Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan islam merupakan sebuah usaha untuk menjadikan anak keturunan

dapat mewarisi ilmu pengetahuan berwawasan islam.setiap usaha dan tindakan

yang di sengaja harus mempumyai landasan atau dasar tempat berpijak yang baik

dan kuat. Mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan

kepada peserta didik1. Dan suatu proses yang kompleks yang tidak hanya sekedar

menyampaikan informasi oleh guru kepada siswa tetapi banyak hal dan kegiatan

yang harus di pertimbangkan dan dilakukan.2 S. Nasution merumuskan pengertian

mengajar sebagai berikut: mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada

peserta didik, menyampaikan kebudayaan kepada siswa, dan mengajar ialah

aktifitas mengorganisasi/mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan

menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar.3

Sehubungan dengan hal itu maka dalam melaksanakan pendidikan terdapat faktor-

faktor yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan, antara lain: faktor siswa,

faktor pendidik faktor tujuan pendidikan, faktor alat-alat pendidikan dan faktor

1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda karya, 1997), hal. 181
2
M. Basyirul Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam , (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hal. 19
3
Ibid. 19
2

lingkungan.4 Dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menegaskan bahwa:

Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi.5 . Belajar menurut

pandangan Skinner adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku

yang berlangsung secara progresif. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang

seharusnya dilakukkan oleh guru sebagai pengajar.6

Penentuan untuk mencapai target kualitas pembelajaran itulah maka

keterampilan guru dalam proses pembelajaran antara lain mencakup,keterampilan

merencanakan,keterampilan mengorganisasian,keterampilan melaksanakan dan

keterampilan mengevaluasi proses pembeljaran baik yang akan atau sedang sudh

dilaksanakan.7 Menggunakan metode card sord banyak hal yang dapat dipelajari

oleh siswa,baik secra pribadi maupun bersama sama pembelajaran semacam ini

diharapkan akan dijumpai dalam pembelajaran PAI.

Belajar itu sendiri merupakan sebuah proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

4
Ahmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hal.
19.
5
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 27
66
Dedy Kustawan, Analisis Hasil Belajar Program Perbaikan dan Pengayaan Peserta Didik
Berkebutuhan Khusus, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2013), hlm. 14

7
Wahid murni.dkk,penelitian tindakan kelas, (malang.UIN malang,2008)hal.18.
3

kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional biasanya guru menetapkan

tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

tujuan- tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional8

Menganalisa tentang proses belajar mengajar pada intinya bertumpu pada

suatu persoalan yaitu bagaimana guru memberikan kemungkinan bagi siswa agar

terjadi proses belajar mengajar yang efektif atau dapat mencapai hasil yang sesuai

dengan persoalan ini membawa implikasinya sebagai berikut:

1. Guru harus mempunyai pegangan yang serasi tentang mengajar dan dasar-

dasar teori belajar

2. Guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran.

3. Guru harus mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif.

4. Guru harus mampu melaksanakan penelitian hasil belajar sebagai dasar

umpan balik bagi seluruh proses yang di tempuh.9

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran PAI yaitu siswa

kurangBerpartisipasi dan kurang semangat untuk mengikuti pelajaran dibandingk

an dengan pelajaran yang lainya. Kondisi tersebut memberikan indikasi tentang

masalah yang sangat signifikan yaitu kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran

IPS. Kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS lebih banyak merujuk pada

8
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012)hal.14

9
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1987), hal.1
4

buku paket dan informasi yang disampaikan oleh guru. Hal ini kurang memberikan

kesempatan pada siswa, sehingga efektifasdan kebermaknaan pembelajaran masih

kurang

Berdasarkan observasi awal di sekolah SMP 1 Banyuputih kelas 8 ,bahwa

dalam mengajar mata pelajaran PAI , guru masih menggunakan metode dan model

yang non variatif atau model pembelajaran tradisional yang monoton, guru dalam

menyampaikan materi menggunakan ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Sehingga dalam proses pembelajaran PAI guru menjumpai rendahnya partisipasi

siswa. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa yang hanya mendengarkan dan mencatat

penjelasan guru. Ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa tertentu

yang aktif, siswa yang lain cenderung kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari

guru maupun mengemukakan pendapatnya.

