penting perdagangan rempah-rempah di eropa yang di bawa oleh pedagang arab dan kemudian dilanjutkan oleh pedagang Portugis.
Secara tradisional buah pala banyak
dipakai untuk terapi rematik, kolera, psikosis, gangguan lambung, mual, diare, anti kembung dan kecemasan (Barceloux, 2008). Penelitian ilmiah tentang khasiat buah dan biji pala sudah banyak dilakukan oleh peneliti asing.
Sonavane et al., 2001 melaporkan bahwa biji
pala mempunyai aktifitas analgetik baik in vivo maupun in vitro.
Berkhasiat anti fungi (Nadkarni, 1998),
anti bakteri (Takikawa et al., 2002),
anti-inflamasi (Olajide et al., 1999),
hepatoprotektor (Morita et al., 2003).
Aktivitas Anti CNS
Ekstrak heksana biji pala mempunyai
Aktifitas antidepresan (Dhingra and Sharma, 2006),
Trymistrin dan fraksi tidak larut acetone
mempunyai aktifitas anti cemas (Sonavane et al., 2002).
Ekstrak heksana biji Pala dosis 5 mg/kg
memperbaiki ingatan dari tikus yang diinjeksi scopolamine (Parle et al., 2004), Aktivitas sedatif dan anti kejang
Biji Pala dosis 300 mg/kg dapat memperpendek
onset tidur dan lamanya tidur dari mencit yang diinduksi dengan thiopental (Rahadian dan Wijayahadi, 2006).
Hasil penelitian yang terbaru dilaporkan oleh
Wahab et al. (2009), bahwa pemberian secara i.p minyak biji pala mampu menghambat kejang dari mencit yang diinduksi dengan Pentylene tetrazole (PTZ)
Ekstrak etanol biji Pala dosis 100 mg/kgBB
mempunyai aktivitas anti kejang (Saiful Bachri, M dan Yuliani, S (2011) CARA PENELITIAN
Efek sedatif dari biji Pala diuji dengan
metode Mujumdar et al (2000) dengan modifikasi. Mencit di suntik secara per oral selama 1 minggu dengan sampel, pembawa dan diazepam ( 5 mg/kg) secara p.o, 1 jam setelah pemberian sampel, semua mencit di suntik secara i.p dengan pentotal (50 mg/kg). Waktu dimulai dari penyuntikan pentotal sampai dengan hilang reflex balik badan dihitung sebagai onset, dan diamati durasi tidurnya. Biji pala
Maserasi dengan Etanol 70%
Ekstrak EtOH (EEBP) dan Serbuk Sisa Ekstraksi
Biji Pala (SSEE) Pemberian sampel selama 1 minggu, satu jam setelah itu di suntik dengan Pentotal
Pengamatan Onset, Durasi Tidur mencit
Tabel I. Rata-rata ± SD onset dan durasi pada mencit yang diberi pentotal setelah pemberian ekstrak etanol dan sisa serbuk ekstrak etanol biji pala Grup Dosis Onset Durasi (detik) (mg / kg BB) (detik)
Kontrol - 123±20.38ab 171±92.44a
EEBP 100 132±24,08ab 226±91.39a
200 110±8.70a 275±110.9a
SSEE 100 135±17.94ab 481±93.81b
200 131±21.45ab 253±139.83a
Diazepam 5 114±12.58ab 1974±136.20c
Data berupa Rata-rata ± SD ,dianalis dgn Duncan Multiple range test
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05) Kelompok SSEE menunjukkan durasi yang lebih lama dan berbeda bermakna dengan kelompok kontrol, sedangkan kelompok EEBP menunjukkan adanya peningkatan durasi namun tidak berbeda bermakna dengan kontrol (grup yang hanya mendapt pentotal saja).
Pentotal merupakan salah satu obat anastesi
yang mempunyai efek kerja yang singkat (ultra short acting barbital) (Tjay dan Rahardja, 2001). Pemberian pentotal dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menginduksi hilangnya reflek balik badan pada mencit, sehingga dapat diamati onset maupun durasinya. Peningkatan waktu durasi yang lebih tinggi dari kontrol menunjukkan bahwa serbuk sisa ekstraksi biji pala mampu meningkatkan waktu tidur pada mencit yang diberi pentotal. KESIMPULAN
Serbuk sisa Ekstrak etanol
biji Pala dosis 100 mg/kg BB mempunyai aktifitas sedatif