Gaya Lorentz
muatan listrik yang bergerak dalam induksi magnetik juga akan mengalami suatu
gaya yang disebut gaya Lorentz. Gaya Lorentz timbul sebagai akibat adanya interaksi
muatan listrik tersebut dengan induksi magnetik yang ada di sekitarnya. Besar gaya
Lorentz yang dialami oleh kawat berarus didefinisikan oleh persamaan
dengan v kecepatan gerak muatan. Arah gaya Lorentz yang ditimbulkan dapat ditentukan
dengan menggunakan kaidah tangan kanan. Caranya yaitu telapak tangan dibuka, jari-jari
dirapatkan dan ibu jari dibuka. Tegak lurus keluar telapak tangan menunjukkan arah gaya
Lorentz, arah menunjuknya empat jari-jari menunjukkan arah induksi magnetik dan ibu jari
menunjukkan arah arus listrik.
Gaya Lorentz oleh dua kawat sejajar berarus listrik
Dua kawat sejajar berarus listrik yang diletakkan saling berdekatan akan saling
berinteraksi. Bila arah arus listrik kedua kawat tersebut searah, maka kawat akan
melengkung saling mendekati artinya kedua kawat itu saling tarik menarik. Sedangkan bila
arah arus listrik kedua kawat itu saling berlawanan, maka kedua kawat akan melengkung
menjauh atau saling tolak menolak.
Gejala yang ditunjukkan oleh perilaku kedua kawat tersebut memperlihatkan adanya
gaya Lorentz yang bekerja di antara kedua kawat
Imbasan Elektromagnetik
Arus listrik yang mengalir dalam sebuah kawat akan menebarkan medan megnetik di
sekitar kawat tersebut. Michael Faraday dan Yoseph Henry membuktikan bahwa proses
yang sebaliknya juga bisa terjadi. Artinya arus listrik dapat dihadirkan dengan medan
magnet. Gejala yang menjelaskan hal ini dikenal dengan nama imbasan elektromagnetik
atau induksi elektromagnetik.
Fluks Magnetik
Hukum induksi Faraday sebagai: “tegangan gerak elektrik imbas (ggl induksi)
dalam sebuah rangkaian sama dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui
rangkaian tersebut. “
Ggl induksi sesaat dapat dirumuskan:
Jika kumparan terdiri dari N lilitan maka ggl induksi akan muncul di setiap lilitan dan
seluruh ggl induksi ini harus dijumlahkan. Seandainya kumparan ini dililit dengan begitu
eratnya sedemikian rupa sehingga setiap lilitan dapat dikatakan menempati daerah yang
sama dari ruang, maka fluks yang melalui setiap lilitan akan sama besarnya. Ggl induksi
ini diberikan oleh persamaan
Hukum Lenz “arus induksi mempunyai arah yang melawan perubahan garis gaya yang
menimbulkannya“
Imbasan Diri
sebuah induktor dengan induktasi L dihubungkan dengan baterei dan resistor geser
yang nilai tahanannya dapat diubah-ubah. Bila resistor pada rangkaian tersebut digeser-
geser, maka arus yang mengalir pada rangkaian itupun berubah-ubah. Perubahan arus ini
mengakibatkan perubahan medan listrik yang dihasilkan induktor itu. Akibatnya, fluks
magnetik yang dicakup oleh induktor itu dan dihasilkannya sendiri juga berubah-ubah.
Karena ada perubahan fluks magnetik yang dicakup oleh induktor, maka akan terdapat ggl
induksi pada rangkaian itu. Peristiwa ini disebut imbasan diri. Ggl induksi ini disebut ggl
terimbas sendiri
Gambar 2. (a) Tegangan AC sinusoida, (b) Nilai mutlak dari pada tegangan pada (a)
RLC seri
Misalkan kita mempunyai suatu sumber tegangan tetap, vs(t), dan kita hubungkan
dengan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu hambatan R induktansi L, dan suatu kapasitor
C yang dihubungkan seri seperti pada Gambar 4. Marilah kita hitung arus yang mengalir. arus
, dengan Vs adalah tegangan rms kompleks sumber.
RLC Paralel
Sekarang, marilah kita alihkan perhatian kepada rangkaian RLC paralel seperti pada
Gambar. Kita anggap Z adalah induktansi murni, yang tak mengandung hambatan. Rangkaian
in i kita hubungkan dengan suatu sumber arus tetap agar beda tegangan Vab sebanding
dengan impedansi rangkaian. Untuk menghitung impendansi rangkaian kita hitung admitansi
Y, oleh karena kita berhadapan dengan rangkaian parabel.
A. Ringkasan materi
Pada tahun 1905, Albert Einstein menggunakan gagasan Planck tentang kuantisasi
energi untuk menjelaskan efek fotolistrik. Efek fotolistrik ditemukan oleh Hertz pada 1887
dan telah dikaji oleh Lenard pada tahun 1900.
Efek fotolistrik adalah gejala lepasnya dari permukaan logam karena disinari oleh
gelombang elektromagnetik tertentu.
