Anda di halaman 1dari 39

Makalah : 1

BUMI
Sumber : http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/01/makalah-tentang-bumi.htmlBAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer
atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari,
sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga
ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer,
Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.

Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Gerak
rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini
menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-
hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami perubahan bentuk
akibat gerakan rotasi yang dilakukan.Perubahan tersebut adalah terbentuknya daerah agak
pepat di kedua kutubnya dan seakan-akan sebagian massa bumi tertumpuk di daerah equator.
Bentuk ini disebabkan rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi
terjadi dari arah barat ke timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah
berlawanan

Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi dari bumi,
yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi mengalami
kemiringan sebesar 23,5o dari garis tegaknya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan kita akan mengetahui tentang :

- Pengertian bumi

- Bagian – bagian bumi

- Pengertian rotasi bumi

- Akibat terjadinya rotasi bumi

- Menetukan umur bumi


- Kenapa kita tinggal diplanet bumibukan di planet lain

- Teori pembentukan bumi

- Asal mula kehidupan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian bumi

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer
atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari,
sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga
ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer,
Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.

Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70°C
hingga 55°C bergantung pada iklim setempat. Sehari di dibagi menjadi 24 jam dan setahun di
bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan
luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter
kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis
Bumi dipatok sebagai 1.

Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai
10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai
1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara
Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.

Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku
setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair
setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer
membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih
85 kilometer.

Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift)
yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik
terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau
terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar
adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.

B. Bagian – Bagian Bumi

Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan
matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan
satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi
terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut :

1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-
batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu
di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya
hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu
di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.

3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam
besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan
ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar
2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan
pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel
dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian
padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari
berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer)
yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis
organisme (biosfer).

Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam
siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan
perpindahan materi padat.

 ATMOSFER

Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya
pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan
mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di
berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.

Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi atmosfer
antara lain :

1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan
hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.

2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi

3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.

4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.

Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak ada
lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh permukaan
bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu bertaham hidup,
termasuk manusia.

Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan,
yaitu :

a. Troposfer

Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi
sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator. Pada
lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100
meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang
paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan
habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar
dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer.

b. Stratosfer

Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada
ketinggian 50 – 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer dan
ionosfer.Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya
ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi.
Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan dari lapisan
troposfer.

Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk
menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan
bumi.Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan
suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer tidak mengandung uap air,
sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan stratosfer disebut
stratopouse.

c. Mesosfer

Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini akan
menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian
turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara
80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan
mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan
suhu terendah – 110o C .

d. Lapisan Termosfer

Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian


sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering
juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini.
Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas,
yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan
meningkat dengan meningkaknya ketinggian

e. Ekosfer atau atmosfer luar

Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas
atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer)
dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang
masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan
angkasa luar disebut magnetopause.

 Ozon Dalam Atmosfer

Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat
juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga digunakan
untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.

 HIDROSFER

Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O.
Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti
permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser,
salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.

C. ROTASI BUMI
Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Gerak
rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini
menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-
hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami perubahan bentuk
akibat gerakan rotasi yang dilakukan. Perubahan tersebut adalah terbentuknya daerah agak
pepat di kedua kutubnya dan seakan-akan sebagian massa bumi tertumpuk di daerah equator.
Bentuk ini disebabkan rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi
terjadi dari arah barat ke timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah
berlawanan arah jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari arah kutub selatan arah rotasi bumi
searah dengan arah jarum jam.

Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi dari bumi,
yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi mengalami
kemiringan sebesar 23,5o dari garis tegaknya.

D. AKIBAT DARI ROTASI BUMI

Waktu rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi,
menimbulkan beberapa gejala alam seperti (a) terjadinya pergantian siang dan malam, (b)
perbedaan waktu di berbagai tempat di muka bumi, (c) gerak semu harian bintang, (d)
perbedaan besar gaya gravitasi di berbagai tempat di bumi, dan (e) terjadinya pembelokan arah
angin.

1. Terjadinya Pergantian Siang dan Malam

Daerah bumi yang terkena sinar matahari dinamakan siang, sedangkan daerah bumi
dibelakangnya, yang tidak terkena sinar matahari dinamakan malam. Akibat adanya rotasi
menyebabkan terjadinya pergiliran daerah siang dan malam secara bergantian. Jika rotasi bumi
terjadi selama 24 jam, maka lama siang dan malam masing-masing terjadi selama 12 jam.

Pengecualian di daerah dekat kutub, lama siang dan malam dapat lebih atau kurang dari
12 jam, tergantung posisi bumi ketika berevolusi mengelilingi matahari.

2. Perbedaan waktu di berbagai tempat

Akibat gerakan rotasi bumi dari barat ke timur menyebabkan daerah sebelah timur akan
menjumpai siang terlebih dahulu, dibanding daerah barat. Perbedaan ini menyebabkan adanya
perbedaan waktu di setiap bagian bumi.

Karena rotasi bumi maka permukaan bumi di sebelah timur akan melihat matahari terbit
dan terbenam lebih cepat daripada daerah di sebelah barat. Oleh karena itu setiap tempat di
berbagai belahan bumi akan memiliki waktu yang berbeda. Untuk menyamakan waktu secara
internasional digunakan waktu GMT (Greenwich Mean Time). Waktu ini sesuai dengan waktu
di kota Greenwich.
3. Pergerakan semu bintang

Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur maka bintang-bintang (termasuk matahari)
tampak seperti bergerak dari timur ke barat. Namun sebenarnya bintang-bintang tersebut tidak
bergerak. Oleh karena itu maka gerakan bintang ini disebut sebagai gerak semu. Karena gerak
semu ini dapat dilihat setiap hari maka disebut gerak semu harian. Dengan gerak semu harian
ini maka matahari tampak terbit di timur dan terbenam di barat demikian juga dengan bintang-
bintang pada malam hari

4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi

Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat,
Bumi berotasi terus pada porosnya. Ini menyebabkan menggebungan di khatulistiwa dan
pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti keadaannya sekarang. Karena percepatan
gravitasi benbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-
tempat di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa, karena jarak permukaan bumi di
kutub lebih dekat ke pusat bumi. Akibatnya, berat benda yang sama akan berbeda jika
ditimbang di khatulistiwa dan di kutub.

5. Pembelokan arah angin

Menurut Hukum Buys Ballot, udara akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Di daerah kutub yang bertekanan tinggi, maka udara cenderung akan bergerak ke
daerah khatulistiwa. Namun akibat rotasi bumi, udara yang bergerak menuju khatulistiwa akan
berbelok kearah timur mengikuti arah rotasi bumi, ini berpotensi membentuk angin siklon.

Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Gerak
rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini
menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-
hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami perubahan bentuk
akibat gerakan rotasi yang dilakukan.Perubahan tersebut adalah terbentuknya daerah agak
pepat di kedua kutubnya dan seakan-akan sebagian massa bumi tertumpuk di daerah equator.

Bentuk ini disebabkan rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi
terjadi dari arah barat ke timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah
berlawanan.Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi dari
bumi, yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi
mengalami kemiringan sebesar 23,5o dari garis tegaknya.

Waktu rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi,
menimbulkan beberapa gejala alam seperti (a) terjadinya pergantian siang dan malam, (b)
perbedaan waktu di berbagai tempat di muka bumi, (c) gerak semu harian bintang, (d)
perbedaan besar gaya gravitasi di berbagai tempat di bumi, dan (e) terjadinya pembelokan arah
angin.

A. MENETUKAN UMUR BUMI


Cara Penentuan Umur Bumi:

- Observasi (Pengamatan)

Untuk menentukan umur bumi, dapat dilakukan berdasarkan observasi (pengamatan)


terhadap kejadian alam yang ada di muka bumi. Jika diamati bahwa beberapa peristiwa
geologis terjadi pada masa tertentu, maka bisa diasumsikan dengan mempergunakan data ini,
kejadian yang sama telah terjadi dalam kurun waktu yang sama di masa lalu.

- Tes Radiometrik

Test ini ditemukan awal abad 20 dan menjadi sangat populer. Teknik tes Radiometrik
terletak pada prinsip bahwa “atom tidak stabil” di material radioaktif akan berubah menjadi
“atom stabil” dalam satu interval waktu tertentu. Kenyataan bahwa perubahan ini terjadi
dengan jumlah yang sudah dipastikan dan juga dalam periode waktu yang tertentu, membuat
timbulnya gagasan untuk mempergunakan data ini sebagai penentu dari umur fosil dan umur
bumi.

- Tes Uranium

Test Uranium adalah yang pertama kali digunakan, tetapi kemudian tidak dipakai lagi.
Prinsip dari test ini adalah perubahan uranium menjadi timah. Uranium berubah menjadi atom
thorium saat memancarkan radiasinya. Thorium adalah sebuah elemen radioaktif, berubah
menjadi protactinium setelah beberapa waktu tertentu. Setelah tiga belas perubahan tambahan,
uranium pada akhirnya berubah menjadi timah yang merupakan elemen stabil.

Waktu yang dibutuhkan oleh elemen radioaktif untuk berubah dari setengah masanya
menjadi elemen yang lain, disebut setengah-umur dari elemen ini. Setengah-umur dari
uranium-238 adalah 4,5 miliar tahun. Artinya 100 gram uranium yang kita miliki hari ini, akan
menjadi 50 gram uranium-238 dan 50 gram timah-206 setelah 4,5 miliar tahun kemudian. Dan
setelah 4,5 miliar tahun berikutnya, ada tersisa seperempat dari jumlah uranium yang kita miliki
mula-mula. Reaksi ini akan berlanjut sampai uranium itu habis.

- Teori menghitung Kadar Garam

Diasumsikan bahwa saat Bumi berumur nol, kadar garam dari Laut dan Sungai adalah
sama, yaitu sama-sama air tawar.Lalu diukur, dalam waktu tertentu, jumlah garam yang dibawa
oleh sungai ke laut. Pengukuran dilakukan bisa dengan mengambil beberapa sample dari hulu,
badan, dan hilir sungai, untuk melihat berapa banyak penambahan mineral garam dari
lingkungan (tanah/pasir) yang dilewati. Setelah mengetahui berapa banyak garam yang dibawa
oleh sungai, kemudian hitung berapa banyak garam yang dikandung oleh laut saat ini.

Dari dua data tersebut, bisa dihitung perkiraan usia Bumi.

B. Bisakah Massa Bumi Bertambah

Sekarang kita kembali ke Massa Bumi, kalau kita mengambil besi dari dalam bumi dan
dijadikan bangunan dll. tentu saja tidak akan mempengaruhi massa bumi karena besi tersebut
hanya alih tempat dan alih rupa saja. Kecuali memang yang dijadikan satelit, roket, pesawat
ruang angkasa dll. yang di terbangkan keluar bumi dan tidak kembali. Tapi dengan begitu masa
bumi bukan bertambah tapi berkurang. Apa yang menyebabkan masa bumi bertambah?

Lalu dari mana asalnya massa tambahan ini? Jawabannya, dari luar angkasa, dalam
bentuk detritus. Detritus adalah pecahan batuan atau materi lain yang sudah pecah, lapuk, atau
terurai dari massanya yang lebih besar. Pecahan ini bisa terjadi karena tak sengaja, atau erosi,
pengikisan oleh angin, dll. Luar angkasa dipenuhi oleh sampah-sampah seperti ini, debu dan
pecahan meteor kecil. Karena bumi memiliki luas permukaan 125 juta km kuadrat, maka
kemungkinan detritus ini jatuh ke bumi sangat besar.Sulit memperhitungkan berapa besar
meteor2 kecil ini berjatuhan dan terbakar di atmosfer kita, tapi kisarannya adalah 20-40 ton per
hari. Meteor kecil ini akan terurai menjadi debu karena gesekan atmosfer, lalu melalui
perantara awan dan hujan, jatuh ke tanah dan berakhir di bumi (di laut atau di tanah).

J. ALASAN BUMI SEBAGAI TEMPAT HIDUP MANUSIA

1. Bumi

Bumi memang pas dijadikan tempat hidup manusia karena:

a. jarak dengan matahari yang pas yang menyebabkan suhu bumi optimal tidak terlalu
panas atw dingin.

b. rotasi bumi yang pas sehingga perbedaan suhu antara siang dan malam tidak
signifikan.

c. satelit cuma satu sehingga pengaturan pasang surut air laut pas.

d. komposisi gas di atmosfer yang pas sehingga mendukung adanya kehidupan.

e. komposisi litosfer beserta kepadatan dan ketebalan

f. perlindungan magnetik oleh gravitasi bumi yang melindungi dari ganasnya angin
surya dan atmosfer yang pas ketebalannya sehingga menghasilkan tekanan yang pas. dan juga
tebal atmosfer yang melindungi dari radiasi dan benda antariksa.

g. dll

Sedangkan jika dibandingkan dengan planet lain yaitu :

2. merkurius

Suhu sekitar -180 derajat sampai 430 derajat celsius tidak memungkinkan adanya
kehidupan dan juga tidak ada atmosfer jadi jika matahari meledak tamatlah riwayat manusia
dan juga tanah di planet merkurius terdiridari dari besi.

3.venus

Cukup indah keliatannya tapi tidak memungkinkan adanya kehidupan karena


atmosfernya sangat tebel sehingga cahaya matahari sulit masuk dan juga komposisi sebagian
besar terdiri dari CO2 yang bisa membuat sesak bernapas belum lagi efek rumah kaca
menyebabkan suhunya rata2 462 derajat celsius dan merupakan planet terpanas di tata surya..
dan planet terdekat dengan bumi.

4. mars

planet merah ini juga sepertinya agak mungkin ditempati karena jaraknya agak jauh
dari matahari sehingga suhunya rata2 -23 derajat celsius paling panas 27 C. dan disana ada air
dalam bentuk es dan diduga ada mahluk hidupnya.

5. Jupiter

planet ini juga tidak cocok jadi tempat kita karena jarak yang jauh sehingga suhunya
anatar -140 C ampe 21 C belum lagi gravitasinya yang luar biasa sekitar 2,4 kali sehingga Allah
menciptakan planet ini untuk melindungi bumi dari tabrakan benda angkasa. dan rotasi yang
luar biasa cepat hingga menyebabkan badai luar biasa hebat bahkan ada yang lebih besar dari
bumi yang dikenal dengan big red spot

6. Saturnus

sama seperti jupiter tapi lebih dingin sekitar -175 C dan permukaanya cair.

7. uranus

planet sangat jauh dan punya kemiringan hampir 90 derajat sehingga siang ke malam =
satu tahun uranus = 84 tahun bumi luar biasa lama apalagi kalau puasa di sana bakal KO duluan.
suhunya juga ekstra dingin sekitar -224 C metana saja sampai beku.

8. neptunus

planet paling dingin dan biru dan dingin suhunya sekitar -218 C paling tinggi serta
matahari yang sebesar titik seperti bintang belum lagi anginnya tercepat di tata surya sekitar
600m/s atau 2160km/jam .

H. PEMBENTUKAN BUMI

Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi

1.Teori Kabut(Nebula)

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah
satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere
De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini
dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut
(nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar
inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori nebula ini terdiri dari
beberapa tahap,yaitu Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang
begitu pekat dan besar.

Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun
terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak
mengelilingi matahari. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan
gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk
Susunan Keluarga Matahari.

2.Teori Planetesima

Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal
Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu
saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut
melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh
gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan
pada bagian tepi.

Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan


permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut
dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu
menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi
matahari.

3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni
bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius
orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari
mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh
matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan
mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali,
menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.

4.Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli AstronomiR.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak
material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang
masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak
meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan
pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

5.Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian
besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-
nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku
dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet
bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

- Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan
atau perbedaan unsur.
- Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi.
Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
- Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat . Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.
(QS. Al-Mulk, 67:3).

C.PERKEMBANGAN BUMI

Teori-teori tentang Perkembangan Bumi

1.Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant


Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di
bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.

2.Teori Descartes dan Suess

Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah proses
pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan,lipatan yang
kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini disebut teori kontraksi.

3.Teori Geosinklin

Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana
pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan sedimen
yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina
dan Andes.

I. ASAL MULA KEHIDUPAN DIBUMI

Kita tentu telah memahami bahwa bumi kita ini dahulu kala terbentuk dalam keadaan
sangat panas dan pijar. Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih
dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair
membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk
padat disebut litosfer.

Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang
beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut biosfer.
Maka pertanyaan yang timbul adalah dari mana dan kapankah makhluk-makhluk hidup itu
datang atau timbul di bumi kita ini? bagaimana pula ia dapat menjadi begitu banyak dan
beraneka ragam? Bahkan pertanyaan sampai kepada asal-usul manusia, benarkah manusia
berasal dari monyet? Marilah kita kaji bagaimana pandangan ilmu pengetahuan alam atas
masalah tersebut di atas.

a. Kapan mulai ada kehidupan di bumi?

Seperti telah di uraikan , umur dari suatu batuan ditentukan dengan cara analisis
perbandingan zat radioaktif dengan zat hasil luruhannya. Dengan metode tersebut dapat
diperkirakan bahwa bumi telah membentuk batuan sejak 5 ribu juta tahun yang lalu. Dari
penelitian berbagai batuan ternyata terdapat batuan yang berumur 3,5 ribu juta tahun yang
menunjukan tanda-tanda sisa kehidupan atau fosil. Ini berarti pada saat itu telah ada kehidupan
di bumi.

Interaksi cairan alkali yang mengandung hidrogen dan metana serta air laut purba yang
mengandung karbon dioksida kemungkinan menghasilkan asetat, senyawa sejenis cuka. Asetat
inilah yang kemudian berkembang menjadi basis kehidupan.
Makhluk hidup kini tersusun atas senyawa organik, seperti karbohidrat, protein, dan
sebagainya. Russel menguraikan bahwa katalis yang membentuk molekul organik dan
hidrokarbon bisa terbentuk dari molekul anorganik.

Sementara itu, makalah ilmiah yang dipublikasikan di Biochimica Acta menguraikan


kemiripan antara enzim kehidupan purba dan mineral yang mengendap di ventilasi hidrotermal.
Menurut Russel, fakta itu menunjukkan bahwa terciptanya kehidupan tidak membutuhkan
terciptanya katalis terlebih dahulu

b. Dari mana asal mula kehidupan di bumi?

Ada berbagai pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab pertanyaan
tersebut.

1. Generatio Spontanea

Sebelum abad 17 orang menganggap bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan
atau terbentuk dengan sendirinya. Contoh : Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus,
cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur, dari gudang padi, ternyata munculah tikus.

Paham ini disebut juga abiogenesis makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk
hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing. faham ini antara lain dipelopori oleh Aristoteles.

2. Cosmoza

Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi ini asal usulnya dari luar bumi, mungkin dari
planet lain. Benda hidup yang datang itu mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi
lalu berkembang biak. Pendapat atau hipotesis ini terlalu lemah karena tidak didukung oleh
fakta-fakta dan juga tidak menjawab asal mula kehidupan itu sendiri.

3. Omne Vivum Ex Ovo

Fransisco Redi (1626-1697) ahli biologi bangsa Italia dapat membuktikan bahwa ulat pada
bangkai tikus berasal dari telur lalat yang meletakan telurnya dengan sengaja di situ. Dari
berbagai percobaannya yang serupa ia memperoleh kesimpulan yang serupa yaitu bahwa asal
mula kehidupan itu adalah telur atau omne vivum ex ovo.

