep Akuntansi Akrual


 Konsep Akrual
Konsep akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pemakai mengenai kosekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas prusahaan
dimasa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yan layak. Akrual
dan arus kas sebelum milihat hubungan keduanya lita harus mengenali
beberapa jenis arus kas antaralain yaitu: Arus kas bebas yaitu
mencermikan dampak tambahan investasi dan divestasi terhadap aset
operasional, keunggulannya yaitu dapat digunakan dengan bebas untuk
membayar kewajiban.
1. Akrual dan Arus Kas. Akrual menurut definisi yaitu jumlah
penyesuaian yang membuat laba bersih berbeda dari arus kas
bersih.penyesuaian ini mencakup penyesuaian yang mempengaruhi
laba saat tidak terdapat dampak arus kas.
2. Akuntansi Akrual Mengurangi Masalah Ketepatan Waktu dan
Pengaitan. Akuntansi akrual ini mengatasi masalah tepat waktu
maupun pengaitan yang selalu terdapat pda akuntansi kas. Masalah
tepat waktu mengacu pada arus kas yang tidak selalu terjadi
bersamaan dengan aktivitas usahayang menghasilkan kas tersebut.
3. Proses Akrual - Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan Beban.
Proses akrual sampai pengakuan pendapatan dan pengaitan beban,
terdiri atas dua prinsip dasar sampai pengakuan pendapatan dan
pengaitan beban:
1) Pengakuan pendapatan. Mengakuinya pendapatan saat
diperoleh maupun saat direalisasikan atau saat dapat
direalisasikan.
2) Pengaitan beban. Diharuskannya pengaitan beban pendapatan,
proses ini berbeda untuk dua jenis beban yaitu beban yang
berasal dari produksi atau jasa dan diakui saat produk dan jasa
diserahkan.
4. Akrual Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Akrual jangka
pendek mengacu pada perbedaan waktu pendek antara laba dan
arus kas. Akrual jangka panjang disebabkan oleh kapitalisasi.

 Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual


Relevansi akrual menyajikan penilaian kritis atas dampak
akuntansi akrual terhadap laporan keuangan.
 Relevansi Akuntansi Akrual
Relevansi akuntansi akrual yang mepunyai keunggulan konseptual
akuntansi akrual dbandingkan arus kas yaitu dikrenakan laporan laba rugi
berbasis akrual lebih relevan untuk mengukur kapasitas perusahaan untuk
menghasilkan kas saat ini dan masa mendatang. Seperti penjelasan
dibawah ini:
1. Relevansi Akrual Jangka Pendek yaitu diperbaikinya relevansi
akuntansi dengan cara mencatat pendapatan dan beban saat
terjadinya
2. Relevansi Akrual Jangka Panjang yaitu melihat penggunaan akrual
jangka panjang bahwa arus kas bebas dihitung dengan
mengurangkan investasi jangka panjang dari arus kas operasi.

Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas


kinerja dan kondisi keuangan suatu perusahaan dan memprediksi arus kas
masa depan, dijelaskan sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya
menghasilkan angka laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas
untuk mengevaluasi kinerja keuangan.
2. Kondisi keuangan. Akuntansi akrual menghasilkan neraca yang
lebih merefleksi secara akurat sumber daya yang teredia bagisatu
perusahaan untuk menghasilkan arus kas masa depan.
3. Prediksi arus kas masa depan. Memprediksikan arus kas masa
depan dari pada memprediksikan arus kan padamasa sekrang
karena adanya dua alasan antara lain mengakui pendapatan yang
mencerminkan kosekuensi arus kas masa depan, dan kedua
mengkaitkan arus kas masuk dan pelanggannya.

Perbedaan antara akrual dan arus kas yaitu ketepatan waktu


pengakuan aktivitas usaha, laba akrual mengakui dampak aktivitas usaha
pada waktu yang lebih tepat.

Mitos dan Fakta mengenai Akrual dan Arus Kas


 Mitos akrual dan Arus kas
Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman mengenai akuntansi
akrual, laba, dan arus kas :
1. Mitos : karena nilai perusahaan bergantung pada arus kas masa
depan, hanya arus kas kni yang relevan untuk penilaian. Meskipun
nilai perusahan hanya tergantung dari arus kas masa depan, tidak
ada alasan untuk mengaitkan arus kas kini dengan arus kas masa
depan.
2. Mitos : semua arus kas memiliki nilai relevan. Banyak jenis arus
kas yang tidak memengaruhi nilai perusahaan misalnya, kas dari
pelunasan piutang pelanggan.
3. Mitos : semua penyesuaian akuntansi akrual tidak relevan dalam
hal nilai.
4. Mitos : arus kas tidak dapat dimanipulasi. Pernyataan ini bukan
hanya salah, bahakan arus kas lebih mudah dimanipulasi
dibandingkan dengan laba. Misalnya, arus kas dapat ditingkatkan
dengan menunda pengeluaran modal atau pembayaran beban.
5. Mitos : semua laba dimanipulasi.
6. Mitos : tidak mungkin untuk terus-menerus meningkatkan laba
untuk jangka waktu yang panjang.

 Fakta Akrual dan Arus Kas


1. Fakta : akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas.
Baik secara konseptual maupun praktis, laba akrual lebih relevan
dibandingkan arus kas dalam menguukur kondisi keuangan dan
kinerja serta dalam penilaian.
2. Fakta : arus kas lebih andal dibandingkan akrual. Pernyataan ini
benar dan menyarankan bahwa arus kas dapat memainkan peran
pelengkap atas akrual.
3. Fakta : angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi
akuntansi.
4. Fakta : nilai perusahaan dapa ditentukan dengan angka akuntansi
akrual.

 Haruskah Kita Mengganti Akrual dengan Arus Kas?


Akuntansi akrual memang tidak sempurna, banyak aturan yang
berubah-ubah, kesalahan estimasi dan adanya manajemen laba yang
mendistorsi kegunaanya. Meskipun memiliki kelemahan, akrual berguna
dan penting untuk analisis keuangan.

IV. KONSEP LABA

Laba, (income—disebut juga earnings atau profit) merupakan


ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang
dinyatakan dalam istilah keuangan. Pada konsepnya, laba ditugaskan
untuk menyediakan, baik pengukuran perubahan kekayaan pemegang
saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang, yaitu
sampai sejauh mana perusahaan dapat menutupi biaya operasi dan
menghasilkan pengembalian kepada pemegang sahamnya. Secara khusus,
perannya yang kedua yakni sebagai indikator profitabilitas perusahaan,
sangat krusial bagi seorang analis, karena membantu dalam mengestimasi
potensi laba dimasa depan yang tidak diragukan lagi merupakan satu dari
tugas yang terpenting dalam analisis usaha.

V. KONSEP LABA EKONOMI


1. Laba Ekonomi
Laba ekonomi (economic income) biasanya ditentukan dengan
cara arus kas ditambah dengan nilai sekrang dari prediksi arus kas
masa depan, khususnya direpresentasikan dengan perubahan nilai
pasar aset usah bersih.
Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Oleh
karena itu, laba ekonomi berguna jia tujuan analisis adalah
menentukan tingkat pengembalian yang tepat kepada pemegang saham
untuk eriode tertentu.
2. Laba Permanen
Laba permanen (permanent income)—disebut juga dengan laba
berkelanjutan (sustainable) atau laba yang berulang (recurring)—
merupakan rata-rata stabil yang ditaksir dapat diperoeh perusahaan
sepanjang umurnya, dengan kondisi usaha masa sekarang.
3. Laba operasi
Laba operasi (operating income) yang merujuk pada laba yang
timbul dari kegiatan operasi perusahaan. Buku teks keuangan sering
menganggap pengukuran laba ini sebagai laba usaha bersih setelah
pajak (net operating income after tax—NOPAT ). Fitur kunci dari laba
operasi bahwa ia tidak termasuk semua beban (atau laba) yang timbul
dari kegiatan keuangan perusahaan (fungsi treasury), setiap beban
bunga dan laba investasi, yang secara kolektif disebut dengan laba non
operas(nonoperating income).

 Konsep Laba Akuntansi


Laba akuntansi atau laba dilaporkan (acounting income or
reported income) ditentukan bderdasarkan konsep akuntansi akrual.
Meskipun laba akuntansi sangat merefleksikan aspek laba ekonomi
maupun laba permanen, namun laba ini bukan merupakan pengukuran laba
secara lansung seperti kedua laba lainnya. Laba akuntansi juga mengalami
masalah pengukuran, sehingga mengurangi kemampuannya dalam
mencerminkan realitas ekonomi.

