Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu
tertentu dengan gabungan beberapa sumber daya yang dihimpun dalam
suatu organisasi sementara untuk melaksanakan suatu tugas atau sasaran
tertentu yang telah dijadwalkan. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan
pada proyek berupa pembangunan / perbaikan sarana fasilitas atau bisa
juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas,
maka proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas),
tidak berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir,
sumber daya terbatas / tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Sehingga garis besar dari proyek konstruksi, yaitu
suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah menjadi bangunan atau
infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan
utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil / engineer dan arsitektur
/ designer (perencana), juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan
lainnya seperti akutansi / keuangan, teknik mesin, teknik industri, dan teknik
elektro.
Manajemen Proyek Konstruksi merupakan suatu proses penerapan
fungsi / kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
penerapan. Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan
efektif dan dapat menerapkan fungsi manajemen proyek konstruksi
seperti perencanaan, pelaksanaan, dan penerapan secara sistematis, maka
suatu proyek akan berjalan dengan benar. Keberhasilan suatu proyek
konstruksi sangat dipengaruhi oleh kejelian perencanaan proyek dalam
menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Disamping itu penyusunan
RAB (Rencana Anggaran Biaya) suatu proyek yang tidak jauh dari perkiraan
juga merupakan salah satu keberhasilan suatu proyek.

1
1.2 Rumusan Masalah
Menelisik dari latar belakang yang tertera di atas maka dapat diperoleh
masalah - masalah yang perlu akan pembahasan dan berkesinambungan
sehingga dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana makna sebenarnya dari manajemen proyek konstruksi itu
sendiri?
2. Bagaimana tujuan dari manajemen proyek dalam pelaksanaan manajemen
konstruksi?
3. Bagaimana pembentuk dari manajemen proyek mengingat peranaannya
sebagai manajemen konstruksi?
4. Bagaimana peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek?
5. Bagaiamana tahapan siklus proyek konstruksi?
6. Bagaimana karakteristik siklus proyek dalam manajemen konstruksi?
7. Bagaimana suatu proyek bisa dikatakan berhasil?
8. Bagaimana menyusun RAB dalam suatu proyek?

1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas yang membahas
mengenai siklus manajemen proyek konstruksi yakni:
1. Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri.
2. Mengetahui tujuan sebenarnya dari manajemen proyek dalam pelaksanaan
manajemen konstruksi.
3. Mengetahui pembentuk dari manajemen proyek mengingat peranaannya
sebagai manajemen konstruksi.
4. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek.
5. Mengetahui tahapan siklus proyek konstruksi.
6. Mengetahui karakteristik siklus proyek dalam manajemen konstruksi.
7. Mengetahui suatu proyek bisa dikatakan berhasil.
8. Mengetahui menyusun RAB dalam suatu proyek.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna Manajemen Proyek Konstruksi


Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat
dalam proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek
konstruksi dikelompokkan dalam 6M (man, material, machines, money,
method, and marketing). Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk
merealisasikan pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti
bahwa para manajemen mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang
lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan
kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri. Manajemen
memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi
tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola
sumber daya manusia, bukan material atau finansial. Selain manajemen
mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan),
pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun
personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan
penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas,
dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya
tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata
proses bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti
bahwa hal itu adalah kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses
adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan
sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau

3
keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Proses
tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

2.2 Tujuan Manajemen Proyek dalam Pelaksanaan Manajemen Konstruksi


Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen
atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil optimal sesuai dengan persyaratan (specification) untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan,
biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil
ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai
tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap – tahap lain sesuai dengan
tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan
pada tahap – tahap proyek sebagai berikut:
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.
Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan
teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau
keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi,
yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan,
perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal desain, pelelangan
dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak
(feasible) mulai dari tahap desain.
3. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau
keputusan dalam penyempurnaan desain sampai proyek selesai, apabila
manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap desain.

4
4. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan
pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan,
apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan
dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan untuk
kontraktor.

2.3 Pembentuk Manajemen Proyek sebagai Manajemen Konstruksi


Unsur Manajemen adalah komponen sistem yang berupa unsur atau
subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang
membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai
tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur terhadap
tujuan yang telah ditentukan antara lain:
1. Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Perilaku
sistem umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan
(input) menjadi hasil (output).
2. Sistem Terpadu Lebih Besar daripada Jumlah Komponen
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar,
maka akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah
bagiannya.
3. Mempunyai Arti yang Berbeda
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda,
tergantung siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.
4. Mempunyai Sasaran yang Jelas
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang
jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk
mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya.
5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari
lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.

