PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) telah menjadi istilah
populer dalam penyelenggara perencanaan pembangunan dan penganggaran di
Daerah dan Desa, bersamaan dengan penerbitan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional (SPPN), maka Musrenbang
dapat menjadi ruh pembangunan karena ia merupakan pondasi awal dalam
perencanaan pembangunan agar efektif dan efisien. Musyawarah itu sendiri berasal dari
kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, istilah di Desa
Batukuda (Banten) yaitu urun rembug atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.
Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang
musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari”
bahkan “demokrasi”.
Musrenbang desa dinyatakan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66
Tahun 2007 Pasal 1 ayat (11), yang menyebutkan bahwa Musrenbang Desa adalah
forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku
kepentingan desa untuk menyepakati rencana kegiatan di Desa 5 dan 1 tahunan.
Sedangkan sesuai dengan Permendagri 114 Tahun 2014 Pasal 46 ayat 1,
bahwa Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa)
diselenggarakan oleh Kepala Desa untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP
Desa. Pasal 1 ayat 7 juga menjelaskan bahwa musyawarah tersebut dilakukan antara
BPD, Pemerintah Desa dan semua unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan dan kebutuhan
pembangunan Desa yang didanani oleh APB Desa, swadaya masyarakat dan APBD
kab/kota.
Bertempat di Pendopo Kantor Kepala Desa Batukuda Kecamatan Mancak telah
diselenggarakan Musrenbang Desa Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun
2017-2018, yang dihadiri berbagai elemen dan unsur masyarakat baik dari wakil-wakil
kelompok, Dusun, lembaga Desa, tokoh masyarakat serta unsur lain yang terkait di
Desa.
Kegiatan tersebut secara kultural adalah dalam rangka nyengkuyung rame-rame sila
ke-4 dari Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” yang menjadi landasan bernegara
serta landasan dalam menjalankan seluruh kegiatan pemerintahan. Salah satu kegiatan
A. Pengertian
Musrenbang adalah forum dimana masyarakat dapat menyampaikan aspirasi
mereka, di situ ada proses timbal balik dalam proses pembangunan yang akan
dilaksanakan adalah tentang bagaimana yang seharusnya dilakukan pemerintah serta
sebaliknya yang harus dilakukan masyarakat dalam pembangunan yang akan
dilaksanakan. Musrenbang adalah proses memajukan setiap daerah mulai dari
Desa/kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi hingga pusat.
Perencanaan pembangunan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat tidak
akan berhasil tanpa peran serta masyarakat didalam pembuatan perencanaan tersebut.
Menyadari akan pentingnya peran serta masyarakarakat, pemerintah mengharuskan
didalam pembuatan perencanaan pembangunan baik pusat maupun daerah dilakukan
musyawarah secara berjenjang dari tingkat bawah. Proses tersebut diawali dengan
Musrenbang desa, Musrenbang kecamatan, Musrenbang Kabupaten dan Musrenbang
Provinsi dengan tujuan untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat sesuai dengan
amanat undang-undang.
B. Topik yang dibahas dalam musyawarah di balai Desa Winong itu adalah:
Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi atau topik di atas
selanjutnya seluruh peserta Musrenbang Desa menyetujui serta memutuskan beberapa
hal yang berketatapan menjadi keputusan akhir dari Musrenbang Desa RKP tahun
2017-2018 yaitu :
SARANA & PRASARANA / FISIK :
#Usulan Desa Tahun 2017 (DD/ADD)
a. Pelayanan Dasar Pendidikan
1. Pembangunan Gedung PAUD
2. Perpustakaan Desa
3. Bantuan Bagi Guru Ngaji
b. Pelayanan Dasar Kesehatan
1. Pembangunan Gedung Posyandu
2. Pengadaan Ambulance Desa
3. Pembangunan Rumah Bidan
c. Pelayanan Dasar Infrastruktur
1. Pembangunan jalan Rabat Beton Kp.Nangka RT. 08/02
2. Pembangunan jalan paving Blok RT.16/02
3. Paving Blok Rt. 03/01 Kubang Lapang
4. Penambahan Penerangan jalan raya Mancak di Desa Winong
5. Pembangunan Rumah Tak layak huni
6. Pembuatan sumur Bor
7. Pembangunan Kantor Desa Baru
EKONOMI / SOSIAL :
1. Pembangunan Pasar Desa
2. Pelatihan Ekonomi Kreatif,/enterpreuner
A. KESIMPULAN
Perencanaan adalah proses pemilihan alternatif menentukan tindakan setelah
melihat pelbagai opsi dalam mencapai tujuan. Baik jangka pendek, jangka menengah
ataupun jangka panjang (Conyers and Hills, 1986:27). Ruang lingkupnya dapat bersifat
nasional, regional, atau sektoral; dapat juga bersifat makro/menyeluruh.
Hasil dari rencana adalah kebijakan. Misal, kebijakan menyangkut pembangunan
daerah atau kegiatan fisik, misalnya membangun proyek jalan raya, dan sebagainya.
Perencanaan idealnya harus melibatkan publik. Fakta di negara kita, perencanaan
pembangunan belum melibatkan publik, dan masih bersifat top down planning.
Paradigma community driven yaitu penciptaan iklim untuk memberi penguatan peran
masyarakat untuk ikut dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, ikut
menggerakkan atau mensosialisasikan dan melakukan kontrol publik, belum signifikan.
Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil secara
optimal.
Pembangunan hanya akan melahirkan produk-produk baru tak sesuai kebutuhan
masyaratnya. Pembangunan juga membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih
efisien dari segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Strategi ini penting untuk
menentukan peran masing-masing (pemerintah dan masyarakat). Dalam UU nomor
22/1999, perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya harus berorientasi ke bawah
dan melibatkan masyarakat luas, melalui pemberian wewenang perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan di tingkat daerah. Dengan cara ini pemerintah makin
mampu menyerap aspirasi masyarakat, sehingga dapat memberdayakan dan
memenuhi kebutuhan masyarakat itu.
B. REKOMENDASI
Jadi pada tahap pelaksanaan musrembang pada tingkat desa merupakan hal yang
sangat penting sekali, dimana segala urusan pemerintahan berawal dari desa dan
bermuara pada masyarakat yang notabene langsung ke masyarakat. Oleh karena itu
Musrembang merupakan kegiatan yang secara pemerintahan merupakan proses
pengambilan keputusan dari bawah menuju atas atau sering di sebut juga bottom-up.
Oleh karena itu setiap warga masyakarat terlebih lagi praja sebagai agent of
change for good governance to civil society merupakan salah satu tolak ukur bagaimana
di dalam pelaksanaan system pemerintahan itu bisa terselanggara dengan sebaik