JANUARI / 2017
HBEC2403
E-MEL : selvarani85@oum.edu.my
0
1.0. Pengenalan
Buku adalah jendela dunia, dan kegiatan membaca buku merupakan suatu cara untuk
membuka jendela tersebut agar kita biasa mengetahui lebih tentang dunia yang belum kita
tahu sebelumnya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja, anak-anak, remaja,
dewasa, maupun orang-orang yang telah berusia lanjut. Buku merupakan sumber berbagai
informasi yang dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan,
ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya. Selain itu, dengan
membaca, dapat membantu mengubah masa depan, serta dapat menambah kecerdasan akal
dan pikiran kita.Tanpa kita sadari, manfaat membaca buku dapat memberikan banyak
inspirasi bagi kita. Buku memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Buku merupakan salah satu sumber bahan ajar. Ilmu pengetahuan, informasi, dan
hiburan dapat diperoleh dari buku, oleh kerana itu, buku merupakan komponen wajib yang
harus ada di lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan formal atau nonformal. Buku
merupakan sumber belajar yang praktis mengingat penggunaannya yang fleksibel,
pemeliharaan yang murah serta ketersediannya yang mudah. Penggunaan buku tidak dibatasi
waktu, tempat, maupun usia pengguna namun tetap ada ketentuan dalam penyusunan dan
juga penggunaannya. Hal tersebut menjadikan buku dapat digunakan sebagai sumber belajar
yang tidak hanya digunakan di sekolah saja. Membaca merupakan tahap penting dalam
proses perkembangan anak karena membaca merupakan gerbang pertama untuk menuju
proses pembejaran yang lebih kompleks. Manfaat membaca sangat banyak sekali,selain untuk
menambah wawasan, membaca juga dapat menambah pengalaman, menambah kosa kata atau
struktur kalimat, serta dapat menambah informasi tentang bahan karya ilmiah.
Tambahan pula, ada beberapa jenis buku yang dapat dipersiapkan dalam pengajaran.
Buku cerita dapat membantu perkembangan anak dalam berfikir dan berkreasi. Buku cerita
adalah sebuah literatur tertulis yang ditunjang dengan beberapa ilustrasi untuk menghibur
atau mendidik anak-anak. Jenis-jenis buku cerita mencakup jenis pekerjaan yang luas,
termasuk pengetahuan klasik tentang literatur dunia, buku bergambar, dan cerita-cerita yang
mudah dibaca yang dibuat secara eksklusif untuk anak-anak, sedangkan cerita dongeng,
musikal, fabel, lagu rakyat, dan sejenisnya dianggap sebagai material primer tambahan.
1
2.0. Biblioterapi Dan Kebaikannya
Biblioterapi berasal dari kata ‘biblion’ dan ‘therapeia’. ‘Biblion’ bererti buku atau bahan
bacaan, sementara ‘therapeia’ artinya penyembuhan. Biblioterapi telah dikenal sejak zaman
Yunani Kuno. Jadi, biblioterapi dapat diertikan sebagai upaya penyembuhan melalui buku.
Biblioterapi merupakan teknik komunikasi yang kreatif dengan anak. Bahan bacaan berfungsi
untuk mengalihkan orientasi dan memberikan pelbagai pandangan yang positif sehingga
menggugah kesadaran penderita untuk bangkit menata hidupnya (Suparyo, 2010). Istilah
biblioterapi mula‐mula muncul pada awal abad 20, tepatnya ketika Crothes tahun 1916
mengenalkan istilah ini. Penggunaan buku untuk tujuan intervensi juga dilakukan pada masa
perang dunia 1 dan perang dunia 2 untuk para tentara dalam rangka mengatasi gejala‐gejala
ataupun gangguan traumatik. Pada perkembangan selanjutnya biblioterapi digunakan oleh
kaunselor sekolah, pekerja sosial, pekerja atau perawat dalam bidang kesihatan mental, guru,
dan pustakawan (Shechtman, 2009).
2
Biblioterapi dibahagikan kepada dua iaitu biblioterapi kognitif dan biblioterapi
afektif. Biblioterapi kognitif ini ditujukan untuk membimbing seseorang untuk meningkatkan
kemampuan mereka secara mental dan menyelesaikan masalahnya. Biasanya diberikan dalam
bentuk terapi mandiri (self‐help therapy), dengan tanpa keterlibatan terapis atau dengan
kontak terapis namun minimal. Biblioterapi kognitif ini meyakini bahawa proses belajar
merupakan mekanisme utama dari sebuah perubahan dan buku‐buku non fiksi dipilih untuk
mengajarkan seseorang sebagai bentuk intervensi. Asumsi dasarnya adalah kognitif, yakni
semua perilaku adalah hasil belajar, dan karenanya segala sesuatu dapat dipelajari di bawah
bimbingan yang tepat. Singkatnya, karakteristik utama biblioterapi kognitif iaitu merupakan
intervensi mandiri (self‐help intervention) yang dapat berupa intervensi tanpa kontak,
intervensi dengan kontak minimal seperti kontak melalui telefon, pertemuan di ruang
praktek/klinik, dengan pemahaman bahwa sebagian. besar terapi berlangsung dilakukan oleh
partisipan atas diri mereka. Biblioterapi bentuk ini biasa diberikan pada individu dewasa dan
sebahagian besar diterapkan untuk kasus depresi.
3
masalah‐masalahnya dan pelbagai penyelesaian yang mungkin bagi mereka. Keberadaan
terapis dalam proses biblioterapi afektif sangat penting. Peranan terapis adalah mendorong
proses identifikasi, meredakan emosi dan membantu pengekspresiannya, serta membantu
klien (pembaca) berdiskusi dan memahami emosi‐emosinya dalam cara yang tidak menilai.
4
Sebelum pembentukan kelompok, identifikasi kebutuhan siswa. Selanjutnya mencari
bahan yang tepat dengan kebutuhan siswa. Buku-buku yang dipilih harus memenuhi kriteria
seperti sesuai dengan kemampuan membaca anak, sesuai dengan tingkat kedewasaan anak,
tema dalam buku harus sesuai dengan kebutuhan anak, karakter tidak stereotip, alur harus
mencakup pemecahan masalah secara kreatif, dan anak harus mampu
mengidentifikasikannya. Penting bagi guru untuk mengetahui buku dan isinya sebelum
digunakan sebagai bahan untuk layanan ini. Awali kegiatan dengan memberikan motivasi
pada anak, dan membuat anak merasa nyaman dalam kelompok. Penciptaan suasana positif
dan mendapatkan perhatian minat anak akan menjadi faktor yang menentukan keberhasilan
dari pengalaman pembelajaran ini. Setelah siswa merasa nyaman, diskusikan tema buku
secara umum, mintalah siswa berbicara bagaimana jika ia berada dalam situasi tertentu dalam
buku tersebut, dan memprediksi apa yang akan dilakukan karakter dalam buku tersebut dalam
bereaksi terhadap masalah yang dialaminya. Agar kegiatan layanan biblioterapi ini berhasil,
guru harus masuk ke dunia anak dengan mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan
setiap siswa. Setelah siswa memiliki kesempatan untuk membahas cerita, saatnya untuk
mulai membaca. Selama membaca berhenti secara periodik untuk mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan harus diajukan kepada siswa untuk dapat mengidentifikasi karakter. Hal ini juga
memungkinkan siswa untuk merangkum apa yang telah terjadi, dan memberikan kesempatan
pada anak mendapatkan penyelesaian untuk masalah karakter utama. Setelah membaca cerita
dilanjutkan dengan membahas karakter utama dalam buku, perilaku mereka, bagaimana
mereka memecahkan masalah, dan solusi lain yang mungkin untuk masalah yang dialaminya.
Bahagian utama dari layanan biblioterapi adalah aplikasi buku pada masalah masing-
masing anak. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tindak lanjut kegiatan setelah membaca
dan berbagai buku. Ada pelbagai kegiatan yang bisa dilakukan dengan kelompok, tergantung
pada masalah dan bagaimana guru menginginkan anak untuk menyadari betapa masalah
mereka berkaitan dengan buku. Tingkat usia anak dan apa yang anak perlu mengambil
manfaat dari cerita akan menentukan kegiatan tindak lanjut. Buku cerita boleh membantu
proses biblioterapi untuk isu dalam tema realiti sosial. Anak harus mampu mengidentifikasi
masalah mereka dengan cerita, dan mengekspresikan identifikasi mereka melalui kegiatan
nyata. Biblioterapi dapat digunakan untuk berbagai alasan, di antaranya untuk membantu
anak-anak mengatasi masalah atau situasi yang mereka hadapi atau mungkin dihadapi.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengembangkan rasa yang lebih positif dari diri mereka
5
sendiri, belajar tentang dunia, mengatasi stres, memberikan wawasan terhadap suatu masalah,
menegaskan fikiran dan perasaan, merangsang diskusi tentang masalah, menciptakan
kesadaran orang lain yang memiliki masalah yang sama, memberikan solusi untuk masalah,
mengkomunikasikan nilai-nilai dan sikap baru, dan menemukan makna dalam kehidupan.
Tambahan pula, keuntungan tambahan menggunakan Biblioterapi pada anak-anak adalah,
selain untuk mendorong anak gemar membaca, ketika anak-anak membaca buku cerita,
mereka dapat mengaitkan masalah mereka dengan karakter yang ada di buku, dan belajar
bahwa mereka tidak sendirian atau orang pertama yang mengalami masalah itu. Buku
menyediakan model untuk bagaimana cara mengatasi masalah tertentu dan dapat memberikan
solusi yang mungkin anak dapat menerapkannya dalam hidupnya. Biblioterapi dapat
menolong orang menyelesaikan masalah. Konteks kanak-kanak kaunseling biblioterapi
adalah bahan bacaan penulisan yang terbimbing. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman
atau menyelesaikan masalah sejajar dengan keperluan terapeutik kanak-kanak. Ia juga
dikenali sebagai ´bimbingan melalui bacaan’.
6
3.0. Tema Realiti Sosial- Isu Perpisahan Dalam Cerita The Invisible String’.
Di samping itu, ‘The Invisible String’ adalah salah satu buku cerita yang ditulis oleh Patrice
Karst. Buku cerita ini memiliki tema realiti sosial iaitu perpisahan. ‘The Invisible String’ oleh
Patrice Karst menangani isu perpisahan dengan meyakinkan anak-anak bahawa walaupun
mereka tidak boleh sentiasa fizikal bersama orang yang tersayang, terdapat tali tidak
kelihatan sentiasa menghubungkan mereka kepada orang yang mereka suka, walaupun dari
jauh. ‘The Invisible String’ adalah buku cerita yang memainkan peranan sebagai alat yang
hebat untuk bermula perbualan mengenai kematian dan untuk kanak-kanak yang berhadapan
dengan kerugian. Dalam cerita mengharukan ini, Patrice Karst menyampaikan satu
pendekatan yang sangat mudah untuk mengatasi takut kesepian atau mengasingkan diri
daripada ibu bapa, yang ditulis dengan bakat imaginasi kanak-kanak boleh mengenal pasti
dengan mudah dengan dan ingat.
7
4.0. Kepentingan Biblioterapi Dan Adaptasi Cerita ‘The Invisible String’ (2000) Oleh
Patrice Karst Dalam Mengatasi Rasa Bimbang Kanak-kanak.
Biblioterapi dan adaptasi cerita ‘The Invisible String’(2000) oleh Patrice Karst memainkan
peranan penting dalam mengatasi rasa bimbang kanak-kanak. Biblioterapi dapat digunakan
sebagai bentuk kaunseling remediasi yaitu kaunseling yang bertujuan untuk mengoreksi,
misalnya membantu individu yang memiliki harga diri renda, kecemasan tinggi dan juga
mengatasi rasa bimbang kanak-kanak. Dalam proses biblioterapi buku cerita yang
merangkumi penggunaan pembacaan bahan-bahan bertulis seperti ‘The Invisible String’
perlu digunakan untuk meningkatkan kesedaran kanak-kanak untuk untuk membantu dan
berkembang dari segi kesedaran kendiri. Thibault menekankan bahawa kunci biblioterapi
adalah menggunakan cerita sebagai cara untuk memulai diskusi tentang isu-isu dan harus
digunakan untuk menghadapi masalah. Ini membuktikan bahawa, biblioterapi dan adaptasi
buku cerita seperti ‘The Invisible String’ mesti dapat mengatasi rasa bimbang kanak-kanak.
Buku cerita ‘The Invisible String’ mengandungi gambar-gambar yang menceritakan cerita
buku tersebut.
Buku cerita bergambar merupakan sesuatu yang tidak asing dalam kehidupan anak-
anak. ‘The Invisible String’ adalah sebuah buku cerita bergambar yang merupakan kesatuan
cerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita
yang dapat membantu proses pemahaman terhadap isi buku tersebut. Tambahan pula, kanak-
kanak juga dapat menerima informasi dan deskripsi cerita yang disampaikan dalam buku
cerita ‘The Invisible String’ dengan mudah. Selain itu, ‘The Invisible String’ menyampaikan
mesej terutama menarik dalam masa yang tidak menentu hari ini bahawa walaupun kita boleh
dipisahkan dari orang-orang kita menjaga, sama ada melalui kemarahan, atau jarak atau
kematian, cinta adalah sambungan berkesudahan yang mengikat kita semua, dan lanjutan
daripada itu, akhirnya mengikat setiap orang di planet ini kepada orang lain. Melalui ini,
kanak-kanak dapat mengelakkan rasa-rasa bimbang dalam kehidupan.
8
5.0. Aktiviti Mengenai Cara Mengadaptasi Cerita ‘The Invisible String’(2000) oleh
Patrice Karst.
Pelbagai aktiviti mengenai cara mengadaptasi ‘The Invisible String’ perlu disediakan untuk
pelajar. Saya telah menyediakan satu aktiviti mengenai cara mengadaptasi ‘The Invisible
String’. Saya telah menyediakan satu buku 3D (pop-up) untuk mengajar tema realiti sosial
yang terdapat dalam cerita ‘The Invisible String’ iaitu tema isu perpisahan dan cara ini juga
untuk mengadaptasi ‘The Invisible String’ kepada para pelajar. Saya telah melaksanakan
aktiviti ini dalam rancangan pengajaran saya. Buku 3D (pop-up) adalah sebuah buku yang
berbentuk 3 dimensi yang memiliki potensi untuk gerak dan interaktif. Buku 3D (pop-up)
sendiri menggunakan mekanisme dalam penggerakannnya yaitu lipatan, gulungan, tab, dan
lain sebagainya. Aktiviti ini berkaitan dengan proses bibloterapi. Melalui aktiviti ini dapat
mengajar tema realiti sosial yang terdapat dalam cerita ‘The Invisible String’ iaitu tema isu
perpisahan kepada pelajar.
9
6.0. Rancangan Pengajaran Tentang Aktiviti Mengenai Cara Mengadaptasi Cerita ‘The
Invisible String’(2000) oleh Patrice Karst.
BILANGAN MURID 8
TAHUN 6 TAHUN
TEMA PERPISAHAN
MASA 30 MINIT
10
Langkah 2 Pengenalan 1.Guru akan menjelaskan 1.Murid akan BUKU
tema. tema perpisahan melalui memahami jalan cerita 3D(POP-
(15 minit)
gambar-gambar 3D yang dan pengertian UP) ‘The
Tema
disediakan dalam BUKU perpisahan(kasih Invisible
perpisahan
3D (POP-UP) ‘The Invisible sayang, berdikari) String’
String’. melalui gambar-
gambar 3D yang
disediakan dalam
BUKU 3D (POP-UP)
‘The Invisible String’.
Aktiviti buku 3D (pop-up) ini dapat mengadaptasi ‘The Invisible String’. Aktiviti
Pop-up ini dapat untuk menyampaikan cerita atau mesej yang berkesan dan efektif. Sewaktu
persembahan pop-up, pendengar boleh terlibat secara tidak langsung dengan menyahut dialog
pemain pop-up. Ini telah memberi pendedahkan kemahiran berkomunikasi, melahirkan idea
kreatif dalam mencipta dan merangsang daya imaginasi murid. Secara tidak langsung ianya
memberi peluang kepada murid-murid pengalaman belajar bekerjasama dalam kumpulan.
Tambahan pula, para murid dapat memahami sesuatu melalui visualisasi. Ini dapat menarik
minat kanak-kanak dan meningkatkan kreativiti mereka serta memanfaatkan diri mereka.
Tambahan pula, aktiviti ini bersesuaian dengan umur para murid prasekolah iaitu 6 tahun.
11
Di samping itu, melalui aktiviti ini para murid dapat seronok memahami pergertian
kasih saying dan berdikari. Aktiviti ini juga mendidik para pelajar tentang satu pendekatan
yang sangat mudah untuk mengatasi takut kesepian atau mengasingkan diri daripada ibu
bapa, yang ditulis dengan bakat imaginasi kanak-kanak boleh mengenal pasti dengan mudah
dengan dan ingat. Ini akan membantu individu yang memiliki harga diri renda, kecemasan
tinggi dan juga mengatasi rasa bimbang kanak-kanak.
12
7.0. Penutup
Kesimpulannya, bibliotherapi sering disebut juga terapi membaca, yang di dalam prosesnya
seseorang yang mengalami masalah diminta membaca buku-buku yang bersifat membantu
dirinya dan memotivasi agar mempercepat penyembuhan. Amalan membaca merupakan
salah satu tabiat yang amat bermanfaat. Membaca mengenai kesulitan orang lain yang sama
dengan mereka, dapat memberikan kesadaran dan pemahaman terhadap masalah yang
dihadapinya. Membaca dapat mematangkan fikiran kita juga. Dengan membaca, kita dapat
mengetahui tentang kebaikan dan keburukan sesuatu perkara. Oleh itu, kita didorong untuk
berfikir secara lebih baik dalam membuat penilaian terhadap sesuatu perkara itu. Masa
adalah emas dan perlu digunakan dengan bijak. Membaca buku-buku seperti ini amat
bermanfaat.Kita haruslah tanamkan sikap suka membaca buku. Jadikanlah amalan membaca
buku amalan harian. Dalam hal ini, buku cerita memainkan peranan penting. Oleh itu, kita
haruslah mengamalkan amalan membaca buku dalam kehidupan kita.
13
8.0. Rujukan
BUKU
Bilich, L. L., Deane, F. P., Phipps, A. B., Barisic, M., & Gould, G. (2008). Effectiveness of
bibliotherapy self‐ help for depression with varying levels of telephone helpline
support. Clinical Psychology and Psychoterapy.
Cook, K. E., Earless‐Vollrath, T., & Ganz, J. B. (2006). Bibliotherapy. Intervention in School
and Clinic.
Darmawan, W., Rohanda., dan Kusnandar. (2012). Penerapan Biblioterapi di Rumah Sakit.
eJournal Mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Patrice Karst.( 2000). The Invisible String. Marina Del Rey, CA, United States.
INTERNET
http://emensuhadi.blogspot.my/2016/08/biblioterapi.html.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20280209-T%20Anita%20Apriliawati.pdf
14