Syarat terjadinya efek fotolistrik adalah:
panjang gelombang sinar datang < panjang gelombang ambang bahan
frekuensi sinar (f) > frekuensi ambang bahan (f0)
energi foton sinar (Ef) > energi ambang bahan (W0)
Pada peristiwa efek fotolistrik, berlaku persamaan:
hf = hf0 + Ek
eV0 = hf – hf0
V0 =
E = Ek + W
Dengan:
F : frekuensi cahaya atau foton (Hz)
f0 : frekuensi ambang (Hz)
Ek : energi kinetik elektrok (J)
V0 : potensial henti (volt)
e : muatan electron (1,6 x 10-19 C)
E = hf = energi foton (J)
Ek : energi kinetik electron (J)
W : fungsi kerja logam (J)
W0 = hf0 = energi foton minimal diperlukan untuk melepaskan elektron atau energi ambang.
Didalam tabung rontgen, ada katoda dan anoda. Bila katoda (filament) dipanaskan
lebih dari 20.000 0C sampai menyala dengan mengantarkan listrik dari transformator. Karena
panas maka elektron dari katoda (filament) terlepas. Dengan memberikan beda potensial
tinggi, maka elektron-elektron dipercepat gerakannya menuju anoda (target).
Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga terbentuk panas (99%)
dan sinar-X (1%). SInar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melalui jendela yang
disebut diafragma. Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.
A. Ringkasan materi
Intensitas Sinar Radioaktif
Bila sekedar sinar radioaktif dilewatkan pada sebuah keeping logam dengan ketebalan x,
maka intensitasnya akan berkurang dan memenuhi persamaan:
I = I0 e-µx
Dengan :
I0 : intensitas sinar radioaktif sebelum melewati keping
I : intensitas sinar radioaktif setelah melewati keping
x : tebal keping
e : bilangan natural = 2,71828
µ : koefisien pelemahan
Apabila I = ½ I0, maka ketebalan keping x disebut Half Value Layer (HVL), yaitu:
x=
Peluruhan Radioaktif
Proses peluruhan dapat ditulis:
Nt = N0 e-t
Dengan:
N0 = jumlah inti mula-mula
Nt = jumlah inti yang belum meluruh
= konstanta peluruhan (s-1)
t = waktu meluruh (s)
Apabila banyaknya inti yang belum meluruh tinggal setengah dari jumlah inti mula-mula (Nt
= ½ N0), maka waktu yang diperlukan disebut waktu paruh (T1/2).
T½=
Penggunaan radioaktivitas
Beberapa kegunaan radioaktivitas antara lain:
Sinar gamma dan sinar-X digunakan untuk memeriksa material tanpa merusak, dengan
teknik radiografi.
Dalam bidang kedokteran, untuk mendiagnosis suatu penyakit (sinar rontgen/sinar-X)
Untuk membunuh sel-sel kanker atau mencegak pertumbuhan sel kanker.
Untuk menentukan umur mineral, umur bumi, dan benda-benda bersejarah.
A. Ringkasan materi
Pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Menyadari kondisi dunia pendidikan Indonesia yang masih tertinggal, perlu
ditempuh berbagai upaya guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran di Indonesia
sehingga dapat mensejajarkan diri dengan negara-negara lain di dunia. Seiring dengan
perkembangan teknologi yang sangat cepat sekarang ini, salah satu cara untuk memajukan
dunia pendidikan Indonesia yaitu dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information
Communication and Technology (ICT). Timbul pertanyaan, mengapa menggunakan
Teknologi Informasi dan Komunikasi? Hal tersebut sebagian besar berkaca kepada fakta dan
pengalaman yang terjadi di negara-negara maju, bahwa dengan memanfaatkan TIK dalam
penyelenggaraan pendidikan telah terbukti mampu mendorong dan meningkatkan kualitas
pendidikan.
Adapun pengertian teknologi pembelajaran antara lain dikemukakan oleh
Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963: Komunikasi audio-
visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang terutama berkepentingan
mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan :
(a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b) penstrukturan
dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam lingkungan pendidikan, meliputi :
perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen maupun
keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan tiap metode dan
medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara
maksimal. Definisi yang lebih baru dari Association for Educational Communication and
Technology (AECT) 1994: Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemakaian, manajemen, dan evaluasi tentang proses dan sumber belajar.
Efektifitas belajar sangat dipengaruhi gaya belajar dan bagaimana belajar. Dalam kaitan
proses pembelajaran melalui audio visual, dikenal pengembangan domain dan sub domain
teknologi audio-visual memanfaatkan TIK yaitu cara-cara untuk memproduksi atau
menyebarkan materi dengan menggunakan mesin mekanis atau elektronis untuk menyajikan
pesan auditori dan visual. Ciri-ciri teknologi ini: bersifat linear, menyajikan visual dinamis,
digunakan dalam cara yang sudah ditentukan oleh desainer atau developer, cenderung
menyajikan konsep real dan abstark secara fisik, dikembangkan menurut prinsip psikologi
behavioral dan psikologi kognitif, dan sering berpusat pada guru dan tidak banyak melibatkan
kegiatan pembelajar secara interaktif.
d. LiveWIRE
Aplikasi yang menyediakan simulasi elektronika yang digunakan untuk merancang hingga
menganalisis, ditampilkan dalam bentuk animasi dan dapat mengeluarkan bunyi untuk
mempertunjukkan fungsi atau prinsip dasar dari rangkaian elektronika.
e. Microsoft Encarta
Aplikasi yang merangkum berbagai topik pelajaran yang amat luas, mulai sejarah,
ekonomi, politik, budaya, ilm sosial, matematika, komputer, sains, biologi, kimia, dan
fisikan.
