Anda di halaman 1dari 12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BACKWARD CHAINING UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINA DIRI
SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

Nama : Naila Rahmah Fitriya


NIM : K5112051
Email : naila_plb@yahoo.com
No. HP : 085766624279
Pembimbing : 1. Dr. Abdul Salim, M.Kes
2. Erma Kumala Sari, M.Psi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2016
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BACKWARD CHAINING UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BINA DIRI
SISWA TUNAGRAHITA RINGAN
Naila Rahmah Fitriya, Abdul Salim, Erma Kumala Sari

ABSTRAK

Naila Rahmah Fitriya. K5112051. Efektivitas penggunaan backward chaining


untuk meningkakan kemampuan bina diri siswa tunagrahita ringan. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2016.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kemampuan
memakai kemeja, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
penggunaan backward chaining terhadap peningkatan kemampuan bina diri
khususnya memakai kemeja siswa tunagrahita ringan kelas I C di SLB Negeri
Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian adalah tiga anak
tunagrahita ringan kelas IC. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan
bentuk Single Subject Research (SSR). Desain yang digunakan dalam penelitian
adalah A – B – A.
Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik tes perbuatan dan
observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
analisis visual grafik yang meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar
kondisi.
Hasil penelitian menunjukkan ketiga subjek mengalami peningkatan nilai
kemampuan memakai kemeja. Pada fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang
diperoleh subjek DAM meningkat sebesar 35,3 (tidak mampu) pada fase
intervensi (B) mean level meningkat menjadi 68,2 (mampu) dan pada fase
baseline-2 (A-2) mean level menjadi 75,62 (mampu). Subjek kedua FTN pada
fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang diperoleh subjek sebesar 45,7 (tidak
mampu) pada fase intervensi (B) mean level meningkat menjadi 75,3 (mampu)
dan pada fase baseline-2 (A-2) mean level menjadi 86,8 (sangat mampu). Subjek
ketiga RAD pada fase baseline-1 (A-1) skor mean level yang diperoleh subjek
sebesar 34,5 (tidak mampu) pada fase intervensi (B) mean level meningkat
menjadi 70,7 (mampu) dan pada fase baseline-2 (A-2) mean level menjadi 77,8
(mampu). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan backward chaining efektif untuk meningkatkan kemampuan bina diri
khususnya memakai kemeja siswa tunagrahita ringan kelas I C di SLB Negeri
Surakarta tahun ajaran 2015/2016.

Kata kunci: Backward Chaining, Bina Diri, Tunagrahita Ringan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF BACKWARD CHAINING USE


TO IMPROVE ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) ABILITY OF
MILD INTELLECTUAL DEVELOPMENTAL DISORDER.
Naila Rahmah Fitriya, Abdul Salim, Erma Kumala Sari

ABSTRACT

Naila Rahmah Fitriya. K5112051. The Effectiveness of The Use of Backward


Chaining to Improve Activity Daily Living (ADL) Ability of Mild Intellectual
Developmental Disorder. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty Sebelas Maret University, June 2016.
The focus of this research is the ability of wearing shirts, so that this
research aims to know effectiveness the use of backward chaining to improve ADL
ability particularly in wearing shirt of mild intellectual developmental disorder
student in grade 1C at SLB Negeri Surakarta year of study 2015/2016. The
subject of this research involves three students with mild intellectual
developmental disorder in grade 1C. This research uses experimental method in
the form of Single Subject Research (SSR). The design used in this research is in
the form of A-B-A.
The data collecting is conducted by behavior test technique and
observation. Then, the data obtained are analyzed by using the method of visual
graphic analysis involving the analysis in condition and analysis inter-condition.
The result of research shows that three subjects have improved in the
ability of wearing shirt. In the phase of baseline-1 (A-1), mean level score
obtained by subject DAM increases with a number of 35.3 (incapable); in the
phase of intervention (B), mean level score increases with a number of 68.2
(capable); and in the phase of baseline-2 (A-2), mean level score becomes 75.62
(capable). The second subject FTN, in the phase of baseline-1 (A-1), mean level
score obtained by the subject is 45.7 (incapable); in the phase of intervention (B),
mean level score increases with a number of 75.3 (capable); and in the phase of
baseline-2 (A-2), mean level score becomes 86.8 (very capable). The third subject
RAD, in the phase of baseline-1 (A-1), mean level score obtained by the subject is
34.5 (incapable); in the phase of intervention (B), mean level score increases with
a number of 70.7 (capable); and in the phase of baseline-2 (A-2), mean level
score becomes 77.8 (capable). Based on the result of this research, it can be
concluded that the use of backward chaining is effective to improve ADL ability in
particularly wearing shirt for mild intellectual developmental disorder student in
grade 1C at SLB Negeri Surakarta year of study 2015/2016.

