517-Article Text-990-1-10-20120823 PDF
517-Article Text-990-1-10-20120823 PDF
Daftar Isi
Sifat Kimia Tanah Ultisol dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L) Merril)
Akibat Perbedaan Waktu Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Ermadani 01 - 08
Analisis Kebijakan Perubahan Tarif Puskesmas di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Propinsi Jambi
Dwi Noerjoedianto 09 - 16
Sifat Kimia dan Fisika Kerupuk Opak dengan Penambahan Daging Ikan
Gabus (Ophiocephalus striatus)
Hajar Setyaji, Viny Suwita, dan A. Rahimsyah 17 - 22
Identifikasi Jenis dan Perbanyakan Endomikoriza Lokal di Hutan
Kampus Universitas Jambi
Rike Puspitasari Tamin, Nursanti, dan Albayudi 23 - 28
Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi untuk
Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar (TBS) pada Lahan Marginal
Kumpeh
Arsyad AR, Heri Junedi dan Yulfita Farni 29 - 36
Pengaruh Penambahan Gelatin terhadap Pembuatan Permen Jelly dari
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)
Silvi Leila Rahmi, Fitry Tafzi, dan Selvia Anggraini 37 - 44
Lama Periode Parasit Glochidia Kijing Taiwan (Anodonta Woodiana Lea)
pada Berbagai Jenis Ikan sebagai Inang
Afreni Hamidah 45 - 48
Efek Penggunaan Azolla Microphylla Fermentasi sebagai Pengganti
Bungkil Kedele dalam Ransum terhadap Bobot Organ Pencernaan
Ayam Broiler
Noferdiman 49 - 56
Efektivitas Lateks Pepaya (Carica papaya) terhadap Perkembangan
Colletotrichum capsici pada Buah Cabai (Capcicum annuum L)
Marlina, Siti Hafsah, dan Rahmah 57 - 62
Pedoman Penulisan
Volume 14, Nomor 1, Hal. 17-22 ISSN 0852-8349
Januari – Juni 2012
Abstrak
The aims of the research were to know the good formulation of minced meat of striatus and cassava
in the product of kerupuk opak enriched with minced meat of striatus. Formulated kerupuk opak
was made by added 0 , 2.5, 5. 7.5, and 10 % of minced meat of striatus with Completly Random
Design. The yields of the research shows the range of ; water content of kerupuk opak 9.35 –
10.055 %, protein content 1.896 – 5.11745 %, total fat 2.3557 – 3.1485 %. volume expansion of
kerupuk opak 28.495 – 35.195 % and color of kerupuk opak on the range of white to dark white.
17
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
diperoleh dari lahan ladang, ikan gabus yang ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan
dibeli di pasar Angso Duo Jambi, bawang yang telah diketahui beratnya, kemudian
putih, garam, minyak goreng dan soda dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC
kue.sedangkan bahan kimia yang digunakan selama 4 jam. Setelah itu didinginkan dalam
adalah; heksan, HCl, NaOH, CuSO4,Na2SO4, desikator dan ditimbang. Kemudian
H2SO4, H3BO3,K2S, Zn, aquadest, indicator dipanaskan lagi dalam oven selama 30 menit,
phenolaftalin didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Alat-alat yang digunakan adalah pisau Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat
stainless steel, Waskom, penggiling, kompor konstan.
kuali, timbangan, timbangan analitik, oven, Kadar air diperoleh dengan menggunakan
pengukus, shoxlet, labu Kjedahl, Bunsen, perhitungan sebagai berikut :
lemari asam, alat destilasi, Erlenmeyer, pipet
tetes, gelas ukur dan pasir.