 Pengakuan Pendapatan dan Pengaitan


Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan
pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan adalah titik awal
pengukuran laba. Dua kondisi wajib untuk dapat diakui adalah bahwa
pendapatan :
1. Telah atau dapat direalisasikan (realized atau realizable). Untuk
dapat diakui perusahaan harus telah mendapatkan kas atau
komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah.
2. Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus mnenyelesaikan
seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba
harus telah selesai.

 Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi


Laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba ekonomi
atau permanen, melainkan didasarkan pada seperangkat peraturan yang
telah berulang selama beberapa periode untuk memfasilitasi beberapa
tujuan bahkan tujuan yang saling bertentangan sekalipun. Beberapa
penyebeb perbedaan laba akuntansi dengan laba ekonomi adalah sebagai
berikut :
1. Konsep laba alternatif. Konsep laba ekonomi sangat berbeda
dengan konsep laba permanen.
2. Biaya historis. Penggunaan biaya historis memengaruhi laba
dalam dua cara : (1) harga pokok penjualan berjalan tidak
tercermin dalam laporan laba rugi, misalnya jika digunakan metode
persediaan FIFO dan (2) tidak diakuinya keuntungan dan kerugian
aset tetap yang belum direalisasi.
3. Basis transaksi. Laba akuntansi biasanya mencerminkan dampak
transaksi . misalnya, kontrak pembelian tidak diakui pada laporan
keuangan sebleum transaksi terjadi.
4. Konservatisme. Konservatisme mengharuskan pengakuan
langsung kejadian yang menurunklan laba meskipun belum ada
transaksi yang mendasarinya, mislana penurunan nilai persediaan.
5. Manajemen Laba. Manajemen laba menimbulkan distorsi pada
laba akuntansi yang tidak mencerminkan realitas ekonomi.

 Komponen Permanen, Sementara dan Tidak Relevan dengan Nilai


Laba akuntansi terdiri atas tiga komponen :
1. Laba Permanen. Komponen laba akuntansi yang permanen (atau
berulang) diharapkan akan terjadi sepanjang waktu. Karakteristik
komponen ini seruopa dengan konsep laba permanen ekonomi.
Untuk perusahaan yang masih berlangsung, tiap dolar dari
komponen permanen sama dengan 1/r dolar dari nilai perusahaan,
dimana r adalah biaya modal.
2. Komponen Sementara . Komponen laba akuntansi yang
sementara (atau tidak berulang) tidak diharapkan untuk terjadi lagi
–biasanya merupakan peristiwa yang terjadi satu kali (one time
event). Komponen ini memiliki dampak dolar (dollar -for -dollar)
terhadap nilai perusahaan.
3. Komponen yang tidak relevan dengan nilai. Komponen yang
tidak relevan dengan nilai (value irrelevant component) tidak
memiliki konten ekonomi –komponen ini adalah distorsi akuntansi.
Komponen ini timbul karena ketidaksempurnaan akuntansi.

 Penyesuaian Laba Permanen


Misalnya, seorang analis bisa saja mengeluarkan keuntungan dari
hasil penjualan segmen bisnis utama ketikan menentukan komponen
permanen dari laba. Penyesuaian laba seperti itu disebut dengan laba inti
(core earnings) oleh analis yang bertugas. Menentukan laba inti periode
berjalan bermanfaat dalam teknik penilaian menggunakan kelipatan laba.
Menentukan laba inti juga bermanfaat dalam memberikan langkah awal
yang lebih berarti dalam melakukan prediksi dan dalam membantu
memberikan asumsi-asumsi dalam kegiatan peramalan.

 Penyesuaian Laba Ekonomi


Salah satu cara untuk mendapatkan laba ekonomi adalah dengan
menghitung perubahan kekayaan pemegang saham yang berasal dari
sumber bukan pemilik, yang dapat berarti , dengan cara memasukkan
semua hal yang menyangkut perubahan kekayaan bersih pemegang saham.