Kemudian setelah melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran PAI

yaitu bapak TOYYIB di SMP 1 Banyuputih mendapat keterangan bahwa pada

dasarnya guru masih mengalami kesulitan dalam memilih dan menggunakan metode

pembelajaran yang menarik untuk dapat meningkatkan keaktifan atau partisipasi yang

baik terhadap pada mata pelajaran PAI sehingga proses belajar mengajar pada mata

pelajaran PAI dinilai kurang efektif jika dilihat dari hasil belajar siswa yang belum

mencapai rata-rata

Berdasarkan hal tersebut demi lancarnya tujuan pendidikan nasional tentang

keberlangsungan pembelajaran pendidikan agama islam dengan menggunakan


5

metode card sort , maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mendalam

mengenai , PENERAPAN METODE CARD SORT DALAM MENINGKATKAN

PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP 1 BANYUPIH

KELAS 7 TAHUN AJAR 2018/2019.

B. Identifikasi masalah dan batasan masalah

Dari urain latar belakang di atas dapat ditemukan edintifkasi masalah sebagai

berikut:

1. Kurangnya partisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan guru, dan tidak

menggunakan metode metode yang dapat menarik perhatian siswa sehingga

siswa kurang aktif dalam pembelajaran

2. Kurangnya aktifnya siswa waktu pembelajaran berlangsung

C. Batasan masalah

Dengan bedasrkan latar belakang di atas penelitian ini adalah,perencanaan

pembeljaran,dan respon siswa dalam terhadap penerpan metode crd sort dalam mata

pelajaran PAI,respon siswa merupakan dari penerapan standar proses pembelajran

Pembelajaran PAI menjadi obyek penelitian di kelas V11, mengetahui segala

bentuk pelajaran PAI pada tahun pembelajaran .2018/2019.


6

D. Rumusan masalah

1. Apakah terdapat peningkatan dalam penerapan metode card sort dalam mata

pelajaran PAI pada siswa SMP Negri 1 Banyuputih kelas V11?

2. Bagaimana penerapan metode card sort dalam menigkatkan partisipasi siswa

di SMP 1 banyuputih kelas V11 ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujua n sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan metode card sort dalam meningkatkan

partisipasi belajar siswa di SMP Negri 1 Banyuputih kelas V11 Tahun

Ajaran 2017/2018.

2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode card sort dalam meningkatkan

partisipasi SMP Negeri 1 Banyuputih kelas V11 Tahun Ajaran 2017/2018.

F. Manfaat Penelitian

a. Kegunaan teoritis

Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi

tentang metode pembelajaran yang efektif dan efisien pada pembelajaran PAI

kelas V11 di SMP 1 banyuputih

b. Kegunaan praktis

Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif metode dalam

pembelajaran mufradat Bahasa Arab di SMP Negeri 1 Banyuputih kelas VII

Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran PAI
7

Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan metode card sort dapat

menambah wawasan dalam pembelajaran mata pelajaran PAI SMP Negeri 1

Banyuputih kelas V11.

G. Tinjaun Pustaka

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa

penelitian yang memiliki persamaan, namun ada pula perbedaannya. Adapun

skripsi-skripsi tersebut adalah sebagai berikut

Pertama,Isfi Yusfirah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Metode

Card Sort Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mufradat Bahasa Arab Siswa

Kelas V MI Al-Hidayat Pakis Malang 2017/2009”, menyimpulkan bahwa dari

hasil penerapan metode card sort ini mampu meningkatkan motivasi belajar

siswa, hasil dalam belajar menjadi lebih meningkat dan lebih baik dai sebelunya

darai pertama waktu pra tindakan ada peningkatan yang sangat baik , dari

pertemuan ke 1,2,3 dengan kriteria sangat baik, dari penelitian sebelumya terdapat

persamaan dan perbedaan, persamaannya ialah penulis menggunakan metode card

sort,dan perbedaanya meningkatkan partisipasi siswa, dan penelitian terdahulu

menggunakan motivasi

H. Definisi Istilah

a. Meningkatkan
8

Meningkatkan berasal dari kata dasar tingkat.Meningkatkan

adalah sebuah homonym karena arti arti memeliki ejaan dan pelafalan

yang sama tetapi maknanya berbeda.

Meningkatkan memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja

sehingga meningkatkan dapat menyatakan suatu tindakan

,keberadaan,pengalaman.

b. Partisipasi

I. Partisipasi belajar.

partisipasi merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif

dan sukarela dalam suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan bersama

(Slamet, 1993:60). Keikutsertaan aktif siswa dalam belajar ini bukan hanya di dalam

kelas saja tetapi juga di luar kelas, siswa harus berpartisipasi aktif mengikuti

pembelajaran baik yang dilaksanakaan guru di dalam dan di luar kelas. Contoh

kegiatan pembelajaran di luar kelas adalah dengan membuat hasil kerja bagi siswa

seperti menggambar dan membuat kerajinan. Berpartisipasi tidak hanya dalam

pengertian keikut sertaan saja tetapi berpartisipasi dalam belajar di kelas adalah

mampu megikuti setiap proses pembelajaran seperti bertanya jawab pembelajaran di

dalam kelas, mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan guru mengajar,mencatat

hasil pembelajaran menyelesaikan soal soal latihan dengan benar dan berinteraksi

positif di dalam kelas dengan menciptakan suasana nyaman dan ramah antar guru dan

siswa,belajar berarti berusaha, berlatih, dan sebagainya supaya mendapat kepandaian

(KBBI, 2003:9)
9

BAB 11

LANDASAN TEORI

A. Pengertian metode

Ditinjau dari segi etimologi (bahasa), metode berasal dari bahasa

Yunani yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha”

yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau

cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai

tujuan. Dalam bahasa inggris dikenal termmethod dan way yang terjemahkan

dengan metode atau cara dan dalam bahasa arab, kata metode diungkapkan

dalam berbagai kata seperti kata al-thariqah, al-manhaj, an al-wasilah. Al-

thariqah berarti jalan, al-manhaj berarti sistem dan al-wasilah berarti

mediator atau perantara. Dengan demikian, kata arab yang paling dekat

dengan arti metode adalah al-thariqah.10

Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini,
yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang
ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Pengertian metode secara lengkap adalah
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan
segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen

10
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM:Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, dan Menyenangkan.(Semarang: Rasail, 2008), 7.
10

terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam
rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.

B. Metode card sort

Metode card sort adalah suatu metode atau strategi pembelajaran dengan

memberikan masing-masing peserta didik dengan kartu indeks yang berisi

informasi tentang materi pelajaran, kemudian meminta kepada siswa untuk

mencari temannya yang mempunyai kartu dengan kategori yang sama.11

Sedangkan card sort berasal dari dua kata yaitu card yang berarti

“kartu”,9dansort yang berarti“menyortir, memilih atau memisah misahkan.”

Strategicard sortberarti pola umumperbuatan antara guru dan siswa dalam

mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan sebagai kerangka acuan (

frame of reference) dalam mencapai pemahaman yang lebih baik,dalam hal ini

pemahaman terhadap mata pelajaran fikih materi mawaris, dengan menggunaka

nalat bantu berupa potongan

potongan kartu yang telah disortir.

1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Card Sort

1. Kelebihan Metode Pembelajaran Card Sort

a. Guru lebih mudah menguasai kelas


11
Ibid
11

b. Metode mudah dilaksanakan

c. Mudah mengorganisir kelas

d. Dapat diikuti jumlah siswa yang banyak

e. Mudah menyampaikannya

f. Guru akan lebih mudah menerangkan dengan baik.12

2. Kelemahan Metode Pembelajaran Card Sort

Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama

apabila terjadi jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatian padahal

bukan sasaran tujuan yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari

pokok persoalan semula. Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan

card sort ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi yang telah

dipelajari siswa.Untuk itu, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai

berikut: 1) Kartu-kartu terus jangan diberi nomor urut, 2) Kartu-kartu tersebut

dibuat dalam ukuran yang sama, 3) Jangan member tanda “ kode “ apapun pada

kartu-kartu tersebut, 4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari beberapa bahasan dan

dibuat dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa, 5) Materi

yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut telah diajarkan dan telah dipelajari oleh

siswa.13

2. partisipasi

12
Roestyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Bina Aksara, 1989) hal.64
13
Warakah Sri Wahyuni, (http://lib.uin-malang.ac.id diakses, 04 Februari 2012
12

adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang

mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi

tercapainya tujuan tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.14Paul

D.Dierich dalam Martinis Yamin (2007:84)

mengklasifikasikan kegiatan partisipasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1)Kegiatan

kegiatan visualMembaca, melihat gambar gambar, mengamati eksperimen,

demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2)Kegiatan

kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu

tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan

pendapat,wawancara, diskusi, dan interupsi.

3)Kegiatan

14
Menurut Moelyarto Tjokrowinoto dalam Su

ryosubroto
(2002. ) hl.278
13

kegiatan mendengarkanMendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan

atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permaianan, mendengarkan radio.

4)Kegiatan

kegiatan menulisMenulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan bahan

kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket.

5)Kegiatan kegiatan menggambarMenggambar, membuat grafik, chart, diagram peta

dan pola

6)Kegiatan Metrik,Melakukan percobaan, memilih alatalat, melaksanakan pemeran,

menari dan berkebun.

7)Kegiatankegiatan mentalMerenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah,

menganalisis faktor faktor, melihat hubungan hubungan, dan membuat keputusan.

8)Kegiatan kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain lain.

Kegiatankegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap

satu sama lain.Suryosubroto(2002:71) menjelaskan bahwa partisipasi siswa dalam

pembelajaran tampak dalam kegiatan:

1)Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan

2)Mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi

pengetahuan.

3)Merasakan sendiri bagaimanan tugas tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.

4)Belajar dalam kelompok

5)Mencobakan sendiri konsepkonsep tertentu


14

6)Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan

Nilai nilai secara lisan atau penelitian.

Sedangkan Mc Keachie dalam Martinis Yamin (2007: 77) menjelaskan bahwa

terdapat 7 aspek yang dapat menimbulkan partisipasi dalam proses

pembelajaran,yaitu:

1)Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran

2)Tekanan pada aspek afektif dalam belajar

3)Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi

antar siswa

4Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.

5)Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat

serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

6)Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan

maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

Selain itu Gagne mendefinisikan

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan pembelajar, sedangkan penyelenggaraan

pembelajaran adalah merupakan salah satu tugas utama guru. Sebagaimana yang telah

diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa “pembelajaran dapat diartikan

sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.” 15

pendidikan agama Islam menurut Al- Taumy, diartikan sebagai “usaha

mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan

myati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta., 1999), hal. 114
15

kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses

pendidikan. Perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai Islami.”16

J. Hipotesis tindakan

Dari kerangka fikir yang telah diungkapkan diatas maka dapat diambil

kesimpulan sementara bahwa:” penerapan metode card sort dalam meningkatkan

partisipasi siswa pada pembelajaran PAI di SMP 1 banyuputih,

16
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1993), hal. 13
16

BAB 111

METODE PENELITIAN

Penelitian yang penulis lakukan ialah Jenis penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas ( PTK ) atau classroom action research. Rancangan

penelitian tindakan kelas dipilih karena masalah yang akan dipecahkan berasal

dari praktik pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperbaiki

pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini sesuai dengan

karakteristik penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama.17 Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu:

