PENDAHULUAN
pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terutama pada kelompok
yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru
menengah nasional 2015-2025, mempunyai visi masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat dimana salah satu target nya adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Di Indonesia, AKI dan AKB masih dikategorikan cukup tinggi, menurut data dari
BPS (hasil SUPAS tahun 2015) AKI di Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB sebesar 22 per 1000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia salah satu yang
tertinggi di Asia. Tingginya AKI menunjukan masih buruknya tingkat kesehatan ibu.
ibu disebabkan oleh perdarahan (30,3%), hipertensi (27,1%), infeksi (7,3%), partus
lama, abortus, dan lain-lain (40,8%) . Sedangkan pada bayi, dua pertiga kematian terjadi
pada masa neonatal (28 hari pertama kehidupan). Penyebabnya terbanyak adalah bayi
berat lahir rendah dan prematuritas, asfiksia (kegagalan bernapas spontan) dan infeksi.
Pada tahun 2012 kasus kematian ibu di Jawa Barat sebanyak 804 kasus dan
kematian bayi sekitar 4.803 kasus, sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan,
angka kematian ibu menjadi 781 kasus dan kematian bayi sekitar 4.306 kasus. Dilihat
dari penyebabnya, sebagian besar kematian ibu di Jawa Barat terjadi akibat perdarahan
1
31,7%, kemudian sekitar 29,3% akibat hipertensi dalam kehamilan. Partus lama 0,64%
dan abortus 0,12%, infeksi sekitar 5,6% dan 32,5% lainnya akibat kasus beragam.
Sedangkan di Kabupaten Cianjur pada tahun 2014 kasus kematian ibu sebanyak
49 kasus dan pada tahun 2015 sebanyak 49 kasus, tidak mengalami perubahan.
Sedangkan kasus kematian bayi mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebanyak 172
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah merupakan salah satu bagian
dari unit pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian bayi, ibu hamil dan ibu nifas serta meningkatkan cakupan
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat terwujudnya derajat kesehatan mayarakat yang optimal, antara lain melalui
kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan. Upaya
kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan.
Masalah kesehatan yang tetap menjadi prioritas dewasa ini adalah rawannya
memelihara kesehatan.
2
2. Melayani seluruh masyarakat di wilayah kerja Desa Pasirbaru melalui Program-
maupunoleh swasta
Untuk meningkatkan Fungsi Desa Pasir baru dalam rangka peningkatan upaya
menerus, walaupun sarana yang tersedia dan kemampuan yang terbatas serta
pengaruh lingkungan social dan ekonomi yang berbeda kami berusaha sedapat
rehabilitatip.
sekitarnya.
Sebagai mana kita ketahui bidang kesehatan mengalami tantangan yang berat
untuk itu perlu dilakukan evaluasi dan pengajian analisis dan evaluasi ini kami
sajikan dalam Bentuk laporan tahunan wilayah Desa Pasirbaru di bidang kesehatan.
beberapa aspek yang berhubungan dengan Kesehatan yang banyak dipengaruhi oleh
3
keadaan umum dan lingkungannya. Bentuk laporan tahunan ini di gunakan sebagai
I.2 Tujuan
A. Umum
tersedianya data / Informasi yang akurat tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam
berdayaguna.
B. Khusus.
tingkat Desa Pasirbaru yang meliputi: Cakupan kegiatan dan sumber daya
kesehatan
program kesehatan.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
Barat, Desa Pasirbaru berdiri sejakTahun 1980 Desa Pasir baru mempunyai 5 Kedusunan, 5
4. KedusunanSukaresmi 1 RW dan 6 RT
Dari Lima Kedusunan yang ada di Desa Pasirbaru yang terdekat adalah Kedusunan
A. Data Geografis
b. Luas : 1.064,705 Ha
5
B. Kependudukan
4. Jumlah KK : 2.411orang
C. Sarana Pendidikan
a. PAUD : 4Unit
b. BKB : 1 Unit
6
4. Khodijah
5. Masriah
1. Fatimah
2. Nurjanah
2. Melati II 3. Ratnasih 9 Celak
4. Lina
5. Sumyati
1. Nanay
2. Anah
3. Dahlia 3. Nurasiah 10 Pasirgombong
4. Farida
5. Yanti
1. Iin
2. Iyah
4. Matahari 3. Imas 11 Pasirbangban
4. Sari
5. Sumyati
1. Cucu
2. Didah
5. Anggrek 3. Suryantinah 12 Pasirbaru
4. Mariyam
5. Mimah
1. Cucu
2. Samsiyah
3. Siti
6. Kamboja 13 Pasirkuda
marsidah
4. Nurajijah
5. Rosita
1. Dian
Nurhanifah
7. Teratai 2. Mintarsih 14 Ciwalahir
3. Nurhalimah
4. Umulwafa
7
5. sukaenah
1. E. Ruhyati
2. Atikah
8. Mawar merah 3. Een 16 Tangkil
4. Lilik
5. Yuhanah
1. POSKESDES : 1 Unit
2. Posbindu (Lansia) : 1 buah
Sasaran
Nama Jumlah
No
Posyandu Penduduk Bumil Bulin Neonatal Bayi Balita KB
1. Melati I 724 13 13 12 12 59 63
2. Melati II 546 10 10 8 9 45 48
3. Dahlia 916 17 17 15 15 77 80
4. Matahari 761 15 14 12 12 62 65
6. Kamboja 608 11 11 10 10 50 52
8
7. Teratai 834 15 15 14 14 68 72
Mawar
8 1635 30 29 27 27 134 141
Merah
9
BAB III
Upaya kesehatan wajib Desa Pasirbaru adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
kesehatan ini harus diselenggarakan oleh setiap petugas kesehatan yang ada di wilayah desa
pasirbaru.
A. DERAJAT KESEHATAN
Untuk tahun 2016 di wilayah Desa Pasirbaru terdapat 1 jiwa kematian pada bayi
Untuk tahun 2016 di wilayah Desa Pasirbaru terdapat 1 jiwa kematian pada balita.
Tahun 2016 di Wilayah Desa Pasirbaru tidak ada kasus kematian ibu.
4. Angka Kelahiran
Untuk periode tahun 2016 jumlah kelahiran bayi yang tercatat diwilayah Desa Pasir
10
B. DATA HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KIA
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1
Tabel 3.1
Periode Januari – Desember 2016
Sasaran
No. Nama Posyandu Kesenjangan
Proyeksi Pencapaian Pencapaian (%)
(%)
1. Melati I 13 18 100 -
2. Melati II 10 23 100 -
3. Dahlia 17 14 82,3 17,7
4. Matahari 15 33 100 -
5. Anggrek 27 32 100 -
6. Kamboja 11 20 100 -
7. Teratai 15 25 100 -
8. Mawar Merah 30 39 100 -
DESA 138 204 100 -
11
3. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn)
Tabel 3.3
Periode Januari – Desember2016
Sasaran
No. Nama Posyandu Kesenjangan
Proyeksi Pencapaian Pencapaian (%)
(%)
1 Melati I 13 14 100 -
2 Melati II 10 10 100 -
3 Dahlia 17 19 100 -
4 Matahari 14 19 100 -
5 Anggrek 26 24 92,3 -
6 Kamboja 11 13 100 -
7 Teratai 15 20 100 -
8 Mawar Merah 29 25 86,2 3,8
DESA 135 144 100 -
12
5. Penanganan Komplikasi Obstertik (PKO)
Tabel 3.5
Periode Januari – Desember 2016
Sasaran
No. Nama Posyandu Kesenjangan
Proyeksi Pencapaian Pencapaian (%)
(%)
1 Melati I 2 2 100 -
2 Melati II 3 1 33,3 46,7
3 Dahlia 4 1 25 55
4 Matahari 3 1 33,3 46,7
5 Anggrek 5 4 80 -
6 Kamboja 2 5 100 -
7 Teratai 3 5 100 -
8 Mawar Merah 6 6 100 -
DESA 28 25 100 -
13
7. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL)
Tabel 3.7
Periode Januari – Desember 2016
Sasaran
No. Nama Posyandu Kesenjangan
Proyeksi Pencapaian Pencapaian (%)
(%)
1. Melati I 12 13 100 -
2. Melati II 8 11 100 -
3. Dahlia 15 19 100 -
4. Matahari 12 16 100 -
5. Anggrek 24 25 100 -
6. Kamboja 10 13 100 -
7. Teratai 14 24 100 -
8. Mawar Merah 27 26 100 -
DESA 122 147 100 -
14
9. Cakupan Kunjungan Bayi (KBy)
Tabel 3.9
Periode Januari – Desembber 2016
Sasaran
No. Nama Posyandu Kesenjangan
Proyeksi Pencapaian Pencapaian (%)
(%)
1. Melati I 12 19 100 -
2. Melati II 9 23 100 -
3. Dahlia 15 24 100 -
4. Matahari 12 19 100 -
5. Anggrek 25 26 100 -
6. Kamboja 10 16 100 -
7. Teratai 14 24 100 -
8. Mawar Merah 27 22 81,5 8,5
DESA 124 173 100 -
15
11. Cakupan Pelayanan KB
Tabel 3.11
Periode Januari – Desember 2016
Sasaran
No. Desa Pencapaian Kesenjangan
proyeksi Pencapaian
(%) (%)
1. Melati I 63 141 100 -
2. Melati II 48 164 100 -
3. Dahlia 80 163 100 -
4. Matahari 65 178 100 -
5. Anggrek 127 226 100 -
6. Kamboja 52 127 100 -
7. Teratai 72 208 100 -
8. Mawar Merah 141 250 100 -
DESA 648 1457 100 -
Resti Ibu
3. 28 80 25 89,28 -
(PKO)
16
Kesehatan
10. 124 90 189 100 -
Bayi
Kesehatan
11. 615 90 509 82,8 7,2
Balita
17
BAB IV
MASALAH/HAMBATAN
Dari sebelas indikator yang sudah dilaksanakan, terdapat dua indikator yang belum
tercapai.
