Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

TUGAS INDIVIDU

FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH ALASAN TERJADINYA KRISIS


EKONOMI DI INDONESIA
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP IDENTITAS NASIONAL
INDONESIA

Dosen Pengampu:

Joko Wasisto, Skar. MS

Disusun oleh:

Ida Rahmawati Cahyaningsih 21030115060071 (2015)

SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Salawat dan salam kita
kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan yang insyaallah tepat pada
waktunya.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang definisi globalisasi, pengaruh


globalisasi terhadap identitas nasional indonesia, dan permasalahan yang dapat
ditimbulkan dengan adanya globalisasi. Makalah ini dibuat bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.


Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan
untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Serta rasa
Terima kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu
melengkapi isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang, 09 Desember 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Uraian Konsep Dasar....................................................................... 1
B. Latar Belakang................................................................................. 2
C. Alasan............................................................................................... 3
BAB II
PERMASALAHAN..................................................................................... 5
BAB III
PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
BAB IV
PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................. 11
Daftar Pustaka.............................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Uraian Konsep Dasar

Identitas nasional merupakan suatu penjelmaan nilai-nilai budaya suatu


bangsa yang memiliki nilai historis mengenai sejarah panjang dari suatu bangsa.
Budaya itu kemudian muncul dan mendarah daging dalam nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat yang kemudian tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Identitas Nasional itu sendiri terdiri dari dua kata, yaitu “identitas” dan
“nasional”. Secara etimologi (bahasa), kata identitas memiliki arti ciri-ciri, sifat-
sifat, keadaan khusus yang melekat pada suatu hal yang menunjukkan jati dirinya.
Sedangkan Nasional berasal dari kata ” nasion ” yang berarti bangsa, menunjuk
kepada sifat khas kelompok yang memiliki kesamaan semangat, cita-cita, tujuan,
ideologi, dan lain sebagainya. Dengan demikian Identitas Nasional itu sendiri
dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang membedakannya dengan bangsa lainnya. Oleh karena ciri-ciri yang
terdapat dalam identitas nasional itu, suatu negara mampu menampilkan watak,
karakteristik kebudayaan dan memperkuat rasa kebangsaan. Karena
kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing.

Sedangkan kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya


ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar
definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya.

Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada


penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global.
(Sunarso dkk, 2006: 134). Ada yang memandang bahwa globalisasi itu sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu
tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-
batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan


perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

1
B. Latar Belakang

Globalisasi adalah proses mendunia. Sukmayani, dkk (2008) menyatakan


bahwa globalisasi merupakan gejala yang terjadi dalam kehidupan manusia akibat
pengaruh yang sifatnya mendunia. Disadari bersama bahwa globalisasi dapat
memengaruhi segala sendi kehidupan bangsa di seluruh belahan dunia. Mulai dari
ekonomi, politik, pendidikan, HAM, dan lain sebagainya. Pada umumnya
masyarakat di seluruh belahan dunia menyambut dengan terbuka produk
globalisasi yang masuk ke Negaranya. Globalisasi telah menjadi kebutuhan
tersirat dalam hidup setiap manusia, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
hidup. Kebutuhan manusia yang sangat kompleks, menuntut globalisasi memecah
diri secara lebih spesifik kepada berbagai aspek kehidupan manusia. Menurut
Sukmayani, dkk (2008), faktor pendorong munculnya globalisasi di berbagai
Negara adalah perkembangan IPTEK dan integrasi ekonomi. Pada dasarnya,
masyarakat menerima bawaan globalisasi, sebab globalisasi menawarkan
kemudahan hidup melalui produk pengembangan IPTEK dan pemenuhan
kebutuhan hidup melalui perguliran sistem ekonomi. Menyadari hal tersebut,
Negara-negara dengan perkembangan IPTEK yang pesat ingin menguasai
perekonomian di Negara lainnya dengan prinsip kapitalisnya (Soyomukti, 2008).
Maka dari itu bagaimana globalisasi memengaruhi bidang ekonomi sangat penting
untuk disoroti.

Ekonomi secara etimologi berarti usaha mengatur rumah tangga. Ekonomi


menjadi kemasan yang rapi bagi motif ketergantungan antar manusia dengan
tujuan mengatur pemenuhan kebutuhan hidupnya. Seiring berkembangnya
IPTEK, ekonomi pun bertransformasi menjadi sebuah ilmu. Delina (1997:31)
menyatakan bahwa, “Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari
bagaimana manusia sebagai individu dan kelompok, berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhannya dalam usaha mencapai kemakmuran”. Definisi tersebut
menggiring pemahaman kita bahwa, manusia senantiasa berusaha dengan
berbagai cara untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Persoalan ekonomi
selalu menjadi fokus pemerintah di setiap Negara. Sebab pertumbuhan ekonomi
yang baik dipercaya dapat melahirkan kesejahteraan warganya. Pertumbuhan
ekonomi yang baik di suatu Negara adalah akibat percepatan pergerakan barang,
jasa, teknologi, dan modal lintas perbatasan.

Tren globalisasi di bidang ekonomi saat ini dapat dianggap hasil dari
integrasi negara maju dengan negara yang kurang maju melalui investasi langsung
asing, pengurangan batasan perdagangan, reformasi ekonomi,
dan imigrasi dengan memegang prinsip saling menguntungkan. Dengan kata lain,
Negara-negara di dunia mencoba memenuhi kebutuhan nasionalnya melalui
interaksi ekonomi yang terinterasi di seluruh dunia, dan fenomena globalisasi
seketika menjadi rute yang sangat menjanjikan. Globalisasi perekonomian

2
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,
barang dan jasa. Sehingga, ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu
negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat.

Namun seperti halnya koin, segala hal yang ada atau terjadi di dunia ini
pasti memiliki dua sisi yang berbeda. Termasuk juga pengaruh globalisasi yang
memiliki sisi manfaat dan maslahat. Terlebih pada bidang ekonomi yang notabene
terdapat paham untung-rugi di dalamnya. Menurut esensinya memang globalisasi
membawa dampak yang baik bagi perekonomian dunia. misal terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan produk yang tidak dapat diciptakan atau
dikembangkan di negaranya, terbukanya pasar dunia yang membuka kesempatan
pula bagi masyarakat nasional untuk melebarkan sayap produksi ke dunia
internasional, kegiatan pariwisata, investasi dan industri asing yang meningkat
sehingga melahirkan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal dan lain
sebagainya. Namun kita juga perlu membuka mata lebar-lebar dalam meninjau
dampak dari globalisasi di bidang ekonomi. Bila ditinjau secara empiris, tampak
bahwa globalisasi juga membawa pengaruh yang kurang baik terhadap dinamisme
ekonomi. misal masuknya tenaga asing yang membuat persaingan semakin ketat,
bahkan tidak jarang mengurangi kesempatan bagi warga asal. Kemudian
hilangnya kecintaan terahadap produk dalam negeri, yang berujung pada matinya
produk lokal di pasaran karena kalah bersaing dengan produk impor. Selain itu
juga, mengakarnya budaya konsumtif di masyarakat dan masih banyak lagi.

C. ALASAN
Di zaman dewasa ini, globalisasi telah menjelajahi seluruh dunia. Tidak
terkecuali Indonesia. Di Indonesia sendiri, globalisasi telah merambah diberbagai
bidang diantaranya ideologi negara, identitas nasional, politik, ekomomi, sosial,
budaya, teknologi, pendidikan dan bidang-bidang lainnya.
Secara keseluruhan globalisasi memiliki dampak positif dan negatif.
Dibidang ekonomi pun dampaknya terlihat sangat jelas. Banyak dampak positif
yang dapat dijadikan peluang untuk meningkatkan perekonomian. Namun, banyak
juga dampak negatif yang dapat terjadi sebagai akibat globalisasi ini. Misal
masuknya tenaga asing yang membuat persaingan semakin ketat, bahkan tidak
jarang mengurangi kesempatan bagi warga asal. Kemudian hilangnya kecintaan
terahadap produk dalam negeri, yang berujung pada matinya produk lokal di
pasaran karena kalah bersaing dengan produk impor. Nilai tukar rupiah yang
semakin melemah atau mengalami fluktuasi (tidak stabil) karena tidak mampu
bersaing dengan produk luar, sehingga belum mampu melakukan eksport dan
hanya bergantung pada produk-produk import. Hal ini sangat berbahaya dalam
sektor perekonomian yang dapat menyebabkan krisis ekonomi. Selain itu juga,

3
mengakarnya budaya konsumtif di masyarakat dan masih banyak lagi. Maka dari
itu, dirasa penting untuk dilakukan kajian terkait esensi dan implikasi seutuhnya
dari globalisasi serta dampak-dampak yang ditimbulkan pada bidang ekonomi.
Selain untuk menambah wawasan, upaya ini diharapkan dapat mengarahkan cara
pandang yang objektif terkait pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi. hal
tersebutlah yang menjadi alasan fundamental disusunnya makalah yang berjudul
“Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Alasan Terjadinya Krisis Ekonomi di Indonesia”.

BAB II

PERMASALAHAN

4
Dengan adanya perdagangan internasional (era globalisasi) inilah maka
akan dijumpai masalah baru yakni perbedaan mata uang yang digunakan oleh
negara-negara yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan mata uang yang
digunakan baik di Negara yang menjadi pengimpor maupun pengekspor maka
menimbulkan suatu perbedaan nilai tukar mata uang (kurs), oleh karena itu
diperlukan penukaran mata uang antar negara. Perbedaan nilai tukar mata uang
suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan
penawaran mata uang tersebut (Levi, 1996:129). Kurs merupakan salah satu harga
yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, mengingat pengaruhnya yang
besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro
ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi
perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil
menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik
atau stabil (Salvator, 1997: 10).

Sedangkan di Indonesia sendiri pertumbuhan nilai mata uang mengalami


fluktuasi. Ada kalanya perbedaan nilai tukar mata uang (kurs) Indonesia
mengalami peningkatan, dan ada kalanya mengalami penurunan drastis hingga
menembus Rp 15.000,00 per 1 USD. Jika rupiah terhadap dollar Amerika, terus
melemah maka akan menimbulkan masalah-masalah baru, diantaranya yaitu :
Pertumbuhan ekonomi melambat. Pemutusan hubungan kerja (PHK) meninggkat,
PHK terjadi pada industri yang menggantungan bahan baku dari import.
Penangguran meningkat. Kemiskinan meningkat, secara otomatis jika harga-harga
sembako meningkat dan penghasilan mereka tetap. Daya beli juga menurun
seiring meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.
Dambak spiral selanjutnya adalah menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Gizi masyarakat menurun. Angka putus sekolah meningkat terutama bagi mereka
yang sekolah di swasta dan sedang kuliah di perguruan tinggi. Dan tingkat depresi
yang akan dialami masyarakat akan meningkat.

Salah satu masalah atau dampak dari globalisasi, yaitu fluktuasi nilai tukar
rupiah. Karena ketidakmampuan Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan
nilai tukar mata uang (kurs) rupiah, akan menimbulkan krisis ekonomi di
Indonesia. Dengan adanya krisis ekonomi akan menyebabkan berbagai masalah
baru yang menyertainya. Dan bahkan akan semakin membuat Indonesia terpuruk.

5
BAB III

PEMBAHASAN

Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya system


perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka
inilah yang membawa suatu dampak ekonomis yaitu terjadinya perdagangan
internasional antar negara-negara di dunia. Keterbukaan secara ekonomi dan
finansial merupakan salah satu syarat agar suatu bangsa dapat berkembang dan
bersaing di era globalisasi. Interaksi antar negara ini melalui perdagangan
internasional dalam bentuk barang dan jasa yang sudah ada sejak dulu karena
menguntungkan suatu perekonomian melalui spesialisasi yang menghasilkan
beberapa macam keunggulan antara lain, keunggulan absolut, (absolute
advantage), keunggulan kompetitif (competitiveness advantage), dan keunggulan
komparatif (comparative advantage). Perkembangan interaksi global ini dapat
dilihat dari lalu lintas modal dan volume transaksi internasional yang semakin
meningkat karena liberalisasi finansial dan peningkatan teknologi Negara-negara
di dunia.

Indonesia sendiri merupakan negara terbuka, yang dikenal sebagai small


open economy. Pengertian ini sesuai kajian yang dilakukan oleh Siregar dan Ward
(2002) serta Siswanto, et al (2001) yang menunjukkan bahwa perekonomian
Indonesia merupakan perekonomian terbuka dan kecil. Sebagai suatu negara
terbuka, Indonesia sangat tergantung pada berbagai faktor baik yang berasal dari
dalam negeri maupun luar negeri. Kompleksnya keterkaitan ini, menyulitkan bagi
pengambil kebijakan dalam menentukan keputusan ekonominya, terutama bagi
otoritas moneter.

Dengan adanya perdagangan internasional inilah maka akan dijumpai


masalah baru yakni perbedaan mata uang yang digunakan oleh negara-negara
yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan mata uang yang digunakan baik di
negara yang menjadi pengimpor maupun pengekspor maka menimbulkan suatu
perbedaan nilai tukar mata uang (kurs), oleh karena itu diperlukan penukaran mata
uang antar negara. Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada
prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang
tersebut (Levi, 1996:129). Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting
dalam perekonomian terbuka, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca
transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs
dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.
Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut
memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator, 1997: 10).

6
Nilai tukar merupakan salah satu variabel ekonomi yang memiliki peran
yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbedaan nilai tukar
mata uang suatu negara (kurs) dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi
perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil
menunjukkan bahwa perekonomian suatu negara dalam keadaan yang baik.
Sebaliknya, kondisi nilai tukar yang buruk akan berbahaya bagi perekonomian
dan bahkan dapat menimbulkan krisis, seperti yang dialami oleh Indonesia pada
Agustus 1997. Hal ini merupakan suatu fenomena yang dapat dijadikan contoh
bagaimana krisis pada sektor keuangan dapat menjadi pemicu krisis ekonomi.
Pada tahun 1997, akibat terintegrasinya pasar finansial Indonesia terhadap negara-
negara ASEAN terutama Thailand menyebabkan Indonesia mengalami krisis
perekonomian yang memuncak menjadi krisis multidimensi. Hal ini bermula dari
jatuhnya pasar finansial Thailand yang menyebabkan nilai tukar Bath bergejolak,
dan akhirnya nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga mencapai kisaran Rp
15.000,00 /US$ dari periode sebelumnya yang hanya sekitar Rp 2.500,00/US$.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang semula sekitar 7-9%, pada
tahun 1997-1998 menurun drastis, bahkan mencapai -13,1%.

Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1990-an ini memicu terjadinya
perubahan sistem nilai tukar yang dianut oleh banyak negara yang sebelumnya
menganut sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate system) atau sistem nilai
tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate system) menjadi
sistem nilai tukar mengambang (free floating exchange rate system). Menurut
Krugman dan Obstfeld (2000) alasannya adalah agar bank sentral dapat lebih
independen dalam melaksanakan kebijakan moneternya.

Perubahan sistem nilai tukar juga terjadi di Indonesia. Sejak tahun 1978
sistem nilai tukar Indonesia bergerak semakin fleksibel dengan kisaran intervensi
yang semakin diperlebar sehingga akhirnya sistem tersebut dihapus pada tanggal
14 Agustus 1997, dan akhirnya menganut sistem nilai tukar mengambang bebas
(free floating exchange rate system).

7
Pergerakan nilai tukar rupiah pada periode sistem nilai tukar mengambang
terkendali dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini

Gambar 1.1 Nilai Tukar Rupiah per USD Periode Q1 1990 – Q3 1997
Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Dari gambar 1.1 di atas terlihat bahwa pada saat diberlakukannya sistem
nilai tukar mengambang terkendali ini, nilai tukar Indonesia relatif stabil. Namun
sejak pertengahan tahun 1997 diwarnai dengan gejolak yang sangat tajam dan
disertai dengan tekanan depresiasi yang kuat.

Pada periode mulai diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang


(floating exchange rate system), gejolak nilai tukar masih ditandai dengan
fluktuasi yang sangat tajam akibat krisis yang bermula dari krisis di Thailand.
Gejolak nilai tukar pada saat krisis dapat terlihat pada gambar 1.2 di bawah ini.
Namun setelah krisis terlihat bahwa nilai tukar mulai menguat kembali secara
berangsur-angsur namun kondisinya masih rawan terhadap berbagai sentimen
negatif di pasar.

8
Gambar 1.2 Nilai Tukar Rupiah per USD Periode Q4 1997 – Q4 2009
Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Fluktuasi nilai tukar bagi sebagian orang dianggap sebagai salah satu
penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Ketidakstabilan nilai tukar ini
mempengaruhi arus modal atau investasi dan perdagangan internasional.
Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri mengalami
dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari melonjaknya biaya
produksi sehingga menyebabkan harga barang-barang milik Indonesia mengalami
peningkatan. Dengan melemahnya kurs rupiah menyebabkan perekonomian
Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan kepercayaan terhadap
mata uang dalam negeri. Mengingat besarnya dampak dari fluktuasi kurs terhadap
perekonomian ini maka jelas diperlukan suatu manajemen kurs yang baik
sehingga kurs menjadi stabil dan fluktuasinya dapat diprediksi, sehingga pasar
maupun otoritas moneter mampu melakukan langkah-langkah antisipasif
meredam dampak negatif berfluktuasinya kurs terhadap perekonomian sehingga
perekonomian dapat tetap berjalan dengan stabil, sehingga jika terjadi kegagalan
pada manajemen kurs maka hal tersebut merupakan gangguan terhadap
ketidakstabilan perekonomian yang akan berdampak luas kepada proses
pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

9
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya system
perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka
inilah yang membawa suatu dampak ekonomis yaitu terjadinya perdagangan
internasional antar negara-negara di dunia. Dengan adanya perdagangan
internasional inilah maka akan dijumpai masalah baru yakni perbedaan mata uang
yang digunakan oleh negara-negara yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan
mata uang yang digunakan baik di negara yang menjadi pengimpor maupun
pengekspor maka menimbulkan suatu perbedaan nilai tukar mata uang (kurs),
oleh karena itu diperlukan penukaran mata uang antar negara. Perbedaan nilai
tukar mata uang suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya
permintaan dan penawaran mata uang tersebut (Levi, 1996:129).

Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) dapat dijadikan alat
untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata
uang yang stabil menunjukkan bahwa perekonomian suatu negara dalam keadaan
yang baik. Sebaliknya, kondisi nilai tukar yang buruk akan berbahaya bagi
perekonomian dan bahkan dapat menimbulkan krisis.

Fluktuasi nilai tukar bagi sebagian orang dianggap sebagai salah satu
penyebab terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Ketidakstabilan nilai tukar ini
mempengaruhi arus modal atau investasi dan perdagangan internasional.
Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri mengalami
dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari melonjaknya biaya
produksi sehingga menyebabkan harga barang-barang milik Indonesia mengalami
peningkatan. Dengan melemahnya kurs rupiah menyebabkan perekonomian
Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan kepercayaan terhadap
mata uang dalam negeri.

Mengingat besarnya dampak dari fluktuasi kurs terhadap perekonomian ini


maka jelas diperlukan suatu manajemen kurs yang baik sehingga kurs menjadi
stabil dan fluktuasinya dapat diprediksi, sehingga pasar maupun otoritas moneter
mampu melakukan langkah-langkah antisipasif meredam dampak negatif
berfluktuasinya kurs terhadap perekonomian sehingga perekonomian dapat tetap
berjalan dengan stabil, sehingga jika terjadi kegagalan pada manajemen kurs maka
hal tersebut merupakan gangguan terhadap ketidakstabilan perekonomian yang
akan berdampak luas kepada proses pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

10
B. SARAN
Saran yang dapat saya ajukan dalam makalah ini gunakanlah makalah ini
sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan/pemahaman dan bisa menjadi
bahan pelajaran bagi mahasiswa mengenai Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
AlasanTerjadinya Krisis Ekonomi Di Indonesia, Pengaruh Globalisasi Terhadap
Identitas Nasional Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alicezah. 2008. Globalisasi dan Identitas Nasional. Tersedia pada :


https://alicezah.files.wordpress.com/2008/06/globalisasi.pdf. diakses pada
02 Desember 2016
Milasari, Agnes sedianan. 2010. Analisis Dampak Globalisasi. Tersedia pada :
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131335-T%2027616-Analisis
%20dampak-Pendahuluan.pdf. diakses pada tanggal 03 Desember 2016
Pasaribu, Rowland B.F. 2015. Globalisasi Dan Pembangunan Ekonomi Indonesia.
Tersedia pada:
http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35470/ekba
ng_globalisasi-dan-pembangunan-ekonomi-indonesia.pdf. diakses pada
tanggal 30 November 2016.
Sukirno. 2013. APEC: Harapan dan Tantangan Ekonomi Indonesia. Tersedia
pada:http://koran.bisnis.com/read/20130613/251/144600/apec-harapan-dan-
tantangan-ekonomi-indonesia. diakses pada tanggal 01 Desember 2016.
Wikipedia.org. Globalisasi Ekonomi. Tersedia pada
https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diakses pada tanggal 30
November 2016.
Wiyarno. 2015. Dampak Globalisasi Dibidang Ekonomi. Tersedia pada:
http://ejournal.narotama.ac.id/files/pengaruh_globalisasi_ekonomi.pdf.
diakses pada tanggal 04 Desember 2016

12

Anda mungkin juga menyukai