Anda di halaman 1dari 2

Peran Wanita dalam Pergaulan Nasional

By : Agein Firda Mahanani / Pendidikan Anak Usia Dini UNS 2016

Wanita, selalu menjadi faktor terpenting dalam suatu komunikasi masyarakat.


Hadirnya wanita selalu menjadi penengah atau peramai suasana dalam suatu komunitas
atau kumpulan yang didalamnya terdapat gabungan antara pria dan wanita. Sudah kodrat
wanita untuk menjadi pelengkap dan penenang kaum Adam dengan berbagai kelebihan
yang Dia berikan kepada makhluk keturunan Hawa. Wanita memiliki begitu banyak
kelebihan dalam hubungan interaksi manusia yang tidak terbatas dalam suatu ruang atau
golongan tertentu. Wanita selalu dapat berbaur dengan berbagai keadaan sehingga
menjadi pewarna dalam suatu interaksi antar manusia.

Zaman dahulu, wanita begitu dianggap lemah dan bahkan kelahirannya dianggap
sebagai aib atau keburukan bagi suatu keluarga. Zaman Arab Jahilliyah, bayi perempuan
yang terlahir akan segera dikubur hidup-hidup karena rasa malu yang begitu besar.
Kejadian itu terus berlangsung begitu lama, hanya wanita yang terpandang yang memiliki
kedudukan yang akan dihormati dan disegani. Sosok wanita itu sendiri dalam suatu
pergaulan sudah begitu banyak mempengaruhi dalam kehidupan disekitar mereka.
Sebagai contoh, istri Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang pertama, Siti Khadijah r.a., sosok
perempuan yang begitu berpengaruh dalam perjuangan dakwah Rasullullah ‫ ﷺ‬dengan
berbagai peran yang beliau berikan sehingga mampu menjadikan Islam dikenal di
Mekkah. Peran wanita pula yang menjadikan Nabi Musa a.s. terselamatkan dari
kebengisan Fir’aun dalam membunuh setiap bayi laki-laki pada masa kerajaannya.

Indonesia, memiliki beragam cerita yang begitu menggugah berhubungan


dengan peranan wanita dalam suatu interaksi sosial. Wanita di Indonesia di era penjajahan
Belanda hanya dianggap sebagai alat yang bekerja di dapur, kamar, dan sumur. R.A.
Kartini, sosok yang memperdulikan wanita mulai menggerakkan emansipasi wanita
dengan begitu peranan besar dan perjuangan beliau sehingga derajat wanita mampu
diangkat menjadi lebih tinggi. Lagi-lagi, emansipasi wanita di Indonesia diangkat oleh
seorang wanita, bukan seorang pria yang memiliki akal dan kedudukan yang lebih tinggi.
Selain itu, ada begitu banyak perjuangan wanita yang memberikan dukungan besar pada
era penjajahan seperti Cut Nyak Dien, seorang tokoh Muslimah yang begitu keras dalam
membela Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tangan para penjajah.

Hanya berdasar dari sejarah saja kita bisa menemukan begitu banyak peranan
wanita secara menyeluruh. Lalu bagaimana dengan sekarang ? Peran wanita begitu
dieluh-eluhkan sekarang ini dalam segala aspek, bisa dilihat sendiri berapa banyak iklan
yang lebih menggunakan karakternya adalah wanita daripada pria, tidak hanya pada iklan
saja namun juga pada beragam acara televisi atau komersial sebagai ikon. Wanita di
Indonesia saat ini mulai bergerak maju untuk menjadi sosok yang terdepan dengan
keahlian berupa interaksi sosial yang begitu handal. Tokoh cerdas dalam berkomunikasi
sosial adalah Najwa Shihab, seorang sosok yang memiliki pola pikir serta penyampaian
yang begitu halus dan tertata. Najwa Shihab hanya satu contoh yang begitu hebatnya
dalam dunia hiburan di televisi dalam bidang jurnalis.

Pergaulan saat ini di masyarakat begitu didominasi oleh wanita, entah berbagai
aspek baik ekonomi, sosial, maupun budaya. Jumlah wanita yang lebih banyak daripada
pria juga menjadi faktor lain berkembangnya peranan wanita dalam suatu interaksi sosial
dalam pergaulan Nasional. Wanita muslimah di Indonesia saat ini misalnya, begitu
banyak para mujahidah yang akhirnya melahirkan generasi terbaik dalam pergaulan
Nasional yang mampu menghasilkan gerakan-gerakan hebat. Wanita saat ini memegang
dasar-dasar aspek kehidupan secara Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini misalnya,
hampir keseluruhan pendidikan anak usia dini adalah wanita, sehingga yang menanamkan
dasar kepribadian pada anak adalah wanita.

Begitu besar peranan wanita saat ini dalam mempengaruhi pergaulan Nasional,
tapi pengaruh ini seharusnya diikuti dengan aturan dan koridor syariat Islam yang
menjaga agar wanita tetap selalu dimuliakan. Jangan sampai wanita menggerakkan suatu
gerakan seperti saat ini sedang familiar, yaitu gerakan feminisme. Gerakan yang
memanfaatkan kelebihan wanita untuk menentang syariat yang telah ditetapkan oleh
pembuat alam semesta. Sudah tau diberikan kelebihan malah menyelewengkan kelebihan
itu. Sudah sewajarnya, wanita yang memiliki peran yang begitu besar dalam pergaulan
Nasional harus memilih mana yang benar dan mana yang salah, karena dampak dari
wanita itu sendiri yang begitu besar.

Anda mungkin juga menyukai