Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravqtidarum) adalah gejala yang


wajar dan sering terdapat pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini
kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2007 hal 190). Mual muntah yang
berlebihan menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga darah menjadi kental
(hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah ke jaringan terlambat. Jika hal itu terjadi,
maka konsumsi oksigen dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang.
Kekurangan oksigen dan makanan ke jaringan akan menimbulkan kerusakan
jaringan yang dapat mengurangi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang
dikandungnya. Kasus semacam ini memerlukan penanganan yang serius
(Hidayati, 2009 hal 19).

Hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan dampak psikologis berupa


kecemasan, rasa bersalah dan marah jika gejala mual dan muntah semakin
memberat. Selain itu dapat terjadi konflik antara ketergantungan terhadap
pasangan dan kehilangan kontrol jika wanita sampai berhenti bekerja. Kontak
dengan orang lain juga berubah karena wanita mengalami perubahan yang sangat
kompleks terhadap kehamilannya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terisolasi
dan kesendirian. Pernyataan ini di dukung oleh studi yang dilakukan oleh Steele,
et al. (dalam Runiari, 2010 hal 61) yang menyatakan bahwa satu dari tiga wanita
dengan mual dan muntah mengalami stres dan perpecahan dalam keluarga,
gangguan emosional dan gangguan fungsi sosial. Hal ini terjadi pada wanita yang
bekerja di mana hampir 50% mengalami penurunan efisiensi kerja dan 25%
membutuhkan waktu untuk istirahat bekerja. Stres dianggap sebagai salah satu
faktor penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum dimana stres ini merupakan
bentuk psikologik yang memegang peranan yang penting pada penyakit ini

1
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti. Kondisi rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian karena kesukaran hidup (Mitayani, 2009, hal 55).

Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami tentang kehamilan patologi dengan


hyperemesis gravidarum

Manfaat

Diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswi kebidanan untuk dapat


mengerti dan memahami hiperemesis gravidarum serta mengetahui tanda dan
gejala sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan secara cepat
dan tepat.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum
Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami dehidrasi dan terdapat
aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan
sebagainya.

Nausea dan vomitus yang berat serta tidak dapat diatasi dan bertahan sesudah
trimester pertama. Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan
pertama dan umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibakan
kadar HCG yang tinggi seperti pada penyakit trofoblastik kehamilan atau
kehamilan kembar (Lockhart,2014). Sedangkan menurut Varney (2010)
hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan selama
kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan
muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait dengan ketonemia,
penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia darah. Dapat terjadi
pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan menetap
dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.

2. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
adalah: muntah yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan morning sickness,
muntah pernisiosa, nafsu makan buruk, penurunan berat badan, dehidrasi, ketidak
seimbangan elektrolit, asidosis akibat kelaparan, alkalosis karena asam
hidroklorida berkurang ketika muntah, dan hipokalemia (Varney,2010).

3
Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah:

 Tingkat 1
o Muntah terus menerus.
o Turgor kulit berkurang.
o Lidah kering.
o Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.
 Tingkat 2
o Dehidrasi bertambah.
o Turgor kulit makin berkurang.
o Lidah kering dan kotor.
o Mata cekung.
o Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik.
o Urin berkurang.
o Napas berbau aseton.

 Tingkat 3
o Dehidrasi berat.
o Mual dan muntah berhenti.
o Perdarahan esofagus,lambung dan retina.
o Gangguan fungsi hati bertambah .
o Ikterus meningkat.
o Gangguan kesadaran.

3. Patofisiologi hiperemesis gravidarum


Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor
mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot
polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas
menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan
komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan

4
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. (Winkjosastro, 2007
hal 185) Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen,
asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12,
dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Mitayani, 2009 hal 56).

4. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan Mochtar ( 2010) adalah sebagai berikut:
a. Utamanya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu
merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
c. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
Sedangkan menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan
Hiperemesis Gravidarum adalah: primigravida, overdistensi uterus. faktor Alergi,
faktor Psikologis, kehamilan yang tidak diinginkan, takut hamil, dan Masalah
keluarga.

5
e. Diagnosa

Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan

menetukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa

pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam

rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis

gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan

yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan

harus difikirkan dan berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati,

penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan laboratorium

dapat membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit.

(Manuaba, 2010 : 230)

5. Diagnosa diferensial

Diagnosis yang harus dipertimbangkan adalah :

 Apendisitis
Pasien dengan apendisitis akut mengalami demam dan nyeri perut kanan
bawah. Lokasi nyeri dapat berubah sesuai dengan usia kehamilan karena
uterus semakin membesar.
 Acute fatty liver
Pada penyakit ini ditemukan perburukan fungsi hati yang terjadi cepat
disertai dengan gejala kegagalan hati seperti hipoglikemia, gangguan
pembekuan darah, dan perubahan kesadaran sekunder akibat ensefalopati
hepatic. Penyebab kegagalan hati akut yang lain harus disingkirkan,
misalnya keracunan parasetamol dan virus hepatitis akut.
 Ulkus peptikum

6
Pada ibu hamil biasanya adalah penyakit ulkus peptikum kronik yang
mengalami eksaserbasi. Gejalanya adalah nyeri epigastrik yang berkurang
dengan makanan atau antacid dan memberat dengan alcohol, kopi atau
OAINS. Nyeri tekan epigastrik, hematemesis dan melena dapat ditemukan.
 Kolestasis obstetric
Gejala yang khas untuk kolestasis adalah pruritus pada seluruh tubuh tanpa
adanya ruam. Ikterus, warna urin gelap, dan tinja terkadang pucat seperti
dempul
 Diare akut
Gejala diare akut adalah mual dan muntah disertai dengan peningkatan
frekuensi buang air besar diatas 3 kali per hari dengan konsistensi cair.

(Ber-Zion Taber, M.D. 2007).

f. PENATALAKSANAAN
 Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu

proses yang fisiologi.

 Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan

 Menganjurkan kepada ibu hamil untuk mengubah makan sehari-hari

dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.

 Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat

tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.

 Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan.

 Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

 Defekasi yang teratur.

7
 Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang

penting,dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

 Obat-obatan

Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. vitamin yang

dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan juga

seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic

seperti disiklomin hidrokhonae atau khlorpromasin. Penanganan

hiperemesis gravidarum yang berat perlu dikelola dirumah sakit.

 Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan

peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk hanya

dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai

muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan /

minuman selama 24 jam.

 Terapi psikologi

Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

 Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik, karbohidrat dan protein

dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter/hari.

Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B

8
kompleks dan vitamin C. bila ada kekurangan protein, dapat diberikan

pula asam amino secara intravena. (Indrayani, 2011 : 277 - 278)

 Penghentian kehamilan

Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil

malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga

diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang

memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:

a) Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma,

terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke).

b) Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran

penglihatan).

c) Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk

anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat,

tekanan darah menurun). (Manuaba, 2010 : 232)

 Diet

Tujuan :

a) Diet hiperemesis gravidarum berfungsi untuk mengganti

persediaan glikogen tubuh.

b) Mengontrol asidosis dan secara berangsur akan diberikan

makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Karbohidrat tinggi, sebesar 75-80% dari kebutuhan energi total.

9
b) Lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total.

c) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

d) Makanan diberikan dalam bentuk kering.

e) Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7 -

10 gelas/hari.

f) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan

dan diberikan dalam porsi kecil tapi sering.

g) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian

dioptimalkan pada makan malam dan selingan pada malam

hari.

h) Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam porsi

dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi klien.

 Tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum.

a) Diet hiperemesis I

Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. makanan hanya

terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar

atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama

dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada diet

ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak

diberikan dalam waktu lama.

b) Diet hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang.

Diet diberikan secara bertahap dan dimulai dengan memberikan

10
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak

diberikan bersamaan dengan makanan. Pemelihan bahan

Makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan

gizi kecuali kebutuhan energi. Jenis makanan ini rendah

kandungan gizinya, kecuali vitamin A dan D.

c) Diet hiperemesis III

Diet ini diberikan kepada klien hiperemesis gravidarum ringan.

Diet diberikan sesuai kemampuan klien, dan minuman boleh

diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan pada diet ini

mengcukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi. (Nengah

runiari, 2010 : 21)

11
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY. ”H” UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UK 10 MINGGU+3 DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II

DI PUSKESMAS GODEAN 2

NO REGISTER : 3208972346

MASUK TANGGAL, JAM : 13 Februari 2017

DI RAWAT DI RUANG : KIA

BIODATA IBU SUAMI

Nama istri : Ny. H Nama Suami : Tn. Y

Umur : 21 tahun Umur : 29 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Ds. Sidoarum Alamat : Ds. Sidoarum

No.Telp/ HP : 085728165XXX ` No.Telp/ HP : 081280265XXX

DATA SUBJEKTIF

1.Kunjungan saat ini kunjungan Pertama Kunjungan Ulang


V -

12
Keluhan : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan 10
minggu 3 hari, mengeluh mual-muntah lebih dari 10x, sejak 7 hari yang lalu,
mengatakan lemas dan tidak nafsu makan.

2. Riwayat Perkawinan

Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 20 tahun. Dengan suami sekarang 1 tahun.

3. Riwayat Menstruasi

Menarche umur 14 tahun. Siklus 28 hari. Teratur. Lama 6-7 hari. Sifat darah:
Encer. Bau khas. Flour albus tidak. Dismenorroe tidak. Banyaknya 50cc.

HPHT : 29 Desember 2016 HPL : 5 September 2017

4. Riwayat Kehamilan ini

a. Riwayat ANC

ANC sejak umur kehamilan 10minggu. ANC di Puskesmas Godean 2

Frekuensi Trimester I : 1 kali

Trimester II :-

Trimester II I: -

b. Ibu mengatakan pergerakan janin belum terasa

c. Keluhan yang dirasakan

Trimester I : mual-muntah

Trimester II : -

Trimester III :-

13
d. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Nutrisi Makan Minum

Frekuensi

Makan Makan 2x/hr, terdiri dari Minum 2-3 gls/hr


nasi, sayur dan lauk pauk

Jumlah porsi ½ piring, 600ml

Eliminasi BAB BAK

1 x/hr, warna kuning 3-4 x/hr, warna kuning keruh,


kecoklatan, bau khas, bau khas, konsistensi cair
konsistensi lembek
Pola
Memasak, menyapu,
aktivitas
mencuci
kegiatan
sehari-hari

Istirahat Tidur siang : + 1 jam

Tidur malam : + 6 jam

Pola : Frekuensi 1x/minggu


Aktivitas
: Keluhan tidak ada
Seksual

e. Personal Hygiene

Kebiasaan mandi 2 kali/hari

14
Kebiasaan membersihkan alat kelamin 3 kali/hari

Kebiasaan mengganti pakaian dalam 3-4 kali/hari

Jenis pakaian dalam yang digunakan katun

f. Imunisasi

TT 1: Sudah dilakukan TT 2 : tanggal 2 desember 2007

TT 3 tanggal 09 Februari 2016 TT 4 tanggal -

TT 5 tanggal -

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas Yang Lalu

G1P0A0

Ham Persalinan Nifas


il
ke
Tgl UK Jenis Penolong Komplikas JK BB
lahir persalinan i
Ibu Bay Lak Kom
i tasi plikas
i
1 - - - - - - - -

6. Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun

15
7. Riwayat Kesehatan

a. Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit sistemik seperti


Jantung, DM, Hipertensi, HIV/AIDS, dan lain-lain

b. Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit sistemik


seperti Jantung, DM, Hipertensi, HIV/AIDS, dan lain-lain

c. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kembar

d. Ibu mengatakan tidak pernah merokok

Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu selama hamil

Ibu mengatakan tidak pernah meminum-minuman keras

Ibu mengatakan tidak ada aleri terhadap obat, makanan maupun minuman

Ibu mengatakan sering ngidam, nafsu makan menurun dan mual-muntah

8. Keadaan Psiko Sosial Spiritual

a. Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan

b. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang tanda tanda kehamilan dan


perawatan kehamilan

c. Ibu menerima kehamilan ini

d. Suami dan keluarga sangat mendukung dan senang terhadap kehamilan ini

e. Ibu mengatakan semaikn rajin dalam beribadah

DATA OBYEKTIF

1.Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Lemah Kesadaran: Composmentis

16
b. Status Emosional : Baik

c. Tanda Vital

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Nadi : 100 x/mnt

Pernafasan : 20 kali/menit

Suhu : 37,50C

d. BB Sebelum hamil : 50 kg BB Setelah: 47kg

TB :151 cm

LILA : 25 cm

e. Kepala dan Leher

Edema wajah : Tidak ada

Cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Simetris, cekung, sklera ikterus, konjungtiva pucat

Mulut : Bibir terlihat sedikit kering dan pecah-


pecah, lidah kotor, ada stomatitis, tidak ada gigi
karies

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada


pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada
pembengkakan vena jugularis

Payudara : Simetris, areola hiperpigmentasi, putting


menonjol, tidak ada benjolan pada payudara

f. Abdomen

Bentuk : Besar memanjang

17
Bekas Luka : Tidak ada

Striae gravidarum : Ada

Palpasi Leopold

Leopold I : TFU 3 jari atas simpisis

Leopold II : Tidak dilakukan

Leopold III : Tidak dilakukan

Leopold IV : Tidak dilakukan

Mc Donald : Tidak dilakukan UK: 10 Minggu 3 hari

Auskultasi DJJ : (+) belum terdengar dengan jelas

g. Ekstermitas

Edema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Reflek patella : Baik

Kuku : Berwarna putih pucat

h. Genetalia luar

Tanda Chadwich : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Bekas luka : Tidak ada

Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan

Pengeluaran : Tidak ada

18
i. Anus
Hemoroid : Tidak ada

2. Pemeriksaan panggul luar

Distansia Spinarum : 24 cm

Disntasia Cristarum : 26 cm

Boudelogue : 20 cm

Lingkar panggul : 89 cm

3. Pemeriksaan Penunjang

Hb 11 gr/dl

Protein urine: Negatif

Glukosa urine: Negatif

Kreatinin : 1,03mg/dl

Ph Urin : Basa

Keton : +2

Bilirubin : Negatif

ANALISIS

1. Diagnosa Kebidanan
Ny H umur 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu+3 dengan
hyperemesis gravidarum tingkat II
2. Masalah
Mual dan muntah terus menerus dan mengganggu aktivitas, nafsu makan
menurun, ibu lemas dan lesu.
3. Kebutuhan
Konseling tentang keadaan kehamilan ibu

19
Konseling tentang gizi
Konseling tentang personal hygiene

4. Masalah Potensial
Hiperemesis Gravidarum grade III
5. Diagnosa Kebidanan
Dehidrasi
6. Kebutuhan tindakan segera

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaannya


lemah, TD: 90/60 mmHg, suhu: 37,50C, nadi: 100 kali/menit, Pernafasan:
20 kali/menit. Hb: 11gr/dl

Evaluasi : Ibu mengetahui tentang keadaannya dan janinnya dan tidak


cemas

2. Memberikan KIE kepada ibu tentang ketidaknyamanan ibu hamil di


Trimester 1 yaitu salah satunya mual-muntah, hal itu adalah wajar terjadi
dan akan menghilang sesuai dengan usia kehamilan dan menjelaskan
Hiperemesis gravidarum yaitu mual dan muntah yang berlebihan pada ibu
hamil yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena keadaan
buruk.. Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan pertama,
dipengaruhi kadar hormone yaitu HCG. Umumnya mengenai ibu hamil
dengan keadaan yang mengakibakan kadar HCG yang tinggi.

Evaluasi: ibu mengerti tentang hyperemesis gravidarum dan factor


penyebabnya

20
3. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri terutama
melakukan oral hygiene, untuk mengurangi rangsangan mual-muntah
Evaluasi: Ibu sudah mengerti dan paham
4. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8 jam
sehari dan tidak boleh stress. Menyadari bahwa kehamilan dan persalinan
adalah hal yang fisiologis yang akan dialami oleh setiap wanita. Ibu juga
tidak boleh melakukan aktivitas yang berat supaya tidak mengganggu
keehatan ibu dan janinnya.
Evaluasi: Ibu mengerti dan paham

5. Menganjurkan kepada ibu untuk :


-Mengkomsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan dengan
Nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin didalam kandungan.
-Memperbanyak minum air putih ± 1000 ml dengan minum air cukup
dapat membantu peristaltic usus besar sehingga dapat mencegah konstipasi
-Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu karena dapat
menstimulasi terjadinya mual dan muntah.
-Makan sedikit-sedikit tapi sering Makan sedikit-sedikit tapi sering
dilakukan untuk menghindari rasa penuh pada lambung sehingga ibu tidak
merasa mual dan muntah.
-Makan makanan seperti biscuit dan roti kering karena Makanan selingan
dapat mengurangi atau menghindari rangsangan mual dan muntah yang
berlebihan serta mencegah hipoglikemia.

6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan Infus RL


drip ondan cetron 1 ampul 20 tpm untuk menjaga keseimbangan cairan
ibu.

Evaluasi: sudah dilakukan pemberian cairan infus

21
7. Melakukan kolaborasi dengan tim medis (dokter) untuk pemberian obat
anti mual muntah seperti mediamer B6 dam Vitamin B compleks,
Vitamin C

Evaluasi : Ibu bersedia minum obat-obatan yang ditetapkan dokter untuk


mengatasi mual muntahnya

8. Menjelaskan kepada ibu tentang diet ibu hamil dengan hiperemesis


gravidarum

-Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.


Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.

-Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.


Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam
semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

-Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis


ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

Evaluasi: ibu mengerti tentang diet hyperemesis gravidarum

9. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi table Fe supaya tidak


terjadi anemia kehamilan yang dapat menyebabkan peradaran. Tablet Fe
dapat dikonsumsi dengan menggunakan air putih/air jeruk yang dapat
mempercepat proses penyerapan table Fe, ibu tidak boleh mengkonsumsi
tablet Fe dengan menggunakan teh, kopi maupun susu karena dapat
menghambat proses penyerapan tablet Fe. Tablet Fe dapat dikonsumsi
setelah makan atau pada malam hari sebelum tidur jika ibu sering muntah.

22
10. Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika
ada keluhan
Evaluasi: ibu mengerti dan akan melaksanakannya
Yogyakarta, 13 Februari 2017

Mahasiswi Dosen Pembimbing Akademik

Novita Anggraini Diah WulandariM.Keb

23
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravqtidarum) adalah gejala yang


wajar dan sering terdapat pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini
kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2007 hal 190).
2. Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi keadaan umum ibu yang
sedang hamil dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidras,i terdapat
aseton dalam urin.
3. Pencegahan hyperemesis gravidarum diperlukan dengan penerapan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses fisiologis, menjaga
keseimbangan gizi, menjaga kebershan diri serta melakukan kolaborasi dengan
Dokter untuk dilakukan terapi dan pemberian obat

Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
mengenali mual muntah pada ibu hamil yang berlebihan dan dapat mengganggu
kesehatan ibu dan perkembangan janin.

2. Bagi Petugas Kesehatan


Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dengan
disertainya makalah mengenai hiperemesis gravidarum ini mampu memberikan
referensi yang berguna untuk meningkatkan penanganan dan pengetahuan bagi
petugas medis untuk merawat ibu hamil yang mengalami mual muntah berlebihan.

24
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti Wardiyah .2011. Heperemesis Gravidarum. Makalah Journal Reading.


Universitas Indonesia

Varney , dkk. 2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan . Jakarta: EGC

Varney , dkk. 2010.Buku Saku Asuhan Kebidanan Volume II. Jakarta: EGC.

Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan

Lochart, Anita. 2014. Kebidanan Patologi. Tanggerang: Binarupa Aksara


Publisher.

Maternal Neonatal. Jakarta: Trans Info Media.

Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.

Sonkusare S. Hyperemesis gravidarum: a review. Med Journal Malaysia.


2008;63:272-276.

Wahidudin. Penelitian Hiperemesis Gravidarum. (2007) [diakses 30 Januari


2013 ]; dari http://www.slideshare.net

25
LAMPIRAN

Kasus

Ny. H 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu 3 hari datang dengan keluhan
muntah lebih dari 10 kali sehari sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan lain yaitu
mual, lemas, tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan. Pasien memuntahkan
semua jenis makanan yang dikonsumsi dan sering merasa haus tetapi sedikit
minum. Pasien mengalami mual terus menerus dan merasa lemas sehingga pasien
banyak beristirahat.

Keluhan berawal sejak usia kehamilan sekitar 9 minggu. Keluhan bertambah berat
apabila mencium aroma yang tajam, pasien merasa ingin muntah tetapi tidak
dapat dikeluarkan, sehingga muncul gejala muntah lebih dari 10 kali.

Frekuensi buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) dirasakan semakin
menurun. Selain itu pasien juga mengeluh adanya nyeri ulu hati dan penurunan
berat badan. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah
tangga, keluarga maupun lingkungan sekitar rumahnya.

Status reproduksi pasien, haid pertama usia 14 tahun dengan siklus 28 hari dan
lamanya 6-7 hari. Jumlah darah haid banyak dan warnanya normal. Menurut
pasien, ibunya juga mengalami keluhan yang sama ketika hamil.

Status perkawinan merupakan pernikahan pertama dan sudah berlangsung 1


tahun, riwayat obstetri hamil ini, riwayat penyakit dahulu tidak ada, riwayat
penyakit keluarga tidak ada, dan riwayat kontrasepsi tidak ada.

Pada pemeriksaaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, status generalis
normal, status gizi baik, tinggi badan 151 cm, berat badan47 kg.

26
Pada pemeriksaan obstetri didapatkan tinggi fundus uteri tidak teraba, nyeri tekan
tidak ada, massa tidak ada. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 11 gr/dl

27

Anda mungkin juga menyukai