Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK PEMBIBITAN SAMBILOTO UNTUK MENGHASILKAN

BIBIT YANG STANDAR

Sunardi1

T anaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees)


atau king bitter (the Creat) termasuk ke dalam divisi
Spermathophita, kelas Dicotyledoneae, subkelas Gamopitalae,
banyak, padahal perkecambahan sambiloto tidak seragam.
Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan percobaan
teknik penyemaian sambiloto untuk mendapatkan bibit yang
ordo Personanes, famili Acanthoidae, genus Andrographis, seragam dalam jumlah banyak.
spesies Andrographis paniculata. Tanaman ini terutama
menyebar di Malaysia dan Indonesia (Burkill 1935).
BAHAN DAN METODE.
Sambiloto merupakan salah satu tanaman yang telah
lama digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cimanggu,
Sambiloto terbukti berkhasiat untuk mencegah maupun Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor, Jawa
mengobati beberapa penyakit, seperti tifus, diabetes, radang Barat pada bulan Februari 2007. Lokasi percobaan berada
telinga, radang tenggorokan, amandel, gatal-gatal, kudis, pada ketinggian 240 m dpl. Bahan yang digunakan adalah
sinusitis, dan desentri. Selain berkhasiat obat, sambiloto juga benih sambiloto aksesi Cl, C2, BL, KR, dan Sk, pupuk
bermanfaat sebagai penambah nafsu makan (Winarto 2003). kandang sapi, dan pestisida. Alat yang digunakan adalah
Sambiloto mengandung andrograpolid, deoksiandro- cangkul, sabit, gergaji kayu, embrat/gembor, bambu, ember
grapolid, dan neograpolid pada seluruh bagian tanaman. plastik, ayakan tanah, pulpen, dan penggaris.
Namun, bagian tanaman yang paling banyak mengandung
andrograpolid adalah daun (sekitar 1%). Andrograpolid Penyemaian
merupakan diterpenelaktode yang digunakan dalam membuat
obat (Herbalnet 2004). Kandungan komponen aktif pada Percobaan terdiri atas dua perlakuan atau metode penyemai-
sambiloto dipengaruhi oleh mutu simplisia, karakter genetik an, yaitu: (1) tanah dan pupuk kandang sapi disusun berlapis
(varietas), cara budi daya (kondisi lahan, tinggi tempat), dan dan menggunakan naungan paranet 55% (metode 1), (2)
penanganan pascapanen (Bermawie et al. 2002; Vijesekera tanah dan pupuk kandang sapi dicampur dan tanpa naungan
1991). paranet 55% (metode 2).
Kandungan senyawa fitokimia pada batang sambiloto
lebih rendah dibanding pada daun, namun masih memenuhi Penyemaian dengan Metode 1
standar mutu yang ditetapkan Materia Medika Indonesia
(MMI). Oleh karena itu, seluruh bagian tanaman (batang, Tanah bagian atas dibersihkan dari rumput dan gulma lain-
daun, dan buah) dapat digunakan sebagai simplisia. nya dengan sabit, lalu digarpu atau dicangkul sedalam 30 cm.
Selanjutnya, tanah diayak untuk mendapatkan tanah yang
Kebutuhan sambiloto untuk industri obat tradisional di
halus dan gembur, terpisah dari kerikil atau akar tanaman
Indonesia mencapai 33,47 ton simplisia kering atau setara
lainnya. Tanah hasil ayakan lalu diangkut dengan ember
dengan 709,60 ton terna basah per tahun. Penggunaan
plastik ke tempat bak persemaian. Pupuk kandang sapi atau
terbesar terdapat di Jawa Tengah (523,93 ton), disusul Jawa
kompos yang digunakan adalah yang telah masak. Pupuk
Timur, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali
kandang dihaluskan dan diayak.
(Kemala et al. 2003).
Bak yang digunakan untuk penyemaian dibersihkan dari
Tanaman sambiloto diperbanyak secara vegetatif de-
tanah maupun tanaman sebelumnya, lalu diisi dengan tanah
ngan setek pucuk, dan secara generatif dengan biji. Untuk
yang baru, kemudian diratakan setebal 5 cm. Di atas tanah
pembudidayaan sambiloto dalam skala besar diperlukan
dilapisi dengan pupuk kandang sapi yang telah dihaluskan
penyediaan bibit yang seragam dan dalam jumlah yang
setebal 2 cm kemudian disekat-sekat dengan bambu menjadi
lima sesuai dengan jumlah aksesi benih sambiloto yang akan
1
Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Balai Penelitian Tanaman
Obat dan Aromatik, Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111, ditanam. Media persemaian lalu disiram air dengan embrat
Telp.(0251) 321879, 327010, Faks. (0251) 327010 sampai jenuh atau hampir menggenang.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 1, 2008 37


Sebelum ditaburkan ke persemaian, benih terlebih benih telah berkecambah. Ujung akar mulai muncul pada hari
dahulu direndam dalam air selama 2 jam lalu dikeringanginkan ke-5 setelah disemai. Hal ini karena kondisi persemaian
selama 15 menit agar mudah ditebarkan dan tidak lengket optimum, yaitu media tanah di persemaian selalu lembap.
atau menggumpal. Penebaran benih dilakukan dengan hati-
Walaupun benih sudah mulai berkecambah pada minggu
hati agar benih dari satu aksesi tidak tercampur dengan
pertama, beberapa benih baru tumbuh setelah minggu ke-4
aksesi lainnya. Selanjutnya, benih ditutup atau dilapisi
atau minggu ke-5. Benih sambiloto yang baru dipanen mem-
dengan pupuk kandang sapi yang telah dihaluskan setebal
butuhkan waktu yang cukup lama (1-4 bulan setelah panen)
1 cm, lalu disiram dengan air sampai jenuh (kondisi persemai-
untuk mencapai perkecambahan 50%.
an hampir menggenang).
Penyemaian benih sambiloto dengan metode 2 me-
Pembibitan diberi naungan agar bedengan tetap teduh
nunjukkan bahwa pada minggu pertama, rata-rata benih yang
dan kelembapan udara (RH) tetap tinggi (70-90%). Bahan
tumbuh dari lima aksesi mencapai 11,14%. Jumlah benih
naungan berupa paranet berukuran 55%. Paranet dipasang
setiap aksesi adalah 1.840 butir. Benih yang tumbuh pada
miring menghadap ke timur agar sinar matahari pagi dapat
minggu ke-3 setelah disemai mencapai 75,50% (Tabel 2). Hal
masuk ke persemaian.
ini disebabkan posisi benih terlalu terbenam di dalam media,
sehingga air lambat mencapai benih. Di samping itu, benih
Penyemaian dengan Metode 2 yang telah berkecambah juga sulit menembus permukaan
tanah. Namun demikian, kedua metode penyemaian tersebut
Tanah dan pupuk kandang sapi yang telah dihaluskan mempunyai kelebihan (keuntungan) dan kekurangan
dicampur dengan perbandingan 4:1, lalu dimasukkan ke (kerugian) seperti terlihat pada Tabel 3.
dalam bak persemaian, diratakan, serta disekat-sekat dengan
belahan bambu untuk membedakan aksesi satu dengan
aksesi lainnya. Sebelum ditabur, benih terlebih dahulu di- Tabel 1. Persentase pertumbuhan benih beberapa aksesi sambiloto
rendam dalam air selama 2 jam lalu dikeringanginkan 15 dengan metode 1 umur 1-4 minggu, KP Cimanggu, Bogor,
menit. Penebaran benih dilakukan dengan hati-hati agar Februari 2007
benih aksesi satu tidak tercampur dengan aksesi lainnya. Pertumbuhan benih (%) pada minggu ke
Aksesi
Benih kemudian diaduk bersama tanah dan pupuk kandang, 1 2 3 4
lalu disiram air dengan embrat sampai jenuh (kondisi per- Cl 18,75 77,44 80,65 84,34
semaian hampir tergenang). C2 17,50 75,70 81,35 86,14
Bl 18,85 75,70 80,00 82,44
Kr 18,36 76,63 81,14 85,00
Sk 17,88 74,56 80,00 85,59
Pemeliharaan
Jumlah 91,34 380,03 403,14 423,51
Benih yang baru disemai dicukupi kebutuhan airnya agar Rata-rata 18,26 76,00 80,62 84,70
kelembapan tanah, pupuk kandang, dan kelembapan udara di Metode 1 = Tanah dan pupuk kandang sapi disusun berlapis dalam bak
persemaian diperkirakan antara 70-90%. Kondisi tanah dan persemaian dan memakai naungan paranet 55%.
lingkungan yang lembap diperlukan untuk merangsang per-
kecambahan benih yang disemai. Penyiangan dilakukan
dengan cara mencabut gulma atau memotongnya agar tidak Tabel 2. Persentase pertumbuhan benih beberapa aksesi sambiloto
dengan metode 2 umur 1-4 minggu, KP Cimanggu, Bogor,
mengganggu perakaran benih yang baru berkecambah. Jika
Februari 2007
diperlukan, dilakukan penyemprotan pestisida dengan dosis
Pertumbuhan benih (%) pada minggu ke
rendah. Aksesi
1 2 3 4
Cl 11,79 15,54 74,56 76,90
HASIL DAN PEMBAHASAN C2 10,54 16,14 75,86 77,50
BI 11,41 16,57 76,48 78,15
Kr 11,68 15,76 75,00 77,82
Penyemaian benih sambiloto dengan metode 1 menunjukkan
Sk 10,32 15,65 75,65 77,44
bahwa pada minggu pertama setelah disemai, benih sudah
Jumlah 55,74 79,66 377,55 387,81
mulai berkecambah. Peningkatan perkecambahan terbanyak
dicapai pada minggu kedua (Tabel 1). Dari 1.840 biji atau Rata-rata 11,14 15,93 75,50 77,56
Metode 2 = Tanah dan pupuk kandang sapi dicampur dengan perbandingan
setara dengan satu sendok makan benih yang disemai, 76%
4:1 dan tanpa naungan paranet 55%.

38 Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 1, 2008


Tabel 3. Keuntungan dan kerugian penyemaian benih sambiloto 3 minggu untuk mencapai tingkat pertumbuhan kecambah
dengan metode 1 dan 2, KP Cimanggu, Bogor, Februari 2007 sama.
Metode
Keuntungan Kerugian Penyemaian benih sambiloto dengan metode 1 yaitu
penyemaian
Metode 1 Benih lebih cepat Memerlukan pupuk
menggunakan media hasil ayakan tanah dan pupuk kandang
berkecambah, sehingga kandang sapi relatif sapi yang disusun berlapis. Pada penyemaian dengan metode
lebih cepat dipindahkan banyak 2, media tanah dan pupuk kandang sapi dicampur dengan
dari persemaian Perlu tambahan biaya perbandingan 4 : 1 (empat ember plastik media tanah dan satu
Kecukupan unsur hara untuk pembelian ember plastik pupuk kandang sapi). Untuk mempersingkat
terjamin paranet waktu penyemaian, metode 1 dapat menjadi pilihan.
Pemindahan bibit mudah
karena perakaran belum Penyemaian pada musim hujan sebaiknya menggunakan
menembus ke tanah, sungkup plastik yang tembus cahaya matahari atau dilaku-
sehingga tidak banyak kan di rumah kaca, untuk menghindari genangan air dan
akar yang putus atau pembusukan bibit.
rusak saat bibit dicabut

Metode 2 Tidak banyak memerlukan Kecambah benih


pupuk kandang sapi tumbuh lebih lambat DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada biaya tambahan Akar bibit sering patah
untuk pembelian paranet saat dicabut dari Bermawie, N. M. Januwati, and Soediarto. 2002. Conservation and
persemaian, karena cultivation of herbal and medicinal plants. A Country Report
perakaran sudah on Workshop on the Conservation of Herbal and Medicinal
menembus tanah Plants. Bogor, Indonesia, 12-13 December 2002. 8 pp.
sehingga tanaman
sering layu atau
Burkill, I.H. 1935. A Dictionary of the Economic Products of the
tercekam (stres)
Malay Peninsula. Vol. 1. Univ. Press. Oxford, London.

Metode 1 = Tanah dan pupuk kandang sapi disusun berlapis dalam bak Http://www. Herbalnet. Medicinal. Plants. html. Andrographis
persemaian dan memakai naungan paranet 55%. paniculata. 19 September 2004.
Metode 2 = Tanah dan pupuk kandang sapi dicampur dengan perbandingan Kemala, S., Sudiarto, R. Pribadi, J.T. Yuwono, M. Yusron, L.
4:1 dan tanpa naungan paranet 55%. Mauludi, M. Raharjo, B. Waskito, dan H. Nurhayati. 2003.
Serapan, Pasokan dan Pemanfaatan Tanaman Obat di
Indonesia. Laporan Akhir Bagian Proyek Pengkajian Teknologi
Pertanian Partisipatif, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
KESIMPULAN DAN SARAN Obat, Bogor.
Vijesekera, R.O.B. 1991. Plant Derived Medicine and Their Role
Penyemaian benih sambiloto dengan metode 1 menunjukkan in Global Health in the Medicinal Plant Industry. CRC Press,
pertumbuhan yang lebih cepat dibanding metode 2. Pada Florida. p. 1-8.
metode 1, pertumbuhan kecambah selama 2 minggu sudah Winarto, W.P. 2003. Sambiloto: Budi Daya dan Pemanfaatan untuk
mencapai > 50%, sedangkan pada metode 2 diperlukan waktu Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 1, 2008 39

Anda mungkin juga menyukai