Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuanagan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu
perusahaan. Laporan keuangan biasanya disusun secara rapi dan rinci.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan meliputi bagian dari
proses laporan keuanagan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, ,
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan,
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integraldari
laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan suatu yang penting dalam kegiatan perusahaan, akan
tetapi dalam perusaan kecil laporan keuangan bukanlah sesuatu yang penting yang harus
diadakan. Kurangnya pengetahuan mengenai laporan keuanagan dan anggapan bahwa
Pembuatan laporan yang sulit membuat para pengusaha kecil enggan melakukan laporan
keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Laporan Keuangan ?
2. Karakteristik Laporan Keuangan ?
3. Tujuan Laporan Keuangan ?
4. Fungsi Laporan Keuangan ?
5. Pengunaan Laporan Keuangan ?
6. Laporan Keuanagn untuk UKM ?
7. Langkah – langkah menyusun Laporan Keuangan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Laporan Keuanagn.
2. Mengetahui Karakteristik Laporan Keuangan.
3. Mengetahui Tujuan Laporan Keuangan.
4. Mengetahui fungsi LAporan KEuangan.
5. Mengetahui Penggunaan Laporan Keuanagn.
6. Mengetahui Laporan Keuangan yang digunakan UKM.

1
7. Mengetahui Langkah – langkah Penyususnan Laporan Keuangan.

D. Manfaat Penulisan
Dengan disusunya makalah “Laporan Keuanagn Sederhana” ini diharapkan dapat
membantu menambah wawasan mengenai laporan keuangan dan mempermudah dalam
penyususnan laporan keuangan di perusahan kecil.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil akhir proses pencatatan yang terdiri dari berbagai
transaksi keuangan dalam periode waktu tertentu. Standar Akuntansi Keuangan
menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.
Artinya, laporan keuangan dan pelaporan keuangan merupakan dua hal yang berbeda.
Laporan keuangan atau yang sering disebut lapkeu biasanya terdiri dari neraca laporan
perubahan posisi kas, serta catatan lainnya yang berhubungan dengan informasi
keuangan, seperti pengaruh perubahan harga. Sementara, pelaporan keuangan
merupakan segala aspek yang berkaitan dengan ihwal penyampaian informasi keuangan.
Jenis-jenis laporan keuangan yang banyak digunakan di Indonesia adalah: laporan laba
rugi, laporan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas. Keputusan keuangan dibuat
berdasarkan informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntan. Akuntan menghasilkan
keuangan ini informasi berdasarkan persyaratan yang disyaratkan oleh standar akuntansi
yang menjelaskan pengukuran, pengakuan, penyajian dan pengungkapan peristiwa
ekonomi keuangan. Persyaratan standar ini bervariasi dari satu negara ke negara dan
menghambat komparabilitas informasi akuntansi (Teferi Deyuu Alemi dan Dr. J. S.
Pasricha 2016: 188).

Menurut para Ahli mengenai Laporan Keuangan yaitu :

1. Sofyan S. Harahap
Laporan keuangan merupakan laporan yang menggambarkan kondisi keuangan
serta hasil usaha dari sebuah perusahaan pada periode tertentu. Lapkeu juga dapat
menjadi gambaran kapabilitas sebuah perusahaan, apakah perusahaan tersebut dalam
kondisi manajemen yang baik atau tidak. Di samping itu, adanya laporan keuangan
juga sangat membantu perusahaan untuk menentukan kebijakan ekonomi bagi pihak
internal maupun eksternal perusahaan tersebut.

3
2. Munawir
Laporan keuangan ialah data historis yang juga merupakan laporan kemajuan
suatu perusahaan. Lebih lanjut lagi, beliau memaparkan bahwa lapkeu terdiri dari
data yang merupakan kombinasi fakta-fakta, prinsip keuangan, kebiasaan dalam
akuntansi, serta pendapat pribadi.

3. Zaki Baridwan
Laporan keuangan merupakan rangkuman transaksi keuangan yang terjadi
selama satu periode buku yang bersangkutan

B. Karakteristik (Unsur-Unsur) Laporan Keuangan


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan menjabarkan empat karakteristik kualitatif dari
laporan keuangan:
1. Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang dapat dipahami oleh
seluruh orang yang menggunakan laporan tersebut.

2. Relevan
Agar dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna laporan keuangan, data yang dimuat
dalam laporan harus relevan dan merefleksikan keadaan perusahaan dalam periode
tertentu.

3. Keandalan
Sebuah laporan keuangan dapat dikatakan memiliki kualitas yang andal jika di
dalamnya terdapat informasi yang tidak menyesatkan serta bebas dari kesalahan
material.

4. Dapat Dibandingkan
Para pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan lapkeu periode
sekarang dengan periode sebelumnya untuk mengidentifikasi posisi keuangan
perusahaan.

Untuk memfasilitasi pengambilan keputusan ekonomi tanpa menyesatkan atau


mengaburkan pengguna, laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif
tertentu. Karakteristik ini dibagi oleh IASB menjadi dua kategori: mendasar dan
meningkatkan. Karakteristik fundamental terdiri dari relevansi dan representasi yang

4
setia. Meningkatkan karakteristik terdiri dari komparabilitas, verifiability, ketepatan
waktu dan dimengerti (Stargios 2012: 69).

C. Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), terdapat lima tujuan umum laporan
keuangan, antara lain:
1. Memberikan informasi keuangan yang kredibel berkaitan dengan aktiva dan
kewajiban keuangan suatu perusahaan.
2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva neto
perusahaan akibat kegiatan operasional untuk mendapatkan laba.
3. Memberikan informasi keuangan kepada para analis keuangan perusahaan untuk
dapat memperkirakan potensi perusahaan dalam rangka memperoleh laba sebanyak-
banyaknya.
4. Memberikan informasi penting terkait laporan aktiva perusahaan serta aktivitas
transaksi investasi.
5. Memberikan gambaran umum mengenai kebijakan keuangan yang dianut suatu
perusahaan.
Standar Akuntansi Keuangan juga turut memberikan pendapatnya mengenai tujuan
laporan keuangan, di antaranya sebagai berikut:
1. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi atau gambaran yang
berkaitan dengan kinerja keuangan sebuah perusahaan yang bermanfaat bagi para
pemakai laporan serta pihak yang berwenang untuk membuat kebijakan perusahaan.
2. Laporan keuangan disusun demi kebutuhan bersama pemakainya yang secara tidak
langsung memiliki pengalaman atau gambaran mengenai kondisi keuangan
perusahaan di masa lalu sehingga dapat mempermudah para pemakai laporan untuk
memutuskan kebijakan keuangan yang tepat.
3. Laporan keuangan menggambarkan aktivitas keuangan apa saja yang dilakukan oleh
manajemen serta pertanggungjawaban pihak manajemen atas.

D. Fungsi Laporan Keuangan


Laporan keuangan memegang peranan vital dalam sebuah perusahaan. Berikut ini
merupakan penjabaran dari fungsi dan manfaat laporan keuangan:

5
1. Menyusun Perencanaan Aktivitas Perusahaan
Laporan keuangan pada dasarnya memberikan gambaran mengenai kapabilitas
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional demi tercapainya tujuan
perusahaan.

2. Mengendalikan Perusahaan
Selain memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan, laporan
keuangan juga bertindak sebagai bahan pertimbangan para pembuat kebijakan untuk
menyusun kebijakan apa yang tepat untuk perusahaannya.

Contohnya, jika perusahaan memiliki jumlah piutang yang tertunggak, maka


pihak perusahaan dapat mengantisipasi dengan mengurangi penjualan kredit atau
meningkatkan penagihan.

3. Bahan Pertimbangan dan Pertanggungjawaban Pihak Eksternal Perusahaan


Perusahaan manapun pasti menjalin kerja sama dengan pihak lain di luar
perusahaan, seperti para investor dan bank. Laporan keuangan berfungsi sebagai
bahan pertimbangan bagi para investor untuk menentukan sikap dan keputusan tepat
berkaitan dengan kegiatan investasinya di perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan juga dapat memberikan perkiraan mengenai tanggungan pajak yang
ditetapkan terhadap perusahaan.

E. Pengguna Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan pedoman bagi para pengguna laporan serta pembuat
kebijakan untuk menentukan sikap atas segala hal yang berkaitan dengan tujuan
perusahaan.

1. Investor
Para penanam modal alias investor memiliki kepentingan untuk mengetahui
laporan keuangan perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya. Laporan
keuangan dapat membantu para investor untuk membuat keputusan apakah mereka
harus membeli atau menjual investasi tersebut.

