Anda di halaman 1dari 2

Dalam setengah abad terakhir telah terjadi perubahan-perubahan besar dalam aspek-aspek

kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, moralitas, intelektualitas, keagamaan, dan lain-lain
diseluruh dunia. Bersaman dengan perubahan-perubahan itu, berlangsung juga revolusi
biomedis, yaitu kemajuan-kemajuan luar biasa dalam ilmu-ilmu biologi, ilmu dan teknologi
kedoteran, teknologi alat-alat medis, bioteknologi medis, dan penerapan semua itu dalam
pelayanan kesehatan masyarakat 005:201)

Beberapa institusi merasa tergugah untuk mengikut sertakan etika dalam menilai masalah-
masalah yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi khususnya bidang kedokteran dan biologi.
Institusi yang pertama kali didirikan oleh filsuf Amerika, Daniel Callahan, bersama seorang
psikeater, Willard Gaying, pada tahun 1969 dengan nama Institute of Society, Ethics and the Life
Sciences
F. Abel mengusulkan defenisi dari bioetika adalah studi interdispliner tentang problem-problem
yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran yang berdampak
kepada msayarakat luas kini dan di masa yang akan datang (terjemahan Bertens). Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan prestasi terbesar yang dihasilkan manusia sepanjang
sejarah. Yang menjadi pertanyaan, apakah setiap hal yang bisa dilakukan manusia (berkat
kemajuan teknologi) pada kenyataan boleh dilakukan juga. Apakah kita boleh mempraktekkan
fertilisasi in vitro (atau, popupernya, bayi tabung), melakukan transpalasi organ tubuh dan
seterusnya.
Kegiatan-kegiatan bioteknologi modern telah banyak memberikan manfaat bagi
kemanusiaan. Satu contoh lagi di bidang kedokteran adalah: dengan teknik biologi molekuler,
telah dikembangkan analisis genetik untuk mendeteksi dini penyakit-penyakit kelainan gen,
sehingga dapat dilakukan pengobatan lebih awal; ini merupakan perkembangan yang
menjanjikan di bidang kedokteran/kesehatan. Kemajuan ilmu pengetahuan menuntut diadakan
eksperimen-eksperimen baru. Tetapi apakah batas-batas etis untuk eksperimen semacam itu?
Sampai di mana hak-hak manusia yang terlibat dalam eksperimen harus dilindungi? Sampai
batas mana boleh diadakan eksperimen dengan embrio manusia atau dengan sperma dan sel telur
manusia? Problem-problem lebih besar lagi muncul berkaitan dengan rekayasa genetik. Gen-gen
dapat dimanipulasi, pada tahap tumbuhan, binatang, maupun manusia. Bagaimana pun ilmu
pengetahuan sebagai ciptaan manusia yang tidak akan lepas dari tanggung jawab manusia itu
sendiri (Samsi Jacobalis, 2005:199) .
Kata etika tidak hanya terdengar dalam ruang kuliah saja tetapi kalangan
intelektual pun sering disinggung tentang etika. Istilah “etika” pun berasal dari bahasa Yunani
kuno. Kata Yunani “ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: kebiasaan, adat,
watak, perasaan, sikap cara berpikir. Dalam bentuk jamak “ta etha” artinya: adat kebiasaan.
Istilah etika yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles 9384-322 SM) sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral, maka etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan ( K.Bertens, 2011:4).
Etika adalah cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode pada tugas manusia
untuk menemukan nilai-nilai moral atau menerjemahkan nilai-nilai itu ke dalam norma-norma
(etika dasar) dan menerapkan nya pada situasi kehidupan konkret (Guido Maertens,1990:1).
Dalam Wikipedia juga dikemukakan bahwa terdapat tiga etika dalam bioetika, yaitu: “1) Etika
sebagai nilai-nilai dan asas-asas moral yang dipakai seseorang atau suatu kelompok sebagai
pengangan bagi tingkah laku; 2) Etika sebagai kumpulan asas dan nilai yang berkenaan dengan
moralitas, contohnya: kode etik kedokteran, kode atik rumah sakit; 3) Etika sebagai ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dari sudut norma dan nilai moral”.

Anda mungkin juga menyukai