Tiada kata yang paling awal penyusun ucapkan, selain puji syukur atas kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah seminar audit ini tepat pada waktunya dengan judul “Sarbanes Oxley
Acts”. Shalawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada junjungan nabi besar
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.Berkat kerja sama dengan semua pihak, kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak ada hasil karya manusia yang sempurna. Begitupun
dengan hasil penulisan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan. Karenanya kritik dan
saran sangat kami butuhkan untuk perbaikan yang akan datang. Semoga makalah ini bisa
memberikan inspirasi dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………
1.3. Tujuan Masalah …………………………………………….…..
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian SOA (Sarbanes Oxley Act)………………………….
2.2. Tujuan SOA (Sarbanes Oxley Act) ..............................................
2.3. Sejarah Sarbanes Oxley Act (SOA)……..……….........................
2.4. Legalisasi Sarbanes-Oxley Act (SOA).........................................
2.5. Kebutuhan Akan Penerapan Sarbanes- Oxley Act Pada Perusahan
……………………………….......................................................
2.6. Aktivitas Legalisasi.......................................................................
2.7. Isi Ringkas SOX..............................................................................
2.8. Resiko Tidak Complience (Mematuhi) SOA Bagi Perusahan
........................................................................................................
1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian SOA
2. Untuk Mengetahui Tujuan SOA
3. Untuk Mengetahui Sejarah SOA
4. Untuk Mengetahui Legalisasi SOA
5. Untuk Mengetahui Kebutuhan Akan Penerapan SOA Pada Perusahaan
6. Untuk Mengetahui aktivitas SOA (Sarbanes Oxley Act)pada perusahaan
7. Untuk Mengetahui isi SOA
8. Untuk Mengetahui Resiko Tidak Mematuhi SOA Bagi Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres
Amerika Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company Accounting
and Investor Protection Act of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan
pengaturan akuntansi perusahaan publik yang sering kali disebut SOX atau Arbox.Untuk
auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru dalam proses audit
perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level baru dari proses pelaporan
audit pada perusahaan publik. Untuk manajemen perusahaan diwajibkan untuk
meningkatkan jaminan terhadap konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas
penyimpanan dokumen penting, pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan
perbaikan atas kriteria pengungkapan. Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah
lanjutan dari peraturan bagi perusahaan-perusahaan publik termasuk tanggung jawab
langsung untuk memantau proses audit eksternal, persetujuan awal atas seluruh jasa audit
ataupun jasa bukan audit, revisi peraturan mengenai independensi dan keahlian keuangan
dan pengawasan, menerima dan mencari pemecahan yang mungkin atas keluhan
mengenai pelaporan keuangan perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.
5. Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar dunia usaha untuk
mencegah, mendeteksi, menginvestigasi kecurangan dan perbuatan tidak baik.
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum federal
Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. ). Undang-undang ini merupakan
suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada
umumnya bagi penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities Acts of
1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative
Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3dan oleh Senat
dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W.
Bush.Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat
terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco
International, Adelphia, PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura
Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing,
HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen danXerox, yang juga melibatkan
beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan
PWC.Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena
runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang
kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal ini merupakan contoh
tragis bagaimana kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pasar,
stakeholders dan para pegawai. Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah
dengan beberapa aturan pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan
beberapa self regulatory bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar
akuntabilitas perusahaan, transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil
kemungkinan bagi perusahaanatau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan
fraud , serta membuat perhatian padatingkat sangat tinggi terhadap corporate
governance.Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi
semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun
tidak berlaku bagiperusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab atau bagian yang
menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga
hukuman pidana. Sarbox juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC)
untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate
governance dan pengendalian internal bukan lagi sesuatu yang mewah lagi karena kedua
hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang. Dengan diberlakukannya undang-undang
Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush pada 30
Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain :
akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang
memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi, komisaris, karyawan,
dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik
untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis keuangan. Penerapan
undang-undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya
1. Tanggungjawab perusahaan
2. Tanggungjawab Auditor
3. Pengungkapan di perluas
a) Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komiteaudit, dan
pihak manajemen.
b) Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewanyang
independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal.
Adapun Section 2 merupakan definitions terdiri dari dua sub bagian yaitu bagian a) In
General (ada 16 pengertian) dan bagian b) Confirming Amandement. Ke enam belas
sub bagian adalah:
1. Appropriate state Regulatory Authority
2. Audit
3. Audit Committee
4. Audit Report
5. Board
6. Commission
7. Issuer
8. Non-Audit Services
14. Security
16. State
Adapun Section 3 yaitu commission rulesand enforcement yang terdiri dari tiga sub
bagian, yaitu:
a) Regulatory Action
b) Enforcement
Adapun ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act adalah sebagai berikut:
2. Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang
keuangan
3. Perusahaan harus melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan
dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks,
4. Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) harus melakukan
sertifikasi validitas pembuatan laporan keuangan perusahaan.
5. Kantor Akuntan Publik dilarang menerima tawaran jasa lainnya, seperti konsultasi,
ketika sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama,
1. Dalam Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi perusahaan
dalam hal financial adalah dapat menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan
khususnya perusahaan publik jika ternyata terdapat fraud (manipulasi) dalam
perusahaan tersebut. Karena dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan
masyarakat dan menarik semua saham-sahamnya dan akan menyebabkan
kebangkrutan bagi perusahaan.
2. Dalam Non-Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi perusahaan
dalam hal non-financial adalah dapat menyebabkan perlakuan buruk
bagi pegawai jika terjadi pengakuan/membeberkan dan memberi informasi
jika terjadi fraud (manipulasi) dan membantu investigasi di dalam perusahaan.
seperti dipecat, didemosikan, dilecehkan dan berbagai perlakuan
diskrimatif lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan