Materi :
HIDROLISA PATI
Disusun oleh :
Egy Rakhmasari 21030116120018
Gilbert 21030116130104
Rosalia Puspita Sari 21030116120006
Materi :
HIDROLISA PATI
Disusun oleh :
Egy Rakhmasari 21030116120018
Gilbert 21030116130104
Rosalia Puspita Sari 21030116120006
2. Kelompok : 6 / Senin
3. Anggota
NIM : 21030116120018
NIM : 21030116130104
NIM : 21030116120006
Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan banyak
digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman, makanan yang diproses,
kertas, makanan ternak, farmasi, dan bahan kimia serta industry nonpangan seperti teksti,
detergent, kemasan dan sebagainya. Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari
pengaruh variable terhadap reaksi hidrolisa pati, menghitung konstanta kecepatan reaksi,
dan menganalisa pengaruh variable terhadap konstanta kecepatan reaksi. Pati merupakan
homopolimer glukosa dengan ikatan α-glukosidik. Pati termasuk dalam polisakarida yang
merupakan polimer glukosa, yang terdiri atas amilosa dan amilopektin. Hidrolisa
merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat
diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni,
hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, hidrolisis gabungan alkali dengan air dan
hidrolisis dengan katalis enzim. Hal- hal yang mempengaruhi proses hidrolisa pati antara
lain : katalisator, suhu dan tekanan, pencampuran atau pengadukan, dan perbandingan zat
pereaksi.
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah glukosa anhidris, tepung tapioka,
NaOH, HCl, indikator MB, Fehling A, Fehling B, dan aquadest. Alat-alat yang digunakan
adalah gelas ukur, thermometer, erlenmeyer, statif dan klem, buret, labu leher tiga, dan
labu takar. Praktikum diawali dengan menghitung densitas pati dan HCl, dan membuat
glukosa standard. Dilanjutkan dengan penentuan kadar pati, diawali dengan standarisasi
larutan fehling, lalu penentuan kadar awal pati. Langkah yang terakhir adalah proses
hidrolisa pati.
Dari percobaan yang telah dilakukan, konsentrasi katalis H2SO4 0,1 N menghasilkan
nilai konversi hidrolisa pati (Xa) yang lebih besar dibandingkan dengan katalis HCl 0,1 N.
Nilai konstanta kecepatan reaksi untuk variabel katalis HCl 0,1 N sebesar 0,051 menit-1
dan variabel katalis H2SO4 0,1 N sebesar 0,0565 menit-1. Saran dari praktikum ini adalah
pemasangan selang pada alat pendingin harus dilakukan hati-hati agar selang tidak lepas.
Magnetic stirrer diatur agar dapat berputar dengan baik. Klem seharusnya dilengkapi
dengan karet agar tidak merusak pendingin balik dan labu leher tiga.
Starch and its derivative products are multipurpose materials and widely used in
various industries such as beverages, processed foods, paper, fodder, pharmaceuticals,
chemicals and non-food industries such as texts, detergents, packaging and etc. The
purpose of this experiment is to study the effect of variables on the reaction of starch
hydrolysis, to calculate the reaction speed constant, and to analyze the effect of the
variable on the reaction speed constant. Starch is a glucose homopolymer with α-
glucosidic bond. Starch is included in polysaccharide which is a glucose polymer,
consisting of amylose and amylopectin. Hydrolysis is the binding reaction of the hydroxyl
group (-OH) by a compound. OH groups can be obtained from water compounds.
Hydrolysis can be classified into pure hydrolysis, acid catalyst hydrolysis, alkaline catalyst
hydrolysis, hydrolysis of alkali compounds with water and hydrolysis with enzyme catalyst.
Matters affecting the process of starch hydrolysis include: catalyst, temperature and
pressure, mixing or stirring, and the ratio of reagents.
In this practicum, the materials used are anhydric glucose, tapioca flour, NaOH,
HCl, MB indicator, Fehling A, Fehling B, and aquadest. The tools used are measuring
glass, thermometer, erlenmeyer, statif and clamp, burette, three-neck flask, and pumpkin
measures. Practicum begins with calculating the density of starch and HCl, and makes
glucose standard. Followed by the determination of starch content, beginning with
standardization of fehling solution, then determination of starch content. The last step is
the process of starch hydrolysis.
From the experiments, the concentration of 0.1 N H2SO4 catalyst resulted in a
larger conversion value of starch hydrolysis (Xa) than the 0.1 N HCl catalyst. The reaction
rate velocity value for the 0.1 N HCl catalyst variable was 0.051 min-1 and a 0.1 N H2SO4
catalyst variable of 0.0565 min-1. Suggestion from this practicum is mounting of hose on
cooler must be done carefully so that hose not loose. Magnetic stirrer is set to rotate
properly. The clamps should be equipped with a rubber so as not to damage the cooling
back and triple neck flask.
Semarang, 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yaitu amilopektin, sangat banyak dengan DP berkisar antara 105 -3x106 unit
glukosa dan merupakan komponen utama yang dapat mempengaruhi
physiochemical dan cita rasa dari pati.
karena volume air cukup besar, maka dapat dianggap konsentrasi air selama
perubahan reaksi sama dengan k’, dengan besarnya k’ :
k’ = k . Cair ...(2)
sehingga persamaan 1 dapat ditulis sebagai berikut -rA = k’. C pati dari
persamaan kecepatan reaksi ini, reaksi hidrolisis merupakan reaksi orde satu.
Jika harga –rA =-dCA/dt maka persamaan 2 menjadi:
...(3)
...(4)
Apabila CA = CA0 (1-XA) dan diselesaikan dengan integral dan batas kondisi
t1,
∫ ∫ ...(5)
( )...(6)
( )...(7)
( )
( ) dan x = t2.
1. Katalisator
Hampir sama semua reaksi hidrolisa membutuhkan katalisator untuk
mempercepat jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa
enzim atau asam karena kinerjanya lebih cepat. Asam yang dipakai
beraneka jenisnya mulai dari HCl (Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr,
1939), H2SO4 sampai HNO3. Yang mempengaruhi kecapatan reaksi
adalah konsentrasi ion H+, bukan jenis asamnya. Meskipun demikian,
didalam industri umumnya dipakai asam klorida (HCl). Pemilihan ini
didasarkan atas sifat garam yang terbentuk pada penetralan tidak
menimbulkan gangguan apa-apa selain rasa asin jika konsentrasinya
tinggi.
reaksi mendekati nol dan reaksi berjalan dalam fase cair maka suhu dan
tekanan tidak banyak mempengaruhi keseimbangan.
3. Pencampuran (pengadukan)
Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-
baiknya perlu adanya pencampuran. Untuk proses Batch, hal ini dapat
dicapai dengan bantuan pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk, 1973).
Apabila prosesnya berupa proses alir (kontinyu), maka pecampuran
dilakukan dengan cara mengatur aliran didalam reaktor supaya terbentuk
olakan.
