ESAII.
a. Dolmen, adalah bangunan megalith berupa peti mayat. Kecuali sebagai peti mayat, dolmen juga
digunakan sebagai meja tempat meletakan sesaji.
b. Menhir, adalah bangunan megalit berupa tugu dari batu tegak yang didirikan untuk upacara
penghormatan kepad roh nenek moyang. Banguan Menhir ini didirikan umumnya dekat dengan
dolmen dan peti kubur
c. Peti Kubur, adalah banguan megalith berupa peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar, banyak
ditemukan di daerah kuningan Jawa Barat. Kubur batu ini terbuat dari lempengan papan batu yang
disusun persegi empat berbentuk peti mayat
d. Waruga, kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat yang terbuat dari batu utuh banyak
ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara.
e. Sarkopagus , adalah bangunan berupa peti mayat terbuat dari batu bentuknya menyerupai lesung
terbuat dari batu utuh yang diberi penutup. Banyak ditemukan di daerah Bali.
f. Punden Berundak, bangunan berupa susunan batu bertingkat tingkat sebagai tempat pemujaan
terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Banyak ditemukan di Lebak, Sibeduk, bantemn
selatan. Kebudayaan batu besar sampai saat ini di Indonesia masih banyak dijumpai di pulau Nias,
Sumba dan Plores
g. Punden Berundak, bangunan berupa susunan batu bertingkat tingkat sebagai tempat pemujaan
terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Banyak ditemukan di daerah Lebak, Sibeduk,
bantemn selatan. Kebudayaan batu besar sampai saat ini di Indonesia masih banyak dijumpai di
pulau Nias, Sumba dan Plores.
1. Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem
ekonomi liberal.
2. Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
3. Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
4. Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
5. Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.
6. Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang
mereka peroleh.