Anda di halaman 1dari 12

Veterina Medika Vol.10, No.

1, Pebruari 2017

Androgen Dihydrotestosterone dan Perannya pada Sistem Reproduksi Pria

Androgen Dihydrotestosterone and Its Role in Male Reproductive System

Muslim Akmal

Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala

Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 4 Darussalam-Banda Aceh 23111


Tlp. (0651) 7551536, fax. (0651) 7551536
Email: akmal_kh@unsyiah.ac.id; muslim_akmal70@yahoo.com

Abstract
Androgensarehormone that plays an importan role in male reproductive
system and produced significantly in form of testosterone by Leydig cells in testes
and found in circulating throughout the body. The formation of androgens is esensial
in a number of androgen action and have specific role for male sexual differentiation
and support spermatogenesis in adult rat. Dihydrotestosterone (DHT) is a more potent
androgen and the active ligand in a number of androgen target tissues and required for
male reproductivetract development. DHT is metabolized significantly by reduction
3α-hydroxysteroid dehydrogenase in liver or androgen target tissues and excreted in urin.

Keywords: androgen, dihydrotestosterone, spermatogenesis, male fertility

Pendahuluan pada banyak organ-organ reproduksi pria


Androgen merupakan hormon-hor- (Bruchovsk & Wilson, 1968).
mon seks pria yang sangat penting dalam Dihydrotestosterone (DHT) merupa-
perkembangan dan menjaga sistem re- kan androgen alami yang paling potent
produksi pria (Matsumoto et al., 2013). yang terdapat pada manusia (Marchetti
Androgen juga berperan penting selama & Barth, 2013) dan berperan sangat pent-
trimester pertama selama kehidupan ing dalam mendeterminasi diferensiasi
intra-uterin yang bertepatan dengan ter- seksual, perkembangan organ-organ seks
jadinya diferensiasi traktus genital selama tambahan baik internal maupun eksternal
virilisasi, menjaga karakteristik sekunder serta berperan juga dalam perkemban-
pria, dan inisiasi spermatogenesis (Bor- gan otot dan rambut pada sejumlah area
mann et al., 2011). (Tien-Min & Chang, 1997).
Androgen disintesis dan disekresi- Testosteron berperan penting dalam
kan ke dalam aliran darah dan sebagian menstimulasi tingkah laku psikoseksual
besarnya membentuk testosteron. Setelah (psychosexual behavior) dan perkem-
memasuki sel-sel targetnya, testosteron bangan ductus Wolffii, otot, pendalaman
juga dimetabolisasi oleh aromatase mem- suara, spermatogenesis, dan pertumbu-
bentuk estradiol di dalam hipothalamus han rambut pada ketiak dan daerah pubis
dimana penentuan mental/seks sosial (Imperato-McGinley et al., 1979), sedan-
terjadi (Döhler, 1991), atau ia dimetabo- gkan DHT nampaknya diperlukan dalam
lisasi oleh 5α-reductase menjadi 5α-DHT perkembangan prostat dan genitalia ek-
sterna, pertumbuhan rambut, dan kondi-

119
Muslim Akmal. Androgen Dihydrotestosterone dan Perannya pada....

si kebotakan pada pria (Peterson et al., Dihydrotestosterone dan Perannya pada


1977).Testosteron secara langsung me- Sistem Reproduksi Pria. Dari beberapa
mengaruhi perkembangan dan diferensia- jurnal yang terkait peran Androgen pada
si struktur derivat ductusWolffii (Wolffian mekanisme hormonal system reproduksi
duct-derived structures), seperti epidi- pria dirangkum dan disimpulkan dalam
dimis, vas deferens, vesikula seminalis, satu tulisan yang lebih komprehensif.
dan ductus ejakulator, sedangkan DHT
merupakan ligand yang aktif terhadap se- Pembahasan
jumlah jaringan target androgen, seperti
sinus urogenital, dan tuberkel (Randal, Sintesis Androgen
1994) serta beraksi pada reseptor-resep- Androgen merupakan hormon-hor-
tor yang terdapat pada bagian distal sinus mon steroid penting yang menentukan ek-
urogenital dan tuberkel (Borman et al., spresi fenotip pria, seperti perkembangan
2011). karakteristik seks sekunder hingga inisia-
Hasil penelitian menunjukkan si dan menjaga spermatogenesis ( Ruey-
bahwa dalam sejumlah sistem bioassay Sheng et al., 2009) serta berperan pent-
diketahui DHT merupakan bentuk ing dalam organisasi, perkembangan, dan
androgen yang lebih potent dibanding fungsi sejumlah jaringan reproduksi dan
testosteron dan pembentukan DHT proses-proses biologik yang lain. Produk-
diyakini berperan penting dalam banyak si androgen di dalam sel-sel Leydig di-
aksi androgen. Dari sejumlah penelitian regulasi melalui aksis hipothalamus-pi-
diketahui bahwa pembentukan DHT tuitari-gonad. Hipothalamus mensekresi-
diperlukan untuk diferensiasi embrionik kan pulsus gonadotropin releasing hor-
dan pertumbuhan post-natal prostat. mone (GnRH) setiap 90-120 menit yang
Oleh karena itu, gangguan aksi DHT selanjutnya berikatan dengan gonadotrop
menyebabkan terjadinya pertumbuhan di dalam pituitari anterior dan menstimu-
prostat hiperplastik pada manusia dan lasi pelepasan luteinizing hormone (LH)
anjing tua (George et al., 1991). dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Dewasa ini, DHT menjadi fokus LH selanjutnya menstimulasi sel-sel Ley-
penelitian para ahli reproduksi khususnya dig untuk memproduksi androgen, yang
reproduksi pria mengingat pentingnya kemudian sebaliknya melakukan umpan
peran DHT dalam perkembangan balik pada pituitari untuk menghambat
karakteristik seksual primer dan sekunder sekresi GnRH dan LH (Lindzey et al., 1994).
pria serta perkembangan awal prostat Hasil penelitian menunjukkan bah-
dan kanker payudara hingga penyakit wa pemberian androgen yang berlebihan
Alzheimer’s (Marchetti & Barth, 2013). selama fase diferensiasi seksual fetus
Fakta menunjukkan bahwa DHT juga (misalnya fetus berumur 30-90 hari) me-
merupakan mediator pertumbuhan prostat nyebabkan pembesaran testis, tergang-
yang disintesis dalam jaringan target dari gunya konsentrasi testosteron, fungsi
sirkulasi androgen testosteron melalui dan ukuran tubulus seminiferus, jumlah
aksi steroid 5α-reductase (George et al., sel germinal, dan motilitas spermatozoa
1991).Oleh karena itu, tulisanini bertujuan (Veiga-Lopez et al., 2011). Pada pria,
memberikan gambaran tentang DHT dan testosteron disintesis di dalam testis se-
perannya pada sistem reproduksi pria. dangkan pada wanita, testosteron secara
langsung disintesis oleh adrenal dan
ovarium, atau oleh adanya konversi peri-
Materi dan Metode Penelitian fer androstenedione. Secara irreversible,
Metode penelitian ini adalah testosteron dikonversi menjadi DHT oleh
studi literature dari berbagai sumber NADPH-dependent enzyme 5α-reductase
yang terkait dengan Androgen (Andersson et al., 1989) atau oleh aroma-

120
Veterina Medika Vol.10, No.1, Pebruari 2017

tisasi untuk menjadi estrogen 17ß-estradiol yang potent (Griffin & Wilson, 1980). Bios-
intesis androgen disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Mekanisme Sintesis Androgen. Pembentukan kelompok hormon utama dari


kolesterol. Keterangan: P450scc: cholesterol side-chain celavage; 3ßHSD: 3ß-hydroxysteroid
dehydrogenase; P450c21: steroid 21 hydroxylase; P450c17α: steroid 17α hydroxylase/17,20 lyase;
P450aldo: aldosterone synthase; P450c11:steroid 11 hydroxylase; 17 ßHSD: 17ß-hydroxysteroid
dehydrogenase; SRD5A1/5A2: steroid 5α-reductase type ½; P450arom: aromatase. The backdoor
pathway: di dalam kelenjar adrenal, 17α-hydroxyl progesteronedireduksi oleh 5α-reductase,
lalu 3α-reductase memberikan 5α-pregnane-3α, 17α-diol-20 one, yang dibelah oleh aktivitas
17, 20 lyase dari CYP17A1 menjadi androsterone. Selainandrosterone perifer direduksi
oleh 17ß-hydroxysteroid dehydrogenase yang menghasilkan 5α-androstane-3α, 17ß-diol,
dan selanjutnya dimetabolis oleh enzim-enzim 3α-hydroxysteroid dehydrogenase, misalnya
17ß-hydroxysteroid dehydrogenase-6) untuk membentuk DHT tanpa membutuhkan testosteron
atau androstenedione sebagai perantara (Sumber: Auchus, 2010, sitasi oleh Marchetti & Barth,
2013).

121
Muslim Akmal. Androgen Dihydrotestosterone dan Perannya pada....

Profil Androgen Receptor oleh 5α-reductase (Li et al., 2012).


Androgen dan androgen receptor AR mengandung suatu N-terminal
(AR) berperan penting pada ekspresi transcriptinal regulatory domain
fenotip pria.AR merupakan fosfoprotein (activation function 1 (AF1)) yang
yang memediasi aksi testosteron dan dapat berfungsi dalam kondisi ketiadaan
DHT dengan beraksi sebagai faktor ligand, seperti DNA binding domain
transkripsi (Lindzey et al., 1994) dan (DBD), hinge region, dan C-terminal
juga merupakan ligand dependent ligand-binding domain (LBD) yang juga
transcription factor yang mengontrol berkaitan dengan second transcriptional
ekspresi gen-gen spesifik. Ikatan AR regulatory function (AF2). Domain N-
dengan ligand-ligand natifnya (DHT dan dan C-terminal terlibat dalam dimerisasi
testosteron) menginisiasi perkembangan dan berikatan dengan protein regulator
dan diferensiasi seksual pria (Tan et al., transkripsi yang lain (Comuzzi et
2015). al., 2003). Aktivasi androgen oleh
Testosteron merupakan ligand AR meregulasi pertumbuhan prostat,
utama AR, yang membantu sejumlah tulang, massa otot, spermatogenesis,
fungsi fisiologik pada manusia (Bhasin dan merupakan faktor predisposisi pada
& Jasuja, 2009). Testosteron berperan kanker prostat. AR memediasi aktivitas
sangat penting dalam menjaga fungsi transkripsi dalam upaya merespon dua
seksual, perkembangan sel germinal, dan bentuk biologik aktif androgen yang
organ seks sekunder. Testosteron juga berikatan dengan AR dengan afinitas yang
memengaruhi otot skelet, lemak, tulang, sama tinggi (Wilson & French, 1976).
hematopoesis, koagulasi, lipid, protein, Testosteron merupakan bentuk
dan metabolisme karbohidrat dan tingkah sirkulasi androgen utama yang
laku kognitif (Bhasin et al., 2006). disekresikan oleh testis dan merupakan
ARberlokasi pada kromosom X bentuk aktif androgen di dalam otot,
(q11-12) merupakan ligand-inducibel sedangkan DHT adalah metabolit
transcription factor yang berperan penting testosteron dan merupakan bentuk
dalam meregulasi ekspresi gen target (Li androgen yang lebih aktif yang dibutuhkan
et al., 2012) dan memediasi sejumlah untuk perkembangan traktus reproduksi
efek biologik androgen baik pada proses- pria (Askew et al., 2007).Hasil penelitian
proses fisiologik maupun patologik menunjukkan bahwa AR berikatan baik
(Torres-Estay et al., 2015). AR merupakan dengan testosteron maupun dengan DHT.
ligand-regulated transcription factor AR berlokasi di dalam sitoplasma sel
yang termasuk ke adalam famili reseptor- dan berikatan dengan heat shock protein
reseptor nukleus(nuclear receptors). hingga testosteron atau DHT berdifusi
Selain diregulasi oleh steroid, AR juga masuk ke dalam sel. Selain itu, ikatan
diregulasi oleh generasi modifikasi post- tersebut juga menyebabkan terjadinya
translasi oleh pathway signal transduksi. disosiasi heat shock protein. Hal ini
AR tidak hanya berfungsi sebagai faktor memungkinkan ligand-androgen receptor
transkripsi, namun juga sebagai simpul complex memasuki nukleus, mengalami
yang mengintegrasikan sejumlah sinyal- fosforilasi, dimerisasi, dan berikatan
sinyal ekstraselular (Koryakina et al., dengan androgen response elements di
2014). Hasil penelitian menunjukkan dalam region promoter dari androgen-
bahwa AR memediasi aktivitas fisiologik regulated genes setelah rekruitmen co-
dengan cara berikatan dengan androgen. activator yang akhirnya memengaruhi
Sebagai contoh, testosteron sebagai salah transkripsi gen (Zhou et al., 1994).
satu androgen memasuki sel target, lalu Aksi Androgen dan AR disajikan pada
berikatan secara langsung dengan AR Gambar 2, sedangkan ikatan (binding)
atau setelah dikonversi menjadi DHT AR disajikan pada Gambar 3.

122
Veterina Medika Vol.10, No.1, Pebruari 2017

Gambar 1. Aksi androgen dan AR. Organisasi genom dari gen reseptor androgen manusia dan
struktur domain fungsional dari protein reseptor androgen. Gambar A menunjukkan
androgen dan AR signaling di dalam sel-sel prostat. Setelah disintesis di dalam testis,
testosteron dibawa menuju jaringan-jaringan target, seperti prostat dan selanjutnya
dikonversi menjadi DHT oleh 5α-reductase. DHT berikatan kantung ligand-binding
dan mendukung disosiasi heat-shock proteins dari AR, yang selanjutnya bertranslokasi
memasuki nukleus, berdimerisasi, dan berikatan dengan androgen response element
(ARE) di dalam promoter region dari gen-gen target, seperti prostate-specific antigen
(PSA) dan TMPRSS2. Pada promoter, AR mampu merekrut anggota dari basal
transcription machinery, seperti TATA-box-binding protein (TBP) dan transcription
factor IIF (TFIIF) dan juga co-regulator yang lainnya, seperti famili p160 dan cAMP-
response element binding protein-binding protein (CBP). SHBG: serum sex hormone-
binding globulin. Gambar B menunjukkan gen-gen reseptor androgen yang telah
dipetakan disepanjang lengan dari X-kromosom (locus: Xq11-q12). Ia mengandung
8 ekson yang diputuskan oleh intron-intron dengan panjang yang bervariasi (0.7-2.6
kb) dan menyandi protein dari 919 asam-asam amino yang mengandung sejumlah
domain-domain fungsional, seperti N-terminal domain (NTD), DNA binding domain
(DBD) danligand binding domain (LBD) (Sumber: Tan et al., 2015).