Rancangan Penelitian
Pembuatan kerupuk opak dilakukan Analisa Kadar Protein (Sudarmadji dkk, 1997)
dengan cara Yusmeiarti dkk (1997). Sampel sebanyak 1 garam dimasukkan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian dalam labu kjeldahl. Kemudian ditambahkan
ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) 7,5 g K2S2O4, 0,35 g HgO dan 15 ml H2SO4.
dengan 5 perlakuan dengan 3 ulangan. Kemudian semua bahan dalam labu kjeldahl
Perlakuan yang dilakukan adalah penambahan dipanskan dalam lemari asam sampai berhenti
daging ikan gabus sebanyak 0 %, 2.5 %, 5 %, berasap. Selanjutnya diteruskan dengan
7,5 % dan 10 %. pemanasan tambahan sampai mendidih dan
cairan menjadi jernih selama lebih kurang satu
PelaksanaanPenelitian jam, lalu bahan dibiarkan menjadi dingin.
Proses pembuatan kerupuk opak dimulai Kemudian ditambahkan 100 ml aquades,
dengan ubi kayu kupas dan dipotong kasar beberapa lempeng Zn dan 15 ml larutan K2S 4
selnjutnya dicuci dengan air bersih dan % ke dalam labu kjeldahl. Setelah itu
dikukus. Ikan gabus disiangi dan diambil ditambahkan perlahan – lahan 50 ml NaOH
dagingnya selanjutnya di kukus selama 10 50 % dan labu kjeldahl segera dipasang pada
menit selanjutnya digiling. Ubi kayu yang alat distilasi.
telah dikukus dihilangkan empelurnya Labu Kjeldahl perlahan – lahan dipanaskan
selanjutnya digiling. Ubi kayu yang telah sampai dua lapisan cairan tersebut tercampur,
digiling dicampur dengan daging giling sesuai kemudian pemanasan diteruskan dengan cepat
perlakuan dan ditambah bumbu. Campuran sampai mendidih. Distilat yang dihasilkan
dibuat adonan hingga homogen selanjutnya ditampung dengan Erlenmeyer yang telah
dibentuk silinder diameter 2.5 cm selanjutnya berisi dengan 50 ml larutan standar HCL 0,1
dipotong dengan ketebalan 0.5 cm dan N dengan 5 tetes indicator metal merah.
dipipihkan dengan botol dan dikeringkan. Distilasi ini dilakukan sampai distilat yang
Parameter yang diamati meliputi analisa tertampung sebanyak 75 ml. Titrasi distilat
kimia berupa kadar air, kadar protein, yang diperoleh dengan larutan NaOH 0,1 N
kadar lemak dan analisa fisik meliputi sampai berwarna kuning. Larutan blanko
volume pengembangan dan warna. dibuat dengan mengganti bahan dengan
Keragaman data diuji menggunakan aquades, kemudian destruksi, distilasi dan
ANOVA dengan uji lanjut Duncan titrasi. Kadar protein dapat dihitung dengan
dilakukan dengan SPSS. rumus :
18
Hajar Setyaji, dkk. : Sifat kimia dan fisika kerupuk opak dengan penambahan daging ikan
gabus (Ophiocephalus striatus)
Analisa Kadar Lemak (Sudarmadji dkk, 1997) apabila berbeda nyata dilakukan uji lanjut
Labu lemak yang ukurannya 200 ml dengan Duncan’s New Multiple Range Test
dikeringkan dalam oven lalu didinginkan (DNMRT) pada taraf 5 %. Pengolahan data
dalam desikator kemudian timbang beratnya. dilakukan dengan SPSS.
Sampel 5 gr ditimbang dalam saringan timbel
yang sesuai ukurannya, kemudian sample HASIL DAN PEMBAHASAN
dibungkus dengan kertas saring yang bersih.
Timbel dan kertas saring yang berisi sample Kadar Air
tersebut diletakkan dalam alat ekstraksi Tabel 1. Kadar Air Kerupuk Opak Ikan Gabus
soxhlet, kemudian alat kondensor diatasnya Perlakuan Kadar air (%) Rata – Rata (%)
dan labu lemak dibawahnya. Setelah itu 9.33
pelarut hexan atau petroleum eter dituangkan 0% 9.32 9.35a
ke dalam labu lemak secukupnya sesuai 9.40
dengan ukuran soxhletnya. Kemudian 9.58
dilakukan ekstraksi selama 6 jam. 2.50% 9.52 9.565b
Destilasi pelarut yang ada dalam labu
9.67
lemak, ditampung pelarutnya. Selanjutnya
labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi 9.67
dipanaskan dalam oven denagn suhu 100 oC 5% 9.64 9.655c
lalu dikeringkan sampai beratnya konstan. 9.63
Didinginkan dalam desikator lalu timbang 9.82
labu beserta lemak yang ada di dalamnya. 7.50% 9.84 9.84d
Berat lemak dihitung dengan rumus : 9.86
10.04
10% 10.05 10.055e
10.07
Analisa Fisik
Volume Pengembangan Dari tabel 2. diatas kadar air kerupuk opak
Pengukuran volume pengembangan ikan gabus berkisar antara 9.35 – 10.055 %.
kerupuk berdasar atas daya pengembangan Semakin tinggi konsentrasi ikan gabus yang
linier. Pengukuran dilakukan menggunakan ditambahkan pada kerupuk opak kadar airnya
pasir dan gelas ukur. Kerupuk mentah semakin tinggi. Tingginya kadar air
dimasukkan kedalam suatu wadah dan dipengaruhi oleh kemampuan protein sebagai
dipenuhi pasir yang telah dicuci dan volume bahan pengikat sehingga penambahan protein
kerupuk diukur (Vm). Selanjutnya kerupuk yang berasal dari daging ikan gabus mampu
tersebut digoreng dan diukur volumenya (Vg) meningkatkan cekaman terhadap air pada
seperti pada kerupuk mentah. Volume bahan, sehingga pada waktu pengeringan yang
pengembangan (Vp) dihitung dengan rumus: sama dengan kompisisi daging ikan gabus
berbeda akan dipreoleh kadar air akhir yang
berbeda pula. Dampak peningkatan kadar air
pada kerupuk opak diakhir pengeringan juga
Analisa Warna dimungkinkan oleh kadar air daging yang
Analisa warna pada opak dilakukan secara tinggi menurut Sediaoetomo (1985) kadar air
subyektif yaitu membandingkan warna opak pada ikan gabus sebesar 69 %, sehingga
tanpa ikan gabus dengan opak yang ada ikan penambahan sejumlah daging ikan gabus
gabus. sebanding dengan penambahan sejumlah
komponen air sehingga pada proses
Analisa Data pengeringan yang sama dan masa air yang
Data yang diperoleh kemudian diolah berbeda akan dihasilkan produk dengan kadar
dengan Anova pada taraf 5 % dan 1 % air yang berbeda.
19
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
Kadar Protein
Tabel 2. Kadar Protein Opak Ikan Gabus Tabel 3. Kadar Lemak Kerupuk Opak Ikan Gabus
Perlakuan Kadar Protein (%) Rata – Rata (%) Perlakuan Kadar Lemak (%) Rata – Rata (%)
2.0435 2.3323
0% 1.8400 1.896a 0% 2.3650 2.3557 a
1.7485 2.3791
3.0126 2.5415
2.50% 3.005 2.9916 ab 2.50% 2.6511 2.6416 a
2.9706 2.7417
4.6729 3.8628
5% 4.1500 4.15315 bc 5% 2.7900 2.87175 a
3.6334 1.8807
4.3284 2.4605
4.3474 1.9571
4.8557 2.4189
c 10% 2.3115 3.1485a
10 % 5.1000 5.11745
5.3792 3.8781
20
Hajar Setyaji, dkk. : Sifat kimia dan fisika kerupuk opak dengan penambahan daging ikan
gabus (Ophiocephalus striatus)
kerupuk opak ikan gabus. Haryadi (1989) 2. Kadar Air dan protein pada kerupuk opak
menyatakan bahwa, proses daya ikan gabus yang terendah pada
pengembangan suatu produk di pengaruhi konsentrasi 0 % dan tertinggi 10 %
oleh adanya pati tergelatinisasi. Semakin 3. Volume pengembangan kerupuk opak
banyak pati maka volume pengembangan ikan gabus yang terbaik pada konsentrasi
lebih besar karena proses gelatinisasi granula 0 %.
