Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Meteorologi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari atmosfer. Studi di bidang ini
telah dilakukan selama ribuan tahun meski kemajuan yang signifikan baru terjadi pada abad ke
18. Pada abad ke 19, gebrakan besar terjadi setelah pengamatan terkoordinasi yang dilakukan
lintas negara. Setelah pengembangan komputer di pertengahan abad ke 20, peramalan
cuaca dapat dilakukan.
Fenomena meteorologi adalah aktivitas cuaca yang dapat diamati dan dijelaskan dengan
ilmu meteorologi. Akivitas tersebut terikat dengan variable yang ada di atmosfer bumi,
seperti temperatur, tekanan udara, uap air, dan gradien interaksi setiap variabel serta bagaimana
mereka berubah seiring dengan waktu. Perbedaan spasial dipelajari untuk menentukan
bagaimana sistem cuaca terbentuk secara lokal, regional, dan global serta dampaknya.
Meteorologi, klimatologi, fisika atmosfer, dan kimia atmosfer adalah subdisiplin sains
atmosfer. Meteorologi dan hidrologi membentuk bidang interdisipliner hidrometeorologi.
Meteorologi memiliki banyak aplikasi di berbagai bidang, seperti militer, produksi
energi, transportasi, pertanian, dan konstruksi.
Disini kami akan membahas tentang pengenalan data meteorologi secara umum, dengan
mengkaji berbagai informasi yang kami dapat.

1.2 BATASAN MASALAH

Untuk menghidari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. Data hasil pengamatan
2. Data hasil olahan
3. Data remote sensing

1
1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalahmasalah yang


dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa itu Data hasil pengamatan?
2. Apa itu Data hasil olahan?
3. Apa itu Data remote sensing?

1.4 TUJUAN

Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan,yaitu:


1. Penulis ingin mengetahui bagaimana cara mendapat data hasil pengamatan.
2. Penulis ingin mengetahui hasil olahan data meteorologi.
3. Penulis ingin mengetahui arti data remote sensing.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penyelesaian penyusunan makalah ini penulis menggunakan study kepustakaan,


yaitu penulis mencari buku-buku dan browsing bacaan yang berhubungan dengan pengenalan
data-data meteorologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 DATA HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan UU RI no 31 tahun 2009 tentang meteoroli, klimatologi dan geofisika pada


bagian kesatu umu pasal 9 menjelaskan bahwa :
Pengamatan meteorologi harus dilakukan paling sedikit terhadap unsur:
a. radiasi matahari;
b. suhu udara;
c. tekanan udara;
d. angin;
e. kelembaban udara;
f. awan;
g. hujan;
h. gelombang laut;
i. suhu permukaan air laut; dan
j. pasang surut air laut.

Unsur- unsur cuaca


a. Radiasi matahari
Lama penyinaran matahari (Sunshine Duration) merupakan salah satu dari
beberapa unsur klimatologi, dan didefinisikan sebagai durasi lamanya matahari ber sinar
ke permukaan bumi dalam periode satu hari,diukur dalam satuan jam. - Periode satu hari
lebih tepat disebut “Panjang hari, yakni jangka waktu matahari berada diatas horizon”.
Pelaporan Lama penyinaran matahari ditulis/dilaporkan dalam persepuluhan jam,atau
dalam persen terhadap panjang hari yang ditetapkan.
Alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari adalah Campbell Stokes
Recorder merupakan alat pengukur lama penyinaran matahari yang secara resmi
digunakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Alat ini terdiri dari
sebuah bola kaca berdiameter 10 m yang berfungsi sebagai lensacembung yang ini
bertujuan untuk mengumpulkan cahaya matahari menjadi satu titik fokus, sehingga

3
mampu memberi bekas kepada pias yang dipasang pada campbells stokes. Lamanya
penyinaran matahari ditunjukan oleh bagian pias yang terbakar. dan kertas pias yang
diletakkan di bagian fokus bola aca. Kekuatan insolasiyang melebihi 120 W/m2 akan
meninggalkan jejak terbakar pada kertas pias yangpanjang jejaknya berkaitan dengan
lama penyinaran matahari.

Campbell Stokes

b. Suhu
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul –
molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut,
untuk memindahkan (transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari
benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas
dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu tempat adalah:
1) Lamanya penyinaran matahari
2) Sudut dating sinar matahari
3) Relief permukaan bumi
4) Kondisi awan
5) Letak lintang
4
Alat untuk mengukur temperatur adalah thermometer. Ada beberapa jenis
thermometer yang digunakan dalam pengamatan meteorologi dan klimatologi, umumnya
digunakan thermometer kaca (liquid-in-glass thermometer) untuk peralatan Konvensional
dan thermometer PT-100 untuk peralatan-peralatan digital. Thermometer kaca (liquid-in-
glass thermometer) umumnya menggunakan Air raksa (mercury) untuk pengukuran
temperatur diatas suhu freezing point (-38.3 °C) dan menggunakan alkohol untuk
pengukuran yang memiliki jangkauan ukur dibawah/sekitar freezing point.
1) Termometer Bola Kering : Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu udara
di daerah tersebut. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di dalamnya
terdapat pipa kapiler yang berisi air raksa. Saat suhunya naik, maka air raksa akan
mengembang dan menunjukkan skala suhu yang ada di daerah itu.

2) Termometer Bola Basah : Dalam udara, ada suatu titik yang harus dicapai untuk
menjadi jenuh. Termometer bola basah digunakan untuk mengukur titik tersebut.
Sebenarnya termometer ini sama dengan bola kering, hanya yang membedakan
adalah termometer ini bolanya dilapisi kain yang dijaga agar selalu basah.
Termometer bola basah mengukur suhu yang dibutuhkan untuk menguapkan air di
kain tersebut. Saat kelembaban udara kecil, maka air akan mengambil panas dari
termometer itu. karena itu suhu di pada termometer bola basah akan menurun,
Itulah mengapa saat siang hari selisih antara Bola Kering dan Bola Basah cukup
jauh. Berbeda kondisi saat kelembaban udara tinggi. Saat itu tidak perlu ada panas
yang diambil dari temometer bola basah, sehingga saat kelembaban udara tinggi,
maka selisih termometer bola basah dan bola kering relatif sedikit.

3) Termometer Maksimum : Termometer maksimum digunakan untuk mengetahui


suhu maksimum selama satu hari di suatu tempat tertentu. Termometer ini
menggunkan air raksa sama halnya dengan termometer bola kering. Namun
termometer ini memiliki celah yang disebut Contriction. Saat suhu udara naik, air
raksa akan mengembang dan melewati celah Contriction. Namun saat suhu udara
turun, air raksa tidak akan menyusut. Hal ini dikarenakan air raksa tersumbat oleh
celah Contriction tersebut. Jadi suhunya akan tetap pada suhu tertinggi dalam satu

5
hari tersebut. Jadi setelah melakukan pengukuran suhu maksimum, termometer ini
harus di kalibrasi ( Di reset ulang ) dengan cara mengibaskannya ke arah
Contriction. Hal ini dilakukan agar air raksa bisa kembali ke suhu yang
sebenarnya.

4) Termometer Minimum : Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu


terendah dalam satu hari pada suatu tempat tertentu. Termometer minimum tidak
menggunakan air raksa, namun menggunaan Alkohol. Hal ini dikarenakan
karakteristik alkohol yang cocok untuk mengukur suhu rendah karena titik beku
alkohol yang lebih rendah daripada air raksa. Prinsip kerjanya adalah meggunakan
indeks. Saat suhu turun, indeks akan terdorong oleh alkohol menuju nilai suhu
tertentu, sedangkan saat naik, alkohol akan mengembang sedangkan indeks akan
tetap pada suhu terendah tersebut.