123
Muslim Akmal. Androgen Dihydrotestosterone dan Perannya pada....

Gambar 3. Ikatan AR. Sex hormone binding globulin (SHBG) mentranspor lebih banyak
testosteron mengelilingi sirkulasi menuju sel target dan mengalami reduksi menjadi
DHT dan berikatan dengan AR dengan disosiasi heat shock protein. AR selanjutnya
mengalami dimerisasi dan difosforilasi (P) sebelum ditransfer ke dalam nukleus.
Kompleks AR berikatan dengan upstream region dari gen-gen target dan setelah
terjadinya rekruitmen oleh co-activator, misalnya AR-associated co-regulator 70,
dapat menginisiasi transkripsi gen (Sumber: Marchetti & Barth, 2013).

Profil DHT dari Waktu ke Waktu mulai muncul akibat adanya sekresi LH
Hasil penelitian menunjukkan oleh kelenjar pituitari fetus. Adanya
bahwa perkembangan seksual pria pada pembentukan DHT oleh 5α-reductase
masa fetus ternyata melibatkan proses- tipe 2 yang menyebabkan terjadinya
proses dua komplementer penting, yaitu diferensiasi sinus urogenital dan genitalia
i) regresi ductus Müllerian (Müllerian eksternal fenotip pria (male phenotypic
ducts) yang berlangsung di bawah external genitalia).Hasil penelitian
pengaruh anti- Müllerian hormone menunjukkan bahwa aksi 5α-reductase
(AMH) dan juga stimulasi dari AR oleh tipe 2 pada progesteron di dalam darah
testosteron dan DHT (Griffin & Wilson, dan cairan amnion melindungi fetus
1980). Sekresi testosteron oleh sel-sel yang berjenis kelamin laki-laki dari aksi
Leydig dimulai sekitar 60 hari setelah progesteron yang berikatan dengan AR
terjadinya konsepsi (post-conception) di sehingga menghambat pembentukan
bawah adanya stimulasi human chorionic fenotip wanita (Hodgins, 1982).
gonadotropin (hCG) yang dihasilkan oleh Hasil penelitian menunjukkan
plasenta. Sekitar 16 minggu, testosteron bahwa pada bayi laki-laki yang berumur

124
Veterina Medika Vol.10, No.1, Pebruari 2017

2-6 bulan terjadi peningkatan puncak dalam mengedarkan DHT (Toorians et


gonadotropin yang diikuti dengan al., 2003).
terjadinya peningkatan testosteron,
namun setelah itu, sekresi testosteron dan DHT dan Andropause
juga DHT terus mengalami penurunan Andropause atau “menopause pria”
hingga anak laki-laki berumur 6 tahun telah menjadi begitu populer beberapa
(Chada et al., 2003). waktu yang lalu (Holzapfel, 1999).
Ketika memasuki masa pubertas, pada Sampai saat ini, kenyataan menunjukkan
anak laki-anak laki terjadi peningkatan bahwa begitu banyak kontroversi tentang
sekresi GnRH yang dihasilkan oleh eksistensi andropause (Feldman et al.,
hipothalamus yang diikuti dengan 2002). Andropause merupakan suatu
terjadinya peningkatan sekresi LH, terminologi yang menggambarkan
khususnya terjadi selama tidur (Butler adanya gejala-gejala kompleks pada pria
et al., 1989). Selama pada tahap akhir paruh baya akibat rendahnya konsentrasi
pubertas, sekresi LH terus mengalami testosteron (Bain, 2001).Sebagian
peningkatan yang secara otomatis ilmuwan berpendapat bahwa andropause
juga akan diikuti dengan terjadinya merupakan suatu kondisi dimana fungsi
peningkatan sekresi plasma testosteron testikular baik kompartemen endokrin
dan mengalami puncaknya pada masa maupun eksokrinnya mengalami
pubertas tahap 2. Selanjutnya pada penurunan seiring dengan pertambahan
tahap akhir masa pubertas, konsentrasi umur pria sehingga menyebabkan
testosteron akan mengalami variasi pada terjadinya gangguan serangkaian gejala
tiap pria (Cooke et al., 1993), meskipun klinik seperti halnya yang terjadi pada
LH dan FSHtetap disekresikan sepanjang sindrom menopause pada wanita (Saalu
hari (Wennink et al., 1989). &Osinobi, 2013). Tidak seperti halnya
Testosteron merupakan androgen menopause pada wanita, penurunan
testikular yang utama yang dilepaskan fungsi testikular pada pria adalah
secara berkala. Peningkatan sekresi tersembunyi dan membahayakan. Selain
testosteron terjadi sepanjang malam yang itu, penurunan level testosteron seiring
puncaknya terjadi pada pukul 6-9 malam, dengan pertambahan umur pada pria
dan akhirnya mengalami penurunan bukanlah sesuatu yang luar biasa karena
selama hari itu pula (Cooke et al., 1993). fakta menunjukkan bahwa adanya level
Fakta menunjukkan bahwa sekitar 95% testosteron yang sangat rendah pada pria
testosteron plasma disintesis di dalam yang berusia tua dibanding pada pria
testis, sedangkan sisanya disekresikan yang lebih muda (Basaria& Dobs, 2001).
oleh kelenjar adrenal (Toorians et al., Adanya korelasi andropause
2003). terhadap konsentrasi DHT masih belum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jelas diketahui. Sejumlah penelitian
konsentrasi serum DHT sekitar 1/10 melaporkan bahwa adanya kaitan
kali dibanding testosteron, sedangkan antara andropause dengan terjadinya
androstenedione adalah sekitar 1 hingga 5 penurunan DHT (Drafta et al., 1982),
kali. Secara umum, sekitar 70% sirkulasi peneliti lain tidak menemukan adanya
DHT berasal dari konversi testosteron kaitan andropause dengan umur (Starka
oleh jaringan-jaringan yang bukan et al., 2009), sedangkan peneliti lainnya
berasal dari gonad, sedangkan sisanya menemukan adanya peningkatan DHT
(30%) disekresikan secara langsung pada kondisi andropause (Feldman et al.,
oleh testis atau kelenjar adrenal. Selain 2002).
itu, fakta menunjukkan bahwa kelenjar Pertambahan umur pada pria
prostat tidak mempunyai kontribusi seringkali diikuti dengan timbulnya

125
Muslim Akmal. Androgen Dihydrotestosterone dan Perannya pada....

gejala, seperti terganggunya disfungsi kastrasi atau individu yang mengalami


seksual (hilangnya libido dan disfungsi defisiensi 5α-reductase tipe 2 (Imperato-
ereksi), kelemahan, kelelahan, kelesuan, McGinley and Zhu, 2002).
susah tidur, kehilangan ‘mood’, hilangnya Hasil penelitian menunjukkan
semangat, dan kurangnya motivasi bahwa pengobatan dengan finastride
(Heinemann, 1999). Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan
juga diiringi dengan hilangnya kepadatan DHT, namun tidak menurunkan
tulang sehingga mudah mengalami konsentrasi testosteron. Pengobatan
kerusakan (patah tulang) (Wishart, 1995). tersebut memberikan dampak yang
Gejala-gejala tersebut mungkin sangat menguntungkan terhadap gejala-gejala
erat kaitannya akibat turunnya level BPH dengan cara meningkatkan aliran
testosteron (Bain, 2001). urin dan penurunan volume prostat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian finastride juga menurunkan
defisiensi testosteron terjadi akibat adanya resiko terjadinya kanker prostat,
masalah pada testis (testicular problem) sedangkan pemberian dutasteride
atau akibat terjadinya penyakit pada menyebabkan penurunan DHT secara
hypothalamicpituitary (hypogonadism nyata jika dibandingkan dengan
sekunder). Pada pria yang mengalami pemberian finasteride (Mc Connell et al.,
penurunan level testosteron, sementara 1992).
LH dan FSH meningkat maka akan terjadi Sejumlah penelitian menunjukkan
kondisi hypogonadism primer yang bahwa perkembangan penyakit prostat
dapat disebabkan oleh adanya orchitis, berkaitan dengan ekspresi yang berlebihan
cryptorchidism, trauma, kemoterapi, (over-expression) dari 5α-reductase
terapi radiasi, insufisiensi vaskular, atau iso-enzim khususnya iso-enzim tipe 1.
sindrom Klinefelter’s (Bain, 2001). Pada penyakit-penyakit yang tergolong
parah, konsentrasi iso-enzim tipe 1
Peran DHT pada Karsinoma dan akan meningkat sekitar 3-4 kali jika
dibandingkan dengan konsentrasinya
Benign Prostatic Hypertrophy yang terdapat pada kondisi BPH (Thomas
Hasil penelitian menunjukkan et al., 2008). Hal tersebut menunjukkan
bahwa benign prostatic hypertrophy bahwa pemberian 5α-reductase dan
(BPH) sangat sering ditemukan pada pria dutasteride lebih efektif jika dibanding
dengan tingkat prevalensi sekitar 75 pada pemberian finasteride secara tunggal (Zhu
pria dengan usia di atas 50 tahun (Horton, et al., 2009). Akan tetapi, belum terdapat
1992). Prostat merupakan target utama bukti yang mendukung adanya kaitan
aksi androgen, dan perkembangan prostat antara konsentrasi DHT dengan diagnosis
membutuhkan DHT. Oleh karena itu, BPH (Horton, 1992), resiko kanker
terdapat suatu dugaan bahwa konsentrasi prostat, status metastasis kanker prostat,
serum DHT akan tinggi pada kondisi dan pengobatan atau kelangsungan
BPH, namun belum diketahui secara pasti anti-androgen (Tindall &Rittmaster,
mekanisme yang sebenarnya (Keenan et 2008). Saat ini, penelitian lanjutan
al., 1974). Hal tersebut mungkin berkaitan terus dilakukan untuk mengetahui level
dengan kurangnya pendekatan yang androgen di dalam jaringan prostat
seragam (uniform) terhadap pengukuran dibanding di dalam serum dalam upaya
DHT dan enzim 5α-reductase. Oleh memahami proses-proses tersebut dan
karena itu, androgen dibutuhkan untuk peran DHT (Marks et al., 2008).
mengembangkan gangguan-gangguan Hasil penelitian kami terdahulu
tersebut. Fakta menunjukkan bahwa BPH menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
merupakan androgen-dependent yang epididimis berpotensi meningkatkan
tidak terjadi pada subyek yang mengalami

126
Veterina Medika Vol.10, No.1, Pebruari 2017

konsentrasi DHT pada testis, epididimis, Askew., E.B., R.T. Gampe., T.B. Stanley.,
dan ductus deferens (Akmal et al., J.L. Faggart. and E.M. Wilson.
2016), yang selanjutnya diikuti dengan 2007. Modulation of Androgen
peningkatan kualitas spermatozoa Receptor Activation Function 2 by
kambing lokal jantan (Akmal et al., Testosterone and Dihydrotestos-
2015), namun belum bisa dijelaskan terone. The Journal of Biological
mekanisme molekular yang pasti tentang Chemistry, 282(35) pp. 25801-
fenomena tersebut. 25816,
Auchus, R.J. 2010. Management of the
Kesimpulan adult with congenital adrenal hy-
Androgen berperan penting dalam perplasia. Int J Pediatr Endocri-
perkembangan dan fungsi sistem nol., 614107.
reproduksi serta fungsi-fungsi biologik Bain, J. 2001. Andropause: Testosterone
pria lainnya. DHT merupakan hasil replacement therapy for aging
metabolit testosteron yang beraksi sebagai men. Can Fam Physician., 47: 91-
bentuk androgen yang lebih potent yang 97.
dibutuhkan untuk perkembangan sistem Basaria, S. and A.S. Dobs. 2001. Hypo-
reproduksi pria. gonadism and Androgen Replace-
ment Therapy in elderly men. Am
Daftar Pustaka J Med.,10: 563-572.
Akmal, M., T.N. Siregar., S. Wahyuni., Bhasin, S., O.M. Calof., T.W. Storer.,
M. Hambal., Sugito., Amirud- M.L. Lee., N.A. Mazer., R. Jasuja.,
din., Syafruddin., Roslizawaty., V.M. Montori., W. Gao. and J.T.
Zainuddin., M. Adam., Gholib., Dalton. 2006. Drug insight: Tes-
C.D. Iskandar., Rinidar., N. As- tosterone and selective androgen
milia., Hamny., Joharsyah. dan receptor modulators as anabolic
Suriadi. 2015. Pemberian ekstrak therapies for chronic illness and
epididimis berpotensi mening- aging. Nature Clinical Practice
katkan kualitas sperma kambing Endocrinology & Metabolism., 2:
lokal jantan. J Ked Hewan., 9(2): 146-159.
168-173.
Bhasin, S. and R. Jasuja. 2009. Selec-
Akmal, M., Syafruddin. dan M. Abrar. tive Androgen Receptor Modu-
2016. Eksplorasi potensi ductus lators (SARMs) as Function
epididimis sebagai induktor pen- Promoting Therapies. Curr
ingkatan kualitas spermatozoa: Opin Clin Nutr Metab Care.,
upaya meningkatkan mutu dan 12(3): 232-240. doi:10.1097/
genetik kambing lokal. Laporan MCO.0b013e32832a3d79.
Penelitian Tim Pascasarjana Ta-
hun III. Lembaga Penelitian dan Bormann, C.L., G.D Smith., V. Padma-
Pengabdian Kepada Masyarakat nabhan. and T.M Lee. 2011. Pre-
Universitas Syiah Kuala Darus- natal testosterone and dihydrotes-
salam, Banda Aceh. tosterone exposure disrupts ovine
testicular development. Reproduc-
Andersson, S., R.W. Bishop. and D.W. tion., 142: 167-173.
Russell. 1989. Expression cloning
and regulation of steroid 5 alpha- Bruchovsky, N. and J.D. Wilson. 1968.
reductase, an enzyme essential for The Conversion of Testosterone
male sexual differentiation. J Biol to 5 ~-Androstan-17~-ol-3-one by
Chem., 264: 16249-55 . Rat Prostate in Viwo and in Vitro.

