Anda di halaman 1dari 3

POLICY BRIEF

Ditujukan bagi :

Pihak Puskesmas Kedungmundu khususnya bagian Gizi dan KIA.

Latar belakang :

Dari data yang didapatkan dipuskesmas, diketahui masih terdapat ibu hamil yang
mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) sebanyak 13 ibu hamil dalam kurun waktu
januari sampai dengan september 2017.

Dari pengambilan data primer menggunakan kuesioner dan wawancara masih


ditemukan 2 ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dari 25 orang responden.
Dari hasil wawancara tersebut masih terdapat banyak ibu hamil sekitar 80 % yang tidak
mengetahui apa itu KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan pencegahannya. Dan kurangnya
pemahaman ibu terkait KEK (Kekurangan Energi Kronis) masih menjadi permasalahan saat
ini di Keluraha Kedungmundu.

Rekomendasi :

No Permasalahan Kebijakan
1. kurangnya informasi yang adanya reward bagi kader yang
disampaikan oleh kader pada ibu menyampaikan informasi kepada ibu hamil
hamil mengenai KEK
(Kekurangan Energi Kronis)
2. tidak adanya acara atau jadwal adanya jadwal pertemuan acara minimal 1
pasti mengenai pertemuan ibu (satu) bulan 1 kali kepada ibu hamil yang
hamil dilaksanakan oleh puskesmas dan didukung
oleh keluraha dan gasurkes setempat.
3. kurang berfokusnya kegiatan inti penekanan kegiatan inti utama posyandu.
utama posyandu 1. KIA (Ibu hamil, nifas, menyusui, bayi
dan balita)
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Pencegahan dan penanggulangan
diare
sumber (pedoman umum pengelolaan
posyandu)
4. belum adanya pelatihan rutin adanya pelatihan rutin dan terencana kepada
kader oleh pihak puskesmas kader oleh pihak puskesmas terutama dibidang
yang bersangkutan yaitu bagian gizi dan KIA diupayakan diadakan 1 bulan 1
gizi dan KIA kali
5. minimnya optimalisasi mengoptimalisasi kedudukan posyandu
kedudukan posyandu terhadap terhadap puskesmas sebagai wadah
puskesmas pemberdayaan masyarakat dibidang
kesehatan yang secara teknik dan medis yang
dibina langsung oleh puskesmas
6. kurangnya pembuatan media advokasi pembuatan kalender sosialisasi
dalam pencegahan KEK acara rutin, pembuatan buku pedoman media
(Kekurangan Energi Kronis) dan komuniasi, pembuatan whatsapp, dan poster
kegiatan ibu hamil lain
7. Kurangnya koordinasi antara Peningkatan koordinasi dengan komunikasi
gasurkes dan pihak puskesmas rutin gasurkes 1 minggu sekali antara gasurkes
dengan pihak puskesmas
8. Sasaran hanya ibu hamil saja Sasaran informasi KEK diperluas tidak hanya
tidak mencakup masyarakat lain pada ibu hamil saja namun calon pasangan
suami istri berhak mendapat sosialisasi KEK
9. Rendahnya kesadaran Meningkatkan minat, kemauan dan kesadaran
masyarakat tentang KEK masyarakat tentang KEK denga meningkatkan
pengetahuan melalui sosialisasi kader pada ibu
hamil
10. Gasurkes hanya terfokus pada Gasurkes lebih berkoordinasi lagi dengan
KIA dan kurang terfokus pada pihak gizi untuk meningkatkan pencatatan ibu
GIZI hamil KEK sehingga pihak gizi dapat
menangani dengan baik
Kesimpulan :

Dari permasalahan KEK (Kekurangan Energi Kronis) yang dipaparkan diatas, terdapat
rekomendasi kebijakan yang dapat memperbaiki sistem sosialisasi KEK (Kekurangan Energi
Kronis) pada masyarakat sehingga dapat membantu pihak masyarakat (wanita usia subur,
ibu hamil), kader, pihak puskesmas, dan pihak kelurahan untuk mengatasi permasalahan KEK
(Kekurangan Energi Kronis) di daerah Kedungmundu.

Anda mungkin juga menyukai