Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Menular dan Tidak Menular

Topik : Mengenal Lebih Jauh Diabetes Melitus

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari

persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia

di UPTD Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri

Disusun oleh :

dr. Karuna Dhorayho Yasa

Program Dokter Internsip Indonesia

Kota Kediri

2017
Halaman Pengesahan

Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat

Laporan F.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Menular dan Tidak Menular

Topik : Mengenal Lebih Jauh Diabetes Melitus

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari

persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia

di UPTD Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri

Disusun oleh :

Karuna Dhorayho Yasa

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 2 Oktober 2017

Oleh

Pembimbing Dokter Internsip UPTD Puskesmas Pesantren 1,

dr. Gretta Hapsari Amalya

NIP. 19800409 200902 2005


1. Kode Kegiatan: F.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular dan Tidak Menular
2. Jenis Kegiatan

Penyuluhan tentang diabetes melitus dan sebagai sarana mengingatkan


pemahaman bagi peserta dalam hal ini yaitu para kader kecamatan pesantren
mengenai Diabetes Melitus, dimana diharapkan para kader tersebut dapat
membantu menyampaikan informasi yang benar mengenai diabetes melitus kepada
masyarakat, mulai dari apa itu Diabetes Melitus, Faktor Resiko, Pencegahan,
pengobatan yang baik bagi penderita DM, maupun sekilas mengenai aturan dietnya.
3. Materi Kegiatan
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Berdasarkan keluhan klinik, biasanya pasien Diabetes Melitus akan mengeluhkan
apa yang disebut 4P : polifagi dengan penurunan berat badan, Polidipsi dengan
poliuri, juga keluhan tambahan lain seperti sering kesemutan, rasa baal dan gatal di
kulit .
Kriteria diagnostik :

 Gejala klasik DM ditambah Gula Darah Sewaktu ≥200 mg/dl. Gula darah

sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa

memerhatikan waktu makan terakhir, atau

Kadar Gula Darah Puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikit nya 8 jam, atau

Kadar gula darah 2 jam pada TTGO ≥200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan

standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.8

Gejala tidak klasik ditambah hasil pemeriksaan gula darah abnormal


minimal 2x
Pengobatan
Tujuan pengobaan mencegah komplikasi akut dan kronik, meningkatkan kualitas

hidup dengan menormalkan Kadar Gula Darah, dan dikatakan penderita DM

terkontrol sehingga sama dengan orang normal. Pilar penatalaksanaan Diabetes

mellitus dimulai dari :

1. Edukasi

Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien,

keluarga dan masyarakat.

2. Terapi gizi medis

Terapi gizi medik merupakan ssalah satu dari terapi non farmakologik yang

sangat direkomendasikan bagi penyandang diabetes. Terapi ini pada

prinsipnya melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status

gizi diabetes dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan

individual.

Tujuan terapi gizi ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan :

1. Kadar glukosa darah yang mendekati normal

a) Glukosa darah berkisar antaara 90-130 mg/dl

b) Glukosa darah 2 jam post prandial < 180 mg/dl

c) Kadar HbA1c < 7%

2. Tekanan darah <130/80

3. Profil lipid :

a) Kolesterol LDL <100 mg/dl

b) Kolesterol HDL >40 mg/dl

c) Trigliserida <150 mg/dl


4. Berat badan senormal mungkin, BMI 18 – 24,9

Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan

pola makan diabetes antara lain, tinggi badan, berat badan, status gizi,, status

kesehatan, aktivitas fisik dan faktor usia. Selain itu ada beberapa faktor

fisiologi seperti masa kehamilan, masa pertumbuhan, gangguan pencernaan

pada usia tua, dan lainnya. Pada keadaan infeksi berat dimana terjadi proses

katabolisme yang tinggi perlu dipertimbangkan pemberian nutrisi khusus.

Masalah lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah status ekonomi,

lingkungan kebiasaan dan tradisi dalam lingkungan yang bersangkutan

serta kemampuan petugas kesehatan yang ada.

Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :

Komposisi nutrien berdasarkan konsensus nasional adalah Karbohidrat 60-70%,

Lemak 20-25% dan Protein 10-15%. Menetukan kebutuhan kalori basa yang

besarnya 25-30 kalori/ kg BB ideal ditambah atau dikurangi bergantung pada

beberapa factor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan dan lain-lain.
Tanggal Pelaksanaan

Penyuluhan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Selasa, 11 Agustus 2017

Pukul : 09.00 WIB

Tempat : Puskesmas Pesantren I

4. Catatan Pendamping & Evaluasi Kinerja Peserta

5. Usulan Perbaikan Kinerja

Tanda tangan

Pembimbing Dokter Internsip

UPTD Puskesmas Pesantren 1

dr. Gretta Hapsari Amalya

NIP. 19800409 200902 200


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai