Anda di halaman 1dari 6

Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG


SAAT HANDOVER DENGAN PELAKSANAAN
HANDOVER

Anita Istiningtyas 1), Yunita Wulandari 2)


1,2
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
anetha.nz@gmail.com
yunitastikeskh@gmail.com

ABSTRAK
Banyak data baik dari luar negeri maupun dalam negeri yang menyatakan bahwa sebagian besar
penyebab kesalahan medis adalah ketidaktepatan komunikasi handover , dilihat dari proses, teknik,
maupun dokumentasi. Perlu pengkajian lebih mendalam agar menjadi komunikasi yang lebih baik
sehingga mengurangi terjadinya kesalahan medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisi
hubungan kepemimpinan kepala ruang saat handover dengan pelaksanaan handover. Penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan uji chi square. Sampelnya adalah
104 perawat pelaksana. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.Hasil penelitiannya adalah
ada hubungan antara kepemimpinan kepala ruang saat handover dengan pelaksanaan handover di
ruang rawat inap (p = 0,0014). Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat mengoptimalkan kembali fungsi
kepemimpinan dan manajemen kepala ruang dalam komunikasi efektif handover.
Kata kunci : kepemimpinan,kepala ruang, handover

ABSTRACT
Many data both from abroad and domestic states that most of the causes of medical error
is the inappropriateness of handover communication, seen from the process, technique,
and documentation. It needs more in-depth review to become better communication so as
to reduce the occurrence of medical errors. The purpose of this research is to analyze the
leadership relationship of the head room when handover with handover implementation.
This research uses non experimental quantitative research with chi square test. The sample was
104 implementing nurses. Data collection using questionnaires.The result of the research is there is
correlation between headroom leadership when handover with handover implementation in inpatient
room (p = 0,0014). For hospitals expected to re-optimize the function of leadership and management of
the head of space in effective communication handover.
Keywords: leadership, head of space, handover

72
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018

1. PENDAHULUAN sakit tersebut dengan memastikan setting waktu


Upaya yang dilakukan untuk tercapainya dan tempat yang nyaman untuk berdiskusi, sesi
pelayanan keperawatan yang komprehensif dan pelatihan, supervisi atasan, dan menggunakan
berkesinambungan menurut Depkes RI adalah peralatan atau media elektronik serta format
apabila perawat dalam memberikan pelayanan prosedur handover yang telah terstandarisasi (JE
kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek Thompson, 2011).
dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi Bukti yang paling sering dilaporkan di
aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, ruang maternitas di rumah sakit Australia bahwa
komuniksi dan kerjasama (Depkes RI, 2009). perawat tidak melibatkan pasien saat handover
Komunikasi terhadap informasi mengenai sebanyak 57% (17 orang) dan keberadaan
perkembangan pasien antar profesi kesehatan dokumentasi saat handover 36% (11 orang).
di rumah sakit merupakan komponen yang Hanya sepertiga dari peserta yang menyebutkan
fundamental dalam perawatan pasien (Reisenberg bahwa handover menimbulkan kepuasan dan
A L, 2010). dilakukan dengan baik. Klinisi yang melakukan
Berdasarkan hasil kajian data terhadap handover dengan baik sebanyak 13% (4 orang)
adanya kesalahan medis seperti adverse event, (Debbie P, 2011).
near miss dan sentinel event di rumah sakit, yang Pelaksanaan handover di beberapa rumah
menjadi penyebab utama adalah komunikasi sakit di Indonesia masih belum dilaksanakan
(Angood, 2007). Komunikasi efektif dalam secara optimal. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
tingkat pelayanan keperawatan yang sering Yudianto pada tahun 2005 yang menunjukkan
dilakukan adalah timbang terima atau handover. bahwa 44,5% pelaksanaan Handover di RS Hasan
JCAHO (Joint Commission For Acreditation of Sadikin Bandung masih berjalan kurang baik
Health Care Organitation) mengidentifikasikan (Yudianto, 2005). Rata – rata skor pelaksanaan
bahwa komunikasi sebagai faktor utama yang Handover di RSUD Jambi juga menunjukkan
berkontribusi dalam medical error, dengan sebesar 65% yang artinya masih belum masuk
handover yang mempunyai “peran” sebanyak dalam kategori yang baik (Dewi M, 2012). Hal
80% dari masalah penyebab medical error yang tersebut menunjukkan bahwa kondisi handover
masih dapat dicegah (Joint Comission, 2010). baik di luar negeri maupun di dalam negeri masih
Fokus khusus pada handover didukung oleh banyak memerlukan perbaikan dan rekomendasi
studi terbaru di Australia dari insiden manajemen untuk menjadi proses yang lebih baik.
klinis dalam keperawatan yang menyoroti Handover yang tidak dilakukan dengan
bahwa 22% kesalahan yang terkait dengan baik, akan membawa dampak yang buruk
komunikasi saat handover keperawatan atau bagi pelayanan keperawatan termasuk akan
dengan dokumentasinya. Hambatan handover berpengaruh terhadap keselamatan pasien.
yang ditunjukkan dari tinjauan 95 artikel Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
tentang Handover United State megidentifikasi (KKPRS) mendorong seluruh rumah sakit di
bahwa berbagai macam masalah komunikasi Indonesia untuk menerapkan sembilan solusi
muncul termasuk : laporan yang tidak teratur, keselamataan rumah sakit baik secara langsung
gangguan saat proses pelaksanaan, kegagalan maupun bertahap. Adapun yang menjadi urutan
mengidentifikasi status pasien, masalah bahasa nomor tiga adalah komunikasi secara benar saat
dan kebingungan tentang peran anggota tim timbang terima pasien (KKPRS, 2012). Sesuai
(Maree J, 2012). dengan hasil penelitian Dewi Mursidah tahun
Berdasarkan penelitian di sebuah rumah 2012 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh
sakit di Australia, praktik handover saat ini pelatihan timbang terima pasien terhadap
dikritik sebagai sebuah variabel yang beresiko pelaksanaan timbang terima dan penerapan
tinggi, tidak terstruktur dan penyebab terjadinya keselamatan pasien (Dewi M, 2012).
kesalahan medis. Beberapa rekomendasi telah Kepentingan pelaksanaan handover juga
dibuat untuk meningkatkan handover di rumah tercantum dalam standar akreditasi rumah sakit

7
3
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018

tahun 2011 yang menjelaskan bahwa setiap Peran kepala ruang sebagai seorang
rumah sakit harus ada kebijakan yang mengatur pimpinan mempunyai banyak hal yang erat
proses transfer tanggungjawab pasien dari satu kaitannya dengan fungsi manajemen mulai dari
orang ke orang lain baik pada hari kerja maupun perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
hari libur. Informasi tentang asuhan pasien dan pengawasan. Berdasarkan penelitian
juga harus disampaikan antara praktisi medis, Dwi puspita Sari 2013 ditemukan bahwa
keperawatan dan praktisi kesehatan lainnya pada nilai kepemimpinan secara umum ada 45,2%
saat penyusunan regu kerja/shift maupun saat mempunyai kepemimpinan cukup dan 2,4%
pergantian shift. Proses penyampaian informasi masih ada yang mempunyai kepemimpinan
tersebut terdiri dari kesehatan pasien, ringkasan kurang. Adanya peran yang baik dari seorang
asuhan yang diberikan dan perkembangan pasien kepala ruang sebagai seorang pimpinan atau
(Kemenkes RI, 2012). Hal ini menunjukkan manajer dalam dan selama proses pelaksanaan
bahwa handover memang penting untuk handover diharapkan akan dapat memperlancar
dilaksanakan secara tepat di layanan keperawatan handover dalam layanan keperawatan.
Handover merupakan salah satu kegiatan Berdasarkan studi pendahuluan melalui
yang dilakukan individu perawat dalam wawancara dan observasi didapatkan data bahwa
lingkungan pelayanan keperawatannya atau 80% pelaksanaan handover rawat inap hanya
bisa digolongkan dalam sebuah perilaku kerja dilakukan di nurse station, tidak dilakukan tepat
karena didalamnya terdapat aktivitas berdiskusi, waktu, terdapat buku handover (berisi nama
mencatat, berkomunikasi dengan sejawat dan pasien; diagnosa medis; keluhan; diet dan terapi
pasien (Ivancevich, 2007). Faktor - faktor yang medis), hal yang disampaikan saat handover
mempengaruhi perilaku kerja seseorang adalah sama dengan yang tertulis dalam buku handover.
variabel individu (kemampuan dan keterampilan, Pelaksanaan handover tidak menyampaikan
latar belakang, demografis), variabel psikologis masalah keperawatan serta tindakan mandiri
(persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, perawat. Handover kadang hanya dilakukan saat
belajar) dan variabel organisasi (sumber daya, pagi dan siang hari. Prosedur handover sudah
kepemimpinan, imbalan, struktur, desain ada namun belum bisa terlaksana sesuai dengan
pekerjaan) (JK Gibson, 1996). prosedur yang ditetapkan. Hasil wawancara dari
Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk perawat pelaksana mengatakan bahwa perawat
mempengaruhi orang lain agar berbuat sesuai tidak pernah dievaluasi kesiapannya oleh kepala
dengan keinginan untuk mencapai tujuan bersama, ruang dalam melaksanakan handover dan kepala
sehingga masih sangat diharapkan kepemimpinan, ruang belum pernah memberikan sosialisasi
arahan dan bimbingan yang baik dari seorang tentang standar handover yang benar kepada
pemimpin untuk melaksanakan tugasnya seperti perawat pelaksana.
pelaksanaan handover karena akan membawa
stafnya menuju perilaku kerja yang lebih baik 2. PELAKSANAAN
(Ivancevich, 2007). Kepemimpinan yang paling a. Lokasi dan waktu penelitian
dekat dalam pengawasan pelaksanaan handover Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap
adalah kepala ruang. Kepala ruang mempunyai Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo pada
andil bahkan berperan langsung dalam pelaksaaan bulan Juni 2013.
handover. Hal tersebut sesuai dengan penelitian b. Populasi dan sampel penelitian
yang dilakukan oleh Yudianto yang menunjukkan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
bahwa dukungan pimpinan mempunyai hubungan perawat pelaksana di ruang rawat inap.
dengan pelaksanaan handover (Yudianto, 2005). Teknik sampling yang digunakan dalam
Penelitian Andi Maya K dkk juga menyatakan penelitian ini adalah total sampling dengan
bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap besar sampel adalah : 104 perawat pelaksana
pelaksanaan timbang terima.

74
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018

3. METODE PENELITIAN dari taraf signifikansi 0,05 sehingga H0 ditolak


Jenis penelitian yang digunakan adalah ko- yang berarti ada hubungan antara kepemimpinan
relasional dengan pendekatan cross sectional. dengan pelaksanaan handover.
Variabel dalam penelitian ini adalah kepemimpi- Pelaksanaan handover yang baik maupun
nan kepala ruang saat handover dan pelaksanaan buruk terkait dengan pernyataan perawat pe-
handover. Kepemimpinan kepala ruang saat han- laksana tentang kepemimpinan kepala ruang
dover adalah suatu interaksi sosial dimana kepala yang baik maupun kurang baik. Hasil penelitian
ruang memiliki suatu kemampuan yang lebih be- ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
sar untuk mempengaruhi perilaku perawat pelak- Yudianto yang menyatakan bahwa ada hubungan
sana selama proses handover itu berjalan mulai antara dukungan pimpinan dengan pelaksanaan
dari persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi. handover (Yudianto, 2005). Kepemimpinan
Skala data yang digunakan adalah ordinal. Pelak- merupakan proses memberdayakan kepercayaan
sanaan Handover adalah proses untuk menyam- dan mengajarkan orang lain untuk menggunakan
paikan dan menerima sesuatu (laporan) yang kemampuannya dengan menghilangkan keper-
berkaitan dengan keadaan pasien yang harus di- cayaan yang membatasi mereka. Menghilangkan
lakukan seefektif mungkin di setiap pergantian kepercayaan disini mempunyai maksud bahwa
shift mulai tahap persiapan, pelaksanaan hingga setiap individu pasti mempunyai keunikan send-
post handover. Skala data yang digunakan adalah iri dengan sifat, pribadi dan adat kebudayaan
ordinal. yang dibawanya, dalam hal ini seorang pemimpin
Uji hipotesis yang digunakan dalam harus mampu mengarahkan dan membimbing
penelitian ini adalah cross sectional dengan mereka untuk membatasi sifat-sifat individual-
chi square untuk menganalisis ada tidaknya istik agar bisa melakukan kerjasama yang saling
hubungan antara kepemimpinan kepala ruang menghargai dengan rekan lain demi pencapaian
saat handover dengan pelaksanaan handover tujuan yang diharapkan bersama. Tujuan yang di-
harapkan dalam kegiatan handover ini adalah ter-
4. HASIL DAN PEMBAHASAN capaianya asuhan keperawatan yang komprehen-
Tabel 1. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala sif dan berkesinambungan sehingga komunikasi
Ruang dengan Pelaksanaan Handover di Ruang Rawat efektif dalam keperawatan bisa berjalan dengan
Inap RSUD Sukoharjo Bulan Juni 2013 n=104 maksimal.
Handover ∑ P Kepemimpinan dalam keperawatan meru-
χ2
Buruk Baik value pakan penggunaan keterampilan seorang pe-
Kepemim- Kurang 26 16 42 mimpin untuk mempengaruhi anggota perawat
pinan baik dalam melaksanakan tanggungjawabnya se-
Baik 6,010 0,014
22 40 62 hingga tujuan tercapai yaitu pelayanan keper-
Total 48 56 104 awatan dan asuhan keperawatan (Lancaster J,
1997).Keterampilan seorang pemimpin antara
Tabel 1 menunjukkan bahwa diantara 62 lain harus mampu mengambil keputusan, komu-
perawat yang menyatakan kepemimpinan kepala nikator yang baik, evaluator, fasilitator, motiva-
ruang baik dalam pelaksanaan handover, ada tor, pengajar, pemikir yang kritis, berpandangan
sebanyak 22 perawat yang akan menjadikan kedepan, menyelesaikan masalah dengan kreatif,
pelaksanaan handover buruk, sedangkan diantara agens pengubah dan menjadi model peran bagi
42 perawat yang menyatakan kepemimpinan bawahannya serta terintegrasi dengan kemam-
kepala ruang kurang baik, ada 26 perawat yang puan manajemen dari perencanaan hingga evalu-
akan menjadikan pelaksanaan handover buruk. asi (Marquis, 2003).Kepala ruang dalam pelaksa-
Tabel silang diatas juga menunjukkan uji naan handover harus ikut berperan aktif terlibat
hipotesis dengan chi square yang didapatkan didalamnya dimulai dari tahap persiapan, pelak-
hasil nilai χ2 adalah 6,010 lebih besar dari pada sanaan hingga evaluasi dan pendokumentasian
χ2 tabel yaitu 3,841 dengan p value 0,014 kurang (Nursalam, 2010)

7
5
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018

Dilihat dari status pendidikan, sebagian suasana yang bersahabat sehingga tidak ada
besar kepala ruang sudah memiliki gelar sarjana kesenjangan dan jarak dalam komunikasi
keperawatan bahkan ada yang mencapai tingkat antara atasan dan bawahan. Sikap kepala ruang
S2. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tersebut akan membuat perawat merasa nyaman
diharapkan akan mempunyai pengetahuan dengan lingkungan kerjanya sehingga senang
yang lebih luas pula (Notoadmojo, 2007).Hasil melaksanakan setiap tugas yang diberikan
penelitian telah menunjukkan bahwa kepala dengan baik.
ruang mampu memberikan pengetahuan dan Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
bimbingan selama proses pelaksanaan handover teori menurut Shaw yang menyatakan bahwa
dan dari hasil wawancara diketahui bahwa semua kepala ruang sebagai manajer lini pertama
kepala ruang mempunyai pengetahuan yang menggunakan upaya efektif sebagai salah satu
baik terhadap pelaksanaan handover. Adanya kunci keberhasilan program di ruang rawat inap.
pengetahuan tersebut diharapkan akan dapat Aspek penting dalam kepemimpinan meliputi
mengatasi masalah-masalah yang muncul saat pengetahuan yang kompeten tentang profesinya,
pelaksanaan handover sehingga dapat dijadikan kejelasan dalam berkomunikasi, penggunaan
sebagai sumber informasi bagi perawat pelaksana energi dalam kepemimpinannya, serta mampu
dalam melakukan tindakan. mengambil tindakan. Penggunaan energi seorang
Bennis mengidentifikasi empat pengetahuan pemimpin harus mampu memotivasi dan memberi
penting bagi seorang pemimpin yaitu : 1) semangat kepada bawahannya untuk bertindak
mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks, positif (Tappen, 2004). Hal tersebut terlihat dalam
2) menerapkan pengetahuan kepada bawahannya, penelitian ini yang menunjukkan bahwa kepala
3) mempunyai kemampuan hubungan antar ruang dapat memberikan umpan balik kepada
manusia 4) mempunyai sekelompok nilai dan perawat pelaksana dan pemberian pujian berupa
kemampuan mengenal orang lain dengan baik ucapan “terima kasih” diakhir proses pelaksanaan
(Lancaster J, 1997). Berdasarkan dari teori handoverbagi yang telah menjalankan dinas dan
tersebut, aspek kepemimpinan telah diterapkan memberikan semangat dengan berdoa bersama
oleh kepala ruang di ruang rawat inap RSUD sebelum perawat yang akan dinas menjalankan
Sukoharjo. tugasnya. Aspek kepemimpinan yang telah
Adanya diskusi saat pelaksanaan handover diterapkan tersebut juga sesuai dengan hasil
dalam penelitian ini juga menjadi bukti bahwa penelitian Deni Kristianto yang menyatakan
dari kegiatan diskusi tersebut ada suatu proses adanya hubungan antara pemberian reward
belajar bersama dan berbagi ilmu dari kondisi- ucapan terima kasih dengan kedisiplinan waktu
kondisi pasien yang diserahterimakan, serta saat mengikuti handover (Deni K, 2009).
adanya bimbingan, saran, pendapat yang diajukan
oleh kedua belah pihak yaitu baik oleh perawat 5. KESIMPULAN DAN SARAN
pelaksana maupun kepala ruangan. Kepala ruang Kesimpulan
yang mampu menerima dan mempertimbangkan Terdapat hubungan antara kepemimpinan
saran bawahannya selama proses diskusi kepala ruang saat handover dengan pelaksanaan
berlangsung akan menjadikan perawat pelaksana handover di ruang rawat inap RSUD Sukoharjo
merasa lebih dihargai dan dilibatkan dalam
pengelolaan suatu kegiatan di ruangan, dalam hal Saran
ini adalah pelaksanaan handover. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat
Aspek kepemimpinan lain yang terlihat menggali lebih dalam lagi tipe kepemimpinan
dalam penelitian ini adalah kepala ruang atau kepemimpinan efektif seperti apa yang
mampu menciptakan hubungan yang harmonis sesuai dengan pelaksanaan handover di ruang
dengan perawat, terlihat dengan adanya suasana rawat inap. Selain itu, perlu dilakukan kajian lebih
yang ceria dan komunikasi yang baik dengan mendalam lagi tentang keefektifan penerapan
perawat pelaksana di waktu luang dengan handover dengan metode SBAR

76
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2018

6. REFERENSI Lancaster J, Lancaster W. Change Agent As


Angood.Why The Joint Comission Cares About Leaders In Nursing : The Nurse As A Change
Handsoffs Strategy. Forum : Reducing Risk Agent. St. Louis. The CV Mosby Company,
During Handsoffs. 2007; 25(1): 5-7. 1997
A L Reisenberg, J Leitzsch, M Cunningham. Marquis, BL. Kepemimpinan Dan Manajemen
Nursing Handsoffs : A Systemic Review Of Keperawatan : Teori Dan Aplikasi. Jakarta :
The Literatur : Surprisingly Little To Know EGC; 2003. 174-88.
About What Constitutes Best Practise. Mursidah, Dewi.Pengaruh Pelatihan Timbang
American Journal Of Nursing. 2010; 110(4): Terima Pasien Terhadap Pelaksanaan
24-34. Timbang Terima Dan Penerapan
Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Keselamatan Pasien Oleh Perawat
Depkes RI; 2009. Pelaksana Di Rumah Sakit Husada Jakarta.
Jurnal Health & Sport. 2012; 5(3): 646-55.
Gibson, JK. Organisasi : Perilaku-Struktur-
Proses. Jilid 1. Edisi 8. Jakarta : Bina Rupa Notoadmojo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Dan
Aksara; 1996. Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta; 2007.
Ivancevich, JM, Konopaske, Robert dan Matteson, Nursalam. Manajemen Keperawatan : Aplikasi
MT. Perilaku Dan Manajemen Organisasi. Dalam Keperawatan Praktek Profesional.
Jilid 1. Edisi 7. Jakarta : Erlangga; 2007 Edisi I. Jakarta : Salemba Medika; 2010.
Johnson, Maree dan Cowin, Leanne S. Nurses Popovich, Debbie. Cultivating Safety Handoff
Discuss Bedside Handover And Using Communication.Janetti Publications Inc.
Written Handover Sheets.. Australia : 2011; 37: 55-60.
Blackwell Publishing Ltd; 2012. Tappen. Essential Of Nursing Leadership And
Kementerian Kesehatan RI. Standar Akreditasi Management : Third Edition. Philadelpia : F.
Rumah Sakit Tahun 2011. Jakarta : A Davis Company, 2004.
Kemenkes; 2011. The Joint Commission. Center For Transforming
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Healthcare’s Hand-Off Communications
Sembilan Solusi Live Saving Keselamatan Project. [Online] Joint Commission Online,
Pasien Rumah Sakit. [Online] KKPRS- 21 Oktober 2010. Available from : www.
PERSI, 2012. Available from : www. jointcommission.org. Diakses pada 26
inapatsafety-persi.or.id. Diakses pada 26 Desember 2012.
Desember 2012. Thompson, JE, et al. Using The ISBAR Handover
Kristianto, Deni. Hubungan Pemberian Reward Toll In Junior Medical Offiecer Handover :
Ucapan Terima Kasih Dengan Kedisiplinan A Study In An Australian Teritiary Hospital.
Waktu Saat Mengikuti Timbang Terima Postgrad Med J. 2011; 87: 340-44.
Perawat Ruang Bedah Di RSUP dr Kariadi Yudianto, Kurniawan. Faktor-Faktor Yang
Semarang. [Skripsi] Semarang : UNDIP; Berhubungan Dengan Pelaksanaan Di
2009. Perjan Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin
Bandung. [Tesis] Jakarta : Universitas
Indonesia; 2005.
-oo0oo-

7
7

Anda mungkin juga menyukai