127
Muslim Akmal. Androgen Dihydrotestosterone dan Perannya pada....

The Journal of Bioloqical Chemis- normal adult males. J Steroid Bio-


try., 243(8): pp. 2012-2021. chem., 17: 683-7.
Butler, G.E., R.F. Walker., R.V. Walker., Feldman, H.A., C. Longcope., C.A. Der-
P. Teague., D. Riad-Fahmy. and by., et al. 2002. Age trends in the
S.G. Ratcliffe. 1989. Salivary tes- level of serum testosterone and
tosterone levels and the progress other hormones in middle-aged
of puberty in the normal boy. Clin men: longitudinal results from the
Endocrinol (Oxf)., 30: 587-96. Massachusetts male aging study. J
Chada, M., R. Prusa., J. Bronsky., M. Clin Endocrinol Metab., 87: 589-
Pechova., K. Kotaska. and L. Lisa. 98.
2003. Inhibin B, follicle stimulat- George, F.W., D.W. Russell. and J.D. Wil-
ing hormone, luteinizing hormone, son. 1991. Feed-forward control
and estradiol and their relationship of prostate growth: Dihydrotes-
to the regulation of follicle devel- tosterone induces expression of its
opment in girls during childhood own biosynthetic enzyme, steroid
and puberty. Physiol Res., 52: 5a-reductase. Proc. Natl. Acad.
341-6. Sci. USA., 88: 8044-8047.
Comuzzi, B., L. Lambrinidis., H. Ro- Griffin, J.E. and J.D. Wilson. 1980. The
gatsch., S. Godoy-Tundidor., N. syndromes of androgen resistance.
Knezevic., I. Krhen., Z. Marekov- N Engl J Med., 302: 198-209.
ic., G. Bartsch., H. Klocker., A. Heinemann, L.A.J., T. Zimmermann.,
Hobisch. et al. 2003. The tran- A. Vermeulen., C. Thiel. and W.
scriptional co-activator cAMP Hummel. 1992. A new “aging
response element-binding pro- males’ symptoms” rating scale.
tein-binding protein is expressed Aging Male.,2: 105-14.
in prostate cancer and enhances Hodgins, M.B. 1982. Binding of andro-
androgen- and anti-androgen- gens in 5 alpha-reductase-defi-
induced androgen receptor func- cient human genital skin fibro-
tion. American Journal of Pathol- blasts: inhibition by progesterone
ogy., 162: 233-241. (doi:10.1016/ and its metabolites. J Endocrinol.,
S0002-9440(10)63814-X). 94: 415-427.
Cooke, R.R., J.E. McIntosh. And R.P. Holzapfel, S. 1999. “Male menopause”:
McIntosh. 1993. Circadian varia- does it exist? Can J CME., 11(3)
tion in serum free and non-SHBG- :137-45.
bound testosterone in normal men:
measurements, and simulation us- Horton, R. 1992. Benign prostatic hyper-
ing a mass action model. Clin En- plasia: new insights. J Clin Endo-
docrinol (Oxf)., 39: 163-71. crinol Metab., 74: 504A-C.
Dohler, K.D. 1991. The pre- and post- Imperato-McGinley, J., E.P. Ralph .,
natal influence of hormones and T. Gautier. and E. Sturla. 1979.
neurotransmitters on sexual dif- Androgens and the Evolution
ferentiation of the mammalian hy- of Male-Gender Identity among
pothalamus. Int Rev Cytol., 131: Male Pseudohermaphrodites with
1-57. 5α-Reductase Deficiency. N Engl
J Med., 300: 1233-1237.
Drafta, D., A.E. Schindler., E. Stroe.
and E. Neacsu. 1982. Age-relat- Imperato-McGinley, J. and Y.S. Zhu.
ed changes of plasma steroids in 2002. Androgens and male physi-
ology the syndrome of 5alpha-