5
2.4 Peranan Manajemen Konstruksi Pada Tahapan Proyek
2.4.1 Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistem ini konsultan manajemen konstruksi mendapat
tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator
“penghubung” (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta
antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari
fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek,
biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan
kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-
paket pekerjaan yang telah disiapkan.
2.4.2 Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau
pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen
Konstruksi, akan terjadi “konflik kepentingan” karena peninjauan
terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan
perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan
pada sistem ini. Pada tipe yang lain kemungkinan melakukan jasa
manajemen konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM /
kontraktor.
2.4.3 Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen
konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen
proyek yang dilaksanakan
2.4.4 Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum
daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak
melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada
pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam surat perjanjian
kerja / kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi
kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor). Manajemen konstruksi

6
juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan
oleh konsultankonstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam
sebuah proyek pembangunan.
2.4.5 Construction Management Association of America (CMAA)
Menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung
jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek
manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen
kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan
praktek profesional.
2.4.6 Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi
Adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk
mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses
konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua
tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra konstruksi, kita akan
melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian.
Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi
arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik,
pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai
membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan
pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam
konstruksi. netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan
tidak memihak menyarankan klien pada pilihan consultans dan
kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat
maksimal.

7
2.5 Tahapan Siklus Proyek Konstruksi
Siklus hidup proyek adalah tahap-tahapan yang saling berhubungan
mulai awal kegiatan proyek sampai akhir kegiatan proyek. Mengingat suatu
proyek bersifat unik, maka akan selalu dijumpai masalah ketidak
pastian. Dalam pelaksanaan suatu proyek biasanya dilaksanakan dalam
beberapa tahap / phase. Tahapan - tahapan pelaksanan proyek dikenal dalam
istilah siklus hidup proyek.
2.5.1 Tahapan Proyek Konstruksi
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana
dan dibangun berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah
pemilik. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal
meliputi:
a. Menentukan Tujuan
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak
dari kegiatan yang akan dilakukan.
b. Menentukan Sasaran
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk
mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.
c. Mengkaji Posisi Awal terhadap Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu
diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih Alternatif
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang
paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan
kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih
tidak merugikan kelak.

8
e. Menyusun Rangkaian Langkah untuk Mencapai Tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat
dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan. Tahapan
perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan
sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan
selanjutnya dilakukan penjadwalan.
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek
konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang
dilaksanakan :
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c. Menyusun analisis kelayakan proyek
d. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi. Pihak yang
terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen
konstruksi (MK)
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya
yang diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat
menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan yang dilaksanakan:
a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
d. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan
denah dan batas-batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan
konsultan perencana.

9
4. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih
mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar
rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan,
dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
b. Memeriksa masalah teknis.
c. Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
d. Mempersiapkan rancangan terinci, gambar kerja, spesifikasi dan
jadwal, serta daftar kuantitas. Kemudian taksiran biaya akhir. Pihak
yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan
rekayasa nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan
mengerjakan proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub
kontraktornya kegiatan yang dilaksanakan :
a. Prakulaifikasi
b. Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi
(kontraktor), konsultan MK.
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah
merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di
lapangan yakni:

10
a. Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah
 Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan
 Organisasi lapangan
 Tenaga kerja
 Peralatan dan material
b. Kegiatan Koordinasi
 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan
 Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau
Konsultan MK, kontraktor, Sub Kontraktor, suplier dan
instansi terkait.
7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang
telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing).
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan.
c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan.
d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan.
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai,
pemilik.

11
2.5.2 Karakteristik Tahapan Suatu Proyek
Tiap-tiap tahapan suatu proyek ditandai dengan penyelesaian
satu atau lebih deliverables. Suatu deliverables bersifat terukur,
misalnya studi kelayakan, detail-detail suatu desain atau pekerjaan
suatu prototipe. Deliverables. dan karenanya suatu
tahapan merupakan bagian dari urutan-urutan umum dari desain yang
logis untuk menjamin definisi produk atau proyek yang sesuai.
Dapat disimpulkan bahwa tahapan proyek umumnya ditandai
dengan tinjauan ulang (review) terhadap dua kunci utama deliverables
dan unjuk kerja proyek yaitu (a) menentukan kapan proyek dilanjutkan
ketahap berikutnya, dan (b) mendeteksi dan membetulkan kesalahan
dalam analisis biaya secara efektif. Tahap atau tinjauan akhir ini sering
disebut phases exist (tahap pengadaan), stage gates (gerbang
langkah) or kill points (titik berbahaya). Setiap tahap proyek secara
umum meliputi seperangkat rencana definisi deliverables untuk
menetapkan tingkat pengawasan manajemen yang diinginkan.
Kebanyakan tahap-tahap ini berhubungan deliverable tahap
pertama, dan tahapan berikutnya seperti analisis kebutuhan
(requirwements), desain (design), membangun (built), uji coba
(test), memulai (startup), penyerahan (turn over), dan sebagainya.

2.5.3 Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen


Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus
sistem dan prosesnya, yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola
dasar tertentu dan terjadi selama sistem masih aktif. Penahapan dalam
siklus sistem proses mewujudkan sistem untuk keperluan operasi atau
produksi sampai siklus sistem berhenti berfungsi dikelompokan
menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan yang
dominan. Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan
fisik, maka perlu penilaian menyeluruh terhadapsistem yang

12
bersangkutan. Yang dinilai adalah karakteristik sistem yang dijabarkan
sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap biaya yang
diperlukan. Siklus biaya, mencakup semua biaya yang diperlukan
selama periode siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan,
desain engineering, manufaktur dan kontruksi, sampai pada opersai
atau produksi atau utilisasi dan pemeliharaan.

2.6 Karakteristik Siklus Proyek


Siklus proyek menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal
sampai akhir. Siklus proyek akan menentukan apakah kegiatan studi
kelayakan diperlukan sebagai tahap awal proyek atau bagian yang terpisah
dari proyek. Siklus proyek juga menentukan apakah tindakan transisi pada
awal dan akhir proyek, termasuk kegiatan proyek atau tidak. Dalam hal ini
siklus proyek dapat digunakan sebagai penghubung antara dengan kegiatan
operasional untuk membentuk organisasi proyek.
Siklus Proyek umumnya mendefinisikan sebagai berikut:
1. Kegiatan teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya apakah bagian
arsitek termasuk dalam tahap definisi atau bagian dari tahap pelaksanaan),
2. Kapan deliverable akan dihasilkan pada setiap phase dan bagian setiap
deliverable direview, diverifikasi dan falidasi.
3. Siapakan yang akan terlibat dalam setiap tahap proyek.
4. Bagaimana melakukan pengawasan dan menyetujui kegiatan tiap tahap.
Siklus proyek dapat bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus
proyek yang tertalalu detail memiliki berbagai bentuk, bagan dan ceklist
untuk menunjukkan struktur dan konsistensi pelaksanaan proyek. Siklus
proyek yang detail sering disebut dengan metodologi manajemen.

13
Kebanyakan siklus proyek memiliki sejumlah karakteristik umum
yaitu antara lain:
1. Penggunaan biaya dan staf / tenaga kerja pada awal rendah dan
bertambah tinggi kearah akhir, dan langsung rendah / turun pada tahap
akhir.
2. Kemungkinan kesuksesan pelaksanan proyek rendah, dan
risiko ketidakpastian tinggi pada awal proyek. Kemungkinan kesuksesan
pelaksanaan proyek umumnya akan nampak pada tahap pelaksanaan
proyek selanjutnya.
3. Kemampuan stakeholder untuk mempengaruhi karakteristik final produk
dan biaya final proyek sangat tinggi pada saat awal dan langsung
menurun/rendah pada setelah proyek berjalan. Konstribusi utama pada
penomena ini adalah perubahan biaya dan koreksi kesalahan umumnya
meningkat saat proyek berlangsung.
Representasi siklus proyek sebagai contoh berikut dapat dijadikan
contoh beberapa model siklus proyek yang sering digunakan. Proyek
depertemen Pertahanan AS (April 2000) tahapan siklus proyek dilakukan
sebagai berikut:
1. Tahap konsep dan pengembangan teknologi (concept and technology
development) meliputi kegiatan pengkajian terhadap berbagai alternatif
yang akan digunakan, pengembangan komponen / subsistem dan
pendemonstrasian teknologi dengan sistem konsep baru, dan tahap ini
diakhiri dengan pemilihan teknologi yang akan digunakan.
2. Tahap pengembangan sistem dan uji coba (system development and
demonstration) meliputi kegiatan integrasi sistem, meminimalisasi risiko
yang mungkin terjadi, uji coba pengembangan model, pengembangan
dan uji coba awal terhadap pelaksanaan dan evaluasi. Tahap ini diakhir
dengan uji coba pada lingkungan / konteks yang sebenarnya.

14
3. Tahap produksi dan penyebaran (production and deployment) meliputi
kegiatan produksi awal dalam volume terbatas, produksi secara penuh
sesuai kapasitas. Tahap ini tumpang tindih dengan tahap operasi dan
pendukung
4. Tahap pendukung (support) yaitu sebenarnya bagian dari tahap produksi,
tetapi kenyataannya proses pelaksaaan manajemen secara berkelanjutan.
Dalam berbagai proyek, dalam tahap ini dilakukan proses perbaikan
kapasitas, koreksi terhadap kesalahan produk dan sebagainya.
Siklus proyek konstruksi umumnya sebagai berikut:
1. Tahap studi kelayakan (feasibility) yaitu tahap ini meliputi
kegiatan perumusan proyek, studi kelayakan, strategi perencanaan dan
persetujuan. Keputusan untuk melajutkan atau tidak proyek yang akan
dibuat dilakukan pada akhir tahap ini.
2. Perencanaan dan disain (planning and design) yaitu tahap ini meliputi
kegiatan pembuatan desain utama (base design), pembiayaan dan
penjadualan, masalah kontrak dan pembuatan detail perencanaan.
Penyelesaian kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
3. Tahap konstruksi (construction) yaitu tahap ini meliputi manufacturing
(penyiapan mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin
dan uji coba. Semua fasilitas harus sudah lengkap dan sempurna pada
akhir tahap ini.
4. Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and startup) yaitu tahap ini
meliputi uji coba akhir dan perawatan. Pada akhir tahap ini semua fasilitas
harus sudah dapat bekerja secara penuh.

15
2.7 Penyebab Suatu Proyek Bisa Dikatakan Berhasil
Keberhasilan suatu proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir
dengan menyelaraskan 3 tujuan utama proyek yaitu biaya optimal, mutu yang
bagus dan waktu yang tepat) sangat dipengaruhi oleh kejelian perencana
proyek dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Suatu proyek
konstruksi memiliki batasan-batasan. Batasan-batasan tersebut diantaranya:
a. Batasan waktu pelaksanaan
b. Batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
c. Batasan pemakaian jumlah material
d. Batasan nilai dari sebuah proyek
Dari beberapa batasan batasan tersebut suatu proyek konstruksi
membutuhkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek dengan
tujuan untuk menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu
pekerjaan yang berkualitas dan waktu pelaksanaan yang tepat. Ketiga elemen
tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas mutu berkaitan dengan
biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum menunjukkan
tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan. Demikian pula dengan waktu
pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan dengan
lama waktu pelaksanaan. Dari waktu yang lebih lama secara otomatis
akan menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi ini
memberikan beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses
konstruksi.
Proyek dikatakan rugi jika:
a. Biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan tetap maka
secara otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu pekerjaan
akan berkurang.
b. Waktu pelaksanaan mundur sementara tidak ada rencana penambahan
anggaran yang mengakibatkan mutu pekerjaan akan berkurang.
c. Jika mutu dijaga sedangkan waktu pelaksanaan mundur maka akan
mengakibatkan peningkatan anggaran belanja.

16
2.8 Menyusun RAB (Rancangan Anggaran Bangunan) dalam Suatu Proyek
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam suatu proyek adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta
biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut.
Anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam menyelenggarakan
pembuatan suatu proyek. Dalam menyusun anggaran biaya berarti telah
dilakukan penaksiran dan perkiraan harga dari suatu barang, bangunan atau
benda. Perhitungan anggaran biaya terdiri dari 5 hal pokok diantaranya :
a. Menghitung banyaknya bahan yang digunakan dan harganya
b. Menghitung jam kerja buruh (jumlah dan harga) yang diperlukan
c. Menghitung jenis dan banyaknya peralatan
d. Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga
e. Menghitung prosentase keuntungan, waktu, tempat dan jenis pekerjaan
Tahap-tahap penyusunan RAB terdiri dari :
a. Bill of Quality (BQ)
b. Analisa biaya konstruksi
c. Harga Satuan Pekerjaan
d. Rencana Anggaran Biaya
e. Rekapitulasi

17
BAB III
KESIMPULAN
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita
simpulkan bahwa menejemen proyek sangat lah penting dalam suatu menejemen
konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar itu tentunya
di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek tersebut yang
disebut menejemen proyek konstruksi.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstuksi jilid I,
(Yogyakarta:Kanisius, 1996)
2. Iman , Manajemen Proyek, (Erlangga: Jakarta, 1998)
3. https://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/makalah-manajemen-proyek/
4. http://ivansteritory.blogspot.com/2014/02/penyebab-sebuah-proyek-terlambat-
gagal.html
5. http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-konstruksi.html
6.

18

Anda mungkin juga menyukai