Anda di halaman 1dari 5

Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), sebelumnya Theater High Altitude Area

Defense, adalah sistem peluru kendali (rudal) antibalistik Angkatan Darat Amerika Serikat yang
dirancang untuk menembak jatuh rudal jarak dekat, sedang, dan menengah dalam fase terminalnya
yang menggunakan pendekatan mencegat rudal musuh dengan tembakan langsung (hit-to-kill).[2]
THAAD dikembangkan untuk menangkis serangan rudal Scud pada masa Perang Teluk tahun
1991.[3] Rudalnya tidak membawa hulu ledak, namun mengandalkan tumbukan energi kinetik
untuk menghancurkan rudal yang datang. Tumbukan energi kinetik meminimalkan risiko ledakan
hulu ledak rudal balistik konvensional, dan rudal balistik berkepala nuklir tidak akan meledak
pada tumbukan energi kinetik.[N 1] THAAD dirancang untuk menghantam rudal Scud dan senjata
sejenis.

MENU
Protes Amerika Soal THAAD, Cina Hukum Korea Selatan
Oleh: Tempo.co
27 April 2017 12:55 WIB

Warga Seongju menunjukkan sejumlah spanduk sebagai bentuk protes pemasangan alat
pertahanan anti rudal AS Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) saat berunjuk rasa di
Seongju, Korea Selatan, 15 Agustus 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Beijing- Cina melakukan aksi balasan dengan menghukum Korea Selatan karena
menolak saran negara itu agar tidak memberikan lahannya dipakai Amerika Serikat untuk
menempatkan sistem pertahanan rudal tercanggihnya, THAAD.

Bentuk hukuman Cina ke Korea Selatan di antaranya dengan menutup 85 toko milik perital
raksasa Lotte dan melemahkan pasar penjualan Hyundai motor hingga 44 persen.

Cina memprotes keras penempatan THAAD di Korea Selatan khususnya dengan pemasangan
radar bertenaga penuh karena sistem THAAD dicurigai akan digunakan Amerika untuk melawan
Cina.

Baca juga: THAAD Milik Amerika Tiba di Korea Selatan, Cina Protes Keras

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang mengatakan pengembangan THAAD
sangat meremehkan kepentingan strategi keamanan Cina.

"Ini tidak memberikan bantuan apapun untuk mencapai denuklirisasi untuk perdamaian dan
stabilitas di semenanjung dan kawasan. Cina akan mengambil langkah yang diperlukan untuk
mengamankan kepentingan kami," kata Shuang seperti dikutip dari Channel News Asia.

Kecurigaan Cina tentang THAAD dan sistem radarnya itu dibantah oleh Washington dan Seoul.
Sistem THAAD disebut sebagai sistem pertahanan yang disain hanya untuk menghadapi ancaman
Korea Utara.
Baca juga: AS-Korea Utara Memanas, Cina Kerahkan Tentara ke Perbatasan

Komandan Angkatan bersenjata Amerika Serikat di Pasifik (PACOM) Harry Harris menjelaskan
bahwa THAAD hanya digunakan untuk melawan serangan nuklir Korea Utara.

"Melindungi tanah air kami adalah prioritas utama saya. Jadi, saya harus beranggapan klaim Kim
Jong-un tentang nuklir adalah benar. Saya tentunya tahu hasrat dia. Dan itu mengharuskan kami
semua merasa waspada untuk memastikan PACOM dan pasukan Amerika dan Korea bersiaga
untuk perang malam ini dengan teknologi terbaik di planet ini," kata Harris seperti dikutip dari
Korea Times, 27 April 2017.

Menurut Harris, penempatan sistem pertahanan Amerika tak hanya di Korea Selatan, tapi juga di
Hawaii berupa rudal pencegat dan jua di Alaska dan California. Ini semua untuk mengantisipasi
serangan Korea Utara.

Cina konsisten menolak gagasan Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk berperang melawan
Korea Utara, melainkan dengan jalan dialog. Cina juga memprotes Korea Utara yang melakukan
peluncuran uji toba rudal balistik dan senjata nuklir.

Sekarang, China Jadi Negara Paling Dibenci Rakyat Korea Selatan


Selasa, 21 Maret 2017 | 14:09 WIB

Reuters/BBC Indonesia
Sistem pertahanan rudal THAAD.

SEOUL, KOMPAS.com - Negara apa yang saat ini paling dibenci rakyat Korea Selatan? Ternyata
bukan seterunya Korea Utara atau bekas penjajah di masa lalu, Jepang.

Dalam sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan China kini mengambil alih Jepang sebagai
negara yang paling dibenci rakyat Korea Selatan.

Selama ini Jepang menjadi negara yang paling dibenci rakyat Korea Selatan terutama terkait
kekejaman di masa Perang Dunia II termasuk 200.000 perempuan Korea Selatan yang menjadi
budak seks tentara Jepang.

Sejak Korea Selatan dan AS mulai pemasangan sistem pertahanan rudal THAAD untuk
menangkal ancaman dari Korea Utara, peta negara paling dibenci ini juga berubah.

Akibat pemasangan THAAD ini, China menggelar berbagai langkah di bidang ekonomi untuk
menentang pemasangan sistem pertahanan ini.
Mulai dari memaksa toko-toko Korea Selatan di China menghentikan operasinya hingga melarang
warga China berwisata ke Korea Selatan.

Alhasil dalam sebuah jajak pendapat yang digelar Institut Studi Kebijakan Asan menujukkan
popularitas China di mata rakyat Korea Selatan menurun dari 4,31 pada Januari hingga hanya 3,21
para Maret.

Jajak pendapat ini menggunakan hitungan skala 0-10. Di mana 10 merupakan titip paling
menyukai dan 0 mewakili perasaan sangat tidak menyukai.

Dalam pernyataannya Asan mengakui, terkejut karena respon berlebihan China terkait THAAD
ternyata berpengaruh langsung terhadap rakyat Korea Selatan.

"Lebih mengejutkan lagi bangsa Korea (Selatan) kini lebih menyukai Jepang (3,33) dibanding
China (3,21)," demikian Asan yang menegaskan Jepang selalu menjadi negara paling dibenci
setelah Korea Utara.

Jajak pendapat ini mewawancarai 1.000 orang dewasa secara acak pada 6-8 Maret lalu. Selain
menunjukkan peningkatan kebencian terhadap China, survei ini juga menunjukkan dukungan
terhadap sistem THAAD juga menngkat.

Ini Alasan China Marah Besar Pada Korea Selatan

Ini Alasan China Marah Besar Pada Korea Selatan


KOREACHOBO
Rabu 08 Maret 2017 - 23:48

Story ini dari user, isi di luar tanggung jawab redaksi kumparan

Mengikuti berjalannya sistem pertahanan rudal berbasis darat di Korea Selatan, China menyatakan
ketidaksukaannya dengan jelas. Yuk simak.
{image.title}
(Foto: BBC)
Sejak Korea Utara menyatakan keberhasilannya meluncurkan rudal balistik ke perairan Jepang,
hal tersebut berhasil membuat Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang dibuat meradang.
Sebagai langkah pencegahan datangnya agresi dari Korea Utara ke Korea Selatan, beberapa waktu
lalu Amerika Serikat menyatakan akan melakukan pengerahan sistem pertahaan rudal berbasis
darat atau Terminal High Altitude Are Defense (THAAD) di Korea Selatan.
Rupanya ada yang tidak setuju dengan keputusan THAAD tersebut, salah satunya adalah China.
Tidak main-main, mengikuti perkembangan THAAD di Korea Selatan bahkan pada beberapa
waktu terakhir China menyatakan pembatasan dan boikot terhadap seluruh usaha bisnis dari negeri
ginseng. Beberapa toko Lotte dikabarkan telah ditutup karena hal ini.
Tidak hanya itu, rupanya pelarangan dari China untuk masuknya Korea Selatan juga berpengaruh
pada dunia hiburan. Beberapa konser musik dibatalkan dan juga berbagai agen perjalanan China
membatalkan berbagai paket liburan ke Korea Selatan.
Pernyataan penolakan dari China tersebut sangat berpengaruh pada ekonomi Korea Selatan
mengingat China merupakan partner nomor satu Korea Selatan dalam dunia perdagangan.
Dikutip dari Washington Post, diduga ada beberapa alasan yang melatarbelakangi penolakan dari
China tersebut. Meskipun China yang terkenal sebagai negara saudara Korea Utara, China juga
mengecam peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara beberapa waktu lalu. Secara
tidak langsung alasan dari penolakan tersebut bukan akibat hubungannya dengan Korea Utara.
Beberapa saat terakhir, banyak ahli yang menyatakan bahwa penolakan dari China terhadap
THAAD berhubungan dengan rudal balistik China yang sebenarnya ditujukkan untuk Amerika
Serikat. Adanya sistem pertahanan rudal berbasis barat di Korea Selatan dapat menguntungkan
Amerika untuk melacak keberadaan rudal balistik milik China dan hal tersebut tidak diinginkan
oleh China.
Namun berdasarkan pernyataan China yang dikutip dari Global Times, penolakan yang dilakukan
oleh negeri dengan penduduk terbanyak didunia ini dilakukan untuk mencegah Korea Selatan dan
juga Jepang menjadi negara boneka Amerika Serikat.

SISTEM THAAD TERANGGIH DI PLANET INI TINGKAT SUKSES 100% BUAT CINA
TAKUT

Aktual MIliter

Inilah Sistem rudal paling canggih di planet yang mampu memburu dan meledakan rudal musuh
yang masuk langsung dari langit dengan tingkat keberhasilan 100%.

THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) adalah sistem pertahanan rudal yang unik dan
canggih dengan presisi yang tak tertandingi, mampu melawan ancaman di seluruh dunia dengan
mobilitas tinggi dan penempatan baterai unit strategis.

Sistem THAAD Teranggih Di Planet Ini Tingkat Sukses 100% Buat Cina Takut

"THAAD merupakan sebuah sistem pertahanan rudal paling maju secara teknis di dunia," ungkap
Angkatan Darat AS Kolonel Alan Wiernicki, komandan Brigade Pertahanan Udara Artileri 11,
kepada Business Insider dalam sebuah wawancara.

"Komandan Kombatan dan sekutu kami tahu akan ini, yang menempatkan Baterai THAAD kami
dalam permintaan global sangat tinggi," tambah Wiernicki.

Menyebarkan Sistem pertahanan THAAD Amerika ::


Sebelumnya pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengklaim bahwa negaranya telah
mengembangkan miniatur hulu ledak nuklir terbaru, yang dapat dipasang pada rudal balistik jarak
jauh negara itu.

Aksi Korut ditanggapi serius oleh Korsel dengan meminta bantuan kepada saudara jauhnya
Amerika serikat di gedung putih.

Tentunya Jika Sistem pertahanan THAAD dikerahkan ke Korea Selatan, tergantung kepada lokasi
penempatan dari THAAD yang tepat, Jika penempatannya strategis hampir semua rudal masuk
dari Korea Utara bisa dihilangkan.

Jangkau dari sistem pertahanan THAAD hampir akan menghilangkan semua ancaman dari Korea
Utara.

Sementara itu, Cina ketakutan atas potensi kemampuan THAAD ke Korea Selatan.

Duta Besar China Qiu Guohong memperingatkan bahwa sistem rudal THAAD buatan AS di
Korea Selatan akan merusak hubungan antara negara-negara sekitar, The Chosunilbo dilaporkan.

Penyebaran sistem pertahanan THAAD, Qiu mengatakan, "akan merusak keseimbangan strategis
di kawasan dan menciptakan lingkaran setan layaknya gaya konfrontasi Perang Dingin dan
perlombaan senjata, yang bisa meningkatkan ketegangan."

Anda mungkin juga menyukai