Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES

ACARA V
PENAMPANG MELINTANG GEOLOGI (CROSS SECTION)

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Aisyatur Rizki Laila


NIM : 160722614614
Off/Thn : G/2016
Asisten : Achmad Adi Sucipto

S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
ACARA V

PENAMPANG MELINTANG GEOLOGI (CROSS SECTION)

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggambarkan penampang melintang geologi
dari peta geologi
2. Mahasiswa mampu menganalisis hasil penggambaran penampang
melintang
II. Dasar Teori
Geologi struktur adalah cabang geologi yang berhubungan
dengan perubahan bentuk, dan struktur internal dari batuan terutama
dengan deskripsi, representasi dan analisis struktur, terutama pada skala
kecil (Robert L. Bates dan Julia A. Jackson, 1987). Stuktur merupakan
bagian dari suatu bangun tiga dimensi yang solid, terdiri dari perlapisan-
perlapisan batuan dan atau patahan maupun intrusi. Interpretasi struktur
yang paling baik adalah bila dapat disajikan interpretasi data dalam
bentuk tiga dimensi. Namun apabila hanya dapat disajikan dalam dua
dimensi dalam hal ini terlihat dalam satu sayatan vertikal, maka
interpretasi struktur harus memiliki hubungan yang jelas dengan sayatan
vertikal lain di sekitarnya (Haakon Fossen, 2010).
Peta geologi adalah gambaran penyebaran satuan batuan di
permukaan bumi. Sehingga dalam peta geologi harus mencakup
kedudukan dan struktur batuan yang dilengkapi dengan urutan batuan,
gambaran bawah permukaan, serta topografi (Firdaus, 2011). Salah satu
informasi yang ada pada peta geologi adalah penampang geologi yang
merupakan penampang topografi yang diberi informasi sattuan
litostratigrafi dan struktur. Peta geologi juga menginformasikan korelasi
satuan litostratigrafi yang menjelaskan hubungan suatu satuan
litostratigrafi dengan satuan stratirafi di atasnya atau di bawahnya.
Satuan litostratigrafi paling muda diletakkan di bagian teratas dan paling
tua berada di bagian bawah. Korelasi satuan litostratigrafi terdapat
beberapa macam yaitu selaras, tidak selaras, menjari, dan membaji.
Cross section adalah penampang permukaan bumi yang dipotong
secara tegak lurus. Cross section memperlihatkan perbedaan antara
penampang-penampang yang memiliki informasi tertentu di peta untuk
diinterpretasikan. Dengan penampang melintang maka dapat dilihat
secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi.
Untuk membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta
topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang
melintangnya. (Noor, 2009).
Penampang bawah permukaan merupakan gambaran dari suatu
kenampakan dibawah permukaan baik litologi, struktur atau segala
sesuatu yang ada di bawah permukaan bumi. Penampang geologi
merupakan gambaran dari suatu sayatan vertical pada bumi yang
berguna untuk menginterpretasikan suatu hubungan keadaan geologi
baik dengan menggunakan peta ataupun tidak. Dapat juga digunakan
untuk pengembangan minyak bumi, penampang bawah permukaan
dapat berguna untuk menggambarkan keadaan geologi dalam bentuk
visual, dengan itu suatu reservoir dapat dengan mudah di
interpretasikan. Sebagai contoh, suatu pengertian mengenai hubungan
antara struktur dengan stratigrafi regional mungkin dihasilkan dari
karateristik suatu reservoir. (Sukandarrumidi, 2011).
III. Alat dan Bahan
Alat:
1. Alat Tulis
2. Penggaris
3. Spidol Ohp
4. Pensil Warna
Bahan:
1. Plastik Transparant
2. Kertas Kalkir
3. Peta Geologi Lembar Turen
4. Kertas Milimeter Block
5. Data Geologi
IV. Langkah Kerja
Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

