Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Manajemen Strategik tentang “Visi dan Misi Perusahaan” dengan sebaik-baiknya
dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Manajemen Strategik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang Visi Perusahaan, Misi Perusahaan, Tujuan Perusahaan Jangka
Panjang, Tujuan Perusahaan Berdasarkan BSC, Hasil Penelitian yang Berkaitan Dengan
Topik Visi, Misi, Tujuan Perusahaan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu
daam proses penulisan Makalah ini, baik secara langsung maupun secara tidak . Seperti kata
pepatah yang mengatakan “tiada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami meminta maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan ataupun kesalahan. Kami harap
Makalah ini dapat diterima dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I KASUS.............................................................................................................. 1
BAB II MATERI............................................................................................................2
2.1 Visi Perusahaan...............................................................................................2
2.2 Misi Perusahaan..............................................................................................2
2.2.1 Pentingnya Misi Yang Jelas................................................................2
2.2.2 Sifat Misi............................................................................................2
2.2.3 Berbagai Komponen Pernyataan Misi................................................2
2.2.4 Menuliskan dan Mengevaluasi Pernyataan Misi................................2
2.3 Tujuan Perusahaan...........................................................................................8
2.3.1. Sasaran Jangka Panjang......................................................................8
2.3.2. Kriteria Sasaran Jangka Panjang.........................................................10
2.4 Tujuan Perusahaan Berdasarkan Pendekatan BSC.........................................18
2.5 Hasil Penelitian Yang Berkaitan dengan Visi, Misi,
dan Tujuan Perusahaan...................................................................................20
BAB III KETERKAITAN ANTARA KASUS DAN MATERI.....................................21
BAB IV REFERENSI KASUS DAN MATERI.............................................................22
BAB I
KASUS
BAB II
MATERI SAP 2
2.1. Visi Perusahaan
2.1.1 Pengertian Visi Perusahaan
Visi, misi, dan tujuan merupakan elemen penting dari proses manajemen
strategic. Penetapan visi dan misi secara luas diakui oleh praktisi dan akademis sebagai
langkah pertama dalam manajemen strategic. Ide dasar dari penyusunan visi dan misi
pertama kali diungkapkan oleh Peter Drucker pada tahun 1970.
Para pendiri ataupun pemimpin perusahaan mempunyai suatu tujuan jangka
panjang yang akan dituju oleh perusahaannya. Tujuan tersebut merupakan suatu impian
atau keadan di mana masa akan dating dicita – citakan oleh seluruh personil organisasi
untuk dicapai dengan melakukan aktivitas bisnis. Cita – citaa di masa depan yang ada di
pemikiran para pendiri inilah yang disebut dengan visi. Visi biasanya diartikan sebagai
jawaban atas pertanyaan “what do we want become” (akan seperti apakah kita di masa
depan). Visi adalah ”the achievable dream of what an organization wants to do and
where it wants to go” (Mintzberg, 1994).
Perumusan visi dipandang penting agar setiap organisasi memiliki kejelasan
mengenai cita – cita atau mimpi kolektif yang berusaha diwujudkan di masa depan. Ada
adigum: “where there is ni vision, the people perish” (jika tak ada visi, rakyat akan
binasa).
2.1.2 Proses Mengembangkan Pernyataan Visi Perusahaan
Untuk mengembangkan suatu pernyataan visi yang dilakukan pertama adalah
memilih beberapa artikel mengenai pernyataan visi dan meminta manajer untuk
membacanya sebagai informasi latar. Kemudian, mintalah para manajer untuk membuat
sendiri pernyataan visi bagi organisasi perusahaan. Lalu, seorang fasilitator, atau dewan
manajer puncak, menyatukan pernyataan – pernyataan ini ke dalam sebuah dokumen dan
membagikan draft pernyataan kepada semua manajer. Permintaan akan perubahan,
penambahan, dan penghapusan diperlukan setelahnya, saat diadakan sebuah pertemuan
untuk merevisi dokumen tersebut. Begitu semua manajer telah memberikan masukan
mereka serta mendukun dokumen final, organisasi dapat dengan lebih mudah
memperoleh dukungan manajer untuk aktivitas perumusan, pernerapan, dan
pengevaluasian strategi. Dengan demikian proses pernyataan visi mempresentasikan
peluang yang besar bagi para penyusun strategi untuk memperoleh dukungan yang
mereka butuhkan.
