Anda di halaman 1dari 11

 Kebijakan- kebijakan pada masa pemerintahan B.J.

Habibie:

1. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan

Dibentuk tanggal 22 Mei 1998, dengan jumlah menteri 16 orang yang merupakan perwakilan dari Golkar,
PPP, dan PDI.

2. Mengadakan reformasi dalam bidang politik


Habibie berusaha menciptakan politik yang transparan, mengadakan pemilu yang bebas, rahasia, jujur,
adil, membebaskan tahanan politik, dan mencabut larangan berdirinya Serikat Buruh Independen.

3. Kebebasan menyampaikan pendapat.


Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal tetap berpedoman pada aturan yang ada yaitu
UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.

4. Refomasi dalam bidang hukum

Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa,
dan instansi peradilan yang independen. Pada masa orde baru, hukum hanya berlaku pada rakyat kecil saja
dan penguasa kebal hukum sehingga sulit bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan keadilan bila
berhubungan dengan penguasa.

5. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI

Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara bertahap sesuai
dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area politik dan akan memusatkan
perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang masih menduduki jabatan birokrasi diperintahkan untuk
memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari militer untuk berkarier di sipil. Dari hal tersebut,
keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang dan akhirnya ditiadakan.

6. Mengadakan sidang istimewa

Sidang tanggal 10-13 November 1998 yang diadakan MPR berhasil menetapkan 12 ketetapan.
7. Mengadakan pemilu tahun 1999

Pelaksanaan pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung, bebas, rahasia) dan JURDIL (jujur
dan adil).

 Masalah yang ada:

Ditolaknya pertanggung jawaban Presiden Habibie yang disampaikan pada sidang umum MPR
tahun1999 sehingga beliau merasa bahwa kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi sangat
kecil dan kemudian dirinya tidak mencalonkan diri pada pemilu yang dilaksanakan.

B. Indonesia pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid

 Kebijakan-kebijakan pada masa Gus Dur:


 Masalah yang ada:
o Gus Dur tidak mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan TNI-Polri.
o Masalah dana non-budgeter Bulog dan Bruneigate yang dipermasalahkan oleh anggota
DPR.
o Dekrit Gus Dur tanggal 22 Juli 2001 yang berisikan pembaharuan DPR dan MPR serta
pembubaran Golkar. Hal tersebut tidak mendapat dukungan dari TNI, Polri dan partai
politik serta masyarakat sehingga dekrit tersebut malah mempercepat kejatuhannya. Dan
sidang istimewa 23 Juli 2001 menuntutnya diturunkan dari jabatan.
1. Meneruskan kehidupan yang demokratis seperti pemerintahan sebelumnya (memberikan kebebasan
berpendapat di kalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan kembali
penyelenggaraan budaya tiong hua).

2. Merestrukturisasi lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen yang dianggapnya tidak efesien
(menghilangkan departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi pengeluaran anggaran, membentuk
Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).

3. Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai Panglima Tertinggi dalam militer dengan mencopot Kapolri yang
tidak sejalan dengan keinginan Gus Dur.

C. Indonesia pada Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri masalah-masalah yang mendesak untuk dipecahkan


adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi
persoalan-persoalan ekonomi antara lain:

a) Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan
mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.

b) Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis
dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi
beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %.
Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan
asing.

c) Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada
gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor
berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan
nasional.

 Kebijakan-kebijakan lain pada masa Megawati:

o Memilih dan Menetapkan


Ditempuh dengan meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan.
Upaya ini terganggu karena peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan kepercayaan dunia internasional
berkurang.

o Membangun tatanan politik yang baru

Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang pemilu, susunan dan kedudukan MPR/DPR, dan
pemilihan presiden dan wapres.

o Menjaga keutuhan NKRI

Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas seperti kasus Aceh, Ambon, Papua, Poso. Hal
tersebut diberikan perhatian khusus karena peristiwa lepasnya Timor Timur dari RI.

o Melanjutkan amandemen UUD 1945

Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman.

o Meluruskan otonomi daerah


Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan
otonomi daerah. Karena itu, pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap daerah-daerah.

Masalah yang ada:

Tidak ada masalah yang berarti dalam masa pemerintahan Megawati kecuali peristiwa Bom Bali
dan perebutan pulan Ligitan dan Sipadan.

D. Indonesia pada Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

Pada masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kebijakan kontroversial pertama
presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM.
Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke
subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan
Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan
pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor
asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian
Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan
kepala-kepala daerah. Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan
kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi
investor, terutama investor asing, yang salahsatunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika
semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.