Keywords: Backward chaining, Activity Daily Living (ADL), Mild intellectual


developmental disorder commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN permasalahan yang dihadapi anak


Pendidikan adalah usaha tunagrahita maka diperlukan
sadar dan terencana untuk program khusus yang menyediakan
mewujudkan suasana belajar dan sarana dan prasarana dan upaya yang
proses pembelajaran agar siswa memadai. Program khusus yang
secara aktif mengembangkan potensi diberikan untuk anak tungrahita
dirinya untuk memiliki keahlian, adalah bina diri atau pengembangan
kekuatan, spiritual, pengendalian diri yang dimuat dalam kurikulum di
diri, kepribadian, akhlak mulia, sekolah.
kecerdasan dan keterampilan yang Berdasarkan observasi selama
dibutuhkan di dalam sosialisasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
masyarakat. Pendidikan ditujukkan dan wawancara dengan guru kelas,
untuk seluruh warga negara tidak bahwa pada umumnya kemampuan
terkecuali anak berkebutuhan bina diri atau pengembangan diri
khusus. siswa kelas 1 C SLB Negeri
Salah satu jenis anak Surakarta masih rendah. Masih
berkebutuhan khusus adalah banyak kegiatan sehari-hari yang
tunagrahita. Menurut Somantri dilakukan dengan bantuan orang lain.
(2006: 103), “Tunagrahita adalah Apabila diurutkan dari kegiatan
istilah yang digunakan untuk paling penting diajarkan lebih awal
menyebut anak yang mempunyai menurut penelitian Alam &
kemampuan intelektual dibawah Mukherjee (2003) maka kegiatan
rata-rata”. Menurut Grossman (1983) pertama adalah makan selanjutnya
dalam Gargiulo (2012: 143) bahwa, memakai kemeja, akan tetapi untuk
ketunagrahitaan mengacu pada materi kegiatan makan, anak sudah
fungsi intelektual umum yang secara menguasai dan sudah bisa
signifikan berada di bawah rata-rata, melakukan secara mandiri. Salah
bersamaan dengan itu ia mengalami satu kegiatan yang masih belum
kekurangan dalam perilaku adaptif dikuasai dan penting untuk diajarkan
dan ini berlangsung pada masa adalah memakai baju terutama baju
commit to user
perkembangannya. Adanya berbagai yang menggunakan kancing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Wehman & lebih tertarik karena disetiap akhir


McLaughlin (1981: 196), penyelesaian tugas anak diberi
“Kemampuan anak dalam penguatan sehingga anak lebih
mengancingkan baju adalah umur 3- termotivasi untuk menyelesaikan
6 tahun”. Anak tunagrahita kelas 1 C tugasnya.
SLB Negeri Surakarta memiliki usia Berdasarkan latar belakang
8-10 tahun, sehingga mereka telah yang telah diuraikan tersebut dapat
mengalami keterlambatan dalam dirumuskan masalah yaitu apakah
perkembangan kemampuan penggunaan backward chaining
mengancingkan baju. Oleh karena itu efektif untuk meningkatkan
perlu diajarkan terlebih dahulu dalam kemampuan bina diri khususnya
memakai kemeja setelah itu kegiatan memakai kemeja siswa tunagrahita
lainnya. ringan kelas I C di SLB Negeri
Banyak cara yang dapat Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.
digunakan untuk memberikan Tujuan dalam penelitian ini yaitu
pelajaran bina diri atau untuk mengetahui efektivitas
pengembangan diri dalam memakai penggunaan backward chaining
kemeja, salah satunya dapat terhadap peningkatan kemampuan
menggunakan backward chaining. bina diri khususnya memakai kemeja
Penelitian Slocum & Tiger (2011) siswa tunagrahita ringan kelas I C di
menjelaskan langkah-langkah dalam SLB Negeri Surakarta tahun
prosedur backward chaining, “Jika pelajaran 2015/2016.
terdapat langkah A, B, C, dan D,
langkah D akan diajarkan pertama; METODE PENELITIAN
kemudian langkah C dan D; diikuti Penelitian dilaksanakan di
oleh langkah B, C, dan D; dan SLB Negeri Surakarta, pada bulan
akhirnya, langkah A, B, C, dan D. April 2016 hingga Mei 2016.
Instruktur memberikan penguatan Penelitian yang dilakukan
pada penyelesaian langkah terakhir”. menggunakan pendekatan kuantitatif
Pembelajaran menggunakan desain Single Subject Research
backward chaining commit to user
membuat anak (SSR) atau desain penelitian subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tunggal. Hal tersebut dikarenakan kemeja. Subjek penelitian ini adalah


peneliti menggunakan backward tiga siswa kelas 1 C SLB Negeri
chaining yang merupakan salah satu Surakarta.
modifikasi perilaku dimana untuk Data dikumpulkan dengan
mengetahui efektivitasnya digunakan menggunakan observasi dan tes
analisis perilaku terapan. Engel & perbuatan yang telah divalidasi dan
Schutt (2008: 2) menjelaskan, telah reliabel. Observasi ini
pendekatan subjek tunggal adalah dilakukan untuk mengetahui
metode yang dirancang untuk karakteristik siswa dan motivasi
mempelajari perilaku individu. belajar serta keaktifan belajar siswa
Desain eksperimen subjek tunggal selama proses pembelajaran. Tes
yang digunakan adalah desain perbuatan digunakan karena di dalam
reversal A-B-A yang merupakan penelitian ini anak diminta praktik
salah satu pengembangan dari desain melakukan proses memakai kemeja
dasar A- B. Penelitian dimulai untuk menunjukkan kemampuanya.
dengan mengukur secara kontinyu Teknik analisi data yang
pada kondisi baseline-1 (A1) dengan digunakan adalah analisis visual
periode waktu tertentu kemudian grafik. Analisis visual grafik meliputi
pada kondisi intervensi (B), setelah analisis dalam kondisi dan analisis
pengukuran pada kondisi intervensi antar kondisi.
(B) pengukuran pada kondisi
baseline-2 ( A2) dilakukan. Ini HASIL PENELITIAN
dimaksudkan sebagai control untuk Deskripsi Data Peningkatan
fase intervensi sehingga Kemampuan Bina Diri
memungkinkan untuk menarik Penelitian pada fase baseline-
kesimpulan (Sunanto, 2005 : 61) . 1 (A1) yang dilakukan sebanyak 4
Variabel bebas dalam sesi, fase intervensi dilakukan
penelitian ini adalah backward sebanyak 10 sesi dan fase baseline-2
chaining dan variabel terikat dalam (A2) dilakukan 4 sesi. Berikut
penelitian ini adalah kemampuan penjabaran deskripsi data yang
bina diri khususnya memakai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dilakukan pada baseline-1, intervensi


dan baseline-2.
Deskripsi Pelaksanaan Intervensi
Deskripsi Pelaksanaan Baseline 1 100
Kemampuan awal memakai 90
kemeja subjek DAM, dan RAD 80
70
menunjukkan kategori yang hampir
60
sama yaitu pada kategori tidak
50
mampu. Nilai yang didapatkan 40 D
DAM dan RAD tidak jauh berbeda 30 F
yaitu antara 33 hingga 38, FTN 20 R

memperoleh nilai 44-49 yang 10


0
memasuki kategori tidak mampu. Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gafik disajikan untuk memperjelas
D 64 64 70 69 68 68 70 65 71 75
kemampuan awal memakai kemeja F 73 73 71 73 79 80 73 79 73 80
ketiga subjek. R 66 68 69 73 70 71 70 74 74 75

100 Grafik 2. Kemampuan Bina Diri


90
Subjek DAM, FTN, dan RAD Pada
80
70
Tahap Intervensi
60
Berdasarkan grafik 2 dapat
50
D dinyatakan bahwa ketiga subjek
40
F mengalami peningkatan nilai
30
20 R
memakai kemeja. Hal tersebut dilihat
10
bahwa subjek DAM memperoleh
0
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 nilai rata-rata 68,2 yang termasuk
D 37.5 35 36.2 32.5
kategori mampu, selanjutnya subjek
F 48.2 47.5 43.7 43.7
R 36.2 32.5 35 32.5 FTN memperoleh nilai rata-rata 75,3
termasuk kategori mampu, dan nilai

Grafik 1 Kemampuan Bina Diri subjek RAD pun termasuk dalam

Subjek DAM, FTN, dan RAD Pada kategori mampu, yaitu memperoleh
commit to user
Tahap Baseline 1 nilai 70,8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Deskripsi Pelaksanaan Baseline 2 PEMBAHASAN


Hasil nilai rata-rata secara Hasil penelitian terhadap
keseluruhan baseline-2. Subjek subjek DAM, FTN dan RAD
DAM memperoleh nilai 75,62 yang menunjukkan bahwa penggunaan
termasuk kategori mampu. Nilai rata- backward chaining efektif untuk
rata keseluruhan subjek FTN adalah meningkatkan kemampuan bina diri
86,85 termasuk kategori sangat siswa tunagrahita ringan kelas 1C
mampu. Subjek RAD memperoleh SLB Negeri Surakarta tahun ajaran
nilai rata-rata secara keseluruhan 2015/2016. Hal tersebut terbukti
adalah 77,8 termasuk kategori dengan adanya peningkatan
mampu. Gafik disajikan untuk kemampuan subjek dari baseline-1
memperjelas kemampuan awal ke intervensi dan dari intervensi ke
memakai kemeja ketiga subjek. baseline-2.

100 Pada subjek DAM


90 peningkatan baseline 1 ke intervensi
80
adalah 32,9 sedangkan dari
70
60 intervensi ke baseline-2 meningkat
50 sebesar 7,4. Pada subjek FTN
40 D
30
peningkatan baseline 1 ke intervensi
F
20 adalah 29,5, sedangkan perubahan
R
10
dari intervensi ke baseline-2
0
Sesi Sesi Sesi Sesi meningkat sebesar 11,5. Pada RAD
1 2 3 4
D 77.5 70 75 80 peningkatan dari baseline 1 ke
F 85 87.5 86.2 88.7 intervensi adalah 36,8, sedangkan
R 77.5 78.7 75 80
peningkatan dari intervensi ke
Grafik 3 Kemampuan Bina Diri baseline-2 sebesar 6,95.
Subjek DAM, FTN, dan RAD Pada Peningkatan yang dialami
Tahap Baseline 2 ketiga subjek juga didukung dari
observasi yang telah dilakukan dua
commit to user
orang observer pada saat baseline-1,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