2.1.3 Nilai Penting (Manfaat) Pernyataan Visi Perusahaan
Nilai penting (Manfaat) pernyataan visi bagi manajemen strategis yang lebih efektif
telak banyak didokumentasikan dalam literature, walaupun hasil riset beragam. Rarick
dan Vitton menemukan bahwa perusahaan dengan pernyataan visi formal memiliki
pengembalian atas ekuitas pemegang saham dua kali lebih besar dibandingkan
perusahaan – perusahaan tanpa pernyataan visi. King dan Cleland merekomendasikan
agar perusahaan secara cermat dan hati – hati mengembangkan sebuah pernyataan visi
dan misi tertulis untu mendapatkan keuntungan seperti :
1. Memastikan kepaduan tujuan dalam perusahaan
2. Menyediakan landasan atau standar untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan
3. Membangun iklim perusahaan yang padu
4. Menjadi titik focus bagi individu – individu agar sejalan dengan maksud dan arah
perusahaan
5. Memfasilitasi translasi dari tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan pembagian
tugas ke elemen – elemen yang bertanggung jawab pada perusahaan
Menjelaskan maksud maksud perusahaan dan kemudian mentranslasikan berbagai
maksud ini ke dalam tujuan sedemikian rupa sehingga parameter biaya, waktu dan
kinerja dapat dinilai dan dikontrol.
2.2. Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah tindakan untuk mewujudkan visi perusahaan. Misi perusahaan
menjelaskan mengapa perusahaan harus ada, apa yang dilakukan, dan bagaimana
perusahaan melakukannya. Atau dapat juga dikatakan bahawa misi adalah kegiatan atau
aktifitas yang mengarahkan suatu perusahaan pada tujuan yang menjadi impian
perusahaan tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa misi adalah kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan untuk mendukung perusahaan hingga mencapai tujuannnya. Contoh misi dari
perusahaan BUMN :
1) Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama Menyediakan
infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung perkembangan ekonomi
Indonesia melalui konektivitas antar daerah maupun negara
2) Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten, dan menyenangkan
kepada seluruh pelanggan dengan teknologi modern
3) Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan memperluas
penawaran perusahaan
4) Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap karyawan perusahaan
5) Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan
2.2.1. Pentingnya Misi Perusahaan
Misi merupakan titik awal untuk perencanaan tugas-tugas manajerial, dan diatas
semuanya, untuk perancangan struktur manajerial, sehingga misi menjadi fondasi bagi
prioritas, strategi, rencana dan penugasan kerja.Pernyataan misi yang jelas sangat penting
untuk menetapkan tujuan dan merumuskan strategi.King dan Cleland merekomendasikan
perusahaan untuk mengembangkan pernyataan misi karena alasan berikut ini :
4) Menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah organisasi.
1. Probabilitas
Kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroprasi dalam jangka panjang bergantung
pada perolehan tingkat laba yang memadai yang dimana umumnya memiliki tujuan laba
dinyatakan dalam bentuk laba perusahaan atau tingkat pengembalian atas ekuitas.
2. Produktivitas
Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input-output pada umunya dapat
meningkatkan produktivitas. Oleh karenanya perusahaan menyatakan suatu tujuan
produktivitas. Tujuan produktivitas yang umum digunakan adalah jumlah barang yang
diproduksi atau jumlah jasa yang diberikan per unit input. Namun tujuan produktivitas
kadang kala dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang diinginkan.
