NAMA :
PPAK REGULER 1
1
Manajer pada semua level perlu menentukan rencana langkah atau
tindakan tindakan di masa yang akan datang. Untuk merencanakan langkah-
langkah ini, manajer perlu menentukan terlebih dahulu nilai atas tiap-tiap
alternatif yang dapat dipilih. Seluruh tingkatan manajemen terlibat dalam
pencapaian target yang telah ditentukan. Pengawasan dari seluruh tingkatan
manajer diperlukan untuk memastikan bahwa semua pihak mengerti tujuan yang
akan dicapai perusahaan dan bersungguh-sungguh berusaha mencapai tujuan
tersebut. Pada setiap level pertanggungjawaban harus diketahui seberapa besar
sumberdaya yang telah digunakan dalam suatu unit bisnis, lini produk, maupun
proyek, serta tingkat pengembalian dana yang digunakan tersebut.
2
Manajemen harus membandingkan alternatif untuk menjual suatu unit
bisnis dengan nilai saat ini dari melanjutkan kepemilikan dan pengelolaan unit
bisnis tersebut. Alternatif yang memiliki biaya kesempatan yang lebih tinggi
adalah alternatif yang dilepaskan. Jika total present value dari operasional
dikurangi utang makan akan memperoleh nilai yang dimiliki oleh pemegang
saham.
Shareholder Total discounted Debt
Value from operations = free cash flow +
from operations
Komposisi utang adalah nilai pasar dari utang, seperti utang jangka
panjang, pinjaman overdraft, ditambah nilai pasar dari kuasi kewajiban utang
misalnya saham preferen. Dalam praktik nilai pemegang saham, nilai buku utang
pada neraca sering digunakan sebagai penggambaran terhadap nilai pasar.
Penyetaraan tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai pemegang saham.
Menurut Rappaport nilai suatu perusahaan terdiri dari tiga elemen,
pengelompokan yang dilakukan Rappaport bedasarkan nilai arus kas sekarang
saham yang tersedia untuk diperdagangkan, aset-aset yang tidak diperlukan untuk
aktivitas operasi untuk menghasilkan arus kas bisnis serta arus kas dari aktivitas
3
operasi. Nilai dari saham yang tersedia untuk diperjualbelikan ditunjukkan oleh
harga pasar saham saat ini.
Arus kas bebas merupakan arus kas dari aktivitas operasi setelah
ditetapkan dan modal kerja yang masuk dari operasi atas bisnis. Arus kas bebas
tidak termasuk arus kas yang dihasilkan dari penjualan saham oleh perusahaan,
atau utang.
3. Laba Ekonomi
Laba ekonomi adalah laba dari kaca mata investor karena keperluan untuk
menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif
bergantung pada karakteristik investor. Bagi pemegang saham dengan
menggunakan analisis sekuritas biasanya lebih mendasarkan diri pada laba
ekonomik untuk memprediksi aliran kas atau return saham perusahaan di masa
depan. Jika dibandingkan dengan laba akuntansi yang masih ada unsur prinsip
akuntansi berterima umum yang kurang merepresentasikan daya beli saham. Laba
ekonomi memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan analisis nilai pemegang
saham karena laba ekonomi menggunakan sistem akuntansi dan pelaporan usaha
yang fokus terhadap laba daripada informasi arus kas. Laba ekonomi untuk suatu
periode adalah jumlah pendapatan dari bisnis setelah dikurangi dengan biaya
operasi dan biaya kesempatan dari modal. Sebuah bisnis hanya menghasilkan laba
ekonomi jika hal itu dapat memberikan pengembalian yang lebih besar. Berikut
ada 2 versi dari laba ekonomi:
a. Laba Ekonomi Berdasarkan Entitas. Versi ini didasarkan pada jumlah laba
setelah pajak namun sebelum dikurangi dengan bunga.
b. Laba Ekonomi Berdasarkan Ekuitas. Laba ekonomi ini didasarkan pada
laba operasi sebelum dikurangi dengan bunga, memperhitungkan
kelebihan pengembalian dari semua sumber keuangan kepada suatu usaha
4
termasuk pemegang saham. Jadi, laba ekonomi adalah laba yang dibagikan
kepada pemegang saham setelah dikurangi dengan biaya yang terjadi dari
modal pemegang saham.
5
konsep penilaian dengan menggunakan analisa ratio, dalam prakteknya data
pembanding ini, seringkali tidak tersedia.
Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini juga
memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA antara lain: Konsep ini sangat
tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat.
Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam
mengemukakan kondisi internalnya, serta EVA hanya mengukur salah satu
keberhasilan bisnis.