1.14.1
= 6000 =6000 . 10-10 m = 6.10-7 m.
C = 3.10-8 m/s
h = 6,6.10-34 Js
f= = = 0,5.1015 Hz = 500 THz.
a. W = hf = 6,6.10-34 . 0,5.1015 = 3,3.10-19 J
atau
W= = 2,0625 eV
b. Energi yang lepas = 2,0625 – 2 = 0,0625 eV
c. Cahaya tampak memiliki frekuensi antara 430 – 770 THz. Pada soal ini, frekuensi 500 THz. Sehingga jika
disinari dengan sinar tampak, maka elektron masih akan meninggalkan permukaan logam.
1.14.2
a. Sinar-X akan dihamburkan dengan sudut terhadap arah datangnya. Kecepatan sinar-X akan lebih kecil
dari sebelum tumbukan, karena elektron mengambil sebagian energi yang dimiliki sinar-X.
b. Panjang gelombang sinar-X akan lebih panjang dan frekuensi akan menjadi lebih kecil dari semula.
1.14.2
a. Beda potensial tinggi pada anoda (+) dan katode (-) berkisar antara 40 KV – 150 KV.
qV = hf
1,6.10-19 . V = 6,6.10-34 . 1,2.1010
1,6.10-19 . V = 7,92.10-24
1,6 . V = 7,92.10-5
V= 4,95.10-5 V
b. Semakin tinggi beda potensial antara anoda dan anoda, maka frekuensi elektron yang pindah menjadi
semakin tinggi, sehingga panjang gelombang menjadi lebih pendek.
c. Makin tinggi nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan makin besar daya tembus
sinar-X yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat dari tungsten, sebab elemen ini nomor atomnya tinggi dan
titik leburnya juga tinggi (3400 0C) hanya sebagian kecil energi elektron yang berubah menjadi sinar-X
kurang dari 1% pada tegangan 100 kV dan sebagian besar berubah menjadi panas waktu menumbuk
anoda. Anoda menjadi tempat terjadinya tumbukan dengan elektron-elektron, dimana ada energi yang hilang
dan diserap oleh anoda, yakni energi panas.
JAWABAN Soal Latihan Bab 1.15 Uraian Fisika:
1.15.3
a. Metode sterilisasi menggunakan radiasi dilakukan dengan menggunakan cahaya UV (ultra violet) ataupun
dengan menggunakan metode ionisasi (sinar gamma). Sinar UV dengan panjang gelombang 260 nm
mampu berekasi dengan asam nukleat mikroorganisme. Sinar UV dapat menyebabkan terganggunya ikatan
antara molekul-molekul timin yang bersebelahan dan menyebabkan terbentuknya dimer timin. Pada
akhirnya, pembentukan dimer timin akan akan menghalangi replikasi DNA normal dengan menutup jalannya
proses replikasi enzim. Dengan kata lain, sinar UV dapat merusak proses perkembangbiakan
mikroorganisme, namun tidak berpengaruh pada endospora bakteri.
b. Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA yang mengatur pembelahan diri sel kanker, sehingga sel
tidak lagi bisa berkembang dan bahkan mati. Sel-sel yang normal juga dapat terpengaruh terhadap
radioterapi, tetapi efek samping yang ditimbulkan akan hilang jika sudah tidak melakukan terapi. Tidak
seperti kemoterapi yang mempengaruhi seluruh bagian tubuh karena menggunakan aliran darah sebagai
perantaranya, radioterapi adalah pengobatan lokal yang bertujuan untuk menurunkan jumlah sel kanker
tanpa harus merusak sel-sel serta jaringan yang ada di sekitar sel kanker.
c. Alat BMD diukur dengan test x-ray absorpsiometri energi ganda disebut sebagai scan dxa. Pemeriksaan
BMD DXA dilakukan dengan menggunakan pesawat yang memanfaatkan sinar X dengan dosis sinar X yang
sangat kecil sehingga aman untuk digunakan dan digunakan untuk mendeteksi kasus osteoporosis sejak
dini. Pemeriksaan BMD ditunjukkan pada 3 lokasi atau titik seperti tulang belakang bagian bawah
(pinggang), paha atas dan pergelangan tangan, pemeriksaan ketiga tempat tersebut dilakukan dalam waktu
yang sama dan dapat juga dilakukan pada seluruh tubuh. Selama pemeriksaan orang yang diperiksa
berbaring pada meja BMD DXA scanner dan mesin tersebut akan mengambil gambar-gambar tulang,
kemudian komputer akan mengolahnya dan menghitung densitas tulang.