Selama 24 jam, suhu udara selalu mengalami perubahan – perubahan. Di atas


lautan perubahan suhu berlangsung lebih banyak perlahan – lahan daripada di atas
daratan. Variasi suhu pada permukaan laut kurang dari 1°C, dan dalam keadaan tenang
variasi suhu udara dekat laut hampir sama. Sebaliknya diatas daerah pedalaman
continental dan padang pasir perubahan suhu udara permukaan antara siang dan malam
mencapai 20°C. Sedangkan pada daerah pantai variasinya tergantung dari arah angin
yang bertiup. Variasinya besar bila angin bertiup dari atas daratan dan sebaliknya.
Titik es adalah suhu dimana es murni mulai mencair di bawah tekanan dari luar 1
atmosfer standar (normal) yaitu tekanan yang dapat menahan berat sekolom air raksa
setinggi 76 cm atau 1013,250 mb. Sedangkan yang dimaksud titik uap adalah suhu
dimana air murni mulai mendidih dibawah tekanan dari luar 1 atmosfer standar. Skala
suhu yang biasa digunakan yaitu :
1) Skala Celsius, dengan titik es 0°C dan titik uap 100°C dan dibagi menjadi 100
bagian (skala).
2) Skala Fahreinheit, dengan titik es 32°F dan titik uap 212°F, dibagi menjadi 180
bagian (skala).

6
c. Tekanan udara

Tekanan udara pada suatu permukaan adalah gaya yang diberikan kepada suatu
permukaan atau area oleh sekolom udara di atas permukaan tersebut. Tekanan yang
diberikan tersebut sebanding dengan massa udara vertikal yang terdapat di atas
permukaan tersebut sampai pada batas ketinggian lapisan atmosfer terluar. Hal itu yang
membuat tekanan udara di setiap tempat berbeda menurut ketinggian dari tempat tersebut.
Tekanan udara juga merupakan salah satu parameter yang diamati oleh observer ketika
melakukan pengamatan udara permukaan atau synoptic observation. Pada kenyataannya
terdapat banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara, diantaranya
barometer air raksa, barometer aneroid, aneroid barograph, serta bourdon tube barograph.

Tekanan udara dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti contoh ketinggian suatu
tempat, semakin tinggi tempat tersebut maka akan semakin rendah tekanan yang dimiliki.
Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu udara. Tekanan berbanding terbalik dengan
besarnya suhu. Semakin besar suhu suatu tempat tersebut maka tekanan yang dihasilkan
akan semakin rendah. Begitu pula sebaliknya. Pada barometer air raksa, terdapat
termometer yang digunakan untuk menentukan koreksi tekanan terhadap permukaan

7
stasiun dan terhadap permukaan laut. Jadi tekanan yang ditunjukkan air raksa masih harus
di koreksi dengan koreksi suhu agar mendapatkan data tekanan yang valid.

Barometer air raksa

d. Angin

Angin merupakan udara yang bergerak. ada tiga hal yang menyangkut sifat angin
yaitu:

1) Kekuatan Angin Menurut Hukum Stevenson


Kekuatan angin berdanding lurus dengan Gradien Barometiknya. Gradient
barometik adalah anngka yang menunjukkan angka perbandingan tekanan udara
dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
Arah Angin Satuan yang ddipakai untuk arah mata angin adalah:
i. 0 derajat untuk arah utara -
ii. 90 deratat untuk arah timur -
iii. 180 derajat untuk arah selatan
iv. 270 derajat untuk arah barat

8
Arah angin menunjukkan darimana datangnya angin, bukan kemana angin
itu bergerak.

2) Menurut Hukum Buys Ballot


Udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah, di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan dan di belahan
bumi selatan udara berbelok ke kiri.
Arah angin dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
i. Gradient barometik
ii. Rotasi bumi -
iii. Kekuatan yang menahan (halangan) Makin besar gradient barometik,
makin besar pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya akan sulit
berbelokara. rotasi bumi, dengan bumi yang bulat, menyebabkan
pembelokan arah angin. pembelokan angin di equator sama dengan nol.
Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. pembelokan angin
yang mencapai 90 derajat sehingga sejajar dengan garis isobar disebut
angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah sedang di atas samudera.
kekuatan yang menahan dapat membelokkan angin, sebagai contoh pada
sat melewati gunung, angin akan belok ke kiri, ke kanan, atau ke atas. c.

Kecepatan angin Atmosfer bumi ikut berotasi dengan bumi. Molekul-


molekul udara mempunyai kecepatan gerak kea rah timur, sesuai dengan arah
rotasi bumi. kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yang
bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat kea rah
kutub.

Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu cup counter
anemometer. Alat ini terdiri dari tiga buah mangkuk yang dipasang simetris pada
sumbu vertikal. Pada bagian bawah dari sumbu vertical dipasang generator, yang
terputar oleh ketiga mangkuk. Tegangan dari generator sebanding dengan
kecepatan berputar dari mangkuk - mangkuk. Wind Vane atau alat penunjuk arah

9
angin adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk mengetahui arah horizontal
pergerakan angin (angin permukaan). Alat ini terdiri dari suatu objek tidak
simetris (contohnya suatu anak panah atau panah berbentuk ayam jago yang
menempel pada pusat gravitasinya sehingga panah itu dapat bergerak dengan
bebas di sekitar poros horizontalnya) yang dihubungkan pada vane/weather cock
sensor pada anemometer.

e. Awan (Cloud)

Dalam synop, pengamatan awan meliputi jumlah awan (N), tinggi awan (h), jenis
awan (C), arah awan (D), dan sudut elevasi puncak awan. Jumlah awan maksimum yang
diamati sebanyak 8 oktas. Tinggi awan mencakup tinggi dasar awan (base cloud) dan
tinggi puncak awan (top cloud). Jenis awan terdiri dari Cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc),
Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Nimbustratus (Ns), Stratocumulus
(Sc), Stratus (St), Cumulus (Cu), dan Cumulusnimbus (Cb). Arah awan yang diamati
meliputi arah mata angin, sedangkan sudut elevasi puncak awan diamati hanya pada
awan konventif,yai

f. Hujan

Curah hujan merupakan ketebalan air hujan yang terkumpul pada luasan 1 𝑚2
Hujan adalah titik-titik air di udara atau awan yang sudah terlalu berat karena
kandungan airnya sudah sangat banyak, sehingga akan jatuh kembali ke permukaan bumi
sebagai hujan (presipitasi). Alat untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer. Garis
khayal di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mendapatkan curah hujan yang
sama disebut isohyet.

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan menjadi 3, yaitu:


1) Hujan Orografis. Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara
yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan sehingga massa udara itu
dipaksa naik ke lereng pegunungan. Akibatnya suhu udara tersebut menjadi

10
dingin. Sampai ketinggian tertentu terjadi proses kondensasi dan terbentuklan
awan. Selanjutnya terjadilah hujan yang disebut hujan orografis.
2) Hujan Konveksi (Zenithal). Hujan konveksi terjadi karena udara yang
mengandung uap air bergerak naik secara vertikal (konveksi) karena pemanasan.
Udara yang naik itu mengalami penurunan suhu, sehingga pada ketinggian
tertentu terjadi proses kondensasi dan pembentukan awan. Setelah awan tersebut
tidak mampu lagi menahan kumpulan titik-titik airnya, maka terjadilah hujan
konveksi (zenithal). Hujan konveksi banyak terjadi di daerah tropis yang
mempunyai intensitas penyinaran matahari yang selalu tinggi.
3) Hujan Frontal. Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena adanya pertemuan
antara massa udara panas dengan massa udara dingin. Pada pertemuan udara
panas dan dingin terjadilah bidang front dimana terjadi kondensasi dan
pembentukan awan. Udara yang panas selalu berada di atas udara yang dingin.
Hujan frontal biasanya terjadi di daerah lintang sedang atau pertengahan.