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional

2. Adanya kolaborasi dalam pelaksaanaannya

3. Peneliti sekaligus sevagai praktisi yang melakukan refleksi

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik intruksional

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.18

Sarwiji Suwandi mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan

suatu penelitian yang bersifat reflektif yang didasarkan pada kondisi nyata yang

17
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 3
18
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2009), hal.16
17

ada dilapangan yang kemudian dicari permasalahannya dan ditindak lanjuti

dengan melakukan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur.19

Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bisa dirujuk dari beberapa

model, diantaranya Kemmis & Taggart yang meliputi: (1) penetapan fokus

masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4)

pengamatan, (5) refleksi tindakan, (6) tindak lanjut.20 Dengan demikian penelitian

tindakan kelas merupakan suatu proses yang memiliki siklus yang bersifat spiral

mulai dari perencanaan, melaksanakan tindakan, observasi/pengamatan (penemuan

fakta-fakta untuk melakukan penilaian atau memodifikasi perencanaan penelitian),

dan refleksi. Proses pelaksanaan penelitian, bersifat kolaboratif partisipatori

dengan teman sejawat yang dimulai dari mencari fakta pembelajaran secara

berdaur ulang.

19
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 87
20
Sa’dun Akbar, Penelitian Tindakan Kelas Filosofi Implementasi dan Metodologi, ( Malang:
Surya Pena Gemilang, 2008), hal 41-45
18

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemis and Tagart.21

Rancangan penelitian dari tindakan ini adalah rancangan penelitian kolaborasi,

hal ini didasarkan karena penelitian dilaksanakan secara berrpasangan antara

pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan.22 Dalam penelitian kolaborasi ini, pihak yang melakukan tindakan

adalah peneliti sebagai guru, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan

terhadap berrlangsungnya tindakan adalah teman sejawat

Prosedur penelitian tindakan kelas diatas adalah terdiri dari 4 tahap.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:

21
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan…, hal.16
22
Ibid., hal. 17
19

1.Pra Siklus

Sebelum melakukan penelitian tindakan di kelas, peneliti melakukan

penelitian awal atau pra siklus. Pada tahap ini peneliti mengadakan kegiatan

pembelajaran dengan materi Fiqh. Memahami Untuk dua jam pelajaran

pertama tanpa model dan setelah itu peneliti mengadakan evaluasi dan

observasi, untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan

tanpa model inovatif.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tahap pra siklus ini akan

diketahui bagaimana hasil belajar fiqih. Hal ini dilakukan untuk

membandingkan hasil belajarsiswa yang diperoleh pada tahap pra siklus

dengan hasil belajar siswa pada siklus I dan II. Apakah terjadi peningkatan

motivasi dan hasil belajar fiqih pada tiap siklusnya.

2.Siklus I

Pada siklus I materi yang diajarkan adalah tentang fiqh yang terdapat

pada Standar kompetensi . Berdasarkan pelaksanaan dan pengamatan yang

telah dilakukan pada tahap pra tindakan, maka dilakukanlah tindakan pada

siklus I dengan menggunakan pembelajaran inovatif sebagaimana uraian

berikut ini:

a. Perencanaan

1) Membuat rencana pembelajaran

2) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan)

3) Menyusun lembar observasi siswa


20

4) Menyiapkan format evaluasi.

5) Mengembangkan format evaluasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan

dengan menggunakan pembelajaran inovatif, sebagai upaya untuk meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqih sebagaimana yang

telah direncanakan, sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan

pada saat pra tindakan. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai

berikut:

1) Menyiapkan sarana pembelajaran

2) Memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas

yang harus dilakukan oleh siswa secara singkat dan penuh kehangatan.

3) Peneliti menyiapkan pembelajaran inovatif yang sesuai materi pokok baik

dari metode, media, dan bahan ajar guna untuk mengimplementasikan

pembelajaran inovatif.

4) Pelajari kembali materi yang di ajarkan.

5) Mengenali kondisi kelas dan peserta didik

6) Guru membuat lembar observasi kelas berisikan tentang situasi selama

kegiatan berlangsung. Buku observasi kelas mencakup partisipasi peserta

didik dalam pembelajaran, kebisingan kelas dan prilaku siswa selama

pembelajaran. Semenara alam laporan pengembangan kegiatan


21

pembelajaran meliputi perkembangan hasil belajar peserta didik yang di

dukung hasil ulangan harian

7) Guru mengadakan evaluasi

a. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan observasi yang telah dipersiapkan. Peneliti

mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan untuk mengetahui

kondisi kelas terutama motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Dalam

penelitian ini hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan kolaborator

untuk didiskusikan dan dicari solusi dari permasalahan yang ada pada waktu

pembelajaran berlangsung.

c. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan

dianalisis. Berdasarkan hasil observasi guru sebagai peneliti bersama dengan

kolaborator melakukan refleksi terhadap peningkatan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran fiqih . Dalam kegiatan refleksi ini akan dianalisis

apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran fiqih . Berdasarkan hasil refleksi ini juga

akan dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sebagai peneliti sehingga dapat digunakan untuk

melakukan perbaikan-perbaikan dalam melakukan penelitian tindakan

kelaspada siklus-siklus berikutnya.


22

3.Siklus II

Materi yang diajarkan pada siklus II, masih dengan Standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang sama pada siklus I.

a.Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan berdasarkan

hasil refleksi tindakan siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II

merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun

kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sama

dengan siklus I, hanya saja perencanaan yang dilakukan lebih baik dari

siklus sebelumya berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi yang telah

dilakukan bersama dengan mitra kolaborasi.

b.Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pada tahap ini langkah-langkahnya hampir sama ketika

dilakukan pada siklus I, hanya saja pelaksanaannya ditambah dengan melihat

hasil refleksi siklus I serta menambahkan hal-hal yang perlu diperhatikan

dan penekanan pada tahap sebelumnya. Pada akhir siklus II juga dilakukan

pemberian tes akhir untuk mengetahui perkembangan siswa dalam bentuk

tes pilihan berganda, pokok bahasan fiqh, hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan setelah siklus II

dilakukan dengan melakukan beberapa perbaikan– perbaikan dan

pendalaman yang perlu untuk dilakukan agar nilai yang diperoleh dapat

lebih maksimal.
23

c .Observasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan kegiatan

pada siklus I. Pengamatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada

tindakan siklus II diolah untuk menjadi data kemudian dibandingkan dengan

data yang telah diperoleh pada siklus yang telah lalu. Dari perbandingan

yang telah dilakukan kemudian dikumpulkan untuk dilakukan analisis data.

d.Refleksi

Data yang diperoleh dan dianalisis pada siklus II dikumpulkan untuk

selanjutnya diadakan refleksi, sehingga dapat diketahui apakah

permasalahan yang dihadapi sudah mampu terpecahkan, yaitu terjadinya

peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa setelah adanya tindakan siklus

II. Apabila hasilnya dirasa kurang memuaskan, maka perlu dilakukan siklus
24

K. Jadwal penelitian

Minggu ke
No Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Observasi Awal

Persiapan

Menyusun Konsep pelaksanaan

Menyusun instrument

Diskusi konsep pelaksanaan

Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat


2
Pelaksanaan pra siklus

Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan Siklus II

kordinasi akhir

pembuatan Laporan

Menyusun Konsep Laporan

3 Penyelesaian Laporan
25

Daftar Pustaka

Ahmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Bina Ilmu,
2004.

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1993.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.,


1999.

Hisyam, Zaini. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta : Insan Madani,


2008), hal. 50

http//Strategi belajar aktif tipe card sort, di akses tgl 18 juni 2012.

Ismail, Strategi Pembelajaran,,

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru,
1987),

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda karya, 1997)

M. Basyirul Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam , (Jakarta: Ciputat


Pers, 2002),

Roestyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Bina Aksara, 1989)

Sa’dun Akbar, Penelitian Tindakan Kelas Filosofi Implementasi dan


Metodologi, ( Malang:

Sudirman,2001 , pembelajaran aktif inovatif,2001.

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)

Surya Pena Gemilang, 2008)

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009)

Warakah Sri Wahyuni, (http://lib.uin-malang.ac.id diakses, 04 Februari 2012


26

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2009)

Anda mungkin juga menyukai