 Penyesuaian Laba Operasi


Laba operasi termasuk dalam semua komponen pendapatan dan
beban yang relevan dengan usaha operasi perusahaan tanpa menghiraukan
apakah komponen tersebut berulan atau tak berulang.

VI. AKUNTANSI PENILAIAN WAJAR


Akuntansi secara perlahan, tetapi pasti akan bergerak menuju modl
akuntansi penilaian wajar. Meskipum model penilaian akuntansi penilaian
wajar ini hanya diaplikasikan secara terbatas sejak 20 tahun terakhir,
terdapat kemajuan yang signifikan menuju adopsi yang lebih luas. SFAS
157 menediakan pedoman dasar dalam mengadopsi model akuntansi
penilaian wajar dan SFAS 159 merekomendasikan adopsi sukarela bagi
kelas aset dan kewajiban yang lebih luas. Meskipun penggunaan akuntansi
penilaian wajarmasih terbatas pada aset kewajiban keuangan—seperti
surat berharga atau instrumen utang—terdapat indikasi bahwa adopsi yang
komprehensif dari akuntansi penilaian wajar untuk semua aset dan
kewajiban—termasuk aset dan kewajiban operasi—mungkin dilakukan
dimasa depan.

 Perbandingan Model Biaya Historis jdan Penilaian Wajar


Terdapat perbedaan yang mencolok dalam laporan keuangan yang
disusun dengan dua model ini. Apakah yang menyebabkan perbedaan ini ?
Berikut beberapa perbedaan mendasar antara kedua model yang bertujuan
menjawab pertanyaan diatas :

1. Penilaian transaksi versus penilaian sekarang. Dengan


akuntansi biaya historis, nilai aset dan kewajiban sangat
bergantung pada transaksi aktual perusahaandi masa lalu, model
penilaian tidak menecerminkan kondisi ekonomi sekarang.
Sebaliknya, dengan model penilaian wajarm jmlah aset dan
kewajiban ditentukan dengan harga pasar paling akhir, dengan
asumsi pasar, penilaian tidak didasarkan pada transaksi aktual.
2. Biaya historis versus harga pasar. Penilaian biaya historis
terutama ditentukan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan,
sementara dengan model penilaian wajar didasarkan atas harga
pasar (asumsi nilai pasar).
3. Pendekatan laba alternatif. Pendekatan alternatif dalam
penentuan lab adari dua model ini sangat penting untuk analisis.
Laba dengan akuntansi biaya historis merupakan bentuk yang jelas
yang berusaha mengukur profitabilitas periode berjalan, yaitu
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang
lebih besar daripada biaya.

 Pertimbangan dalam Mengukur Nilai Wajar Mendefinisikan Nilai


Wajar
Terminologi nilai wajar dipakai (dan bukannya “nilai pasar”—
market value) karena apabila pasar aset dan kewajiban yang bersangkutan,
dalam rangka memperoleh harga pasarnya, tidak ditemukan, kita tetap
dapat mengestimasi nilai wajarnya dengan mengambil rujukan pasar
turunan (secondary market) atau menggunakan teknik penilaian. Terdapat
lima aspek yang perlu dicatat dari definisi ini :
1) Tanggal Pengukuran, yaitu tanggal neraca—bukan tanggal
ketika aset tersebut pertama diperoleh (atau saat kewajiban
pertama kali diakui).
2) Transaksi Hipotesis (hypotical transaction). Tidak ada penjualan
aktual aset (maupun transfer kewajiban) yang harus terjadi. Dngan
perkataan lain, nilai wajar ditentukan “jika” aset dijual pada
tanggal pengukuran.
3) Transaksi berurutan (orderly transaction) faham transaksi
“berurutan” menghapus kemungkinanpertukaran yang terjadi
dalam kondisi luar biasa, misalnya dalam situasi kekacauan.
4) Pengukuran dengan pasar (market – based measurement).
Penilaian wajar adalah pengukuran dengan dasar pasar, bukan
pengukuran spesifik perusahaan (entity- specific measurement).
5) Harga keluaran (exit prices). Nilai wajar aset adalah harga
hipotesis pada saat perusahaandapat menjual aset tersebut (harga
keluaran).
 Hierarki Input Nilai Wajar
Pada awalnya terdapat dua macam input yang diakui yaitu :
1. Input yang dapat diobsevasi (observable inputs);yaitu ketika harga
pasar dapatdiperoleh dari sumber yang independen terhadap
perusahaan yang membuat laporan.
2. Input yang tidak dapat diobservasi (unobservable inputs), yaitu
ketika harga pasar diperoleh berdasarkan asumsi perusahaan karena
aset atau kewajibannya tidak diperdagangkan.

Berikut tiga langkah hierarki input :

Hirarki Input Nilai Wajar

1. Input tingkat 1. ini dikutip dari harga dalam pasar aktif untuk aset
atau kewajiban tertentu yang sedang dinilai, lebih disukai pada saat
tanggal harga.
2. Input tingkat 2. Input ini diperoleh dari :
1) Kutipan harga dalam pasar aktif untuk aset atau kewajiban
yang mirip, tetapi tidak identik.
2) Kutipan harga untuk aset atau kewajiban yang identik,
tetapi tidak dalam pasar aktif (jarang diperdagangkan).
3. Input tingkat 3. Merupakan input yang tak dapat di observasi
(unobservable inputs) dan digunakan ketia aset atau kewajiban tidak
diperdagangkan atau ketika subtitusi perdagangannya tidak dapat
diidentifikasi.

 Teknik Valuasi

Teknik evaluasi yang cocok tergantung pada ketersediaan data


input. Apabila suatu teknik dapat dipilih, maka harus digunakan secara
konsisten, kecuali jika terjadi perubahan keadaan yang mengakibatkan
penentuan yang lebih akurat atas nilai wajar. Tiga pendekatan dasar dari
penilaian serbagai berikut :
1. Pendekatan Pasar. Pendekaktan ini langsung maupun tak
langsung menggunakan harga dari transaksi aktual pasar.
2. Pendekatan Laba. Pendekatan ini, nilai wajar diukur dengan
mendiskontokan perkiraan arus kas arus kas atau laba masa depan
pada masa sekarang.
3. Pendekatan Biaya. Pendekatan biaya digunakan untuk
menentukan biaya penggantian aset periode berjalan, yaitu
menentukan biaya penggantian kapasitas yang tersisa dari suatu
aset.

 Kelebihan dan Kekurangan Akuntansi Penilaian Wajar


Kelebihan dari akuntansi penilaian wajar adalah sebagai berikut :
1. Merefleksikan informasi sekarang. Dengan merefleksikan
informasi sekarang, akuntansi penilaian wajar diunguulkan lebih
relevan dalam pengambilan keputusan.
2. Kriteria pengukuran yang konsisten. Kelebihan lain yang
dikemukakan pembuat standar adalah bahwa akuntansi penilaian
wajar menyediakan satu-satunya kriteria pengukuran yang
konsisten secara konseptualuntuk aset dan kewajiban.
3. Komparabilitas (comparability). Karena sifatnya yang konsisten
dalam mengukur aset dan kewajiban, dikatakan bahywa akuntansi
penilaianj wajar akan meningkatkan daya komparatif, yaitu
kemampuan untuk membandingkan laporan keuangan dari
berbagai perusahaan.
4. Tidak ada bias konservatif. Akuntansi penilaian wajar
diharapakan dapat menghilangkan bias konservatif yang pada saat
ini terjadi dalam akuntansi.
5. Lebih bermanfaat dalam analisis ekuitas. Penggunaan biaya
historis yang konservatif menyebabkan kerugian (downside risk)
daripada mengevaluasi potensi keuntungannya (upside potensial).
Kekurangan dari akuntansi penilaian wajar adalah sebagai berikut :

1. Objektivitas lebih rendah. Kritikan untama dari akuntansi


penilaian wajar yaitu kurang andal karena kurangnya objektivitas.
2. Rentan terhadap manipulasi. Terdpat kekhawatiran akuntansi
penilaian wajar akan meningkatkan kemampuan manajer
memanipulasi laporan keuangan.
3. Penggunaan input tingkat 3. Karena input 3 kurang objektif,
masalah krusial yang akan menentukan kendala akuntansi
penilaian wajar adalah sampai sejauh mana input tingkat 3 akan
digunakan.
4. Tidak adanya unsur konservatif. Pendukung akuntansi
konservatif diingatkan pengunaan model penilaian wajar—dengan
tujuan menghiklangkan bias –akan menyebabkan laporan keuangan
dibuat lebih agresif, sehingga mengurangi manfaatnya untuk
kreditor, sebagai salah satu dari pengguna yang utama dari
informasi keuangan.
5. Fluktuasi yang berlebihan. Perubahan nilai wajar dari aset dapat
menyebabkan laba yang dilaporkan sangat rentan. Kerentanan ini
sangat mungkin menyebabkan perubahan nilai wajar aset dan
kewajiban daripada perubahan dasar tingkat profitabilitas operasi
perusahaan, sehingga ditakutkan laba menjadi kurang berguna
untuk dianalisis.

 Implikasi Analisis
Terdapat beberapa masalah penting yang perlu dipertimbangkan
dalam menganalisis laporan keuangan yang disiapkan dengan model
penilaian wajar :
1. Fokus pada neraca. Neraca tidak terlalu informatif karena
menggunakan model nilai historis. Namun dengan akuntansi
penilaian wajar, neraca akan menjadi laporan yang penting—jika
tidak dikatakan yang paling penting—dalam analisis.
2. Menyatakan kembali Laba. Menganalisis dan menyatakan
kembali laba akan menjadi tugas yang krusial bagi analis. Seorang
analis harus menganalisis laba secara hati-hati untuk memisahkan
akibat operasi sekarang dari keuntungan yang belum diakui dan
kerugian akibat perubahan nilai wajar aset dan kewajiban.
3. Menganalisis kegunaan input. Ketika menggunakan analisis
laporan keuangan nilai wajar, analis harus menganalisis tingkat
input yang telah digunakan dalam menentukan nilai aset dan
kewajiban.
4. Menganalisis kewajiban finansial. Nilai wajar surat utang
menurun dengan menurunnya kelayakan kredit dari peminjam. Hal
ini merupakan hal yang tidak masuk akal (counterintuitive)
sehubungan dengan penilaian kewajiban keuangan perusahaan
(yaitu kewajiban melunasi hutang).

 Status Terkini Penerapan Nilai Wajar


Akuntansi penilaian wajar diadopsi untuk seluruh aset dan
kewajiban dalam laporan keuangan. Perlu diperhatikan bahwa akuntansi
penilaian wajar tidak dapat diaplikasikan pada aset dan kewajiban untuk
masa sekarang. Pada saat sekarang, akuntansi penilaian wajar dapat
diterapkan terutama pada aset dan kewajiban yang bersifat keuangan
dalam artian luas.
FASB (dan IASB) saat ini terlibat dalam memeriksa bagaimana
penerapan akuntansi penilaian wajar yang lebih kompeherensif dapat
dilaksanakan, termasuk menggunakan akuntansi penilaian wajar untuk aset
dan kewajiban operasi.
VII. PENGANTAR ANALISIS AKUNTANSI

Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi sejauh mana angka


akuntansi perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Analisis akuntansi
mencakup evaluasi risiko akuntansi perusahaan dan kualitas laba,
mengestimasi kekuatan laba, dan membuat penyesuaian yang diperlukan
agar laporan keuangan lebih baik mencerminkan realitas ekonomi dan
dapat membantu analisis keuangan.

 Kebutuhan akan Analisis Keuangan


Kebutuhan akan analisis keuangan disebabkan 2 alasan yaitu,
akuntansi akrual memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkan
aktivitas usaha pada waktu yang lebih tepat. Dan, laporan keuangan dibuat
untuk berbagai jenis pemakaian dan kebutuhan informasi. Berikut adalah
alasan mengapa periu adanya analisis laporan keuangan.