6
2. Karyawan
Laporan keuangan juga dapat memberikan gambaran mengenai stabilitas
keuangan perusahaan kepada para karyawannya. Melalui laporan keuangan, para
karyawan dapat memperkirakan serta menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan upah, kesempatan kerja, dan manfaat pensiun.

3. Pemerintah
Pemerintah melalui lembaga-lembaga yang mewakilinya juga memiliki hak
untuk mengetahui laporan keuangan suatu perusahaan.Hal tersebut berkaitan dengan
alokasi sumber daya serta menetapkan kebijakan pajak yang harus dikenakan
terhadap perusahaan yang bersangkutan. Pembuat kebijakan dan manajer sebagian
besar berkaitan dengan departemen program tertentu, dan pemerintah secara
keseluruhan. Bahkan jika apa yang disebut "anggaran terpadu" adalah diusulkan dan
disetujui, pelaksanaannya akan didesentralisasikan. Pemerintah biasanya mengatur
dalam satuan unit, area program, atau dana (kumpulan keuangan sumber daya). Para
pembuat kebijakan dan manajer cenderung melindungi wilayah mereka dan pikiran
bisnis mereka sendiri. Laporan pelaksanaan kinerja atau anggaran berkaitan dengan
tanggung jawab khusus dari pusat (James, 2009: 34).

4. Pemasok dan Kreditur Usaha


Para pemasok dan kreditur usaha tertarik untuk menggunakan laporan keuangan
agar dapat memastikan jumlah dana yang terhutang dapat dibayarkan perusahaan
tepat ketika jatuh tempo. Laporan keuangan konsolidasian tahunan mencakup entitas
ekonomi yang terdiri dari orang tua korporasi dan anak perusahaan yang memiliki
kepemilikan mayoritas. Definisi entitas pelaporan didasarkan pada beberapa ide:
Investor dan kreditor lebih peduli dengan substansi ekonomi daripada bentuk hukum.
Manajer pelaporan entitas memiliki kontrol atas semua aset entitas dan bertanggung
jawab untuk memenuhi semua asetnya kewajiban. Tingkat agregasi data keuangan
yang tinggi mengurangi kelebihan informasi untuk pengguna laporan keuangan
(James, 2009: 32).

5. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan untuk menggunakan laporan keuangan terutama jika
mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan. Lapkeu juga
7
dapat memberikan gambaran kepada para pelanggan mengenai keberlangsungan
hidup perusahaan yang bersangkutan.

F. Laporan Keuangan Sederhana yang Harus Dimiliki UKM

1. Buku Arus Kas

Arus kas berfungsi untuk mencatat keluar-masuknya uang secara rill dalam suatu
periode. Tujuan dibuatnya laposan arus kas ini untuk memberikan gambaran kegiatan
manajemen dalam operasi, investasi, dan pendanaan.

2. Buku Persedian Barang

Ada dua metode dalam membuat laporan persediaan barang yaitu menggukanan
metode fisik yang mengharuskan perhitungan barang yang masih ada pada tanggal
penyusunan laporan keuangan dan metode perpetual (buku) di mana setiap jenis
persedian dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu
persedian.

3. Buku Pembelian

Dalam buku ini, Anda hanya perlu mencatat transakis pembelian yang tidak
dibayar dengan tunai. Pembukuan ini diisi secara teratur menurut tertib waktu faktur-
faktur pembelian.

4. Buku Penjualan

Di dalam buku ini, Anda hanya perlu mencatat penjualan barang yang telah
dilakukan dalam suatu periode tertentu. Laporan ini biasanya disertakan salinan
faktur-faktur yang sudah dibuat. Ini bertujuan untuk mencocokkan harga beserta
potong yang diberikan pada masing-masing produk.

5. Buku Biaya

Pada buku ini, Anda harus mencatat biaya yang dikeluarkan salama proses
produksi dan pemasaran, atau biasa disebut biaya overhead saat produksi, seperti
membayar karyawan, biaya listrik, telepon, sewa tempat usaha, dan lainnya.

8
6. Buku Utang

Pembukuan ini berisi laporan utang perusahaan yang harus dibayar pada periode
tertentu kepada seseorang, lembaga, atau perusahaan lain. Pembukuan utang ini
sangat diperlukan untuk mengetahui berapa nominal yang belum dibayarkan
perusahaan kepada kliennya.

