I. PENDAHULUAN
Tirtayatra berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua kata yakni Tirta
dan Yatra. Tirta menurut kamus bahasa sansekerta dan menurut para ahli mempunyai
banyak pengertian seperti pemandian, sungai, kesucian air, toya atau air suci, sungai
yang suci atau tempat berziarah. Dari berbagai pengertian tampaknya tirta mempunyai
makna kearah yang sama yakni membersihkan atau menyucikan. Sedangkan secara
kenyataannya dari pengertian di atas mengarah ke wujud air. Dengan demikian secara
umum dapat kita simpulkan tirta adalah air. Sedangkan yatra berarti perjalanan suci.
Jadi tirtayatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan atau memperoleh air suci
(Suparta, 2005 : 8).
Dalam Lontar Peniti Agama Tirtha dikatakan bahwa “Tirtha ngaran amretan
“artinya tirtha adalah hidup. Jadi demikian tirtayatra dipahami sebagai perjalanan
ketempat-tempat suci atau pura yang mana tujuannya bersembahyang untuk
memperoleh air suci atau tirtha. Perjalanan tersebut dapat menuju ketempat suci di luar
desa, pegunungan atau pinggir pantai guna memperoleh air suci atau tirtha sebagai
simbul amretam/amerta (Suparta, 2005 : 8).
1. Mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi tuhan yang maha esa
2. Melakukan penyucian diri baik pikiran, perkataan, dan perbuatan, serta
memohon kerahayuan jagat atau alam semesta.
3. Meningkatkan pengetahuan agama, melatih disiplin pribadi yang berkaitan
dengan agama seperti , konsentrasi dan lain-lain.
4. Mengasah makna Tat Twam Asia tau Hubungan manusia dengan sekitarnya .
Total Rp 1.940.000
a. Kegiatan Persembahyangan
Tempat : Pura Mandara Giri Semeru Agung, Jalan
Serma Dohir Senduro, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur
Hari, Tanggal : Jumat-Minggu,18-20 Mei 2018
Waktu : 05.00 WIB – Selesai
VI. PENUTUP
PEM-AKAMIGAS
NIM