– granula pati akan mem,berikan volume
pengembangan lebih besar produknya Saran
daripada yang mengandung sedikit pati. Pada penelitian ini terdapat kelemahan
Harsono (2006) menyatakan bahwa, dalam pengukuran volume pengembangan,
volume pengembangan kerupuk sangat karena bentuk kerupuk setelah digoreng
dipengaruhi oleh kandungan lemak yang cenderung melengkung dan membentuk ruang
terdapat pada ikan, semakin tinggi kandungan kosong, disarankan penelitian selanjutnya
lemak maka semakin rendah volume agar memperhatikan teknik penggorengan
pengembangan kerupuk. Adanya lemak dalam agar diperoleh bentuk kerupuk yang
adonan dapat mengganggu proses gelatinisasi melengkung.
karena lemak membentuk suatu lapisan lemak
pada permukaan granula yang menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
penetrasi air terganggu.
Harsono, W. 2006.Pengaruh Perbandingan
Warna Daging ikan Lele dengan Tepung
Warna kerupuk opak ikan gabus dianalisa Tapioka Terhadap Mutu Kerupuk
secara subyektif yaitu putih dan putih Ikan yang Dihasilkan. Skipsi Jurusan
kecoklatan.Semakin banyak daging ikan Budidaya Pertanian FAPERTA
gabus yang ditambahkan pada kerupuk opak UNJA, Jambi.
semakin rendah / putih kecoklatan. Hal ini Huda, N., Abdullah, A. dan Babji, A.A., 2001,
disebabkan oleh karena terjadinya reaksi Substitution of Tapioca Flour with
pencoklatan enzimatis selama penggorengan Surimi Powder in Traditional
sehingga menghasilkan warna agak Crackers (Kerupuk Palembang), 16th
kecoklatan.Soparno (1995) menyatakan Scientific Conference Nutrition
perubahan warna daging sangat komplek. Society of Malaysia, Kuala Lumpur
Pigmen dalam daging terdiri dari mioglobin Haryadi. 1989. Beberapa bukti struktur
yang berwarna ungu kemerahan. Mioglobin granula pati, Agritech,9 (4)(11-16)
dengan oksigen membentuk oksimioglobin Kusumawardhani, T. 2004. Pemberian diet
yang berwarna merah terang. Oksimioglobin formula tepung ikan gabus
tidak stabil dengan adanya oksidasi yang (Ophyocephalus striatus pada
berlebihan akan berubah menjadi penderita sindrom nefrotik, [thesis]
metmioglobin yang berwarna coklat. Pendidikan dokter spesialis I, bagian
Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
KESIMPULAN DAN SARAN Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang
Kesimpulan Lavlinesia. 1995. Kajian Beberapa Faktor
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Pengembangan Volumetrik dan
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan Kerenyahan Kerupuk Ikan [tesis].
sebagai berikut : Bogor : Program Pasca Sarjana,
1. Penambahan daging ikan gabus sebanyak Institut Pertanian Bogor.
0 – 10 % pada kerupuk opak berpengaruh Yusmeiarti, Zarlis dan Hermianti, 1997,
nyata terhadap kadar air, kadar protein Pengaruh penambahan natrium
dan volume pengembangan, sedangkan metabisulfit terhadap mutu kerupuk
pada kadar lemak tidak berpengaruh ubi, Balai Penelitian dan Pengembangan
nyata. Industri Padang.
21
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.
Sediaoetama, A.D. 1985. Ilmu Gizi untuk Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhadi.
Profesi dan Mahasiswa. Jilid I. Dian 1997. Analisa Bahan Makanan dan
Rakyat. Jakarta. Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
22