7. Buku Piutang

Berisi laporan pembayaran yang belum terlunasi. Dengan adanya laporan ini,
Anda dapat memonitor sudah berapa lama piutang tersebut tidak tertagih sehingga
Anda dapat mempercepat periode penarikan piutang.

G. Langkah – Langkah Menyusun Laporan Keuangan

Penyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan bertahap dan teliti karena
nantinya informasi yang disajikan akan dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Langkah-langkah tersebut secara sederhana dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menyusun Neraca Saldo.


Neraca saldo adalah suatu daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo
debet atau kredit. Penyusunan ini dilakukan kalau semua jurnal sudah dibukukan ke
dalam masing-masing rekeningnya di buku besar. Karena penyusunannya sebelum
adanya ayat jurnal penyesuaian maka neraca ini sering disebut Neraca Saldo sebelum
Penyesuaian, dimana informasi yang disajikan dapat digunakan untuk mengecek
keseimbangan debet dan kredit dari seluruh rekening di buku besar dan merupakan
tahap pertama untuk membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur.

2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian.


Beberapa transaksi mungkin belum tercatat dan masih tidak sesuai dengan
keadaan di akhir periode, sehingga data tersebut dikumpulkan untuk membuat jurnal
penyesuaian.

3. Menyusun neraca lajur (worksheet).


Neraca lajur atau kertas kerja merupakan suatu cara yang memudahkan
penyusunan laporan keuangan yang dimulai dari neraca saldo dan disesuaikan

9
dengan data yang diperoleh dari jurnal penyesuaian. Kemudian, saldo yang sudah
disesuaikan akan nampak pada kolom neraca saldo disesuaikan dan merupakan
saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan rugi laba.

4. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan rugi laba dan laporan
perubahan modal serta laporan-laporan lainnya.
Laporan-laporan tersebut dapat disusun langsung di neraca lajur, karena dalam
neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca atau
laporan rugi laba. Kemudian, kedua laporan tersebut diubah bentuknya sehingga
dapat dihasilkan neraca dan laporan rugi laba yang lebih mudah dibaca dan dianalisa.

5. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening.


Setelah rekening-rekening di dalam buku besar disesuaikan, maka berikutnya
adalah membuat jurnal penutupan untuk menutup rekening-rekening nominal ke
rekening rugi laba dan memindahkan saldo rugi laba ke rekening laba tidak dibagi.
Setelah itu, informasi pada jurnal tersebut dibukukan ke buku besar sesuai dengan
rekening-rekening yang bersangkutan.

6. Menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan.


Untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit rekening-rekening yang masih
terbuka, maka dibuatlah neraca saldo setelah penutupan yang isinya rekening-
rekening real saja, bukan termasuk nominal yang sudah ditutup.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses pencatatan pada periode tertentu.
Jenis laporan keuangan yang ada di Indonesia meliputi Laporan Keuangan laba rugi,
laporan ekuitas, neraca, dan laporan arus Kas. Laporan keuanagn berfungsi dalam
menyusun perencanaan aktivitas perusahaan, mengendalikan perusahaan, bahan
pertimbanagn dan pertanggung jawaban pihak eksternal perusahaan.
Laporan keuangan selain berguna bagi perusahaan, laporan keuangan juga dapat
dijadikan pedoman bagi karyawan dan pihak eksternal perusahaan, yaitu
investor,pemerintah, pemasuk dan kreditur, pelanggan.
Jenis Laporan Keuangan sederhana yang dapat dimiliki perusahaan yaitu Buku arus
kas, buku persediaan barang, buku pembelian, buku penjualan, buku biaya, buku
piutang, dan buku utang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chan, James. L. (2009). Comparison of Government Accounting and Business Accounting.


Journal on Governmental Financial Management, IX(1), 29-38

Tasios, Stergios (2012). Auditor’s perceptions of financial reporting quality: the case of
Greece. International Journal of Accounting and Financial Reporting, 2(1), 57-74
Teferi, D. A dan Dr. J. S. Pasricha (2016). IFRS: A Solution for Variations of Accounting
Standards. International Journal Of Business & Management, 4, 184-189

12

Anda mungkin juga menyukai