intervensi dan baseline-2. Hasil Chaining Dalam Pengajaran


observasi tersebut menunjukkan Keterampilan Mengurus Diri Sendiri
bahwa ketiga subjek memiliki Pada Anak Imbesil”, dilakukan oleh
perilaku yang dikategorikan baik Pristiwaluyo (2012) dijabarkan
selama proses penelitian berlangsung bahwa,”…metode backward
yaitu dari baseline-1 hingga chaining mempunyai nilai positif
baseline-2. Dari nilai observasi yang terhadap perubahan tingkah laku
telah dipaparkan, bahwa ketiga anak imbesil terutama dalam hal
subjek memiliki motivasi yang bagus memberikan rasa puas, senang dan
saat pembelajaran, aktif dan membangkitkan percaya diri”.
memiliki ketahanan kosentrasi yang Dalam penelitian tersebut anak
lumayan baik, percaya diri dan imbesil atau anak tunagrahita sedang,
berani melaksanakan tugas dari mengalami peningkatan positif
peneliti, walaupun terkadang mereka terhadap perubahan perilakunya serta
masih bertingkah semaunya sendiri. membuat anak senang dan
Dari hambatan dan membangkitkan kepercayaan diri.
kekurangan yang dimiliki oleh anak Penelitian tersebut sesuai dengan
tunagrahita maka penggunan penelitian yang telah dilakukan
backward chaining merupakan salah peneliti pada anak tunagrahita ringan
satu solusi yang dapat membantu kelas 1C SLB Negeri Surakarta
anak tunagrahita ringan lebih bahwa dengan penggunaan backward
percaya diri dalam menyelesaikan chaining anak lebih senang dan
tugas-tugasnya sehari-hari karena percaya diri untuk menyelesaikan
anak sudah terlebih dahulu tugasnya memakai kemeja.
mengetahui cara menyelesaikan Langkah-langkah dalam
tugasnya serta pembelajaran dengan penggunaan backward chaining
backward chaining membuat anak membuat anak merasa senang dan
merasa senang. puas karena anak merasa diberi
Hal tersebut didukung oleh penghargaan atas usaha untuk
hasil penelitian yang mencapai keberhasilannya. Hal ini
berjudul,”Metode commit to user
Backward sesuai dengan penelitian Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penelitian yang telah dilakukan Penelitian selanjutnya


diperkuat dengan penelitian Haraldur dilakukan Garardo Castillo (2013)
Þorsteinsson dan Zuilma Gabriela dalam penelitiannya peneliti
Sigurðardóttir (2007), bahwa membandingkan efektivitas forward
backward chaining dengan chaining dan backward chaining
pemberian penguatan dapat pada anak-anak prasekolah dengan
memberikan respon yang baik dan tugas mengikat tali sepatu, tugas
benar sehingga menjadi strategi terdiri dari delapan langkah dan
layak untuk membantu klien dengan dilakukan oleh sepuluh anak-anak
afasia untuk membaca kata prasekolah dari Tallahassee
majemuk, jika dibiarkan dapat prasekolah. Hasil penelitian
menimbulkan masalah baru, yang menunjukkan bahwa backward
mungkin menimbukan penurunan chaining adalah prosedur yang ideal
motivasi untuk membaca dan metode untuk anak-anak prasekolah
peningkatan penarikan sosial. ketika belajar bagaimana untuk
Penelitian lain yang mengikat sepatu.
mendukung yaitu penelitaian yang Pemaparan hasil penelitian
dilakukan Christopher Rayner relevan menegaskan bahwa
(2011), penelitian ini backward chaining juga efektif
membandingkan langkah-langkah digunakan untuk meningkatkan
anak untuk menyelesaikan mengikat kemampuan membaca seorang
tali sepatu, dengan menggunakan wanita kesulitan memaca,
video dan menggunakan prosedur meningkatkan kemampuan bina diri
backward chaining, hasilnya pada kegiatan memakai sepatu tiga
menunjukkan bahwa penggunaan orang anak autism dan sepuluh orang
backward chaining lebih efektif siswa preschool, dengan
karena dua anak hampir menguasai diberikannya penguatan kepada
seluruh langkah-langkah anaka setelah anak menyelesaikan
menggunakan backward chaining tugasnya. Berdasarkan hasil analisis
lebih cepat daripada menggunakan data dan pembahasan ditemukan
video. commit to user
bahwa backward chaning efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

untuk meningkatkan kemampuan DAFTAR PUSTAKA


bina diri anak tunagrahita ringan Alam, Moneer & Mukherjee, Mukta
terutama dalam kemampuan (2003). Ageing, ADL
Disabilities and Need for
memakai kemeja. Public Health Initiatives.
Institute of economic growth,
1-21 diperoleh tanggal 10
SIMPULAN DAN SARAN
Desember 2015 dari
Dari penelitian ini dapat http://iegindia.org.
disimpulkan dapat bahwa
Castillo, Gerardo (2013). Forward
penggunaan backward chaining And Backward Chaining In
efektif untuk meningkatkan Preschool Children. Thesis
Dipublikasikan, Florida State
kemampuan bina diri siswa
University, diperoleh tanggal
tunagrahita ringan kelas I C di SLB 5 Desember 2015 dari
Negeri Surakarta tahun pelajaran http://diginole.lib.fsu.edu.

2015/2016. Engel, Rafael J. & Schutt, Russel K.


Berdasarkan dengan hasil (2008). Practice of Research in
Social Work 2nd Edition.
penelitian dan fakta di lapangan,
Thousand Oaks, CA: Sage
dengan ini peneliti memberikan Publication, Inc. (versi
saran, yaitu siswa diharapkan dapat elektronik, sample chapter).
Diperoleh 22 Desember 2015
mengikuti instruksi guru dengan baik dari
dalam pembelajaran menggunakan http://www.sagepub.com/sites/
default/files/upmbinaries/2565
backward chaining agar
7_Chapter7.pdf.
mempelancar peningkatan
kemampuan bina diri khususnya Gargiulo, RI Chard M (2012).
Special Education in
memakai kemeja.
Contemporary Society 4.
Peneliti lain diharapkan United States of America:
mampu menerapkan backward SAGE Publication, Inc.
Pristitiwaluyo, Triyanto (2012).
chaining untuk memperkaya Metode Backward Chaining
informasi mengenai peningkatan dalam Pengajaran
Keterampilan Mengurus Diri
bina diri pada kelas dan subjek yang
Sendiri pada Anak Imbesil.
sama disekolah luar biasa lainnya. Jurnal kependidikan luar
commit to user biasa, 8 (1), 10-24. Diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tanggal 05 Desember 2015,


dari http://ejournal.unesa.ac.id.
Rayner, Cristhopher (2011).
Teaching students with autism
to tie a shoelace knot using
video prompting and backward
chaining. Developmental
Neurorehabilitation, 14(6),
339–347 diperoleh tanggal 05
Desember 2015 dari
http://tn5bn6xp5c.search.serial
ssolutions.com

Somantri,T. Sutjihati. (2006).


Psikologi Anak Luar Biasa.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Sunanto, Juang. Takeuchi, Koji &
Nakata, Hideo. Pengantar
Penelitian Subjek Tunggal.
(Versi e-book). Diperoleh 10
November 2015 dari http://e-
archive.criced.tsukuba.ac.jp.
Þorsteinsson, Haraldur &
Sigurðardóttir, Zuilma
Gabriela (2007). Backward
chaining Used to teach a
Woman with Aphasia to Read
Compound Words: A Single
Case Study. American
Psycological Associatoin, 2
(3), 325-334. Diperoleh
tanggal 16 Desember 2015,
dari http://psycnet.apa.org.
Wehman, Paul. McLaughin, Phillip J
(1981). Program Development
In Special Education.USA:
McGraw-Hil, Inc.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai