Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI

TAHUN 1438 H / 2017 M

NAMA TKHI : SISWO PRASETYONO SUDARTO


NIP : 19810127 200604 1 009
INSTANSI : RSUD KAYEN KABUPATEN PATI PROV. JATENG
DAERAH ASAL : KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH
NO NR : NR 143800006101
NO TELEPHONE : 081 228 267 821
ALAMAT EMAIL : siswoprast@gmail.com

RESUME

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 15 TAHUN 2016
TENTANG
ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI

Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai
tuntunan Agama Islam.
Pengaturan Istithaah Kesehatan Haji bertujuan untuk terselenggaranya
Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji agar dapat menunaikan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajarah agama Islam.
Terhadap Jemaah Haji harus dilakukan Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan
Kesehatan Jemaah Haji dalam rangka Istithaah Kesehatan Haji.
Pemeriksaan kesehatan untuk mencapai Istithaah Kesehatan Jemaah Haji meliputi
3 tahap, yaitu :
1. Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dilaksanakan oleh Tim
Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di Puskesmas dan/atau rumah

Resume PERMENKES 15 Tahun 2016 Page 1


sakit pada saat Jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk mendapatkan
nomor porsi.
a. Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama ditetapkan status
kesehatan Jemaah Haji Resiko Tinggi atau tidak Resiko Tinggi:
b. Status Kesehatan Resiko Tinggi ditetapkan bagi Jemaah Haji dengan
kriteria:
1) Berusia 60 tahun atau lebih; dan/atau
2) Memiliki faktor resiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang
potensial menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji.
Penetapan Status Kesehatan Jemaah Haji Resiko Tinggi dituangkan dalam
surat keterangan hasil Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji yang
dikeluarkan dan ditandatangani oleh dokter pemeriksa kesehatan haji.

2. Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara


Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di Puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat
pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada
tahun berjalan.
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji pada pemeriksaan kesehatan kedua
ditetapkan :
a. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
Jemaah Haji yang ditetapkan memenuhi syarat istithaah Kesehatan haji
merupakan Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses
ibadah haji tanpa bantuan obat, alat dan/atau orang lain dengan tingkat
kebugaran jasmani setidaknya dengan kategori cukup.
Jemaah Haji yang berada pada kriteria ini wajib berperan aktif dalam
kegiatan promotif dan preventif.
b. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan pendampingan
Jemaah Haji yang ditetapkan memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji
dengan pendampingan merupakan jemaah Haji dengan kriteria:
1) Berusia 60 tahun atau lebih; dan/atau
2) Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk dalam kriteria tidak
memenuhi syarat Istithaah sementara dan/atau tidak memenuhi syarat
Istithaah.
c. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk sementara

Resume PERMENKES 15 Tahun 2016 Page 2


Jemaah Haji yang ditetapkan tidak memenuhi syarat Istithaah Kesehatan
Haji untuk sementara merupakan Jemaah Haji dengan keriteria:
1) Tidak memiliki sertifikat vaksinasi internasional (ICV) yang sah;
2) Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain
Tuberkulosis sputum BTA positif, Tuberculosis Multi Drug Resistance,
Diabetes Melitus tidak terkontrol, Hiperteroid, HIV-AIDS dengan Diare
Kronik, Stroke Akut, Pendarahan Saluran Cerna, Anemia Gravis;
3) Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah;
4) Psikosis Akut;
5) Fraktur tungkai yang membutuhkan immobilisasi;
6) Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis; atau
7) Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang
dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu
d. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
Jemaah Haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan
Haji merupakan jemaah haji dengan kriteria:
1) Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa, antara lain Penyakit Paru
Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV, gagal jantung stadium IV , Chronic
Kidney Disease stadium IV dengan peritoneal dialysis/hemodialisis
reguler, AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik, Stroke
Haemorhagic luas;
2) Gangguan jiwa berat antara lain akizofrenia berat,dimensia berat,dan
retardasi mental berat;
3) Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara
lain keganasan stadium akhir, Tuberculosis Totaly Drug Resistance
(TDR), sirosis atau hepatoma decompensata.
Penetapan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji tahap kedua dituangkan dalam
Berita Acara Penetapan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji yang dikeluarkan
dan ditandatangani oleh ketua Tim Penyelenggara Kesehatan Haji.
Rekapitulasi hasil penetapan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji dilaporkan
kepada kepala daerah kabupaten/kota dan kepala dinas kesehatan provinsi.
3. Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi
Bidang Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang
pemberangkatan.
Pada tahap ini dilakukan penetapan status kesehatan Jemaah Haji laik atau
tidak laik terbang.

Resume PERMENKES 15 Tahun 2016 Page 3


Jaamaah Haji yang ditetapkan tidak laik terbang merupakan Jemaah Haji
dengan kondisi yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan
internasional dan/atau peraturan kesehatan internasional.
Berita Acara Kelaikan Terang dikeluarkan dan ditandatangani oleh ketua
PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan untuk diserahkan kepada ketua PPIH
Embarkasi.

PEMBINAAN DALAM RANGKA ISTITHAAH KESEHATAN


JEMAAH HAJI

Pembinaan Kesehatan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan


Jemaah Haji, pembinaan merupakan upaya untuk mempersiapkan istithaah kesehatan
haji. Periode pelaksanaan pembinaan dalam rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
terdiri atas :
1. Pembinaan Istithaah Kesehatan Haji masa tunggu
Pembinaan Istithaah Kesehatan Haji masa tunggu dilakukan terhadap seluruh
Jemaah Haji setelah memperoleh nomor porsi.
2. Pembinaan masa keberangkatan
Pembinaan masa keberangkatan dilakukan kepada Jemaah Haji yang akan
berangkat pada tahun berjalan, yaitu Jemaah Haji dengan penetapan :
a. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji;
b. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan pendampingan; atau
c. Tidak memenuhi syarat istithaah Kesehatan Haji untuk sementara.

Resume PERMENKES 15 Tahun 2016 Page 4

Anda mungkin juga menyukai