Curah hujan dihitung dengan satuan mm (milimeter), yaitu tinggi air yang
tertampung pada area seluas 1m x 1m alias 1 meter persegi (𝑚2 ). Jadi curah hujan 1 mm
adalah jumlah air yang turun dari langit sebanyak 1 mm x 1m x 1m = 0,001 m3 = 1 liter.
Alat untuk mengukur hujan biasanya disebut alat penakar hujan. Pengukuran hujan dapar
dilakukan dengan alat penakar biasa (manual raingauge) dan penakar hujan otomatis
(automatic raingauge).

Alat penakar hujan biasa ini berupa sebuah corong dan botol penampung yang
berada didalam silinder. Ditempatkan pada lapangan terbuka.Alat ini hanya dapat
memberi informasi tentang kedalaman hujan, tetapi kederasan (intensitas) dan durasi
hujan tidak dapat diketahui. Pembacaan biasanya dilakukan setiap pagi, dengan kata lain
yang diukur adalah kedalaman hujan harian. Curah hujan yang kurang dari 0,1 mm
dicatat sebagi 0.

11
Macam-Macam Alat Pengukur Hujan
Alat Penangkar Hujan (Ombrometer)
Setiap kali terjadi hujan, maka hujan tersebut memiliki nilai curah hujan.
Hujan merupakan curahan/endapan dari awan berupa partikel cair atau tetes air
dengan diameter lebih besar dari 0,5mm. Sedangkan curah hujan adalah hasil dari
produk kondensasi cair total yang diukur dalam penangkar hujan. Alat yang
digunakan untuk menakar jumlah curah hujan disebut Ombrometer.
Penangkar hujan atau ombrometer terdiri dari beberapa Tipe. Namun saya
hanya akan membahas Tipe Observatorium dan tipe Hellman. Karena biasanya di
taman alat meteorologi, tipe penangkar hujan yang digunakan adalah tipe
Observatorium dan tipe Hellman.
Hal mendasar yang membedakan antara penangkar hujan Observatorium
dan Hellman adalah Penangkar Obs menggunakan gelas ukur untuk mengetahui
jumlah curah hujan. Sedangkan untuk tipe Hellman menggunakan Pias untuk
mengetahui jumlah curah hujan. Jadi tipe hellman adalah penangkar hujan tipe
recording menggunakan pias. Pias adalah selembar kertas yang digunakan untuk
merekam jumlah suatu parameter cuaca.
i. Penangkar Hujan tipe Hellman

Penangkar Hujan tipe Hellman

12
Penangkar hujan ini adalah penangkar hujan yang merupakan tipe
recording atau mencacat sendiri (otomatis). Saat hujan turun, air hujan
akan masuk melalui corong PH Hellman ini. Kemudian akan turun
kebawah. Pada penangkar ini menggunakan Pelampung. Jadi apabila terisi
air, maka pelampung akan naik, hal ini akan tercacat melalui pena yang
terhubung dengan pelampung itu. Sehingga apabila pelampung naik, pena
akan ikut naik dan menggoreskan tintanya pada pias. Saat mencapai curah
hujan 10 mm, maka secara otomatis air akan mengalir ke bawah dan
menyebabkan pelampung turun sehingga tercacat pada pias 0mm lagi. Jadi
setiap terisi 10 mm, pelampung akan turun dan pena pias akan berada pada
titik 0 mm . Cara mengetahuinya adalah dengan menambahkan seluruh
jumlah CH yang terjadi. Berikut adalah gambar isi dari PH Hellman :

Pias Hellman

13
ii. Penangkar Hujan tipe Observatorium

Berbeda dengan tipe Hellman, Penangkar hujan tipe Observatorium


tidak menggunakan pias untuk mengukur curah hujan. Penangkar hujan
tipe ini menggunakan gelas ukur untuk menentukan jumlah curah hujan.
Cara menentukan jumlah curah hujan adalah dengan menjumlahkan hasil
pembahacaan gelas ukur selama hujan terjadi.

g. Kelembaban udara

Kelembaban udara/ legas udara adalah jumlah kandungan uap air yang ada dalam
udara. Kandungan uap air di udara berubah-ubah bergantung apda suhu Makin tinggi
suhu, makin banyak kandungan uap airnya. Alat pengukur kelembapan udara adalah
higrometer. Kelembapan udara ada 2 jenis sebagai berikut:
1) Kelembapan mutlak (absolut) yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah uap air
dalam satuan gram pada satu meter kubik udara.
2) Kelembapan relatif (nisbi), yaitu angka dalam persen yang menunjukkan
perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar dikandung udara pada
suhu tertentu dan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung udara.

14
Kelembapan relatif dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
K=T/P x 100%
Keterangan:
K= kelembapan relatif. T= uap air yang dikandung udara pada temperatur tertentu.
P= kapasitas kandungan uap air maksimum.

Higrometer
Secara umum kelembaban (Relative Humidity) adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan jumlah uap air yang ada di udara dan dinyatakan dalam persen
dari jumlah uap air maksimum dalam kondisi jenuh. Dan alat yang dapat digunakan
untuk mengukur kelembaban udara (Relative Humidity) adalah Higrometer. Higrometer
rambut adalah sebuah alat pengukur kelembaban udara dengan satuan persen yang
menggunakan prinsip muai panjang rambut dimana rambut akan memanjang ketika
kelembaban udara bertambah. Adapun rambut yang digunakan adalah rambut manusia
atau kuda yang sudah dihilangkan lemaknya yang kemudian dikaitkan dengan pengungkit
(engsel) yang dihubungkan dengan jarum yang menunjuk kepada skala sehingga
memperbesar perubahan skala dari perubahan kecil dari panjangnya rambut.

Panci Penguapan
Panci penguapan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah penguapan
yang terjadi selama selang waktu tertentu. Dalam panci penguapan terdapat beberapa
bagian yang memiliki fungsi masing-masing.

1) Hook gauge : Alat ini berbentuk seperti kail. Alat ini berguna untuk menghitung
tinggi air pada panci penguapan. Untuk mengukur tingginya, letakkan hook gauge
pada tempatnya (StillWell). Setelah itu atur supaya ujung kail berada tepat pada
permukaan air. Setelah itu baca skala yang tertera pada hook gauge.
2) StillWell : Alat ini merupakan tempat atau wadah untuk meletakkan hook gauge.
3) Cup Anemometer : Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata
harian.

15
4) Termometer Apung : Alat ini terdiri dari termometer maksimum dan
minimum. Digunakan untuk mengukur suhu maksimum dan minimum permukaan
air dalam panci.

16
h. Gelombang laut

i. Pasang surut

2.1.1 Automatic Weather Station ( AWS)


Automatic weather station adalah serangkaian sensor-sensor meteorologi yang disusun
secara terpadu dan secara otomatis mencatat data–data meteorologi (suhu, tekanan, kelembaban,
penyinaran matahari, curah hujan, angin) yang kemudian menghasilkan pulsa - pulsa elektrik

17
yang akan ditampung dan diubah dalam data logger sehingga dapat ditampilkan pada layar
komputer atau translator
.
AWS dipasang pada ketinggian 10 meter di atas permukaan tanah terbuka yang bebas
dari hambatan. Sensor cuaca mengirimkan data realtime langsung ke display. Pencatatan data
cuaca dapat diprogram sesuai kebutuhan, umumnya pencatatan data setiap 10 menit sekali. Data
yang tersimpan di data logger dapat dipanggil menggunakan data collect (pengambilan data dari
data logger ke komputer). Dalam AWS selain menggunakan listrik, juga menggunakan tenaga
solar sel. Sehingga jika listrik padam, AWS tetap dapat digunakan.