 Distorsi Akuntansi.
Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan dari informasi yang
dilaporkan pada laporan keuangan terhadap realitas usaha sebenarnya.
Berikut adalah alasan mengapa distorsi bisa terjadi :
1. Standar Akuntansi. Ada 3 penyebab standar akuntansi menjadi
alasan terjadinya distorsi pada laporan keuangan. Pertama, standar
akuntansi merupakan hasil proses politik. Berbagai kelompok
pemakai melakukan lobi untuk melindungi kepentingan mereka.
Penyebab distorsi yang kedua, adanya prinsip-prinsip akuntansi
dalam standar akuntansi. Ketiga, adalah konservatisme.
Konservatisme menyebabkan bias pesimis atas laporan keuangan
yang menguntungkan analisis kredit, tetapi bermasalah untuk
analisis ekuitas.
2. Kesalahan Estimasi. Estimasi sering menyebabkan kesalahan
yang dapat mendistorsi relevansi angka akuntansi akrual.
3. Keseimbangan Andal dan Relevan. Standar akuntansi
mempertimbangkan keseimbangan antara andal dan relevan.
Penekanan terhadap keandalan sering kali menunda pengakuan
dampak dari transaksi dan kewajiban tertentu pada laporan
keuangan hingga konsekuensinya arus kas dapat diestimasi dengan
layak.
4. Manajemen Laba. Penggunaan penilaian dan estimasi dalam
akuntansi akrual mengizinkan manajer untuk menggunakan
informasi dalam dan pengalaman mereka untuk menambah
kegunaan angka akuntansi. Namun beberapa manajer
menggunakan kebebasan ini untuk mengubah angka akuntansi,
terutama laba untuk keuntungan pribadi sehingga menyebabkan
terjadinya distorsi pada laporan keuangan.

 Manajemen Laba
Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai “intervensi
manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk
memenuhi kebutuhan pribadi” (Schipper, 1989).

 Strategi Manajemen Laba


Terdapat 3 jenis strategi manajemen laba, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan Laba. Salah satu strategi manajemen laba adalah
dengan meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini
untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Selain itu,
perusahaan dapat melakukan manajeman untuk meningkatkan laba
selama beberapa tahun dan kemudian membalik akrual sekaligus
pada satu saat pembebanan. Pembebanan satu saat ini sering
dilaporkan “di bawah laba bersih” (bellow the line), sehingga
dipandang tidak relevan.
2. Big Bath. Big bath dilakukan melalui penghapusan (write-off)
sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih
biasanya periode dengan kinerja yang buruk (sering kali pada masa
resesi di mana perusahaan lain juga melaporkan laba yang buruk).
Big bath juga sering dilakukan setelah strategi peningkatan laba
pada periode sebelumnya.
3. Perataan Laba. Pada strategi ini manajer menurunkan atau
meningkatkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya.

 Motivasi Melakukan Manajemen Laba


Insentif utama untuk melakukan manajemen laba adalah sebagai berikut :
1. Insentif Perjanjian. Misalnya perjanjian kompensasi manajer
biasanya mencakup bonus berdasarkan laba. Perjanjian bonus
biasanya memiliki batas atas dan batas bawah, artinya manajer
tidak akan mendapat bonus jika laba yang diperoleh berada pada
batas bawah, dan begitu juga sebaliknya jika laba berada di batas
atas. Hal tersebutlah yang menyebabkan manajer memiliki insentif
untuk memanajemen laba sesuai dengan keinginannya.
2. Dampak Harga Saham. Misalnya, manajer dapat meningkatkan
laba untuk menaikkan harga saham perusahaan sementara
sepanjang satu kejadian tertentu seperti merger yang akan
dilakukan atau penawaran surat berharga, atau rencana untuk
menjual saham atau melaksanakan opsi.
3. Insentif Lain. Laba sering kali diturunkan untuk menghindari
biaya politik dan penelitian yang dilakukan badan pemerintah,
misalnya untuk ketaatan undang-undang antimonopoly dan IRS.

 Mekanisme Manajemen Laba


Terdapat 2 metode utama manajemen laba yaitu :
1. Pemindahan Laba. Pemindahan laba merupakan manajemen laba
dengan memindahkan laba dari satu period eke periode lainnya.
Pemindahan laba dapat dilakukan dengan mempercepat atau
menunda pengakuan pendapatan atau beban. Contoh pemindahan
laba adalah sebagai berikut :
1) Mempercepat pengakuan pendapat dengan membujuk distributor
atau pedagang untuk membeli kelebihan produksi pada akhir tahun
fiscal.
2) Menunda pengakuan beban dengan mengapitalisasi beban dan
mengamortisasi sepanjang periode masa depan.
3) Memindahkan beban pada periode berikut dengan mengadopsi
metode akuntansi tertentu.
4) Membebankan biaya yang cukup besar sekaligus pada satu waktu
tertentu misalnya penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi
pada periode antara.
2. Manajemen Laba melalui Klasifikasi. Laba juga dapat
ditentukan dengan secara khusus mengklasifikasi beban (dan
pendapatan) pada bagian tertentu laporan laba rugi. Bentuk umum
dari manajemen laba melalui klasifikasi adalah memindahkan
beban di bawah garis, atau melaporkan beban pada pos luar biasa
dan tidak berulang, sehingga tidak dianggap penting oleh analis.