128
Veterina Medika Vol.10, No.1, Pebruari 2017

reductase-2 deficiency. Mol Cell prostatic hyperplasia. J Clin En-


Endocrinol., 198: 51-9. docrinol Metab., 74: 50-58. 
Keenan, B.S., W.J. Meyer., A.J. Hadjian., Peterson, R.E., J. Imperato-McGinley.,
H.W. Jones. and C.J. Migeon. T. Gautier. and E. Sturla. 1977.
1974. Syndrome of androgen in- Male pseudohermaphroditism due
sensitivity in man: absence of 5 to steroid 5α-reductase deficiency.
alpha-dihydrotestosterone binding The American Journal of Medi-
protein in skin fibroblasts. J Clin cine., 62(2): 170-191.
Endocrinol Metab., 38: 1143-6. Randall, V.A. 1994. Role of 5 alpha-
Koryakina, Y., H.Q. Ta. and D. Gioeli. reductase in health and dis-
2014. Androgen receptor phos- ease. Bailliére’s Clinical Endo-
phorylation: biological context crinology and Metabolism., 8:
and functional consequences. 405-431. (doi:10.1016/S0950-
Endocrine-Related Cancer., 21: 351X(05)80259-9).
T131-T145. Ruey-Sheng, W.,  S. Yeh., T. Chii-Ruey.
Li, Y., K. Izumi. and H. Miyamoto. 2012. and  C. Chang. 2009. Androgen
The Role of the Androgen Recep- Receptor Roles in Spermatogen-
tor in the Development and Pro- esis and Fertility: Lessons from
gression of Bladder Cancer. Jpn Testicular Cell-Specific Androgen
J Clin Oncol., 42(7): 569-577. Receptor Knockout Mice. Endocr
doi:10.1093/jjco/hys072. Rev., 30(2): 119-132..
Lindzey, J., M.V. Kumar., M. Grossmann., Saalu, L.C. and A.A. Osinubi. 2013. An-
C. Young. and D.J. Tindall. 1994. dropause (Male Menopause): Val-
Molecular mechanisms of andro- id Concepts, Fables and Contro-
gen action. Vitam Horm., 49: 383- versies. Journal of Basic Medical
432. Sciences., 1(1): 33-37.
Marchetti, P.M. and J.H. Barth. 2013. Starka, L., H. Pospisilova. and M. Hill.
Clinical biochemistry of dihy- 2009. Free testosterone and free
drotestosterone. Annals of Clini- dihydrotestosterone throughout
cal Biochemistry., 50: 95-107. the life span of men. J Steroid Bio-
Marks, L.S., E.A. Mostaghel. and P.S. chem Mol Biol., 116: 118-20.
Nelson. 2008. Prostate tissue an- Tan, M.H.E., J. Li,, H.E. Xu., K. Melcher.
drogens: history and current clini- and E. Yong. 2015. Androgen re-
cal relevance. Urology.,  72: 247- ceptor: structure, role in prostate
54. cancer and drug discovery. Acta
Matsumoto, T., M. Sakari., M. Okada., Pharmacologica Sinica., 36: 3-23;
A. Yokoyama., S. Takahashi., A. doi: 10.1038/aps.2014.18.
Kouzmenko. and S. Kato. 2013. Thomas, L.N., R.C. Douglas., C.B. La-
The Androgen Receptor in Health zier., C.K. Too., R.S. Rittmaster.
and Disease. Annual Review of and D.J. Tindall 2008. Type 1 and
Physiology., 75: 201-224. type 2 5alpha-reductase expres-
McConnell, J.D., J.D. Wilson., F.W. sion in the development and pro-
George., J. Geller., F. Pappas. gression of prostate cancer. Eur
and E. Stoner. 1992. Finasteride, Urol., 53: 244-52.
an inhibitor of 5 alpha-reductase, Tien-Min, L. and C. Chang. 1997. Clon-
suppresses prostatic dihydrotes- ing and characterization of TDD5,
tosterone in men with benign an androgen target gene that is

129
Muslim Akmal. Androgen Dihydrotestosterone dan Perannya pada....

differentially repressed by testos- Wishart, J.M., A.G., A.G. Need., M.


terone and dihydrotestosterone. Horowitz., H.A. Morris. and B.E.
Proc. Natl. Acad. Sci. USA., 94: Nordin. 1995. Effect of age on
pp. 4988-4993. bone density and bone turnover in
Tindall, D.J. and R.S. Rittmaster. 2008. men. Clin Endocrinol (Oxf)., 42:
The rationale for inhibiting 5al- 141-6.
pha-reductase isoenzymes in the Zhou, Z.X., C.I. Wong., M. Sar and E.M.
prevention and treatment of pros- Wilson. 1994. The androgen re-
tate cancer. J Urol., 179: 1235-42. ceptor: an overview. Recent Prog
Toorians, A.W., S. Kelleher., L.J. Gooren., Horm Res., 49: 249-74.
M. Jimenez. and D.J. Handels- Zhu, Y.S. and J.L. Imperato-McGin-
man. 2003. Estimating the con- ley. 2009.5alpha-reductase iso-
tribution of the prostate to blood zymes and androgen actions in
dihydrotestosterone. J Clin Endo- the prostate. Ann N Y Acad Sci.,
crinol Metab., 88: 5207-11. 1155: 43-56.
Torres-Estay, V., D.V. Carreno., I.F. San
Francisco., P. Sotomayor., A.S.
Godoy. and G.J. Smith. 2015. An-
drogen receptor in human endo-
thelial cells. Journal of Endocri-
nology., 224: R131-R137.
Veiga-Lopez, A., T.L. Steckler., D.H.
Abbott., K.B. Welch., P.S. Mo-
hanKumar., D.J. Phillips., K. Ref-
sal. & V. Padmanabhan. 2011.
Developmental programming:
impact of excess prenatal tes-
tosterone on intra-uterine fetal
endocrine milieu and growth in
sheep. Biology of Reproduction.,
84: 87-96. (doi:10.1095/biolre-
prod.110.086686).
Wennink, J.M., H.A. Delemarre-van de
Waal., R. Schoemaker., H. Schoe-
maker. and J. Schoemaker. 1989.
Luteinizing hormone and follicle
stimulating hormone secretion
patterns in boys throughout puber-
ty measured using highly sensitive
immunoradiometric assays. Clin
Endocrinol (Oxf)., 31: 551-64.
Wilson, E.M. and F.S. French. 1976.
Binding properties of androgen
receptors. Evidence for identical
receptors in rat testis, epididy-
mis, and prostate. The Journal of
Biological Chemistry.,251: 5620-
5629.

130

Anda mungkin juga menyukai