 Kebijakan-kebijakan lain yang dilakukan pada masa SBY:


• Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.
• Konversi minyak tanah ke gas.
• Pembayaran utang secara bertahap kepada badan PBB.
• Buy back saham BUMN
• Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil.
• Memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
• Meningkatkan sektor pariswisata dengan mencanangkan “Visit Indonesia 2008″.
• Pemberian bibit unggul pada petani.
• Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

 Masalah yang ada:

1. Masalah pembangunan ekonomi yang ala kadarnya sangat memperihatinkan karena tidak tampak strategi
yang bisa membuat perekonomian Indonesia kembali bergairah. Angka pengangguran dan kemiskinan
tetap tinggi.

2. Penanganan bencana alam yang datang bertubi-tubi berjalan lambat dan sangat tidak profesional. Bisa
dipahami bahwa bencana datang tidak diundang dan terjadi begitu cepat sehingga korban kematian dan
materi tidak terhindarkan. Satu-satunya unit pemerintah yang tampak efisien adalah Badan Sar Nasional
yang saat inipun terlihat kedodoran karena sumber daya yang terbatas. Sementara itu, pembentukan komisi
dll hanya menjadi pemborosan yang luar biasa.
3. Masalah kepemimpinan SBY dan JK yang sangat memperihatinkan. SBY yang ‘sok’ kalem dan berwibawa
dikhawatirkan berhati pengecut dan selalu cari aman, sedangkan JK yang sok profesional dikhawatirkan
penuh tipu muslihat dan agenda kepentingan kelompok. Rakyat Indonesia sudah melihat dan memahami
hal tersebut. Selain itu, ketidakkompakan anggota kabinet menjadi nilai negatif yang besar.

4. Masalah politik dan keamanan cukup stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan keberhasilan pilkada
Aceh menjadi catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini belum menghasilkan sistem yang pro-rakyat
dan mampu memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Tetapi malah mengubah arah demokrasi bukan
untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok.

5. Masalah korupsi. Mulai dari dasar hukumnya sampai proses peradilan, terjadi perdebatan yang semakin
mempersulit pembersihan Republik Indonesia dari koruptor-koruptor perampok kekayaan bangsa
Indonesia. Misalnya pernyataan JK yang menganggap upaya pemberantasan korupsi mulai terasa
menghambat pembangunan.

6. Masalah politik luar negeri. Indonesia terjebak dalam politk luar negeri ‘Pahlawan Kesiangan’. Dalam kasus
Nuklir Korea Utara dan dalam kasus-kasus di Timur Tengah, utusan khusus tidak melakukan apa-apa.
Indonesia juga sangat sulit bergerak diantara kepentingan Arab Saudi dan Iran. Selain itu, ikut serta dalam
masalah Irak jelas merupakan dikte Amerika Serikat yang diamini oleh korps Deplu. Juga desakan peranan
Indonesia dalam urusan dalam negeri Myanmar akan semakin menyulitkan Indonesia di masa mendatang.
Singkatnya, Indonesia bukan lagi negara yang bebas dan aktif karena lebih condong ke Amerika Serikat.

7. Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2 miliar
dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam
menentukan kebijakan dalam negri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali
mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin
menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05
juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran
kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI),
sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan
terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi
pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di
lain pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif.

3. Indonesia masa pemerintahan B.J. Habibie:


Kebijakan-kebijakan pada masa Habibie:
• Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
Dibentuk tanggal 22 Mei 1998, dengan jumlah menteri 16 orang yang merupakan perwakilan
dari Golkar, PPP, dan PDI.
• Mengadakan reformasi dalam bidang politik
Habibie berusaha menciptakan politik yang transparan, mengadakan pemilu yang bebas, rahasia,
jujur, adil, membebaskan tahanan politik, dan mencabut larangan berdirinya Serikat Buruh
Independen.
Kebebasan menyampaikan pendapat.
Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal tetap berpedoman pada aturan yang ada yaitu
UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
• Refomasi dalam bidang hukum
Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparatur penegak hukum yang bersih dan berwibawa,
dan instansi peradilan yang independen. Pada masa orde baru, hukum hanya berlaku pada rakyat
kecil saja dan penguasa kebal hukum sehingga sulit bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan
keadilan bila berhubungan dengan penguasa.
• Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan mengadakan reposisi secara bertahap sesuai
dengan tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur dari area politik dan akan
memusatkan perhatian pada pertahanan negara. Anggota yang masih menduduki jabatan
birokrasi diperintahkan untuk memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari militer untuk
berkarier di sipil. Dari hal tersebut, keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang dan
akhirnya ditiadakan.
• Mengadakan sidang istimewa
Sidang tanggal 10-13 November 1998 yang diadakan MPR berhasil menetapkan 12 ketetapan.
• Mengadakan pemilu tahun 1999
Pelaksanaan pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung, bebas, rahasia) dan JURDIL
(jujur dan adil).

4. Indonesia masa pemerintahan Abdurrahman Wahid:


Kebijakan-kebijakan pada masa Gus Dur:
• Meneruskan kehidupan yang demokratis seperti pemerintahan sebelumnya (memberikan
kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama,
memperbolehkan kembali penyelenggaraan budaya tiong hua).
• Merestrukturisasi lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen yang dianggapnya
tidak efesien (menghilangkan departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi pengeluaran
anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).
• Ingin memanfaatkan jabatannya sebagai Panglima Tertinggi dalam militer dengan mencopot
Kapolri yang tidak sejalan dengan keinginan Gus Dur.

5. Indonesia masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri:


Kebijakan-kebijakan pada masa Megawati:
• Memilih dan Menetapkan
Ditempuh dengan meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuan dan
kesatuan. Upaya ini terganggu karena peristiwa Bom Bali yang mengakibatkan kepercayaan
dunia internasional berkurang.
• Membangun tatanan politik yang baru
Diwujudkan dengan dikeluarkannya UU tentang pemilu, susunan dan kedudukan MPR/DPR, dan
pemilihan presiden dan wapres.
• Menjaga keutuhan NKRI
Setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak tegas seperti kasus Aceh, Ambon,
Papua, Poso. Hal tersebut diberikan perhatian khusus karena peristiwa lepasnya Timor Timur
dari RI.
• Melanjutkan amandemen UUD 1945
Dilakukan agar lebih sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman.
• Meluruskan otonomi daerah
Keluarnya UU tentang otonomi daerah menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang
pelaksanaan otonomi daerah. Karena itu, pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap
daerah-daerah.

6. Indonesia masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono:


Kebijakan-kebijakan pada masa SBY:
• Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.
• Konversi minyak tanah ke gas.
• Memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai).
• Pembayaran utang secara bertahap kepada badan PBB.
• Buy back saham BUMN
• Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil.
• Subsidi BBM.
• Memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
• Meningkatkan sektor pariswisata dengan mencanangkan “Visit Indonesia 2008″.
• Pemberian bibit unggul pada petani.
• Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Bj habibi
Kelebihan
a. berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp
15.000.
b. memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
· Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit
Pengelola Aset Negara
· Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
· Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
· Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
· Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
· Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang
Tidak Sehat
· Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Kelemahan
a. diakhir kepemimpinannya nilai tukar rupiah kembali meroket
b. tidak dapat meyakinkan investor untuk tetap berinvestasi di indonesia.
c. Kebijakan yang di lakukan tidak dapat memulihkan perekonomian indonesia dari krisis

gusdur

Kelebihan
a. Member kebebasan seluas2nya kepada setiap suku terutama tionghoa yang notabenenya banyak
berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas2nya
b. Berani bersikap dan tegas juga pada sektor-sektor ekonomi
Kelemahan
a. Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini kurang maksimal yang
berimbas pada bidang ekonomi
b. Seringnya melakukan perjalanan luar negeri sehingga dianggap menghamburkan APBN

kelemahan beliau yaitu beliau terlalu menganggap remeh

megawati

Kelebihan
a. Menstabilkan fundamen ekonomi makro meliputi inflasi, BI rate, pertumbuhan ekonomi, kurs
rupiah terhadap dolar, angka kemiskinan.
b. Mulai melakukan pemberantasan KKN diantaranya dengan keberanian me -nusakambang- kan
dan memenjarakan kroni Soeharto (Tommy Soehato, Bob Hasan dan Probosutedjo) dan
menangkap konglomerat bermasalah Nurdin Halid. KPK didirikan pada masa pemerintahan
megawati.
c. Berhasil menyehatkan perbankan nasional yang collapse setelah krisis ekonomi 1998 terbukti
dengan dibubarkan BPPN pada Februari 2004 yang telah selesai melaksanakan tugasnya.
Hasilnya bisa dirasakan saat ini perbankan nasional menjadi relative sehat
d. Indonesia berhasil keluar dari IMF pada tahun 2003 yang menandakan Indonesia sudah keluar
dari krisis ekonomi yg terjadi sejak tahun 1998 dan Indonesia yang lebih mandiri.

Kelemahan
a. Kurangnya pemahaman dalm bidang ekonomi sehingga keputusan yang di ambil tidak berpihak
kepada rakyat
b. Terdapat kepentingan ekonomi dan politik dibelakang pemerintahannya.
c. dianggap gagal melaksanakan agenda reformasi dan tidak mampu mengatasi krisis bangsa

sby

Kelebihan
a. Menaikkan gaji pegawai pemerintahan sehingga semakin makmur
b. Pro terhadap pemberantasan korupsi dengan dibentuknya KPK
c. Terjadi swasembada beras
Kelemahan
a. Lebih memihak investor luar negeri dibanding dengan rakyat
b. masih belum secara tegas menghilangkan ketergantungan dengan negara luar untuk menciptakan
iklim yang berdikari

Anda mungkin juga menyukai