Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin di capai

melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara

yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku hidup sehat. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia. Hal

ini dirumuskan dalam visi Indonesia Sehat 2025.

Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2025 yang diharapkan adalah

bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta

berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan, hal ini akan sejalan bila

masyarakat Indonesia terbebas dari masalah kesehatan, dimana angka

kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas), mulai bergeser dari

penyakit infeksi yang salah satunya adalah Gastritis

(http://www.emidicine.com/gastritis/artcle_cm.htm/13/06/2013-19:00wita)

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial (ArifMuttaqin,

2011: 384).

Gastristis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang bersifat menahun (ArifMuttaqin, 2011: 397).

Penyebab gastristis menurut ArifMuttaqin (2011) banyak faktor yang

menyebabkan gastristis akut, seperti beberapa jenis obat, alkohol, bakteri,

1
2

virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan makanan

dan minuman garam empedu, iskemia, dan trauma langsung.

Persentase dari angka kejadian gastristis di Indonesia menurut World

Health Organization (WHO) tahun 2009 adalah 40.8%. Angka kejadian

gastristis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi

274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.Menurut Mauludiah dan Unun

(2006), angka kejadian infeksi gastristis pada beberapa daerah di Indonesia

menunjukkan data yang cukup tinggi. Diantara kota Surabaya angka kejadian

gastristis sebesar 31.2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka

kejadian gastristis cukup tinggi sebesar 91.6%. (http://jtptunimus-

gdldeiervian.ac.id/bab1pdf,13/06/2013)

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006, angka kematian

yang diakibatkan penyakit diare dan gastroenteritis berjumlah 3.941 kasus,

dan menyumbangkan 3,6% angka kematian di provinsi Kalimantan Selatan.

Gastritis juga menempati urutan ke 20 dengan 2.633 kasus kunjungan

terbanyak Puskesmas di Kalimantan Selatan (http://depkesprov-

kalsel.go.id/13/06/2013).

Berdasarkan data dari Puskesmas Basirih Baru di dapatkan data 10

penyakit terbanyak tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Distribusi 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Basirih


Baru Banjarmasin tahun 2012

Jumlah
No Jenis Penyakit Persentase
kunjungan
1 2 3 4
1 ISPA 3105 32.68
2 Penyakit lain-lain 1210 12.64
3 Myalgia 1051 11.06
4 Hipertensi essensial 946 9.66
5 Batuk 807 8.32
6 Sakit kepala 727 7.49
3

1 2 3 4
7 Dyspepsia 678 6.10
8 Demam yang sebab tidak diketahui 404 4.16
9 Peny pulpa dan periaprikal 388 4.00
10 Diare dan Gastroenteristis 378 3.89
Jumlah 9694 100.00
Sumber: Puskesmas Basirih Baru, 2012

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah klien gastritis masuk dalam

kategori penyakit lain-lain yaitu sebesar 1.210 kasus. Sedangkan untuk kasus

gastritis pada tahun 2012 terdapat 209 kasus dengan presentase 2,15%.

Berdasarkan data Puskesmas Basirih Baru di dapatkan data 10 penyakit

di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru bulan Januari sampai Mei tahun

2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Distribusi 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Basirih


Baru Banjarmasin bulanJanuari sampai bulan Mei 2013

No Jenis penyakit Jumlah kunjungan Presentase


1 ISPA 1.273 33.10
2 Hipertensi esensial 455 11.83
3 Penyakit lain-lain 422 11.31
Demam yang sebab tidak
4 350 10.97
diketahui
5 Myalgia 300 9.10
6 Dyspepsia 302 7.85
7 Batuk 257 7.80
8 Sakit kepala 199 5,17
9 Diare dan gastroenteritis 195 5.07
10 Tuberculosis paru BTA (+) 92 2.43
Jumlah 3845 100.00
Sumber: Puskesmas Basirih Baru, 2013

Berdasarkan data diatas, terdapat peningkatan jumlah kasus

gastristis(masuk dalam kategori lain-lain) pada bulan Januari sampai bulan

Mei 2013 yaitu berjumlah 422 kasus. Sedangkan untuk kasus gastritis di

bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2013 terdapat 55 kasus

dengan presentase 1,43%.

Dari dampak yang ditimbulkan oleh Gastritis perlu mendapatkan

perhatian dari perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang


4

komprehensif bio-psiko-sosio spiritual. Selain itu dapat juga memberikan

pendidikan kesehatan terutama dalam hal ini penanggulangan penyakit

Gastritis ini ataupun pencegahannya.

Sehubungan dengan cukup tingginya angka kejadian Gastritis serta

dampak yang di timbulkan dari penyakit tersebut maka penulis merasa

tertarik dan termotivasi untuk mengangkat kasus dengan judul “Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan Kasus Gastritis di wilayah kerja Puskesmas

Basirih Baru Banjarmasin”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disusun perumusan

masalah sebagai berikut:“Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Keluarga dengan Kasus Gastritis diwilayah kerja Puskesmas

Basirih Baru Banjarmasin”

Rumusan masalah yang dapat dirinci adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengkajian keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin?

2. Bagaimanakah diagnosa keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis di wilayah Puskesmas Basirih baru Banjarmasin?

3. Bagaimanakah intervensi keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis di wilayah kerja Puskesmas Basirih baru Banjarmasin?

4. Bagaimanakah implementasi keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis di wilayah kerja Puskesmas Basirih baru Banjarmasin?

5. Bagaimanakah evaluasi keperawatan keluarga klien dengan gastritis di

wilayah kerja Puskesmas Basirih baru Banjarmasin?


5

6. Bagaimana pendokumentasian keperawatan keluarga klien dengan

gastritis di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin?

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis dengan proses keperawatan keluarga secara komprehensif.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga yaitu dengan menggali

data subjektif dan objektif yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-

kultural-spiritual pada klien dengan gastritis.

b. Melakukan diagnosa keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis di wilayah Puskesmas Basirih baru Banjarmasin.

c. Melakukan intervensi keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis di wilayah kerja Puskesmas Basirih baru Banjarmasin.

d. Melakukan implementasi keperawatan keluarga pada klien dengan

gastritis di wilayah kerja Puskesmas Basirih baru Banjarmasin.

e. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada klien dengan gastritis

di wilayah kerja Puskesmas Basirih baru Banjarmasin.

f. Melakukan pendokumentasian keperawatan keluarga pada klien

dengan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Basirih baru

Banjarmasin.

D. Manfaat Penulisan

1. Secara Teoritis
6

Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga secara teoritis

sebagaimana yang telah diajarkan selama proses belajar mengajar di

lembaga pendidikan dan sebagai bahan kajian dalam menyusun asuhan

keperawatan keluarga.

2. Secara Praktis.

a. Bagi Mahasiswa.

Manfaat yang didapat dari penerapan asuhan keperawatan

keluarga ini bagi mahasiswa, antara lain:

1) Dapat mengaplikasikan konsep keperawatan keluarga secara

nyata kepada keluarga

2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan

keperawatan keluarga.

3) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis analisis dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika keluarga.

4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian, dan

hubungan interpersonal.

b. Bagi Masyarakat/keluarga.

Manfaat yang didapat dari penerapan asuhan keperawatan

keluarga ini bagi masyarakat/keluarga, antara lain:

1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperanaktif

dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

yang ada dikeluarganya.

2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menya-

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah

yang dialami keluarga.


7

3) Masyarakat atau keluarga mengetahui gambaran tentang status

kesehatannya dan mempunyai usaha dan upaya untuk

meningkatkan status kesehatan keluarganya agar meningkat

kedepannya.

c. Bagi Institusi pendidikan.

Manfaat yang didapat dari penerapan asuhan keperawatan

keluarga ini bagi pihak pendidikan antara lain:

1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Akademi Keperawatan

Kesdam VI/Mulawarman Banjarmasin khususnya dibidang

keperawatan keluarga.

2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan

model praktik keperawatan keluarga selanjutnya.

d. Bagi perawat/Profesi Keperawatan.

Manfaat yang didapat dari penerapan asuhan keperawatan

keluarga ini bagi profesi keperawatan, antara lain:

1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi

secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah di tentukan

terutama di lingkup keperawatan keluarga.

2) Memberikan suatu gambaran baru dalam keperawatan keluarga

sehingga profesi mampu mengembangkannya.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang di gunakan adalah metode penulisan deskriptif

dengan studi atau penelaahan kasus. Metode penulisan asuhan keperawatan

keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan


8

pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu

sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga

adalah sebagai berikut: pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga,

perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan perencanaan, pelaksanaan

asuhan keperawatan, dan evaluasi (Mubarak, 2010: 95).

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan, melalui:

1. Observasi langsung.

2. Wawancara.

3. Metode pengkajian lainnya yang meliputi catatan/laporan mengenai

keadaan rumah dan lingkungan (Tamher dan Mia Fatma, 2009: 70).

Anda mungkin juga menyukai