Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat
memiliki daya ikat yang kuat dengan protein plasma. Obat ini tidak dianjurkan dikonsumsi oleh anak dibawah umur 14 tahun dan wanita hamil, dan pemberian tidak lebih dari 7 hari. Penelitian klinis menunjukan bahwa asam mefenamat dapat mengurangi kehilang darah secara bermakna. Kemampuan anti-inflamasi asam mefenamat lebih rendah dari aspirin. Hal tersebut sejalan dengan hasi tabel kelompok dengan didapatkan daya inflamasi sebesar 5,5% (Farmako UI). Parasetamol atau asetaminofen merupakan inhibitor COX-1 dan COX-2 yang tidak memiliki fungsi anti-inflamasi yang signifikan (Katzung). Hal ini disebabkan oleh efek penghambat sintesis prostaglandinnya yang lemah sehingga efek samping berupa iritasi dan ulkus lambung sangat minimal. Pada data tabel kelompok, didapatkan daya inflamasi sebesar 5,5%. Obat ini cenderung digunakan sebagai analgesik dan antipiretik(Farmako UI). Natrium Diklofenak merupakan inhibitor selektif COX-2 (Farmako UI). Natrium diklonefak diakumulasi di cairan sinovial sehingga efek terapi jauh lebih panjang dari pada waktu paruh obat tersebut. Kejadian mual, gastritis, dan tukak lambung terjadi dengan frekuensi yng lebih rendah dari NSAID lain (Katzung). Fungsi anti-inflamasinya yg baik membuat penggunaan natrium diklofenak tinggi pada kasus muskuloskeletal. Efek anti inflamasinya yang baik tampak dari %daya inflamasinya setinggi 22,09%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol, mencit dengan pemberian asa mefenamat dan parasetamol.