Menentukan lokasi yang akan dideliniasi pada


peta Geologi

Melakukan deliniasi pada plastik transparant dan


kertas kalkir

Mentransfer informasi topografi pada milimeter block

Mentransfer pembacaan lapisan pada garis


potong berdasarkan apparent dip ke milimeter
block

Menggambar batas litologi pada bagian atas dan bawah


permukaan

Melakukan layouting dan menyusun laporan

V. Hasil
1. Kertas olah data/Peta Geologi di Modul (terlampir)
2. Layout Peta Modul pada Kertas Kalkir (terlampir)
3. Penampang Melintang Peta Modul di Milimeter Block (terlampir)
4. Deliniasi Peta Geologi Lembar Turen (terlampir)
5. Layout Peta Geologi Lembar Turen pada Kalkir (terlampir)
6. Penampang Melintang Peta Geologi Lembar Turen pada Milimeter
Block (terlampir)
VI. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai penggambaran
penampang melintang geologi. Penggambaran penampang melintang
tersebut termasuk ke dalam cross section. Cross section adalah
penampang permukaan bumi yang dipotong secara tegak lurus. Peta
dasar yang digunakan dalam pengambaran penampang melintang
tersebut ada dua yaitu Peta Geologi Lembar Turen 1607-4 Jawa Timur
dengan skala 1:100.000 dan Peta Geologi yang terdapat pada modul.
Penggambaran penampang geologi tersebut bertujuan untuk mengetahui
keadaan geologi secara vertikal yang dapat menunjukkan hubungan
antar lapisannya.
Kedua peta yang digunakan memiliki hasil penggambaran
penampang yang berbeda. Berdasarkan hasil penggambaran pada peta
yang terdapat di modul diketahui bahwa perlapisannya terlihat sejajar
(horizontal). Berdasarkan perlapisan batuan tersebut dapat diketahui
bahwa batuan yang terbentuk terlebih dahulu yaitu batuan konglomerat.
Hal ini dapat dilihat dari perlaapisannya yang terdapat pada bagian
paling bawah. Batuan konglomerat merupakan batuan sedimen klastik
yang terakumulasi dari fragmen-fragmen yang berukuran cukup besar.
Batuan konglomerat ini biasanya terdapat pada bentuk lahan fluvial.
Kemudian pada perlapisan tersebut juga dapat diketahui
perlapisan batuan yang memiliki usia paling muda. Batuan tersebut
yaitu limestone. Hal ini dapat dilihat dari perlapisan penampang geologi
yang terdapat pada lapisan paling atas. Limestone merupakan batuan
sedimen yang proses pembentukannya berasal dari akumulasi cangkang,
karang, alga, dan pecahan – pecahan sisa organisme. Namun
pembentukan limestone juga bisa berasal dari pengendapan kalsium
karbonat dari air danau ataupun air laut. Limestone banyak terdapat pada
bentuk lahan marine. Limestone atau batuan gamping berada paling atas
karena batu gamping berada pada zona pengangkatan sehingga
posisinya berada paling atas dari batuan yang lain.
Sedangkan pada Peta Geologi Lembar Turen, berdasarkan
hasil penggambaran penampang geologi pada daerah yang dideliniasi,
diketahui bahwa wilayah tersebut berada pada daerah yang landai. Pada
wilayah tersebut terdapat empat perlapisan yang berupa endapan dan
formasi geologi. Keempat perlapisan tersebut antara lain Endapan Tuff
Gunungapi (Qptm), endapan Gunungapi Jembangan (Qvj), Endapan
Gunungapi Semerumahamer (Qvs) dan Formasi Wuni (Tmw).
Berdasarkan gambar penampang melintang yang telah dibuat, dapat
diketahui mengenai proses pembentukan serta waktu pembentukan pada
setiap perlapisan yang ada.
Formasi Wuni (Tmw) merupakan suatu perlapisan yang terdiri
dari breksi dan lava bersusunan andesit – basal , breksi tuf, breksi lahar
dan tuf pasiran. Breksi berkomponen andesit dan basal, mengandung
kepingan – kepingan kalsedon. Lava andesit – basal terdiri dari andesit
piroksen sampai basal berwarna abu – abu kehitaman pejal dan porfiri.
Berdasarkan penggambaran penampang geologi, dapat diketahui bahwa
Formasi Wuni merupakan lapisan yang paling tua. Hal ini dapat dilihat
dari perlapisannya yang berada dibagian paling bawah. Formasi Wuni
(Tmw) terbentuk pada masa Tersier. Formasi ini berumur oligosen akhir
– awal Miosen tengah.
Endapan Gunungapi Jembangan (Qvj) Satuan ini terdiri dari
lava andesit dan batuan klastika gunung api terutama batuan andesit -
hipersten augit, dan mengandung hornblenda. Berupa aliran lava, breksi
aliran dan piroklastika, lahan dan aluvium. Lahar dan aluvium terdiri
dari bahan rombakan gunungapi, aliran lava dan breksi yang
terendapkan pada lereng yang agak landai dan jauh dari pusat erupsi.
Endapan Gunungapi Jembangan ini berada diatas lapisan Tmw. Satuan
batuan ini terbentuk pada awal quarter hingga awal plestosein.
Endapan Gununapi Semeru/Mahameru (Qvs) terdiri dari Lava
andesit basal, klastika gunung api dan lahar. Aliran lava bersifat
andesitik – dasitik membentuk kekar-kekar,sangat kompak dan
mineraloginya piroksen dan plagioklas sebagai fenokris Berdasarkan
hasil gambar penampang melintang, Endapan Gunung Api Semeru
berada pada lapisan di atas Endapan Gunungapi Jembangan (Qvj). Hal
ini menunjukkan bahwa pembentukan lapisan Qvs terjadi setelah
pembentukan lapisan Qvj. Endapan Gunungapi Semeru (Qvs) ini
berumur middle-late kuarter -middle to late pleistosen.
Endapan Tuff Gunungapi (Qptm) terdiri dari tuf kasar berbatu
apung. Tuf berwarna coklat muda, kemerahan, butir kasar (lapili) hingga
halus. Van bemmelen (1937 dalam Suyanto, 1992) menyatakan bahwa
endapan gunungapi ini dihasilkan oleh kelompok gunungapi Kuarter
Muda diantaranya G. Tengger, G. Jembangan, G. Semeru, G. Butak dan
G. Buring. Endapan Tuf ini disetarakan dengan Tuf Malang
(Santosa,1989 dalam Suyanto, 1992). Berdasarkan penampang
melintang, Qptm berada pada lapisan paling atas. hal ini menunjukkan
bahwa lapisan ini merupakan lapisan termuda diantar keempat lapisan
tersebut. Proses pembentukannya terjadi setelah adanya pengendapan
dari Endapan Gunungapi Semeru/Mahameru. Pembentukannya terjadi
pada masa Quarter. Endapan Tuf Gunungapi (Qptm) memiliki umur
kuarter – early holosen.
VII. Kesimpulan
Pengambaran penampang melintang geologi dilakukan untuk
mengetahui keadaan geologi secara vertikal yang dapat menunjukkan
hubungan antar lapisannya. Berdasarkan hasil penggambaran
penampang melintang pada peta geologi dari modul dapat diketahui
bahwa lapisan paling awal yang terbentuk yaitu Konglomerat dan
lapisan yang paling akhir terbentuk yaitu Limestone. Sedangkan pada
hasil penampang melintang peta Geologi Lembar Turen diketahui
bahwa lapisan yang paling awal terbentuk yaitu Formasi Wuni (Tmw)
dan lapisan yang terbentuk paling akhir yaitu Endapan Tuf Gunungapi
(Qptm).
VIII. Daftar Pustaka
Bates L. Robert & Jackson A. Julia. 1987. Glossary Of Geology Third
Edition. Alexandria: American Geological Institute.
Firdaus. 2011. Modul Praktikum Geologi Dasar. Kendari: Universitas
Haluoleo.
Fossen, Haakon. 2010. Structural Geology. Cambirdge: Cambridge
University Press
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.
Sukandarrumidi. 2011. Pemetaan Geologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Suyanto, R. Hadisantono, Kusnama, R. Chaniago & R. Baharuddin
(1992)- Geology of the Turen Quadrangle, Jawa (Quad. 1607-
4), 1:100,000. Geol. Res. Dev. Centre (GRDC), Bandung, 13 p.
LAMPIRAN

Kertas Olah Data (Peta Geologi Modul)


Layout Peta Modul pada Kertas Kalkir

Penampang Melintang Peta Modul di Milimeter Block


Deliniasi Peta Geologi Lembar Turen

Layout Peta Geologi Lembar Turen pada Kalkir


Penampang Melintang Peta Geologi Lembar Turen pada Milimeter Block

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii
    Rizkylintar LintaRizky BlinkstarD'Linstar
    Belum ada peringkat
  • Bab II - Salin
    Bab II - Salin
    Dokumen20 halaman
    Bab II - Salin
    Rizkylintar LintaRizky BlinkstarD'Linstar
    Belum ada peringkat
  • Geol I Strik
    Geol I Strik
    Dokumen2 halaman
    Geol I Strik
    Rizkylintar LintaRizky BlinkstarD'Linstar
    Belum ada peringkat
  • GSP Acr 7
    GSP Acr 7
    Dokumen8 halaman
    GSP Acr 7
    Rizkylintar LintaRizky BlinkstarD'Linstar
    Belum ada peringkat
  • Acara 3 Ka
    Acara 3 Ka
    Dokumen9 halaman
    Acara 3 Ka
    Rizkylintar LintaRizky BlinkstarD'Linstar
    Belum ada peringkat