1. TUJUAN PENGGUNAAN AWS

a. Menambah kepadatan jaringan yang ada dari data yang tersedia.


b. Mensuplay data cuaca di luar jam pengamatan.
c. Meningkatkan reliabilitas data hasil pengukuran karena menggunakan
pengukuran secara digital.
d. Untuk menjamin keseragaman data, karena menggunakan cara pengukuran yang
sama.
e. Membantu para observer pemula
f. Mengurangi human errors.
g. Memperkecil biaya operasi, karena sedikit menggunkan tenaga observer
h. Mendapatkan pengukuran dan pelaporan dengan frekuensi yang tinggi(banyak).
i. Membantu pengamatan di bidang klimatologi yang membutuhkan data dalam
jangka waktu yang panjang.

2. TIPE-TIPE AWS

a. Real time AWS


Real time AWS tidak hanya menyediakan data pengamatan dalam waktu
yang telah ditentukan oleh penguna tetapi juga dala keadaan emergency. Data

18
pengamatan AWS real time digunakan untuk pengamatan synoptic dan memonitor
parameter penting seperti badai, banjir, air pasang dan tinggi permukaan laut.
b. Off time AWS
Stasiun merekam data di cuaca dalam peralatan penyimpan data. Dalam
hal ini observer diperlukan untuk menyimpan dan mengolah data. AWS tipe ini
biasanya digunakan distasiun klimatologi dan untuk kepentingan penelitian atau
survey.

2.1.2 Sinoptik

Secara sederhana sinoptik artinya adalah peta cuaca. Peta sinoptik berisikan simbol-
simbol cuaca yang menggambarkan keadaan atmosfer pada daerah yang bersangkutan. Simbol
tersebut mewakili keadaan angin, tekanan, suhu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
unsur cuaca. Berdasarkan World Meteorological Organization (WMO) peta sinoptik dapat
memuat lebih dari 20 simbol di dalamnya.
Simbol meteorologi terbagi menjadi 2 yaitu : surface station mode ( stasiun permukaan)
dan upper air model ( udara atas)

1. Surface Station Model


Komponen simbol meteorologi surface station model yang sudah disederhanakan, antara
lain:

19
a. Tutupan Awan: menunjukkan berapa bagian langit yang tertutup awan. Pada
simbol ini, 6/8 langit tertutup awan.
b. Tekanan Udara: menunjukkan tekanan udara setempat. Pada simbol ini, tekanan
udara 979,8 mb
Cara membaca kodenya:
i. jika angka dimulai dengan 0 atau 1 (angka-angka kecil), maka tambahkan
angka 10 di depan tiga angka di simbol lalu beri koma di depan digit terakhir.
Misalnya pada simbol tertulis 138, berarti tekanannya 1013,8 mb
ii. jika angka dimulai dengan 7, 8, 9 (angka-angka besar), maka tambahkan
angka 9 di depan tiga angka di simbol lalu beri koma di depan digit terakhir.
Misalnya, simbol di atas diartikan tekanan udara 979,8 mb
c. Temperatur Udara: Pada simbol ini, temperatur udara 20oC. Hati-hati, jika
angkanya tinggi sekali dan tidak masuk akal (misalnya 50), bisa jadi temperatur
itu dalam Fahrenheit.
d. Visibilitas: jarak pandang, artinya seberapa jauh mata normal bisa melihat dengan
jelas. Biasanya kalau berkabut tebal, jarak pandang bisa sampai 0 m! Pada simbol
ini, visibilitas sejauh 20 m.
e. Cuaca Saat Ini: kode gambar yang menunjukkan keadaan cuaca. Pada simbol ini,
cuaca hujan moderat.
f. Titik Embun: Temperatur titik embun. Pada simbol ini, titik embun 14oC. Cermati
skalanya, apakah Celcius atau Fahrenheit.
g. Angin: Arah batang panjang menunjukkan arah datangnya angin. Batang
pendek/bendera menandakan kecepatan angin.

Pada simbol ini, arah angin dari tenggara dengan kecepatan 15 knot.

20
2. Upper-air Model

Simbol ini menerangkan keadaan udara atas pada level 500-mb.

a. Ketinggian tekanan: Diberikan 3 angka pertama ketinggian tekanan, sehingga


pada simbol ini ketinggian tekanan 500 mb ada di 5640 m. Penjelasan lebih
lanjut.
b. Temperatur udara : –15oC
c. Angin: Arah datang angin dari barat daya, kecepatan 60 knot.
d. Depresi titik embun: selisih temperatur udara dengan temperatur titik embun
(5oC)
e. Tutupan awan: nol (tidak tertutup awan sama sekali).
f. Perubahan ketinggian tekanan: bertambah 40 m.

21
3. Pilot Balon (Pibal)
Digunakan untuk mengetahui arah dan kecepatan angin di lapisan atas.

Jadi balon dilepaskan , kita langsung bidik balon tersebut secepat mungkin.
Kemudian pada detik ke 30 (Menit ke 0.5) kita catat nilai azimuth dan elevasi balon.
Setelah itu kita ikuti lagi setiap gerakan balon di langit. Kemudian pada menit ke 1.5, kita
catat lagi azimuth dan elevasinya. Setelah itu tetap amati gerakan balon dan mencatatnya
setiap selang waktu 1 menit hingga balon hilang masuk ke awan ataupun meledak.

Dalam menentukan arah dan kecepatan di lapisan atas, kita dapat menggunakan
beberapa metode. Yaitu menggunakan metode Perhitungan Matematika, Plotting Board,
ataupun Software Pibal. Angin yang dicari adalah angin di tiap lapisan, yaitu lapisan
1000 feet, 2000 feet, 3000 feet, dst. Jadi untuk mencari lapisan 1000 feet, kita
menggunakan data pembacaan ke 2 dan ke 3. Begitu pula seterusnya, untuk mencari
angin 2000 feet kita gunakan pembacaan ke 4 dan ke 5. Berikut ilustrasinya :

22
Untuk mencari arah dan kecepatan angin di tiap lapisan menggunakan
perhitungan matematika. Cari nilai dn pada tiap pembacaan. Cara untuk mencari nilai dn
adalah dengan rumus berikut

dn =(2n-1) x 250 ctg En)

Contoh : Lapisan 250 feet (d1) --> d1= (1 ) x 250 Ctg E1 = ......??
Lapisan 750 feet d2= (3) x 250 Ctg E2 = ......?? (d2)
Dst,

Dimana E adalah Elevasi balon.

Mencari nilai Dy dan Dx.


Dimana nilai dari
Dy=Y1-Y2=(d1.cosA1)–(d2cosA2)

Dx =X1-X2=(d1sinA1)-(d2sinA2)

Dimana A adalah Azimuth Balon

23
Mencari Kecepatan angin di tiap lapisan. Untuk mencari kecepatan angin. Kita
menggunakan data seperti tabel yang atas, yaitu di tiap lapisan. Kalau lupa tabel yang
mana, berikut adalah tabelnya:

Jadi untuk mencari kecepatan angin di lapisan 1000 feet adalah dengan input data
pembacaan kedua dan ketiga. Dimana rumus untuk kecepatan angin adalah
ff=√(Dx^2+Dy^2 ) x 2 knot

Menentukan arah angin di tiap lapisan.


Cara nya sama persis dengan langkah mencari kecepatan angin. Yaitu
menggunakan 2 data untuk mencari arah angin tiap lapisan. Untuk mencari arah angin
digunakan rumus berikut

α=arc.tan |dy/dx|

Arah angin tergantung dari nilai a (alfa), jika :

pengamatan pilot balon dilakukan pada jam 06 dan 18 utc.

24
4. Radiosonde (Sonde Perancis dan Jerman untuk probe)

Radiosonde adalah sebuah peralatan yang digunakan pada balon cuaca yang
mengukur berbagai parameter atmosfer dan mengirimkan mereka ke penerima tetap.
Radiosonde dapat beroperasi pada frekuensi radio 403 MHz atau 1680 MHz dan kedua
jenis dapat disesuaikan sedikit lebih tinggi atau lebih rendah seperti yang diperlukan.
Sebuah rawinsonde adalah radiosonde yang dirancang untuk hanya mengukur kecepatan
dan arah angin. Bahasa sehari-hari, rawinsonde biasanya disebut sebagai radiosonde.
Radio sonde pada jam 00 dan 12 utc

2.2 DATA HASIL OLAHAN

2.2. 1 Uji Konsistensi Data Hujan

Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali
pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan bumi sifatnya tetap.
Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan volume dalam bentuk
tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara alami berlangsung cukup
panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama air menjalani
siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis, pemanfaatan oleh manusia dan
sejumlah faktor lain.

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melaluikondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.

Analisis Kurva Massa Ganda


Untuk data hujan musiman atau tahunan dari suatu DPS:
Yang diuji pos hujan “Y” maka data kumulatif dari pos ”Y” itu dapat dibandingkan secara grafis
dengan data hujan acuan “X”. Data hujan acuan “X” merupakan nilai rata-rata dari pos hujan A,

25
B, C, dan D atau lebih yang lokasinya di sekeliling pos hujan “Y” bila kondisinya masih sama.
Data hujan minimal 10 tahun; data pos “Y” : sumbu Y dan data pos “X” sumbu X

Ketentuan perubahan pola:


1. Pola yang terjadi berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah garis itu ® DATA POS
“Y” KONSISTEN
2. Pola yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan arah garis itu ® DATA POS “Y”
TIDAK KONSISTEN ® perlu dikoreksi
Koreksi sesuai dengan kemiringan perubahan garis lurus tersebut.

2.2. 2 Memperkirakan Data Yang Hilang

Dalam pencatatan curah hujan kadang dijumpai adanya pencatatan data hujan yang hilang
atau tidak tercatat karena suatu sebab. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan hasil analisa
yang baik atau dengan hasil yang tidak biasa, maka sangat diperlukan perkiraan untuk pengisian
data curah hujan yang hilang.
Presipitasi merupakan istilah umum untuk semua bentuk hasil konsumsi uap air yang
terkandung di atmosfer. Presipitasi yang berbentuk cair disebut hujan. Jumlah curah hujan yang
diterima oleh suatu daerah sangat tergantung dari faktor meteorologi. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan sirkulasi uap air adalah : letak garis tempat, ketinggian tempat, jarak
sumber uap air, posisi daerah terhadap kontinen, arah angin, posisi daerah terhadap pegunungan
dan suhu relative daratan dan lautan.
Data presipitasi terkadang ditemukan dengan keadaan yang tidak utuh/bersambung. Hal
ini dapat disebabkan karena :
1. Alat pencatat hujan tidak berfungsi untuk periode waktu tertentu.
2. Stasiun pengamat hujan di tempat tersebut ditutup untuk sementara waktu.
3. Tidak tercatatnya data hujan pada saat-saat tertentu.

Adakalanya data yang kita peroleh tidak lengkap. Untuk mengatasi hal tersebut dapat
digunakan cara pengisian data yang hilang,yaitu :

26
1. Metode Rata-Rata Aljabar

Metode Rata-Rata Aljabar adalah metode yang paling praktis digunakan untuk
mencari data curah hujan yang hilang. Pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun
dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah
stasiun, stasiun yang digunakan dalam hitungan biasanya masih saling berdekatan
(Saputro, 2011).
p1+ p2+ p3 +... pn
p= N
Keterangan:
p = Curah hujan yang hilang
p1 , p2 ... pn = Hujan di stasiun 1,2,3,…,n

n = Jumlah stasiun hujan

2. Metode Normal Ratio

Metode Normal Ratio adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari
data yang hilang. Metode perhitungan yang digunakan cukup sederhana yakni dengan
memperhitungkan data curah hujan di stasiun hujan yang berdekatan untuk mencari
data curah hujan yang hilang di stasiun tersebut. Variabel yang diperhitungkan pada
metode ini
adalah curah hujan harian di stasiun lain dan jumlah curah hujan 1 tahun
pada stasiun lain tersebut. Rumus Metode Normal Ratio untuk mencari data
curah hujan yang hilang sebagai berikut (Wei and McGuiness, 1973):

px = 1{ p1 + p2 + p3 + pn }
Nx n N1 N2 N3 Nn

Keterangan:
px = Hujan yang hilang di stasiun x
p1 , p2 ... pn = Data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
Nx = Hujan tahunan di stasiun x
N1 , N2 ... N n = Hujan tahunan di stasiun sekitar x
N = Jumlah stasiun hujan disekitar x

3. Metode Inversed Square Distance

Metode Inversed Square Distance adalah salah satu metode yang


digunakan untuk mencari data yang hilang. Metode perhitungan yang digunakan
hampir sama dengan Metode Normal Ratio yakni memperhitungkan stasiun yang
berdekatan untuk mencari data curah hujan yang hilang di stasiun tersebut. Jika
pada Metode Normal Ratio yang digunakan adalah jumlah curah hujan dalam 1
tahun, pada metode ini variabel yang digunakan adalah jarak stasiun terdekat

27
dengan stasiun yang akan dicari data curah hujan yang hilang. Rumus Metode
Inversed Square Distance untuk mencari data curah hujan yang hilang sebagai
berikut (Harto, 1993; Fahmi, 2015;Ashruri, 2015):
n p
∑ i
2

px=
i=1 Li
n
1
∑ 2
i=1
Li
Keterangan:
px = Hujan yang hilang di stasiun x
pi = Data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
Li = Jarak antara stasiun

4. Koefisien Korelasi

Koefesien korelasi merupakan ukuran yang dipakai untuk menyatakan seberapa


kuat hubungan variabel-variabel (terutama data kuantitatif). Analisa korelasi sukar
dipisahkan dari analisa regresi, karena apabila variabel hasil pengamatan ternyata
memiliki kaitan yang erat dengan variabel lainnya, maka kita dapat meramalkan nilai
variabel pada suatu individu lain berdasarkan nilai variabel-variabelnya. Hal ini
dilakukan dengan analisa regresi (Walpole, 1993; Fauzi, 2012).

Besaran koefisien korelasi didefinisikan sebagai :


∑ (x−x)( y − y)
¯¯
r=
√ ∑ (x−¯x)2 ∑ ( y−¯y )
2

Keterangan:

x = Data terukur hujan


y = Data hasil perhitungan

2.3 DATA REMOTE SENSING

2.3.1 Pengertian

Remote sensing atau penginderaan jauh adalah cara perolehan informasi tentang suatu
objek atau fenomena tanpa melakukan kontak fisik dengan objek atau fenomena tersebut, dengan
demikian berbeda dengan pengamatan di tempat (pengamatan secara melalui observasi

28
langsung). Penginderaan jauh digunakan dalam berbagai bidang, termasuk geografi, survei tanah
dan sebagian besar disiplin Ilmu Bumi (misalnya, hidrologi, ekologi, oseanografi, glasiologi,
geologi, meteorologi); ia juga memiliki aplikasi militer, intelijen, komersial, ekonomi,
perencanaan, dan kemanusiaan.

Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca,
memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit.
Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa
Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion
remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Pada masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu
kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan
dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal
yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh
(faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya
lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.

Sedangkan terdapat beberapa pendapat ahli mengenai remote sensing :


1. American Society of Photogrammetry
Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa
sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak
terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
2. Avery
Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan
(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah
kajian.
3. Campbell
Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai
permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.

29
4. Colwell
Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di
permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang
diindera.
5. Curran
Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk
merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan
informasi yang berguna.
6. Lillesand dan Kiefer
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang
dikaji.
7. Lindgren
Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan
analisis informasi tentang bumi.
8. Welson Dan Bufon
Penginderaan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh
objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan
objek, area dan gejala tersebut.

2.3.2 Komponen-Komponen Penginderaan Jauh

Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :


1. Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari
2. Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro

Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

30
1. Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari)
lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima
objek, makin cerah warna objek tersebut.

2. Bentuk permukaan bumi


Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang
bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah
terlihat lebih terang dan jelas

3. Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga
dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut
menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlih

Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum


elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang

31
pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan
menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.

Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara.
Tiap-tiap objek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan
tenaga ke sensor. Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra,
sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan
puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah,
daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
1. Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun
satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :

32
a. Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini
menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto

(foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto
satelit)
b. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini
direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data
visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal
dengan sebutan citra.
2. Wahana
Wahana adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna
mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di
angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
a. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara
1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
b. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari
18.000 meter di atas permukaan bumi

33
c. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km di luar atmosfer bumi.
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :
a. Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan
interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop.
S
t
e
r
e
o
s
k
o
p

d
a
p
a
t digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.

b. Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus


penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.

2.3.3 Contoh Penginderaan Jauh

1. LIDAR

LIDAR (Light Detection and Ranging) merupaan sistem yang berbasis


pengukuran jarak dengan perangkat laser, jarak menuju objek ditentukan dengan
mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan deteksi sinyal yang dipancarkan..

34
Biasanya dimanfaatkan untuk pemetaan kontur topografis dan batimetris (laut dangkal)
dengan Standard error ±0.15m.

Sebutan lain untuk LIDAR adalah ALSM (Airborne Laser Swath Mapping) dan
altimetri laser. Akronim LADAR (Laser Detection and Ranging) sering digunakan dalam
konteks militer. Sebutan radar laser juga digunakan tetapi tidak berhubungan karena
menggunakan cahaya laser dan bukan gelombang radio yang merupakan dasar dari radar
konvensional.

Pengamatan dengan LIDAR biasanya hanya menghasilakan pengamatan dengan


kualitas yang kurang baik, hal ini dapat diakibatkan karena mungkin saat pengamatan
dilaksanakan terdapat beberapa gangguan seperti pasang surut yang tinggi di laut atau
karena format yang dimasukkan kurang tepat.

LIDAR telah digunakan secara luas untuk penelitian atmosfer dan meteorologi.
Instrumen LIDAR dipasang ke pesawat dan satelit yang digunakan untuk survei dan
pemetaan . Contoh terkini adalah Eksperimen NASA Advanced Research Lidar. Di
samping itu LIDAR telah diidentifikasi oleh NASA sebagai teknologi kunci untuk
memungkinkan pendaratan presisi paling aman untuk masa depan robot dan kendaraan
pendaratan berawak ke bulan. Selain itu, ada berbagai macam aplikasi dari LIDAR,
seperti yang sering disebutkan dalam Program Dataset Nasional LIDAR, USA .

Secara teoritis LIDAR terdiri dari tiga komponen yaitu :


a. Global Positioning System (GPS)
Dalam system LIDAR, GPS dipakai sebagai system penentuan posisi
wahana terbang secara 3D (X, Y, Z atau L, B, h) terhadap system referensi
tertentu. ketika melakukan survey LIDAR. Penentuan posisi dilakukan secara
differensial sehingga bisa mengamati posisi objek yang diam atau
bergerak.Karena pengukuran posisinya dilakukan secara real time maka metode
penentuan GPS itu dinamakan Real Time Kinematics Differential GPS (RTK-
DGPS).

35
b. Inertial Navigation System (INS)
INS adalah suatu system navigasi yang mampu mendeteksi perubahan
geografis, perubahan kecepatan, serta perubahan orientasi dari suatu benda.
Sistem ini mampu mengukur besar perubahan sudut orientasi wahana terbang
terhadap arah utara, besar pergerakan sudut rotasi wahana terbang terhadap
sumbu-sumbu horisontalnya, percepatan wahana terbang, hingga temperature dan
tekanan udara di sekitar wahana terbang. Dari hasil pengukuran yang dapat
dilakukan oleh INS, dapat dihasilkan informasi berupa orientasi tiga dimensi serta
posisi wahana terbang.
c. Sensor Laser
Sensor LIDAR berfungsi untuk memancarkan sinar laser ke objek dan
merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai objek. Pada
umumnya gelombang yang dipancarkan oleh sensor terdiri atas dua bagian, yaitu
gelombang hijau dan gelombang infra merah. Gelombang hijau berfungsi sebagai
gelombang penetrasi jika suatu sinar laser mengenai daerah perairan. Sinar hijau
berfungsi untuk mengukur data kedalaman, sedangkan sinar infra merah berfungsi
untuk mengukur data topografi daratan atau permukaan bumi.
Kekuatan sensor LIDAR sangat erat kaitannya dengan:
i Kekuatan sinar laser yang dihasilkan
ii Cakupan dari pancaran sinar gelombang laser
iii Jumlah sinar laser yang dihasilkan tiap detik

36
Sensor LIDAR memiliki kemampuan dalam pengukuran multiple return.
Multiple return digunakan untuk menentukan bentuk dari objek atau vegetasi yang
menutupi permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan dan dipantulkan tidak
hanya mengenai permukaan tanah, tetapi juga mengenai objek-objek yang ada di
atas permukaan tanah. Masing-masing pantulan yang dihasilkan diukur
intensitasnya, sehingga diperoleh gambaran atau bentuk dari objek yang menutupi
permukaan tanah tersebut.

2. Radar

Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and
Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map
benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca
(hujan).

Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari milimeter


hingga meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu
benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan

37
tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari
sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima
relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh
penerima radar.

Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut
didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik
selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.

Radar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa :


a. Berdasarkan bentuk gelombang (Waveform)
i Continuous Wave/CW (Gelombang Berkesinambungan), merupakan radar
yang menggunakan transmitter dan antena penerima (receive antenna) secara
terpisah, di mana radar ini terus menerus memancarkan gelombang
elektromagnetik. Radar CW yang tidak termodulasi dapat mengukur kecepatan
targetmelalui serta posisi sudut target secara akurat. Radar CW yang tidak
termodulasi biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan target dan
menjadi pemandu rudal (missile guidance).
ii Pulsed Radars/PR (Radar Berdenyut), merupakan radar yang gelombang
elektromagnetiknya diputus secara berirama. Frekuensi denyut radar (Pulse
Repetition Frequency/PRF) dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu PRF
high, PRF medium dan PRF low.

b. Berdasarkan Jumlah Antennanya


i Monostatic Radar : Monostatic radar adalah jenis radar yang hanya memiliki
sebuah antenna yang digunakan untuk memancarkan maupun menerima sinyal.
Radar ini memiliki suatu bagian yang disebut duplexer untuk memisahkan
antara penerima dan pemancar. Radar monostatic biasanya menggunakan
bentuk gelombang (Waveform) Namun dapat juga menggunakan CW. Untuk
desain radar monostatic CW digunakan suatu alat yang disebut circulator untuk

38
memisahkan antara gelombang yang dipancarkan dan diterima. Radar jenis ini
mendominasi jenis-jenis radar yang ada saat ini.
ii Bistatic/Multistatic Radar : Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar
yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan satu atau
lebih penerima sinyal (receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah.
Kedua komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan
dengan jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang
dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena. Berdasarkan pemancarnya
radar Bi/Multistatic dapat dibagi lebih lanjut menjadi dua macam yaitu :
1.) Radar Bi-Static Kooperatif : Yaitu radar Bi-static yang pemancarnya sudah
terintegrasi dengan unit radarnya, Contoh dari radar ini cukup banyak, di
antaranya adalah radar OTH (Over The Horizon) seperti Jindalee dan radar
Struna-1MU buatan Rusia.
2.) Radar Bi-Static Non-Kooperatif : Yaitu Radar Bi-static yang pemancarnya
tidak terintegrasi dengan unit radarnya, misalnya adalah Silent Sentry
buatan Lockheed martin yang memanfaatkan pemancar seperti Stasiun
Televisi atau Radio.

Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena,
transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal) .
a. Antena
Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor
berbentuk piring parabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari titik
fokusnya dan dipantulkan melalui permukaan yang berbentuk parabola. Antena
radar memiliki du akutub (dwikutub). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam
bentuk phased-array (bertingkat atau bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-
unsur objek yang tertangkap antena dan kemudian diteruskan ke pusat sistem
RADAR.
b. Pemancar sinyal (transmitter)
Pada sistem radar, pemancar sinyal (transmitter) berfungsi untuk
memancarkan gelombang elektromagnetik melalui antena. Hal ini dilakukan agar

39
sinyal objek yang berada didaerah tangkapan radar dapat dikenali. Pada
umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar.
Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa dipercaya,
ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam hal
perawatannya.
c. Penerima sinyal (receiver)
Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai penerima
kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap
oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver memiliki
kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan
pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah dan
meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and data
processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display).
Selain tiga komponen di atas, sistem radar juga terdiri dari beberapa komponen
pendukung lainnya, yaitu :
i Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.
ii Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara antena dan
penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam kedua situasi
tersebut.
iii Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol kerja
seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masing-masing.

40
3. Satelit Cuaca

Satelit cuaca adalah sejenis satelit buatan yang digunakan untuk mengawasi cuaca
dan iklim Bumi. Satelit meteorologikal melihat lebih banyak dari awan dan sistem awan.
Cahaya perkotaan, kebakaran, polusi, cahaya aurora, badai pasir dan debu, tumpukan
salju, pemetaan es, gelombang samudra, pembuangan energi, dll juga merupakan
informasi yang dikumpulkan oleh satelit cuaca.

Gambar dari satelit cuaca membantu mengawasi debu vulkanik dari Gunung St.
Helens dan aktivitas dari vulkano lainnya seperti Gunung Etna. Asap dari kebakaran
hutan di barat Amerika Serikat seperti Colorado dan Utah juga telah dimonitor.

El Niño dan akibatnya terhadap cuaca juga dimonitor per hari dari gambar satelit.
Penumpahan minyak di pesisir barat laut Spanyol juga diawasi oleh satelit. Dan juga
satelit cuaca menyediakan pengawasan cuaca global.

Data citra satelit dikirim ke stasiun penerima dalam bentuk format digital mentah
merupakan sekumpulan data numerik. Unit terkecil dari data digital adalah bit, yaitu
angka biner, 0 atau 1. Kumpulan dari data sejumlah 8 bit data adalah sebuah unit data
yang disebut byte, dengan nilai dari 0 – 255. Dalam hal citra digital nilai level energi
dituliskan dalam satuan byte. Kumpulan byte ini dengan struktur tertentu bisa dibaca oleh
software dan disebut citra digital 8-bit.

Contoh dari citra satelit :


a. Citra satelit himawari (IR1, IR2, WV dll)
b. Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Satelit NOAA digunakan untuk membuat peta suhu permukaan laut (Sea
Surface Temperature Maps/SST Maps), monitoring iklim, studi El Nino, dan
deteksi ars laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan
berlimpah.

41
c. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer);
d. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde);
e. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS);
f. DCS (Data Collection System)
g. SEM (Space Environtment Monitor);
h. SARSAT (Search And Rescue Satelite System).

4. Sonar dari kapal

Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan
istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti
penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara
dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris
punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation
Committee).

Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah

42
laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk
mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial,
keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.

Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah
permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara
dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.

43
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan UU RI no 31 tahun 2009 tentang meteoroli, klimatologi dan geofisika pada


bagian kesatu umu pasal 9 menjelaskan bahwa pengamatan meteorologi harus dilakukan paling
sedikit terhadap unsur- unsur cuaca seperti :
a. Radiasi matahari;
b. Suhu udara;
c. Tekanan udara;
d. Angin;
e. Kelembaban udara;
f. Awan;
g. Hujan;
h. Gelombang laut;
i. Suhu permukaan air laut; dan
j. Pasang surut air laut.

Data pengamatan dapat dibagi menjadi :


1. Automatic Weather Station ( AWS)
Automatic weather station adalah serangkaian sensor-sensor meteorologi yang disusun
secara terpadu dan secara otomatis mencatat data–data meteorologi (suhu, tekanan, kelembaban,
penyinaran matahari, curah hujan, angin) yang kemudian menghasilkan pulsa - pulsa elektrik
yang akan ditampung dan diubah dalam data logger sehingga dapat ditampilkan pada layar
komputer atau translator

2. Sinoptik

Secara sederhana sinoptik artinya adalah peta cuaca. Peta sinoptik berisikan simbol-
simbol cuaca yang menggambarkan keadaan atmosfer pada daerah yang bersangkutan. Simbol
tersebut mewakili keadaan angin, tekanan, suhu dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
unsur cuaca. Berdasarkan World Meteorological Organization (WMO) peta sinoptik dapat
memuat lebih dari 20 simbol di dalamnya.
3. Pilot Balon (Pibal)
Pengamatan pilot balon Digunakan untuk mengetahui arah dan kecepatan angin di
lapisan atas. Dalam menentukan arah dan kecepatan di lapisan atas, kita dapat menggunakan
beberapa metode. Yaitu menggunakan metode Perhitungan Matematika, Plotting Board, ataupun
Software Pibal. Angin yang dicari adalah angin di tiap lapisan, yaitu lapisan 1000 feet, 2000 feet,
3000 feet, dst.

44
4. Radiosonde (Sonde Perancis dan Jerman untuk probe)

Radiosonde adalah sebuah peralatan yang digunakan pada balon cuaca yang mengukur
berbagai parameter atmosfer dan mengirimkan mereka ke penerima tetap. Radiosonde dapat
beroperasi pada frekuensi radio 403 MHz atau 1680 MHz dan kedua jenis dapat disesuaikan
sedikit lebih tinggi atau lebih rendah seperti yang diperlukan. Sebuah rawinsonde adalah
radiosonde yang dirancang untuk hanya mengukur kecepatan dan arah angin. Bahasa sehari-hari,
rawinsonde biasanya disebut sebagai radiosonde. Radio sonde pada jam 00 dan 12 utc

DATA HASIL OLAHAN

1. Uji Konsistensi Data Hujan

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melaluikondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.

Analisis Kurva Massa Ganda


Untuk data hujan musiman atau tahunan dari suatu DPS:
Yang diuji pos hujan “Y” maka data kumulatif dari pos ”Y” itu dapat dibandingkan
secara grafis dengan data hujan acuan “X”. Data hujan acuan “X” merupakan nilai rata-rata
dari pos hujan A, B, C, dan D atau lebih yang lokasinya di sekeliling pos hujan “Y” bila
kondisinya masih sama. Data hujan minimal 10 tahun; data pos “Y” : sumbu Y dan data pos
“X” sumbu X

2. MEMPERKIRAKAN DATA HUJAN YANG HILANG

Dalam pencatatan curah hujan kadang dijumpai adanya pencatatan data hujan yang hilang
atau tidak tercatat karena suatu sebab. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan hasil analisa
yang baik atau dengan hasil yang tidak biasa, maka sangat diperlukan perkiraan untuk pengisian
data curah hujan yang hilang.
Adakalanya data yang kita peroleh tidak lengkap. Untuk mengatasi hal tersebut dapat
digunakan cara pengisian data yang hilang,yaitu :