4. Omne Ovo Ex Vivo

Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799) juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap
kaldu, membuktikan bahwa jasad renik atau mikroorganisme yang mencemari kaldu dapat
membusukkan kaldu itu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi
pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup
terlebih dahulu. Maka muncullah teorinya omne ovo ex vivo atau telur itu berasal dari makhluk
hidup.
5. Omne Vivum Ex Vivo

Louis Pasteur (1822-1895) sarjana kimia Perancis melanjutkan percobaan Spallanzani


dengan percobaan berbagai mikroorganisme. akhirnya ia berkesimpulan bahwa harus ada
kehidupan sebelumnya, agar tumbuh kehidupan yang baru atau disebut omne vivum ex vivo.
Teori ini disebut juga teori Biogenesis dengan konsep dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal
dari yang hidup juga. Dengan teori biogenesis ini maka teori abiogenesis ditinggalkan orang.
Akan tetapi dengan demikian asal mula kehidupan mulai kembali menjadi masalah yang belum
terungkap, namun hampir semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul
di bumi kita ini, bukan dari angkasa luar.

6. Teori Urey

Harold Urey (1893) seorang ahli kimia dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa
atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen
(H2) dan air (H2O). Zat-zat itu merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh
makhluk hidup. Diduga karena adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sianr
kosmos unsur-unsur itu mengadakan reaksi-reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup
yang mula-mula terbentuk kira-kira sama dengan keadaan virus yang kita kenal sekarang. Zat
itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer
atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari,
sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga
ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer,
Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian
padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari
berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer)
yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis
organisme (biosfer
Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Gerak
rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini
menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-
hampir tidak mengalami pergerakan

Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi dari bumi,
yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi mengalami
kemiringan sebesar 23,5o dari garis tegaknya.

Waktu rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi,
menimbulkan beberapa gejala alam seperti (a) terjadinya pergantian siang dan malam,

(b) perbedaan waktu di berbagai tempat di muka bumi, (c) gerak semu harian bintang,
(d) perbedaan besar gaya gravitasi di berbagai tempat di bumi, dan (e) terjadinya pembelokan
arah angin.

B. SARAN.

Makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan
dari makalah saya ini.
Makalah : 2

GEMPA BUMI

Sumber : https://bocahbancar.files.wordpress.com/2009/01/makalah-gempa-bumi-
lengkap.docx

A. Pengertian
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi
secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng
tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

B. Karakteristik
Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:
 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
 Lokasi kejadian tertentu
 Akibatnya dapat menimbulkan bencana
 Berpotensi terulang lagi
 Belum dapat diprediksi
 Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

C. Tipe Gempa Bumi


Tipe-tipe gempa bumi dapat digolongkan menjadi:
1. Gempa bumi vulkanik (Gunung Api). Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api
tersebut.
2. Gempa bumi tektonik. Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari
yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar
keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang
terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik
dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari
lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut
begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

D. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu:
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian
bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya
bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu
terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak
permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,
kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun
tanggul penahan lainnya.
E. Terjadinya Gempa Bumi

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng
tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas
astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk
bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng
tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang
menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng
tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua
(Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan
yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada
kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat
batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan
ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam
keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan
proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran
konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari
litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga
kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu
apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling
geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar,
keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling
mendekati atau saling bergeser. Umumnya,
gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-
15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga
terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada
lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi
pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
F. Jalur Gempa Bumi Dunia

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3
lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng
berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka
akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan
daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta
benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat
pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan
tsunami. Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami
maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada
masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem
Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System/ Ina-
TEWS).

G. Sejarah Besar Gempa Bumi Dunia


 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang
berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala
Richter(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan
sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya,
Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa
masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga
pengevakuasian warga terhambat.
 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama
57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States
Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan
lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,
berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang
Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera
Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala
Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan
lebih dari 1.000 orang tewas.
 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada
juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400
korban tewas.
 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000
nyawa.
 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter
menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000
nyawa.
 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan
menewaskan 1.000 orang.
 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan
menewaskan 2.500 orang.
 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000
nyawa.
 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut
lebih dari 9.500 nyawa.
 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570
korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan
sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan
240.000 orang terbunuh.
 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan
22.778 terbunuh.
 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7
skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota
Agadir.
 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan
33.000 orang tewas.
 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000
kematian.
 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000
orang.
 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut
sedikitnya 140.000 nyawa

H. Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi


Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada:
1. Di dalam rumah. Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja
untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja,
lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka
matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
2. Di sekolah. Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku,
jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke
pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
3. Di luar rumah. Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan
papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau
apapun yang anda bawa.
4. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall. Jangan menyebabkan kepanikan atau
korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
5. Di dalam lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika
anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda
terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
6. Di kereta api. Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti
penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau
stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
7. Di dalam mobil. Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda
mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan
berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari
mobil, biarkan mobil tak terkunci.
8. Di gunung/pantai. Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda
merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran
yang tinggi.
9. Beri pertolongan. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi
gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami
kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
10. Dengarkan informasi. Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan
bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi
yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi
orang yang tidak jelas.

I. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi

Untuk menghadapi bencana gempa bumi, maka diperlukan strategi yang tepat, diantaranya:

1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan


gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara -
cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi

Daftar Pustaka

Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, Set


BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. 2010.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg diakses pada Sabtu
malam, 24 September 2011
http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=6 diakses pada Sabtu malam, 24 September
2011
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/antisipasigempa.bmkg diakses pada Sabtu
malam, 24 September 2011
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/27/analisa-gempa-bumi-indonesia/ diakses pada
Sabtu malam, 24 September 2011

Makalah : 3

Gelombang Gempa

Sumber : http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-gelombang-gempa.html

Gelombang gempa dibedakan menjadi 2 yaitu Body wave dan Surface wave.

1. Body wave
Body wave adalah gelombang yang merambat di interior bumi. Terdiri dari:
a.) Gelombang Primer / P-wave

Gelombang Primer

Ciri-cirinya:

 Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf


 Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya searahdengan
arah rambatan.
 Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di granit.
 Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )
 Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang yang lain.
 Amplitudo kecil

b.) Gelombang Sekunder / S-wave

Gelombang Sekunder

Ciri-cirinya:

 Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya tegak


lurus dengan arah rambatan.
 Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).
 Hanya bisa merambat di medium padat saja.
 Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.
 Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer

2. Surface Wave
Surface wave adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi. Terdiri dari:

a.) Gelombang Cinta / Love wave

Gelombang Cinta

 Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus dengan araah rambatan.
 Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder
 Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum
 Getaran yang dirasakan manusia pertama kali
 Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911
b.) Rayleigh wave

Geombang Rayleigh

 Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar kebelakang ), tapi secara
umum gelombangnya merambat ke depan, analoginya seperti gelombang laut.
 Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan Gelombang Sekunder)
 Ditemukan oleh Lord Rayleigh tahun 1885.
Makalah : 4

KUAT UKURAN GEMPA

Sumber :

Abstrak

Besarnya kekuatan gempa yang terjadi pada Hiposentrum (pusat gempa) yang diukur dengan skala richter akan
mengakibatkan tejadinya besaran getaran serta pengaruhnya yang berbeda pada daerah yang berbeda pula di
permukaan bumi (Epiosentrum). Interprestasi Pengaruh yang berbeda ini oleh seorang sarjana itali bernama
Guiseppe Mercalli tahun 1902, yang dikenal Modified Mercally Intencity Scale (MMI). Jumlah skala
pengaruhnya ada 12 buah yang disesuaikan dengan besarnya pengaruh gempa. Skala yang biasa digunakan adalah
skala Richter yang menggunakan hasil pengukuran seismograf untuk menjelaskan sekaligus membandingkan
kekuatan dan luas gempa yang terjadi.

1. PENDAHULUAN

1.1. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan permukaan bumi.
Gempa bumi yang kuat dapat menyebabkan kerusakan besar bagi gedung, jembatan dan
bangunan lain, termasuk korban nyawa. Permukaan bumi terbentuk dari lapisan batuan paling
luar yang disebut kerak bumi. Kerak bumi yang pecah membentuk potongan-potongan besar
yang saling berpasangan, seperti kepingan puzzle yang besar. Potongan-potongan ini disebut
lempeng. Lempeng ini bergerak perlahan dan mendesak bebatuan. Akibatnya, tekanan
bertambah besar. Jika tekanan semakin besar, bebatuan bawah tanah akan pecah dan terangkat.
Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang menyebabkan gempa bumi. Setiap tahun,
terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000-nya cukup kuat untuk kita rasakan.
Di bawah kerak bumi terdapat lapisan lunak terbentuk dari batuan panas yang lumer.
Kerak bumi yang terbentuk dari nikel dan besi dengan bahagian yang padat ditengahnya. Kerak
tersebut bisa mencapai ketebalan 70 km di bawah barisan pengunungan terbesar di dunia.
Kebanyakan gempa bumi berasal dari kerak bumi. Kadang-kadang gempa bumi juga bisa
terjadi pada kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi
gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:
1. Gempa dangkal, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 0 – 65 km)
2. Gempa sedang, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 65 – 200 km)
3. Gempa dalam, (Hyopocenter terletak pada kedalaman > 200 km)

Bagi seorang engineer yang penting adalah Gempa dangkal.

1.2.Pengukuran Kekutan dan Alat Ukur Gempa

Ilmuan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog. Mereka
menggunakan alat pengukur yang disebut seismograf atau seismometer. Alat itu digunakan
untuk mencatat pola gelombang seismik dengan memperhitungkan kekuatan sekaligus
lamanya gempa. Pencatatannya dilakukan beberapa tempat yang berbeda, sehingga pusat
gempa dan episentrumnya bisa diketahui secara tepat.

Untuk mengukur gempa terbesar, para seismolog juga menggunakan skala getaran
gempa. Skala ini didasarkan pada ukuran patahan yang tercatat, jumlah gerakan dipermukaan,
dan lamanya gempa bumi. Angka tertinggi yang dihasilkan kurang lebih sama dengan skala
Richter yang berkekuatan sampai tingkat ke-7. Angka tertinggi yang pernah tercatat oleh skala
ini adalah 9.5 untuk gempa bumi yang menyebabkan meletusnya gunung berapi tahun 1960 di
pantai Chili. Bencana ini telah menewaskan 5.700 penduduk. Sedangkan menurut skala
Richter. Getarannya berkekuatan 8,3.

1.3.Skala Richter

Pada tahun 1935, ahli seismologi Amerika, Charles F. Richter (1900 – 1985)
mengembangkan sistem pengukuran kekutan gempa. Setiap angka pada skala Richter
menggambarkan 10 kali peningkatan gerakan tanah yang tercatat oleh seimograf. Jadi pada
gempa bumi dengan kekuatan 7, tanah bergerak 100 kali lebih banyak dari pada gempa
berkekuatan 5 pada skala Richter.

Tabel 1. Efek kekuatan gempa


RATA- INTENSITAS DEKAT
KEKUATAN KETERANGAN
RATA EPISENTRUM
0 – 1,9 - 700.000 Tercatat, tapi tidak terasa
2 – 2,9 - 300.000 Tercatat, tapi tidak terasa
3 – 3,9 KECIL 40.000 Dirasakan oleh sedikit orang
4 – 4,9 RINGAN 6.200 Dirasakan oleh banyak orang
5 – 5,9 SEDANG 800 Agak merusak
6 – 6,9 KUAT 120 Merusak
7 – 7,9 BESAR 18 Sangat merusak
1 dalam
8 – 8,9 DAHSYAT 10 – 20 Menghancurkan
tahun
Gambar 1. Charles F. Richter

2. RUMUSAN KORELASI SKALA GEMPA


Dengan alat “Accelerogram” maka kita dapat mengintegrasikan hasilnya, dengan
menggunakan teknik computer (metoda Simson Rule). Kesemua parameter di atas disebut
parameter fisik. Masalahnya bagaimana korelasi dari MMI tersebut dengan hasil pencatatan
dengan menggunakan accelerograph. Menurut Guttenberg-Richter, korelasi kedua-duanya
dinyatakan dengan tabel sebagai berikut:
Ada dua rumus yang tidak sama untuk
Log a = I/3 – ½
Log a = I/4 + ¼

Korelasi di atas dapat dirumuskan sbb :


MMI = 3 log a + 3/2
MMI = 4 log a – 1

Sehingga diperoleh tabel :

Tabel 2. hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI) (berdasarkan
rumus MMI = 3 Log a + 3/2).
Skala MMI Percepatan Tanah a cm/det2

1.000

II

2.000

III

5.000

IV

10.000

20.000

VI

50.000

VII

100.000

VIII
200.000
IX

500.000

1000.000

XI

2000.000

XII

Tabel 3. Hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI) (berdasarkan
rumus MMI = 4 Log a - 1).
Skala MMI Percepatan Tanah a cm/det2

4,217

II

7,499

III

13,335

IV

23,714

42,170

VI

74,989

VII

133,352
VIII
237,137

IX

421,697

749,894

XI

1333,521

XII

DR. Richter mengintroduce suatu skala yang dikenal dengan skala Richter. Menurutnya
didefinisikan bahwa :
“Magnitude adalah logaritma dari amplitudo (simpangan) maksimum dalam micron
yang tercatat pada 100 km dari epysentrum dengan alat pencatat standard Wood-Anderson,
dimana alat ini mempunyai priode bebas 0.8 detik dan pembesaran 2800 kali serta factor
redaman 0.8”.

Jadi dengan demikian janganlah dikabulkan antara pengertian intensitas gempa dan
magnitude gempa. Intensitas ini bergantung pada :
1. Jarak Epicentre
2. Kedalaman Fokus (jarak dari hypocentre)
3. Magnitude Gempa

Intensitas

Episentrum

Hiposentrum
Gambar 1. Cara menentukan pusat gempa

Menurut Richter, hubungan antara parameter skala dengan parameter physik


dirumuskan sbb :

Log E = 11.4 + 1.5 M

Besarnya energi yang dilepas oleh suatu gempa

Dimana : E = Energi dalam erg (dyne cm)


M = Magnitude (skala Richter)

Hasil penyelidikan dari Donovan, mengetengahkan suatu persamaan yang dikenal


dengan persaman “Atenuasi” yang berbentuk :
0 , 58 M
e
A  1320
max .
R  251,52
dengan deviasi standard = 0.84
R = Jarak ke hypocentre
M = Magntude gempa

3. CONTOH HITUNGAN KORELASI SKALA GEMPA

a. Gempa ringan guncang Denpasar (kutipan harian Riau pos)


 Kejadian gempa pada hari Rabu 11 Maret 1998 pukul 23.33 WIB
 Merupakan gempa tektonik berkekutan 4.8 skala richter
 Episentrum gempa terletak 08.77 derajat lintang selatan & 115.01 derajat bujur timur atau
20 km di barat daya Denpasar
 Durasi gempa dirasakan lebih kurang 1 menit
 Pusat gempa hiposentrum terletak 80 km di bawah laut
 MMI (modified mercali intensity) berada pada skala III, artinya menurut petugas Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG), Kamis tanggal 12 Maret getaran dirasakan nyata
dalam rumah, terasa seperti truk lewat

Pembahasan :
2 2
R  20  80  82,462115 km
0 , 58 M
2
e 21362,3865
amax .  1320    17,46391 cm/dt
R  25 1 , 52 1223,230134
2
amax .  0,84  17,46391  14,66969 cm/dt
MMI = 3,968566  IV

6. Gempa di Sumatra Barat (kutipan harian Riau pos)


 Merupakan gempa tektonik berkekutan 6.5 skala Richter
 Episentrum gempa terletak 160 km kota Padang & 125 km dari kota Padang Panjang
 Pusat gempa hiposentrum terletak 40 km dibawah permukaan tanah
 MMI (Modified Mercali Intensity) berada pada skala IV
Pembahasan :
1. Dari Kota Padang
2 2
R  160  40  164,9242 km
0 , 58M
2
e 57261,69
amax .  1320    19,69799 cm/dt
R  251,52 2906,981
2
amax .  0,84  19,69799  16,54631 cm/dt
MMI = 4,177688  IV

2. Dari Kota Padang Panjang


2 2
R  125  40  131,244 km
0 , 58M
2
e 57261,69
amax .  1320    26,50226 cm/dt
R  251,52 2160,634
2
amax .  0,84  26,50226  22,26189 cm/dt
MMI = 4,693131  IV

7. Palu, diguncangg gempa 4.9 skala Richter (kutipan harian Riau Pos, hari Sabtu 1 Juni 2002)
Gempa tektonik yang menggoyang kota Palu di Sulawesi Tengah pada hari kamis malam (30/5)
berkekuatan 4.9 pada Skala Richter (SR). Hasil analisa BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)
Palu menyebut, gempa yang terjadi sekitar pukul 20.45 WITA berpusat pada koordinat 1.26
Lintang Selatan dan 119.43 Bujur Timur dengan kedalaman 62 kilo meter dari permukaan tanah.
“Sementara jarak pusat gempa sekitar 59 kilo meter arah barat daya Palu“, kata Sofyan, petugas
BMG setempat, Jumat (31/5) siang. Warga Palu sendiri merasakan getaran gempa itu cukup kuat
berkisar 2-3 MMI (Modificated Mercantly Intensity) dan kota Donggala sekitar 3 MMI. Pihak
Polresta Palu yang dihubungi terpisah menyatakan belum menerima laporan korban jiwa atau
kerusakan bangunan akibat gempa yang berlangsung lebih dari 10 detik itu (ant).

Pembahasan :
R  622  592  85,58621 km
0 , 58 M
2
e 22638,04134
amax .  1320    17,71795 cm/dt
R  251,52 1277,6899
2
amax .  0,84  17,71795  14,883078 cm/dt
MMI = 3,993653  IV

4. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Parameter Richter Magnitude tidak dapat memberitahu kita tentang besar efek-efek gempa
bumi pada lokasi tertentu, karena besar efek suatu gempa tergantung pada Richter magnitude
dan jarak lokasi sumbernya terhadap suatu lokasi lain tertentu.
2. Adapun cara untuk memperoleh MMI ini adalah dengan menyebarkan petugas untuk
mengadakan wawancara dengan penduduk setempat dan sekitarnya dimana gempa itu terjadi.
Hasil dari beberapa wawancara dikumpulkan untuk dianalisa, yang selanjutnya ditetapkan &
diklasifikasikan skala MMI-nya.

3. Dari hasil tersebut diatas dibuat suatu peta yang menunjukan tempat-tempat dimana gempa
dirasakan sama pengaruhnya. Peta yang demikian disebut PETA ISOSEISMAL

DAFTAR PUSTAKA

Kiyoshimoto, Analisis Perancangan Gedung Tahan Gempa, penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.

Neil Morris, Gempa Bumi, penerbit PT. Elex Media Komputindo, 2002.

Dr. David L. Hutchisuni, ME, Phd. MNZIG, Design of Multistorey Earthquake Resistant Buildings,
penerbit Departemen Pekerjaan Umum, 1981.

Makalah : 5

GEMPA BUMI DAN TSUNAMI


Sumber : http://psdg.bgl.esdm.go.id/makalah/GEMPABUMITSUNAMI%20(EKA).pd
TUGAS

MANAJEMEN KONSTRUKSI

Oleh :

Nama : ERISKA

Kelas : MRKG – 5B

NIM : 1505141003

PRODI MANAJEMEN KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2017

Anda mungkin juga menyukai