ABSTRAK
Banyak data baik dari luar negeri maupun dalam negeri yang menyatakan bahwa sebagian besar
penyebab kesalahan medis adalah ketidaktepatan komunikasi handover , dilihat dari proses, teknik,
maupun dokumentasi. Perlu pengkajian lebih mendalam agar menjadi komunikasi yang lebih baik
sehingga mengurangi terjadinya kesalahan medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisi
hubungan kepemimpinan kepala ruang saat handover dengan pelaksanaan handover. Penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan uji chi square. Sampelnya adalah
104 perawat pelaksana. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.Hasil penelitiannya adalah
ada hubungan antara kepemimpinan kepala ruang saat handover dengan pelaksanaan handover di
ruang rawat inap (p = 0,0014). Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat mengoptimalkan kembali fungsi
kepemimpinan dan manajemen kepala ruang dalam komunikasi efektif handover.
Kata kunci : kepemimpinan,kepala ruang, handover
ABSTRACT
Many data both from abroad and domestic states that most of the causes of medical error
is the inappropriateness of handover communication, seen from the process, technique,
and documentation. It needs more in-depth review to become better communication so as
to reduce the occurrence of medical errors. The purpose of this research is to analyze the
leadership relationship of the head room when handover with handover implementation.
This research uses non experimental quantitative research with chi square test. The sample was
104 implementing nurses. Data collection using questionnaires.The result of the research is there is
correlation between headroom leadership when handover with handover implementation in inpatient
room (p = 0,0014). For hospitals expected to re-optimize the function of leadership and management of
the head of space in effective communication handover.
Keywords: leadership, head of space, handover
72
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018
7
3
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018
tahun 2011 yang menjelaskan bahwa setiap Peran kepala ruang sebagai seorang
rumah sakit harus ada kebijakan yang mengatur pimpinan mempunyai banyak hal yang erat
proses transfer tanggungjawab pasien dari satu kaitannya dengan fungsi manajemen mulai dari
orang ke orang lain baik pada hari kerja maupun perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
hari libur. Informasi tentang asuhan pasien dan pengawasan. Berdasarkan penelitian
juga harus disampaikan antara praktisi medis, Dwi puspita Sari 2013 ditemukan bahwa
keperawatan dan praktisi kesehatan lainnya pada nilai kepemimpinan secara umum ada 45,2%
saat penyusunan regu kerja/shift maupun saat mempunyai kepemimpinan cukup dan 2,4%
pergantian shift. Proses penyampaian informasi masih ada yang mempunyai kepemimpinan
tersebut terdiri dari kesehatan pasien, ringkasan kurang. Adanya peran yang baik dari seorang
asuhan yang diberikan dan perkembangan pasien kepala ruang sebagai seorang pimpinan atau
(Kemenkes RI, 2012). Hal ini menunjukkan manajer dalam dan selama proses pelaksanaan
bahwa handover memang penting untuk handover diharapkan akan dapat memperlancar
dilaksanakan secara tepat di layanan keperawatan handover dalam layanan keperawatan.
Handover merupakan salah satu kegiatan Berdasarkan studi pendahuluan melalui
yang dilakukan individu perawat dalam wawancara dan observasi didapatkan data bahwa
lingkungan pelayanan keperawatannya atau 80% pelaksanaan handover rawat inap hanya
bisa digolongkan dalam sebuah perilaku kerja dilakukan di nurse station, tidak dilakukan tepat
karena didalamnya terdapat aktivitas berdiskusi, waktu, terdapat buku handover (berisi nama
mencatat, berkomunikasi dengan sejawat dan pasien; diagnosa medis; keluhan; diet dan terapi
pasien (Ivancevich, 2007). Faktor - faktor yang medis), hal yang disampaikan saat handover
mempengaruhi perilaku kerja seseorang adalah sama dengan yang tertulis dalam buku handover.
variabel individu (kemampuan dan keterampilan, Pelaksanaan handover tidak menyampaikan
latar belakang, demografis), variabel psikologis masalah keperawatan serta tindakan mandiri
(persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, perawat. Handover kadang hanya dilakukan saat
belajar) dan variabel organisasi (sumber daya, pagi dan siang hari. Prosedur handover sudah
kepemimpinan, imbalan, struktur, desain ada namun belum bisa terlaksana sesuai dengan
pekerjaan) (JK Gibson, 1996). prosedur yang ditetapkan. Hasil wawancara dari
Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk perawat pelaksana mengatakan bahwa perawat
mempengaruhi orang lain agar berbuat sesuai tidak pernah dievaluasi kesiapannya oleh kepala
dengan keinginan untuk mencapai tujuan bersama, ruang dalam melaksanakan handover dan kepala
sehingga masih sangat diharapkan kepemimpinan, ruang belum pernah memberikan sosialisasi
arahan dan bimbingan yang baik dari seorang tentang standar handover yang benar kepada
pemimpin untuk melaksanakan tugasnya seperti perawat pelaksana.
pelaksanaan handover karena akan membawa
stafnya menuju perilaku kerja yang lebih baik 2. PELAKSANAAN
(Ivancevich, 2007). Kepemimpinan yang paling a. Lokasi dan waktu penelitian
dekat dalam pengawasan pelaksanaan handover Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap
adalah kepala ruang. Kepala ruang mempunyai Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo pada
andil bahkan berperan langsung dalam pelaksaaan bulan Juni 2013.
handover. Hal tersebut sesuai dengan penelitian b. Populasi dan sampel penelitian
yang dilakukan oleh Yudianto yang menunjukkan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
bahwa dukungan pimpinan mempunyai hubungan perawat pelaksana di ruang rawat inap.
dengan pelaksanaan handover (Yudianto, 2005). Teknik sampling yang digunakan dalam
Penelitian Andi Maya K dkk juga menyatakan penelitian ini adalah total sampling dengan
bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap besar sampel adalah : 104 perawat pelaksana
pelaksanaan timbang terima.
74
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018
7
5
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018
Dilihat dari status pendidikan, sebagian suasana yang bersahabat sehingga tidak ada
besar kepala ruang sudah memiliki gelar sarjana kesenjangan dan jarak dalam komunikasi
keperawatan bahkan ada yang mencapai tingkat antara atasan dan bawahan. Sikap kepala ruang
S2. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tersebut akan membuat perawat merasa nyaman
diharapkan akan mempunyai pengetahuan dengan lingkungan kerjanya sehingga senang
yang lebih luas pula (Notoadmojo, 2007).Hasil melaksanakan setiap tugas yang diberikan
penelitian telah menunjukkan bahwa kepala dengan baik.
ruang mampu memberikan pengetahuan dan Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
bimbingan selama proses pelaksanaan handover teori menurut Shaw yang menyatakan bahwa
dan dari hasil wawancara diketahui bahwa semua kepala ruang sebagai manajer lini pertama
kepala ruang mempunyai pengetahuan yang menggunakan upaya efektif sebagai salah satu
baik terhadap pelaksanaan handover. Adanya kunci keberhasilan program di ruang rawat inap.
pengetahuan tersebut diharapkan akan dapat Aspek penting dalam kepemimpinan meliputi
mengatasi masalah-masalah yang muncul saat pengetahuan yang kompeten tentang profesinya,
pelaksanaan handover sehingga dapat dijadikan kejelasan dalam berkomunikasi, penggunaan
sebagai sumber informasi bagi perawat pelaksana energi dalam kepemimpinannya, serta mampu
dalam melakukan tindakan. mengambil tindakan. Penggunaan energi seorang
Bennis mengidentifikasi empat pengetahuan pemimpin harus mampu memotivasi dan memberi
penting bagi seorang pemimpin yaitu : 1) semangat kepada bawahannya untuk bertindak
mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks, positif (Tappen, 2004). Hal tersebut terlihat dalam
2) menerapkan pengetahuan kepada bawahannya, penelitian ini yang menunjukkan bahwa kepala
3) mempunyai kemampuan hubungan antar ruang dapat memberikan umpan balik kepada
manusia 4) mempunyai sekelompok nilai dan perawat pelaksana dan pemberian pujian berupa
kemampuan mengenal orang lain dengan baik ucapan “terima kasih” diakhir proses pelaksanaan
(Lancaster J, 1997). Berdasarkan dari teori handoverbagi yang telah menjalankan dinas dan
tersebut, aspek kepemimpinan telah diterapkan memberikan semangat dengan berdoa bersama
oleh kepala ruang di ruang rawat inap RSUD sebelum perawat yang akan dinas menjalankan
Sukoharjo. tugasnya. Aspek kepemimpinan yang telah
Adanya diskusi saat pelaksanaan handover diterapkan tersebut juga sesuai dengan hasil
dalam penelitian ini juga menjadi bukti bahwa penelitian Deni Kristianto yang menyatakan
dari kegiatan diskusi tersebut ada suatu proses adanya hubungan antara pemberian reward
belajar bersama dan berbagi ilmu dari kondisi- ucapan terima kasih dengan kedisiplinan waktu
kondisi pasien yang diserahterimakan, serta saat mengikuti handover (Deni K, 2009).
adanya bimbingan, saran, pendapat yang diajukan
oleh kedua belah pihak yaitu baik oleh perawat 5. KESIMPULAN DAN SARAN
pelaksana maupun kepala ruangan. Kepala ruang Kesimpulan
yang mampu menerima dan mempertimbangkan Terdapat hubungan antara kepemimpinan
saran bawahannya selama proses diskusi kepala ruang saat handover dengan pelaksanaan
berlangsung akan menjadikan perawat pelaksana handover di ruang rawat inap RSUD Sukoharjo
merasa lebih dihargai dan dilibatkan dalam
pengelolaan suatu kegiatan di ruangan, dalam hal Saran
ini adalah pelaksanaan handover. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat
Aspek kepemimpinan lain yang terlihat menggali lebih dalam lagi tipe kepemimpinan
dalam penelitian ini adalah kepala ruang atau kepemimpinan efektif seperti apa yang
mampu menciptakan hubungan yang harmonis sesuai dengan pelaksanaan handover di ruang
dengan perawat, terlihat dengan adanya suasana rawat inap. Selain itu, perlu dilakukan kajian lebih
yang ceria dan komunikasi yang baik dengan mendalam lagi tentang keefektifan penerapan
perawat pelaksana di waktu luang dengan handover dengan metode SBAR
76
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018
7
7