1. Metode Rata-Rata Aljabar

Pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan


dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun, stasiun yang digunakan
dalam hitungan biasanya masih saling berdekatan (Saputro, 2011).
p + p + p +... p
1 2 3 n

p=
N
Keterangan:
p= Curah hujan yang hilang
p , p ... p = Hujan di stasiun 1,2,3,…,n
1 2 n

45
N= Jumlah stasiun hujan

2. Metode Normal Ratio

Variabel yang diperhitungkan pada metode ini adalah curah hujan harian di
stasiun lain dan jumlah curah hujan 1 tahun pada stasiun lain tersebut. Rumus
Metode Normal Ratio untuk mencari data curah hujan yang hilang sebagai berikut
(Wei and McGuiness, 1973):

px = 1{ p1 + p2 + p3 + pn }
Nx n N1 N2 N3 Nn

Keterangan:
px = Hujan yang hilang di stasiun x
p1 , p2 ... pn = Data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
Nx = Hujan tahunan di stasiun x
N1 , N2 ... N n = Hujan tahunan di stasiun sekitar x
N = Jumlah stasiun hujan disekitar x

3. Metode Inversed Square Distance

Rumus Metode Inversed Square Distance untuk mencari data curah


hujan yang hilang sebagai berikut (Harto, 1993; Fahmi, 2015;Ashruri, 2015):

n p
∑ i
2

px=
i=1 Li
n
1
∑ 2
i=1
Li
Keterangan:
px = Hujan yang hilang di stasiun x
pi = Data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
Li = Jarak antara stasiun

4. Koefisien Korelasi

Koefesien korelasi merupakan ukuran yang dipakai untuk menyatakan seberapa


kuat hubungan variabel-variabel (terutama data kuantitatif). Analisa korelasi sukar
dipisahkan dari analisa regresi

46
Besaran koefisien korelasi didefinisikan sebagai :
∑ (x−x)( y − y)
¯¯
r=
√ ∑ (x−¯x)2 ∑ ( y−¯y )
2

Keterangan:

= Data terukur hujan


= Data hasil perhitungan

DATA REMOTE SENSING

Remote sensing atau penginderaan jauh adalah cara perolehan informasi tentang suatu
objek atau fenomena tanpa melakukan kontak fisik dengan objek atau fenomena tersebut, dengan
demikian berbeda dengan pengamatan di tempat (pengamatan secara melalui observasi
langsung). Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca,
memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit.
Pada masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen
di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti
penginderaan medis atau fotogrametri.

1. Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun
satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
a. Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.
b. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini
direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau
data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.

2. Wahana
Wahana adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna
mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di
angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
a. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 –
9.000 meter di atas permukaan bumi
b. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000
meter di atas permukaan bumi
c. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km di luar atmosfer bumi.

3. Contoh Penginderaan Jauh

47
1. LIDAR

LIDAR (Light Detection and Ranging) merupaan sistem yang berbasis


pengukuran jarak dengan perangkat laser, jarak menuju objek ditentukan dengan
mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan deteksi sinyal yang dipancarkan..
Biasanya dimanfaatkan untuk pemetaan kontur topografis dan batimetris (laut dangkal)
dengan Standard error ±0.15m.

Sebutan lain untuk LIDAR adalah ALSM (Airborne Laser Swath Mapping) dan
altimetri laser. Akronim LADAR (Laser Detection and Ranging) sering digunakan dalam
konteks militer. Sebutan radar laser juga digunakan tetapi tidak berhubungan karena
menggunakan cahaya laser dan bukan gelombang radio yang merupakan dasar dari radar
konvensional.

a. Global Positioning System (GPS)


Dalam system LIDAR, GPS dipakai sebagai system penentuan posisi
wahana terbang secara 3D (X, Y, Z atau L, B, h) terhadap system referensi
tertentu. ketika melakukan survey LIDAR
b. Inertial Navigation System (INS)
INS adalah suatu system navigasi yang mampu mendeteksi perubahan
geografis, perubahan kecepatan, serta perubahan orientasi dari suatu benda. Dari
hasil pengukuran yang dapat dilakukan oleh INS, dapat dihasilkan informasi
berupa orientasi tiga dimensi serta posisi wahana terbang.
c. Sensor Laser
Sensor LIDAR berfungsi untuk memancarkan sinar laser ke objek dan
merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai objek. Pada
umumnya gelombang yang dipancarkan oleh sensor terdiri atas dua bagian, yaitu
gelombang hijau dan gelombang infra merah

2. Radar

Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and
Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map
benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca
(hujan).
Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut
didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik
selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.

3. Satelit Cuaca

Satelit cuaca adalah sejenis satelit buatan yang digunakan untuk mengawasi cuaca
dan iklim Bumi. Satelit meteorologikal melihat lebih banyak dari awan dan sistem awan.
Cahaya perkotaan, kebakaran, polusi, cahaya aurora, badai pasir dan debu, tumpukan

48
salju, pemetaan es, gelombang samudra, pembuangan energi, dll juga merupakan
informasi yang dikumpulkan oleh satelit cuaca.

4. Sonar dari kapal

Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan
istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti
penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara
dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris
punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation
Committee).

Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah
laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk
mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial,
keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.

SARAN

Dalam makalah ini penyusun inginmemberikan saran kepada pembaca:

1. Agar pembaca memahami tentang jenis- jenis data meteorologi.

2. Semoga pembaca dapat lebih memahami unsur- unsur cuaca pada data meteorologi.

3. Dapat memahami dan membedakan antara satu data dan data yang lain.

49
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Penginderaan_jauh

https://id.wikipedia.org/wiki/LIDAR

https://id.wikipedia.org/wiki/Radar

https://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_cuaca

https://id.wikipedia.org/wiki/Sonar

https://www.bmkg.go.id/satelit/

https://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologi

http://gilangsn.blogspot.co.id/2015/09/blog-post.html

https://junaidawally.blogspot.co.id/2013/06/uji-konsistensi-data-hujan.html

https://media.neliti.com/media/publications/127408-ID-analisis-data-curah-hujan-yang-hilang-
de.pdf

http://ujian-sakti.blogspot.co.id/2011/08/maritim-mengurai-sandi.html

https://bagiankecilmeteorologi.blogspot.co.id/2014/09/sekilas-tentang-analisa-cuaca.html

https://geograph88.blogspot.co.id/2013/04/peta-sinoptik-dan-simbol-meteorologi.html

https://www.toiki.or.id/2010/04/12/simbol-meteorologi/

http://pustakacuaca.blogspot.co.id/2010/01/cuaca-sistem-cuaca-sinoptik-wilayah.html

https://www.bmkg.go.id/

http://labeksplorasi.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/Metode-Observasi-dan-Simbol-
Cuaca.pdf

https://apriliaerlita.wordpress.com/2017/11/03/rason-radio-sonde/

http://202.90.199.54/jmg/index.php/JMG/article/viewFile/96/90

http://sacad.database.bmkg.go.id/grid/web/export/index.php

http://bagiankecilmeteorologi.blogspot.co.id/2015/02/pengamatan-pilot-balon.html

http://christinmori.blogspot.co.id/2013/06/aws-automatic-weather-station.html

50
http://danypangestu.blogspot.co.id/2016/02/tekanan-udara-dalam-dunia-meteorologi.html

http://dataonline.bmkg.go.id/home

http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/26/110.bpkp

http://data.bmkg.go.id/Share/Dokumen/PP-NO-46-TAHUN-2012-PENYELENGGARAAN-PENGAMATAN-
DAN-PENGELOLAAN-DATA-MKG.pdf

http://dendodaus.blogspot.co.id/2012/04/alat-alat-pengukuran-dalam-klimatologi.html

https://perpus.stmkg.ac.id/view-pdf.php?id=402

https://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/data-meteorologi/

https://www.wmo.int/pages/index_en.html

51

Anda mungkin juga menyukai