1. Masih adanya pengetahuan yang dimiliki oleh ibu balita bahwa sebagian besar mereka
belum mengetahui manfaat secara menyeluruh tentang fungsi dari posyandu itu. Selama
ini mereka hanya melakukan imunisasi saja. Setelah anak mereka umur 1 tahun lebih
maka kegiatan kunjungan ke posyandu berangsur angsur mengalami penurunan dan tidak
rutin lagi.
2. Belum adanya kemandirian baik kader maupun paraji untuk memberitahu nakes bila
3. Geografis desa yang cukup sulit untuk ditempuh mengurangi minat ibu hamil, ibu bayi,
dan ibu balita untuk rutin memeriksakan kehamilannya maupun kesehatan bayinya baik
4. Kemitraan antara bidan dan paraji belum maksimal karena masih ada paraji yang
menganggap persalinan dengan bidan dilakukan jika persalinan tidak dapat ditangani
oleh paraji.
5. Masih banyak keluarga yang takut jika bayi baru lahir disuntik vit K dan hepatitis B
6. Kurang adanya kerjasama antara lintas sektor untuk mengubah paradigma masyarakat
agar bersalin dengan tenaga kesehatan karena setiap persalinan dapat beresiko.
18
7. Mayoritas penduduk yang bekerja sebagai petani dan berkebun membuat orangtua lebih
memilih bekerja daripada datang ke posyandu pada waktu – waktu tertentu seperti
Untuk mengantisifasi hal ini sehingga target pertolongan persalinan oleh tenaga
kembang balita.
3. Lebih meningkatkan kunjungan tenaga medis terhadap bumil, Bayi baru lahir,balita yang
4. Memberikan pengertian kepada paraji tentang pentingnya bersalin ditolong oleh tenaga
hepatitis B.
6. Mengadakan pertemuan lintas sektor untuk menjelaskan bahwa upaya penurunan angka
kematian ibu dan bayi merupakan tanggung jawab bersam semua pihak bukan hanya
tenaga kesehatan.
Hal ini merupakan salah satu harapan keberhasilan dari tenaga kesehatan yang ada di
19
BAB V
KESIMPULAN
Dari semua data yang telah disajikan secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
petugas kesehatan desa pasir baru telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan memakai
Adapun target yang belum tercapai yaitu kunjungan balita terjadi kesenjangan, ini
desebabkan oleh ibu yang enggan membawa anaknya keposyandu dengan alasan anaknya
Adapun target yang belum tercapai diharapkan dapat tercapai ditahun berikutnya
dengan cara :
1. Melaksanaan pendataan langsung sasaran pelayanan KIA untuk jumlah ibu hamil, bayi,
dan balita.
3. Melaksanaan pembinaan dukun paraji untuk mengadakan hubungan baik antara dukun
dengan petugas kesehatan agar terjalin kemitraan dengan baik sehingga pertolongan
Dengan melaksanakan evaluasi dan rencana tindak lanjut semoga kami sebagai
petugas kesehatan dapat meningkatkan kinerja kerja ditahun berikutnya dan dapat
meningkatkan target yang diharapkan demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal
20