PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti. Kondisi rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian karena kesukaran hidup (Mitayani, 2009, hal 55).
Tujuan
Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum
Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami dehidrasi dan terdapat
aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan
sebagainya.
Nausea dan vomitus yang berat serta tidak dapat diatasi dan bertahan sesudah
trimester pertama. Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan
pertama dan umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibakan
kadar HCG yang tinggi seperti pada penyakit trofoblastik kehamilan atau
kehamilan kembar (Lockhart,2014). Sedangkan menurut Varney (2010)
hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan selama
kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan
muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait dengan ketonemia,
penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia darah. Dapat terjadi
pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan menetap
dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.
3
Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah:
Tingkat 1
o Muntah terus menerus.
o Turgor kulit berkurang.
o Lidah kering.
o Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.
Tingkat 2
o Dehidrasi bertambah.
o Turgor kulit makin berkurang.
o Lidah kering dan kotor.
o Mata cekung.
o Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik.
o Urin berkurang.
o Napas berbau aseton.
Tingkat 3
o Dehidrasi berat.
o Mual dan muntah berhenti.
o Perdarahan esofagus,lambung dan retina.
o Gangguan fungsi hati bertambah .
o Ikterus meningkat.
o Gangguan kesadaran.
4
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. (Winkjosastro, 2007
hal 185) Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen,
asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12,
dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Mitayani, 2009 hal 56).
4. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan Mochtar ( 2010) adalah sebagai berikut:
a. Utamanya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu
merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
c. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
Sedangkan menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan
Hiperemesis Gravidarum adalah: primigravida, overdistensi uterus. faktor Alergi,
faktor Psikologis, kehamilan yang tidak diinginkan, takut hamil, dan Masalah
keluarga.
5
e. Diagnosa
5. Diagnosa diferensial
Apendisitis
Pasien dengan apendisitis akut mengalami demam dan nyeri perut kanan
bawah. Lokasi nyeri dapat berubah sesuai dengan usia kehamilan karena
uterus semakin membesar.
Acute fatty liver
Pada penyakit ini ditemukan perburukan fungsi hati yang terjadi cepat
disertai dengan gejala kegagalan hati seperti hipoglikemia, gangguan
pembekuan darah, dan perubahan kesadaran sekunder akibat ensefalopati
hepatic. Penyebab kegagalan hati akut yang lain harus disingkirkan,
misalnya keracunan parasetamol dan virus hepatitis akut.
Ulkus peptikum
6
Pada ibu hamil biasanya adalah penyakit ulkus peptikum kronik yang
mengalami eksaserbasi. Gejalanya adalah nyeri epigastrik yang berkurang
dengan makanan atau antacid dan memberat dengan alcohol, kopi atau
OAINS. Nyeri tekan epigastrik, hematemesis dan melena dapat ditemukan.
Kolestasis obstetric
Gejala yang khas untuk kolestasis adalah pruritus pada seluruh tubuh tanpa
adanya ruam. Ikterus, warna urin gelap, dan tinja terkadang pucat seperti
dempul
Diare akut
Gejala diare akut adalah mual dan muntah disertai dengan peningkatan
frekuensi buang air besar diatas 3 kali per hari dengan konsistensi cair.
f. PENATALAKSANAAN
Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan
Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
7
Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang
Obat-obatan
Isolasi
peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai
Terapi psikologi
Cairan parenteral
8
kompleks dan vitamin C. bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
Penghentian kehamilan
penglihatan).
Diet
Tujuan :
9
b) Lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total.
10 gelas/hari.
hari.
dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi klien.
a) Diet hiperemesis I
terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar
b) Diet hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang.
10
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak
11
BAB III
DI PUSKESMAS GODEAN 2
NO REGISTER : 3208972346
DATA SUBJEKTIF
12
Keluhan : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan 10
minggu 3 hari, mengeluh mual-muntah lebih dari 10x, sejak 7 hari yang lalu,
mengatakan lemas dan tidak nafsu makan.
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 20 tahun. Dengan suami sekarang 1 tahun.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun. Siklus 28 hari. Teratur. Lama 6-7 hari. Sifat darah:
Encer. Bau khas. Flour albus tidak. Dismenorroe tidak. Banyaknya 50cc.
a. Riwayat ANC
Trimester II :-
Trimester II I: -
Trimester I : mual-muntah
Trimester II : -
Trimester III :-
13
d. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Frekuensi
e. Personal Hygiene
14
Kebiasaan membersihkan alat kelamin 3 kali/hari
f. Imunisasi
TT 5 tanggal -
G1P0A0
6. Riwayat Kontrasepsi
15
7. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak ada aleri terhadap obat, makanan maupun minuman
d. Suami dan keluarga sangat mendukung dan senang terhadap kehamilan ini
DATA OBYEKTIF
1.Pemeriksaan fisik
16
b. Status Emosional : Baik
c. Tanda Vital
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 37,50C
TB :151 cm
LILA : 25 cm
f. Abdomen
17
Bekas Luka : Tidak ada
Palpasi Leopold
g. Ekstermitas
h. Genetalia luar
18
i. Anus
Hemoroid : Tidak ada
Distansia Spinarum : 24 cm
Disntasia Cristarum : 26 cm
Boudelogue : 20 cm
Lingkar panggul : 89 cm
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb 11 gr/dl
Kreatinin : 1,03mg/dl
Ph Urin : Basa
Keton : +2
Bilirubin : Negatif
ANALISIS
1. Diagnosa Kebidanan
Ny H umur 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu+3 dengan
hyperemesis gravidarum tingkat II
2. Masalah
Mual dan muntah terus menerus dan mengganggu aktivitas, nafsu makan
menurun, ibu lemas dan lesu.
3. Kebutuhan
Konseling tentang keadaan kehamilan ibu
19
Konseling tentang gizi
Konseling tentang personal hygiene
4. Masalah Potensial
Hiperemesis Gravidarum grade III
5. Diagnosa Kebidanan
Dehidrasi
6. Kebutuhan tindakan segera
PENATALAKSANAAN
20
3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama
melakukan oral hygiene, untuk mengurangi rangsangan mual-muntah
Evaluasi: Ibu sudah mengerti dan paham
4. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8 jam
sehari dan tidak boleh stress. Menyadari bahwa kehamilan dan persalinan
adalah hal yang fisiologis yang akan dialami oleh setiap wanita. Ibu juga
tidak boleh melakukan aktivitas yang berat supaya tidak mengganggu
keehatan ibu dan janinnya.
Evaluasi: Ibu mengerti dan paham
21
7. Melakukan kolaborasi dengan tim medis (dokter) untuk pemberian obat
anti mual muntah seperti mediamer B6 dam Vitamin B compleks,
Vitamin C
22
10. Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika
ada keluhan
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melaksanakannya
Yogyakarta, 13 Februari 2017
23
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat mengganggu
kesehatan ibu dan perkembangan janin.
24
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Varney , dkk. 2010.Buku Saku Asuhan Kebidanan Volume II. Jakarta: EGC.
Rukyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
25
LAMPIRAN
Kasus
Ny. H 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu 3 hari datang dengan keluhan
muntah lebih dari 10 kali sehari sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan lain yaitu
mual, lemas, tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan. Pasien memuntahkan
semua jenis makanan yang dikonsumsi dan sering merasa haus tetapi sedikit
minum. Pasien mengalami mual terus menerus dan merasa lemas sehingga pasien
banyak beristirahat.
Keluhan berawal sejak usia kehamilan sekitar 9 minggu. Keluhan bertambah berat
apabila mencium aroma yang tajam, pasien merasa ingin muntah tetapi tidak
dapat dikeluarkan, sehingga muncul gejala muntah lebih dari 10 kali.
Frekuensi buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) dirasakan semakin
menurun. Selain itu pasien juga mengeluh adanya nyeri ulu hati dan penurunan
berat badan. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah
tangga, keluarga maupun lingkungan sekitar rumahnya.
Status reproduksi pasien, haid pertama usia 14 tahun dengan siklus 28 hari dan
lamanya 6-7 hari. Jumlah darah haid banyak dan warnanya normal. Menurut
pasien, ibunya juga mengalami keluhan yang sama ketika hamil.
Pada pemeriksaaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, status generalis
normal, status gizi baik, tinggi badan 151 cm, berat badan47 kg.
26
Pada pemeriksaan obstetri didapatkan tinggi fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan
tidak ada, massa tidak ada. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 11 gr/dl
27