4. Perbandingan Zat Pereaksi
Jika salah satu zat pereaksi dibuat berlebihan jumlahnya maka
keseimbangan dapat bergeser kearah kanan dengan baik. Oleh karena itu,
suspensi pati yang kadarnya rendah memberi hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan yang kadarnya tinggi. Bila kadar suspensi pati
diturunkan dari 40% menjadi 20% atau 1% maka konversi akan
bertambah dari 80% menjadi 87 atau 99 % (Groggins, 1958). Pada
permukaan, kadar suspensi pati yang tinggi sehingga molekul-molekul
zat pereaksi akan sulit bergerak. Untuk menghasilkan glukosa biasanya
dipergunakan suspensi pati sekitar 20%.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Persiapan Awal
Pengumpulan data
praktikum
3.1.2 Bahan
1. Glukosa anhidrit
2. Tepung tapioka
3. NaOH
4. HCl
5. Indikator MB
6. Fehling A
7. Fehling B
8. Aquadest
3.1.3 Alat
1. Gelas ukur
2. Termometer
3. Erlenmeyer
4. Statif dan klem
5. Buret
6. Labu leher tiga
7. Labu takar
2 1
( )
Dimana :
Dimana :
( )
( )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Xa
0.4 HCl
HCl0.1
0.1NN
0.3 H2SO4
H2SO40.1
0.1NN
0.2 Linear (HCl
(HCl0.1
0.1N)
N)
0
0 5 10 15 20 25
t (menit)
Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa konsentrasi katalis H2SO4 0,1 N
menghasilkan nilai konversi hidrolisa pati (Xa) yang lebih besar dibandingkan
dengan katalis HCl 0,1 N. Hal ini dikarenakan dengan konsentrasi yang sama
pada katalisator yang berbeda, baik asam sulfat maupun asam klorida memiliki
jumlah air yang sama, tetapi asam sulfat memiliki ion H+ yang lebih banyak
daripada asam klorida yang mengakibatkan pemutusan ikatan berlangsung lebih
baik, sehingga gugus radikal bebas yang diikat air menjadi lebih banyak pula
(Juwita, 2012). Penambahan katalisator bertujuan untuk memperbesar kecepatan
reaksi, sesuai dengan persamaan Arhenius. Jadi, makin banyak asam yang dipakai
makin cepat reaksi hidrolisis, dan dalam waktu tertentu pati yang berubah menjadi
glukosa juga meningkat. Tetapi penggunaan asam sebagai katalisator sedapat
mungkin terbatas pada nilai terkecil agar garam yang tersisa dalam hasil setelah
penetralan tidak menggangu rasa manis (Mastuti, 2010).
2
1.8 y = 0.0565x + 0.6015
R² = 0.9801
1.6
1.4
ln 1/(1−𝑋𝐴)
1.2
1
HCl
HCl0.1
0.1NN
0.8
H2SO4
H2SO4 0.1 N
0.6
Linear (HCl
(HCl0.1
0.1 N)
N)
0.4 y = 0.051x + 0.21 Linear (H2SO4 0.1N)N)
(H2SO4 0.1
0.2 R² = 0.888
0
0 5 10 15 20 25
t (menit)
dengan menggunakan katalis H2SO4 0,1 N, harga konstanta kecepatan reaksi lebih
besar disbanding menggunakan katalis HCl 0,1 N.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Konsentrasi katalis H2SO4 0,1 N menghasilkan konversi hidrolisa pati
yang lebih besar dibandingkan dengan katalis HCl 0,1 N.
2. Nilai konstanta kecepatan reaksi untuk variabel katalis HCl 0,1 N sebesar
0,051 menit-1 dan variabel katalis H2SO4 0,1 N sebesar 0,0565 menit-1.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agra, I. B., Warnijati, S., dan Pujianto, B., 1973.“ Hidrolisa Pati Ketela Rambat
Pada Suhu Lebih Dari 100 C”, Forum Teknik, 3, 115-129.
Levenspiel. O., “Chemical Reaction Engineering” 2nd ed, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo, 1970
Mandakea, M.B , Anekarb S.V , Walkec S.M. 2013. Kinetic Study of Catalyzed
and Uncatalyzed Esterification Reaction of Acetic acid with Methanol.
Department of Chemical Engineering, Tataysaheb Kore Institute of
Engineering and Technology, Waranangar, Kolhapur 416113, India.
Mustati. 2010.Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Katalisator Asam terhadap
Sintesis Furfural dari Sekam Padi. Diakses pada 13 Maret 2018.
Stout, Rydberg Jr . 1939. Tropical Forest and Their Crops, Cornell Univ, Ithaca.
Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA
Materi :
HIDROLISA PATI
Disusun oleh :
Egy Rakhmasari 21030116120018
Gilbert 21030116130104
Rosalia Puspita Sari 21030116120006
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. PERCOBAAN
2.1. Bahan
3. VARIABEL OPERASI
a. Variabel tetap
Tapioka konsentrasi 10%
Suhu operasi
Titran diambil 20 ml tiap 5 menit, hingga 20 menit
Volume basis 443 ml
b. Variabel berubah
4. CARA KERJA
Persiapan awal
a. Menghitung densitas pati
Ke dalam gelas ukur, 5 ml aquades dimasukkan 1 gram pati, catat
penambahan volume.
( )
Dimana :
grek HCl = 1
b. Menghitung kebutuhan pati
Dimana :
( )
( )
4. HASIL PERCOBAAN
F glukosa standar = 33 ml
HCl H2SO4
20 ml 18 ml
Praktikan Mengetahui
Asisten
pati =
= 1,67 gr/ml
2. Menghitung HCl dan H2SO4
a. HCl
Volume picno = 24,7 ml
Massa picno kosong = 23,9324 gr
Massa picno + HCl = 53,9182 gr
HCl =
= 1,214 gr/ml
b. H2SO4
Volume picno = 24,7 ml
Massa picno kosong = 20,4712 gr
Massa picno + H2SO44 = 67,1542gr
H2SO4 =
= 1,89 gr/ml
V HCl =
= 5,3277 ml
Menghitung kebutuhan pati (10%)
V basis = V aq + V pati + V HCl
443 = V aq + V pati + 5,3277
V pati = 437,67 – V aq
%suspensi = =( ) ( )
( )
( )
= 0,1 =( ) ( ) ( )
( )
= 0,1 =
( ) ( ) ( )
= V aq HCl = 409, 96 ml
V pati HCl = 443 – 409,96 = 33,04 ml
m pati HCl = 1,67 x 33,04 = 55,18 gram
b. H2SO4
Menghitung kebutuhan H2SO4 0,1 N
V HCl =
= 1,1964 ml
Menghitung kebutuhan pati (10%)
V basis = V aq + V pati + V H2SO4
433 = V aq + V pati + 1,1964
V pati = 431,80 - Vaq
%suspensi = =( ) ( )
( )
( )
= 0, 1 =( ) ( ) ( )
( )
= 0,1 = ( ) ( ) ( )
= V aq H2SO4 = 404,72 ml
V pati H2SO4 = 443 – 404,72= 38,28 ml
m pati H2SO4 = 1,67 x 38,28 = 63,93 gram
LEMBAR PERHITUNGAN
= 0,0112
b. H2SO4
( )
Xpo =
= 0,0131
2. Perhitungan Konversi
( )
Xp =
XA =
a. HCl (0,1 N)
t = 0 ; M = 29 ml
( )
Xp =
= 0,00307
XA =
= 0,2746
t = 5 ; M = 28 ml
( )
Xp =
= 0,0038
XA =
= 0,3433
t = 10 ; M = 26 ml
( )
Xp =
= 0,0053
XA =
= 0,480
t = 15 ; M = 25 ml
( )
Xp =
= 0,0061
XA =
= 0,5493
t = 20 ; M = 22 ml
( )
Xp =
= 0,0084
XA =
= 0,7553
b. H2SO4 (0,1 N)
t = 0 ; M = 25 ml
( )
Xp =
= 0,0062
XA =
= 0,4739
t = 5 ; M = 23 ml
( )
Xp =
= 0,0077
XA =
= 0,5923
t = 10 ; M = 22 ml
( )
Xp =
= 0,0085
XA =
= 0,6516
t = 15 ; M = 20 ml
( )
Xp =
= 0,0100
XA =
= 0,7701
t = 20 ; M = 19 ml
( )
Xp =
= 0,0108
XA =
= 0,8293
LEMBAR ASISTENSI
Diperiksa
Keterangan Tanda Tangan
No Tanggal