3. Posisi kompetitif
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya di pasar.Sering kali
penjualan total atau pangsa pasar dijadikan sebagai ukuran posisi kompetitif perusahaan.
Tujuan yang berkaitan dengan posisi kompetitif dapat mengindikasikan prioritas jangka
panjang perusahaan.
4. Pengembangan karyawan
Karyawan menghargai pendidikan dan pelatihan sebagian karena hal tersebut mengarah
pada kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Hal ini sering kali meningkatkan
produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu para pembuat
keputusan strategis sering kali memasukkan tujuan pengembangan karyawan dalam
rencana jangka panjangnya.
5. Hubungan dengan karyawan
Para manajer strategis yakin produktivitas berhubungan dengan loyalitas karyawan dan
apresiasi atas perhatian manajer terhadap kesejahteraan karyawan. Oleh karena itu
mereka menetapkan tujuan untuk memperbaiki hubungan dengan karyawan. Beberapa
tujuan mencakup program keselamatan kerja, perwakilan pekerja dalam komitmen dan
rencana kompensasi berbasis saham.
6. Kepemimpinan Teknologi
Perusahaan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau hanya pengikut di
pasar. Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi masing-masing membutuhkan postur
strategi yang berbeda. Oleh karena itu banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan
berkaitan dengan kepemimpinan teknologi.
7. Tanggung jawab kepada masyarakat
Banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya melampaui
persyaratan pemerintah.Perusahaan itu bukan hanya bekerja untuk mengembangkan
reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa dengan harga yang layak melainkan juga
menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Perbedaan dari kedua jenis tujuan ini terletak pada :
1. Jangka waktu perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan
2. Cara penulisan tujuan, biasanya tujuan jangka pendek mempunyai kecenderungan
untuk ditulis secara lebih spesifik.
Peter Drucker menyatakan bahwa salah satu kekliriuan dalam mengatur perusahaan
adalah manajemen memfokuskan diri hanya pada satu tujuan pokok. Menurutnya,
perusahaan seharusnya berusaha untuk meraih beberapa tujuan. Berikut adalah delapan
ruang lingkup utama yang biasanya dijadikan tujuan perusahaan:
1. Market standing, yaitu posisi perusahaan berada secara relative dibandingkan dengan
para pesaing.
2. Innovation, yaitu berbagai perubahan yang dilakukan untuk memperbaiki metode
bisnis perusahaan.
3. Productivity, yaitu tingkat produksi barang atau jasa perusahaan yang dibandingkan
dengan sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.
4. Resource levels, yaitu jumlah relatif dari berbagai sumber daya yang disimpan
perusahaan seperti persediaan, peralatan, kas dan sebagainya.
5. Profitablility, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk mengumpulkan pendapatan
yang melampaui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan
tersebut.
6. Manager performance and attitude, yaitu kualitas kinerja manjerial dan tingkat
pekembangan manajerial dan tingkat perkembangan manajer secara perorangan.
7. Worker performance and attitude, yaitu kualitas kinerja karyawan (non manajemen)
dan perasaan pekerja mengenai pekerjaannya.
8. Social responbility, yaitu kewajiban perusahaan untuk membantu memperbaiki
kesejahteraan masyarakat, di pihak lain perusahaan juga berjuang untuk mencapai
tujuannya.
Baik buruknya suatu tujuan secara umum ditentukan biasanya oleh bagaimana tujuan
tersebut benar-benar berguna bagi perusahaan. Berikut ini merupakan beberapa petunjuk
untuk membantu manajemen untuk mengembangkan tujuan perusahaan yang berkualitas,
yaitu bahwa manajemen harus :
1. Mengembangkan tujuan perusahaan secara spesifik
2. Menyusun tujuan perusahaan yang mampu dicapai
3. Membentuk tujuan perusahaan tujuan yang sifatnya fleksibel
4. Membentuk tujuan perusahaan yang dapat diukur.
Mengembangkan tujuan perusahaan yang konsisten baik dalam jangka panjang maupun
jangka pendek.
2.4. Tujuan Perusahaan Berdasarkan Pendekatan BSC
2.4.1 Pengertian BSC
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah merubah pola
persaingan perusahaan dari industrial competition menjadi information
competition, dimana telah mengubah acuan yang dipakai untuk mengukur kinerja
suatu perusahaan. Alat ukur kinerja tradisional yang memfokuskan pada
pengukuran keuangan tentunya harus bergeser menyesuaikan dengan tuntutan
agar memberikan arah yang lebih baik bagi perusahaan (Kaplan dan Norton,
1996). Hanya dengan menggunakan ukuran keuangan saja, belum dapat
menggambarkan kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan.
BSC merupakan suatu alat pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur
kinerja perusahaan secara keseluruhan baik keuangan maupun non keuangan
dengan mempertimbangkan empat aspek yang berkaitan dengan perusahaan,
antara lain: aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran
dan pertumbuhan.
Konsep BSC berkembang sejalan dengan implementasi konsep tersebut. BSC
terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced).
Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang
hendak diwujudkan oleh personel masa depan. Melalui kartu skor, skor yang
hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja
sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas
kinerja sesungguhnya. Menurut Kaplan dan Norton (1996: 9), kata “balanced”
disini menekankan keseimbangan antara beberapa faktor, yaitu :
1. Keseimbangan antara pengukuran eksternal bagi stakeholders dan konsumen
dengan pengukuran internal bagi proses internal bisnis, inovasi, dan proses
belajar dan tumbuh.
2. Keseimbangan antara pengukuran hasil dari usaha masa lalu dengan
pengukuran yang mendorong kinerja masa mendatang.
3. Keseimbangan antara unsur objektivitas, yaitu pengukuran berupa hasil
kuantitatif yang diperoleh secara mudah dengan unsur subjektivitas, yaitu
pengukuran pemicu kinerja yang membutuhkan pertimbangan.
BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai alat
pengendalian, analisis, dan merevisi strategi organisasi (Campbell et al (2002)
dalam Imelda R. H. N, JAK, 2004: 107). BSC dikembangkan oleh professor-
profesor dari Harvard University Fakultas Bisnis yaitu David P. Norton dan Bob
Kaplan tahun 1992 dengan menerbitkan tulisannya di majalah Harvard Business
Review edisi JanuariFebruari yang berjudul “measures that drive performance”
tentang konsep BSC.
BSC merupakan penjabaran dari visi, misi, dan strategi perusahaan dalam
serangkaian tujuan dan dari penjabaran tersebut dijadikan ukuran bagi
pengukuran prestasi perusahaan. Visi, misi, dan strategi tersebut dijabarkan dalam
empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,
dan pembelajaran dan pertumbuhan. BSC menekankan bahwa pengukuran
keuangan dan non keuangan harus merupakan bagian dari sistem informasi bagi
seluruh karyawan dari semua tingkatan dalam perusahaan. Sehingga BSC
merupakan suatu framework, suatu bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan
strategi kepada seluruh pegawai tentang apa yang menjadi kunci penentu sukses
saat ini dan masa mendatang. Sebagai sarana komunikasi misi dan strategi, BSC
memuat suatu pesan kepada semua karyawan tentang pentingnya mengejar secara
seimbang terhadap empat perspektif sekaligus.
Tujuan dan pengukuran keuangan dalam BSC bukan hanya penggabungan dari
ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang ada melainkan merupakan hasil
dari proses top-down berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha. Visi dan
strategi harus diterjemahkan oleh BSC menjadi suatu tujuan dan ukuran yang
nyata.
Balanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi dari empat
perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis
internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced Scorecard ini pada
dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara
berkelanjutan.
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard memiliki empat perspektif,
antara lain :