 Implikasi Manajemen Laba terhadap Analisis Laporan Keuangan


Karena manajemen laba mendistorsi laporan keuangan, identifikasi
dan membuat penyesuaian manajemen laba menjadi tugas penting dalam
analisis laporan keuangan. Sebelum menentukan apakah sebuah
perusahaan melakukan manajemen laba, seorang analis harus memeriksa
hal berikut :
1. Insentif melakukan manajemen laba. Manajemen laba tidak
dilakukan kecuali jika terdapat insentif bagi manajer.
2. Reputasi dan masa lalu manajemen. Perlu untuk menilai reputasi
dan integritas manajemen.
3. Pola yang konsisten. Tujuan manajemen laba adalah
memengaruhi angka paling bawah seperti laba atau rasio utama
seperti debt to equity atau interest coverage.
4. Kesempatan melakukan manajemen laba. Sifat aktifitas usaha
menentukan sejauh mana manajemen laba dapat dilakukan.

 Proses Analisis Akuntansi


Proses analisis akuntansi mencakup beberapa proses dan pekerjaan
yang saling terkait.

 Evaluasi Kualitas Laba


Kualitas laba (atau tepatnya, kualitas akuntansi) memiliki arti
berbeda untuk berbagai pihak. Banyak analis mendefinisikan kualitas laba
sebagai sejauh mana perusahaaan mengaplikasi konservatisme—
perusahaan dengan kualitas laba tinggi diharapkan memiliki rasio harga
terhadap laba (price-earning ratio) yang lebih tinggi dibandingkan
perusahaan dengan kualitas laba rendah. Tahap evaluasi kualitas laba
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi dan penilaian kebijakan akuntansi penting. Apakah
kebijakan tersebut wajar atau agresif ? Apakah kebijakan tersebut
sejalan dengan norma industri ? Apakah dampak dari kebijakan
akuntansi pada angka-angka yang disajikan pada laporan
keuangan ?
2. Evaluasi tingkat fleksibilitas akuntansi. Penting untuk menilai
tingkat fleksibilitas yang tersedia pada saar pembuatan laporan
keuangan.
3. Tentukan strategi pelaporan. Menentukan strategi pelaporan
yang digunakan oleh perusahaan.
4. Identifikasi dan menilai tanda bahaya. Tanda bahaya merupakan
pos yang memberikan peringatan bagi analis akan adanya potensi
masalah yang serius. Contoh tanda bahaya adalah :
Kinerja keuangan yang buruk—perusahaan yang putus asa biasanya
melakukan segala cara.
Secara konsisten laba yang dilaporkan selalu lebih tinggi
dibandingkan arus kas operasi.
C. KESIMPULAN

Laporan keuangan merupakan produk lingkungan pelaporan


keuangan yang paling penting. Laporan keuangan harus bersifat relevan
dan andal. Akuntansi akrual merupakan kombinasi dari aturan-aturan yang
rumit dan tidak sempurna menghalangi tujuan laporan keuangan sampai
menyajikan informasi mengenai arus kas. Laba, (income—disebut juga
earnings atau profit) merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi
usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan.
Akuntansi secara perlahan, tetapi pasti akan bergerak menuju model
akuntansi penilaian wajar. Meskipun model penilaian akuntansi penilaian
wajar ini hanya diaplikasikan secara terbatas sejak 20 tahun terakhir,
terdapat kemajuan yang signifikan menuju adopsi yang lebih luas. Analisis
akuntansi mencakup evaluasi risiko akuntansi perusahaan dan kualitas laba,
mengestimasi kekuatan laba, dan membuat penyesuaian yang diperlukan
agar laporan keuangan lebih baik mencerminkan realitas ekonomi dan
dapat membantu analisis keuangan.
Daftar Pustaka

Subramanyan, KR. Wild, John J. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :


Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai