Anda di halaman 1dari 7

Pemodelan Simulsi

Simulasi merupakan teknik penyelesaian persoalan sistem ril dengan cara pengoperasian
sistem imitasi untuk memperoleh data output operasi yang menunjukkan karakteristik operasional
sistem sebagai bahan yang berguna pada penyusunan solusi persoalan. Simulasi dapat
didefinisikan sebagai pengimitasian proses dan kejadian ril. Imitasi dalam rangka penelitian,
penyelidikan ataupun pengujian bersifat terbatas dan terfokus pada suatu aktivitas atau operasi
tertentu dengan maksud untuk mengetahui karakteristik, keadaan dan hal-hal lainnya yang
berkaitan dengan kehadiran dan keberadaan dari aktivitas dan peristiwa dalam bentuk ril
(Napitulu: 2009).

Imitasi pada simulasi tidak menghasilkan sistem atau objek yang sama dan tidak bertujuan
untuk menggandakan sistem atau objek. Imitasi pada simulasi bertujuan untuk menghadirkan
sistem nyata dalam bentuk maya melalui penggunaan tiruan dari komponen-komponen dan
strukturnya yang titunjukan pada Gambar 2.1.

Gambar 1.1 Imitasi Sistem (Napitulu: 2009)

Pada penyelesaian suatu persoalan, simulasi sebagai imitasi dari proses nyata dalam bentuk
pengolahan data input tiruan dapat diterapkan untuk memperoleh data output sebagai hasil analisis
dan evaluasi. Proses pengolahan data dapat dirancang sedemikian rupa dalam bentuk program
komputer sebagai prosedur khusus pengoperasian sistem sesuai dengan model analisis dan
evaluasi yang diperlukan pada penyelesaian persoalan.
Pemodelan simulasi adalah paradigm atau pola pikir untuk menganalisis sistem yang
komplek. Paradigma ini menciptakan representasi yang sederhana dari sistem yang diteliti.
Paradigma ini kemudian diteruskan dengan melakukan percobaan atau eksperiman pada sistem
dipandu oleh tujuan yang telah ditentukan, seperti perbaikan dalam perancangan sistem, analisis
cost-benefit sensitivitas dalam merancang parameter dan sebagainya. Percobaan ini terdiri dari
membangkitkan riwayat sistem, dan mengamati perilaku sistem dari waktu ke waktu serta statistik
dari sistem tersebut (Altiok: 2009)

Simulasi adalah salah satu alat yang dipakai dalam mempelajari atau menganalisis operasi
dalam sistem atau proses. Komponen-komponen dalam simulasi dijelaskan sebagai berikut:
1. Sistem adalah kumpulan dari objek dari entitas yang terintergrasi dan saling beraksi, dan
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan akhir tertentu secara logis.
2. State (keadaan sistem) adalah Sekumpulan variabel untuk menyatakan keadaan sistem
pada waktu tertentu, relatif terhadap objek yang dipelajari.
3. Event adalah Suatu kejadian yang dapat mengubah keadaan dari sebuah sistem.
4. Model adalah suatu pengajian abstrak dari suatu sistem atau objek-objek dengan
mengambil bentuk matematika atau biasanya mengandung hubungan-hubungan yang logis
yang menjelaskan sistem suatu keadaan ,entitas dan parameter.

Pada dasarnya model simulasi dikelompokkan dalam tiga dimensi yaitu [Law and Kelton,
1991] :
1. Model Simulasi Statis dengan Model Simulasi Dinamis.
Model simulasi statis digunakan untuk mempresentasikan sistem pada saat tertentu atau
sistem yang tidak terpengaruh oleh perubahan waktu. Sedangkan model simulasi dinamis
digunakan jika sistem yang dikaji dipengaruhi oleh perubahan waktu.
2. Model Simulasi Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik.
Jika model simulasi yang akan dibentuk tidak mengandung variabel yang bersifat random,
maka model simulasi tersebut dikatakan sebagi simulasi deterministik. Pada umumnya
sistem yang dimodelkan dalam simulasi mengandung beberapa input yang bersifat random,
maka pada sistem seperti ini model simulasi yang dibangun disebut model simulasi
stokastik.
3. Model simulasi Kontinu dengan Model Simulasi Diskret.
Untuk mengelompokkan suatu model simulasi apakah diskret atau kontinyu, sangat
ditentukan oleh sistem yang dikaji. Suatu sistem dikatakan diskret jika variabel sistem yang
mencerminkan status sistem berubah pada titik waktu tertentu, sedangkan sistem dikatakan
kontinyu jika perubahan variabel sistem berlangsung secara berkelanjutan seiring dengan
perubahan waktu.

Tahapan Perancangan Pemodelan Simulasi

Simulasi terdiri dari tahapan-tahapan dalam bagian-bagian atau kelompok tahapan sebagai
berikut (Napitulu: 2009):
1. Pengamatan sistem ril dalam rangka analisis dan pemodelan sistem, pengumpulan data
operasi dan analisis data observasi
2. Penyusunan program ataupun worksheet aplikasi simulasi dan pengadaan data input tiruan
yang sesuai
3. Pengoperasian sistem maya, verifikasi model-model simulasi, dan validasi hasil simulasi.
Tahapan-tahapan simulasi disajikan pada Gambar 2.1 (Napitulu: 2009):
Gambar 2.2 Tahapan Simulasi

Langkah-langkah dalam percangan pemodelan simulasi terdiri dari analisis masalah dan
pengumpulan informasi, pengumpulan data, konstruksi model, verifikasi model, validasi model,
perancangan dan percobaan simulasi, output analysis dan final recommendation (Altiok: 2009).
1. Analisis Masalah dan Pengumpulan Informasi
Langkah pertama dalam merancang model simulasi yaitu dengan menganalisis masalah itu
sendiri. Analisis pertama dilakukan untuk mengumpulkan informasi structural yang
berkenaan dengan masalah dan merepresentasikannya dengan baik. Kegiatan ini meliputi
identifikasi parameter dari input, ukuran kinerja, hubungan antara parameter dan variable,
aturan yang mengatur operasi dari komponen sistem dan sebagainya. Informasi ini
kemudian direpresentasikan dalam diagram alur logika (logic flow diagrams) pohon hirarki
(hierarchy trees), narasi atau cara lain yang dianggap mudah untuk merepresentasikannya.
Setelah mengumpulkan informasi yang cukup tentang sistem, masalah dapat dianalisis dan
solusi dapat dipetakan.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperlukan untuk mengestimasi atau memperkirakan parameter
masukan (input) dari model. Analis dapat merumuskan asumsi dari distribusi variabel acak
dalam model. Bila terdapat kekurangan data, masih memungkinkan untuk menandakan
rentang parameter, dan mensimulasikan model untuk semua atau beberapa parameter input
dalam rentang tersebut . Seperti yang akan dibahas dalam butir 5 , pengumpulan data juga
diperlukan untuk validasi model.
3. Mengkonstruksi Model
Setelah masalah dipelajari sepenuhnya dan data yang diperlukan terkumpul, analis dapat
dilanjutkan untuk mengkonstruksi atau membangun model dan menerapkannya dalam
program komputer. Bahasa komputer yang dapat digunakan yaitu Bahasa pemograman
yang umum digunakan, seperti C ++, Visual Basic dan FORTRAN atau dapat
menggunakan bahasa pemograman khusus dalam simulasi, seperti Arena, Promodel dan
GPSS.
4. Verifikasi Model
Tujuan dari verifikasi model adalah untuk memastikan bahwa model tersebut dikonstruksi
dengan benar. Selain itu, verifikasi memastikan bahwa model telah sesuai dengan
spesifikasi dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Verifikasi model sebagian
besar dilakukan dengan inspeksi dengan cara membandingkan kode model dengan
spesifikasi model. Setiap perbedaan yang ditemukan diselesaikan dengan memodifikasi
baik kode atau spesifikasi dari model.
5. Validasi Model
Validasi model menguji kesesuaian atau kecocokan antara model dengan data empiris
(pengukuran sistem pada keadaan nyata yang dimodelkan. Model yang cocok berarti
bahwa ukuran kinerja dan prediksi oleh model cocok atau dapat disetujui dengan hasil
observasi pada sistem keadaan nyata. Setiap perbedaan yang signifikan antara model dan
sistem pada keadaan nyata akan menunjukkan bahwa model yang diusulkan tidak memadai
dalam mencapai tujuan, dalam hal ini modifikasi dapat dilakukan. Dalam praktiknya, siklus
yang umumnya dilakukan yaitu melakukan konstruksi model, verifikasi, validasi dan
modifikasi
6. Perancangan dan Pengadaan Percobaan Simulasi
Setelah model ditetapkan valid, dapat dilanjutkan dengan merancang dan menjalankan
suatu percobaan simulasi untuk memperkirakaan kinerja model dan mendapatkan
pemecahkan masalah dari proyek yang dikerjakan. Sejumlah skenario simulasi dapat
dipilih dan simulasi kemudian dijalankan. Untuk mendapatkan hasil statistik yang
memadai dari ukuran kinerja pada skenario simulasi, masing-masing skenario dilakukan
replikasi dan hasilnya dirata-ratakan untuk mengurangi variabilitas statistik.
7. Analisis Keluaran (Output Analysis)
Perkiraan atau estimasi dari ukuran kinerja dilakukan dengan suatu logika yang
menyeluruh dan analisis statistik. Masalah yang sering terjadi yaitu kesalahan dalam
mengeidentifikasi rancangan yang terbaik di antara sejumlah alternatif yang adala. Suatu
analisis statistik akan menjalankan uji statistical inference untuk menentukan apakan satu
dari alternative rancangan memiliki ukuran kinerja yang unggul dan dapat dipilih sebagai
rancangan terbaik.
8. Rekomendasi Akhir
Langkah terakhir yaitu menggunakan output analysis untuk memformulasikan
rekomendasi akhir dari pokok masalah pada sistem.

Verifikasi dan Validasi Simulasi


Sistem tiruan dan program simulasi dapat digunakan apabila model sistem sesuai dengan
bentuk sistem ril, dan operasi maya sesuai dengan operasi ril. Untuk itu verifikasi model sistem
perlu dilakukan sebelum uji coba penggunaan program simulasi. Verifikasi model sistem
dilakukan berdasarkan pengecekan kesesuaian model dengan keadaan ril, terutama dalam hal
jumlah dan jenis komponen, bentuk hubungan interaksi antar komponen, serta input-output proses
dalam operasi sistem. Ketidaksesuaian umumnya mengakibatkan penyimpangan hasil simulasi
terhadap hasil yang seharusnya. Ketidaksesuaian model dapat terjadi dalam berbagai hal yang
disebutkan di atas. Ketidaksesuaian misalnya terdapat pada komponen-komponen sistem maya
yang tidak tepat mewakili komponen-komponen sistem ril dengan prosedur yang tidak efektip
mengintegrasikan semua komponen-komponen sistem sehingga mengakibatkan adanya perbedaan
antara operasi sistem maya dengan operasi sistem ril.
Selanjutnya prosedur pengoperasian sistem maya juga perlu divalidasi karena model
operasi yang digunakan pada sistem maya kemungkinan tidak sesuai dengan bentuk operasi pada
sistem ril. Model operasi sistem maya yang berbeda dengan bentuk operasi ril jelas tidak berlaku
mewakili sistem ril. Model operasi sistem maya tidak valid jika uji coba simulasi memberikan
hasil yang berbeda dibandingkan dengan hasil operasi sistem ril. Prosedur pengoperasian sistem
yang disusun berdasarkan model operasi sistem yang lolos verifikasi juga perlu divalidasi.
Prosedur dalam bentuk program komputer perlu divalidasi sebelum digunakan pada
pensimulasian. Validasi program simulasi dapat dilakukan berdasarkan hasil pengecekan
kesamaan antara hasil simulasi dengan hasil operasi ril atas penggunaan data input yang sama. Jika
pengujian ini menunjukkan bahwa hasil simulasi tidak sesuai dengan hasil operasi sistem ril maka
program simulasi yang digunakan dianggap tidak berlaku syah dan tidak dapat digunakan pada
pensimulasian. Program simulasi yang valid berdasarkan hasil pengujian dan pembuktian
merupakan jaminan untuk penerimaan hasil simulasi atas penggunaan model sistem dan model
operasi yang sama. Berdasarkan validasi ini, model sistem dan program simulasi yang
disempurnakan selanjutnya dapat digunakan pada pensimulasian dengan penggunaan data input
tiruan yang bervariasi, baik untuk penyelesaian persoalan pengelolaan sistem maupun dalam
rangka pengembangan sistem.

Anda mungkin juga menyukai