Anda di halaman 1dari 8

Promosi kesehatan menggunakan gambar dan teks dalam

aplikasi WhatsApp pada kader posbindu


Health promotion using images and text in WhatsApp application on Posbindu health workers

Nopryan Ekadinata 1, Doni Widyandana 2

Dikirim: 19 Juni 2017 Diterima: 15 Agustus 2017 Dipublikasi: 1 November 2017

Abstrak
Tujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan mendiskripsikan besarnya risiko paparan
pestisida (umur, jenis kelamin, pendidikan, kebiasaan merokok, masa kerja, waktu penyemprotan, jumlah
jenis pestisida dan alat pelindung diri) yang berhubungan dengan kejadian PPOK pada petani di Kecamatan
Barus Jahe Kabupaten Karo. Metode: Penelitian case control dengan total sampel 90 orang petani, terdiri
dari 45 kasus dan 45 kontrol. Sampel diambil dengan Simple Random Sampling. Analisis data dilakukan
mengunakan uji univariabel, bivariabel dengan uji Chi-square dan multivariable dengan uji regresi logistik.
Hasil: Ada hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, pendidikan, alat pelindung diri dengan
kejadian PPOK, tidak ada hubungan yang bermakna antara waktu penyemprotan, jumlah jenis pestisida
dan status merokok dengan kejadian PPOK. Berdasarkan analisis multivariabel ada hubungan bermakna
antara masa kerja dengan kejadian PPOK dan yang paling berpengaruh (dominan) dengan kejadian PPOK
adalah masa kerja dan alat pelindung diri (APD). Implikasi Praktis: Para petani seharusnya selalu memakai
alat pelindung diri dan menggunakan dosis pestisida yang sesuai dengan yang tertera pada label kemasan.
Dinas kesehatan dapat mengurangi infeksi PPOK dengan deteksi dini pada petani yang setiap hari terpapar
pestisida. Keaslian: Penelitian ini menyarankan untuk mempromosikan penggunaan alat pelindung diri
untuk menghindari paparan pestisida.

Kata kunci: PPOK; pestisida; petani; spirometrik.

Abstract
Purpose: This study aims to determine the effectiveness of educational programs through WhatsApp media on
the level of knowledge and satisfaction of learning Posbindu health workers. Method: This study is an
experimental research on 1 group that consist 33 respondents. 2 stages intervention was done with sending an
educational text message about diabetes in the first week and picture messages in the second week. The
instruments of this study consist of a knowledge questionnaire and a learning satisfaction questionnaire. The
study was conducted on Posbindu health workers with message delivery interventions through WhatsApp.
Findings: There is a significant change between the mean pre test and post intervention of text messaging and
educational images on knowledge of type 2 diabetes variables. While the delivery of picture messages has the
highest mean value of learning satisfaction. Practical implications: This study suggested that promotion and
health education programs through picture message on WhatsApp applications effectively improve the
knowledge and satisfaction of learning. Originality: This study contributes to our understanding that
WhatsApp is a potential educational media where the media is an interactive medium between the sender and
the recipient of the message.

Keywords: WhatsApp; learning satisfaction; knowledge; education type 2 diabetes

1
Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
(Email: nopryanekadinata@gmail.com)
2
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
1123
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

PENDAHULUAN Penggunaan internet dan smartphone telah


Diabetes merupakan penyakit 4 besar pada lama diteliti dan terbukti efektif dalam
kelompok PTM dengan angka mortalitas 4,5 meningkatkan status kesehatan masyarakat.
juta kasus per tahun. Mayoritas penderita Internet telah mengubah masyarakat dalam
diabetes di dunia memiliki klasifikasi diabetes mencari informasi kesehatan yang paling mu-
tipe 2. Kasus diabetes secara global dengan dah melalui pemanfaatan internet. Secara
kuantitas tertinggi terjadi di negara low and global masyarakat menggunakan internet da-
middle income. Penyakit diabetes memiliki lam mencari informasi kesehatan dan pembela-
implikasi negatif terhadap ekonomi, disabilitas jaran terkait dengan skill spesifik yang berhub-
dan hilang atau berkurangnya masa produktif ungan dengan teknik atau metode perawatan.
penderita diabetes. Diabetes adalah penyakit Pencarian informasi ini didominasi oleh pem-
yang memiliki pengaruh langsung terkait anfataan internet melalui media smartphone.
dengan dampak menurunnya kualitas hidup Hal ini merupakan peluang bagi praktisi
masyarakat dimasa mendatang. DIY adalah kesehatan dalam menyampaikan informasi
Provinsi yang memiiki angka kasus diabetes kesehatan secara efektif dan lebih mudah (7-8).
tipe 2 tertinggi di Indonesia (1-3). WhatsApp merupakan aplikasi populer pada
Tingginya kasus diabetes secara global mem- smartphone sejak enam tahun terakhir. Ap-
iliki korelasi terhadap pola hidup masyarakat likasi ini merupakan aplikasi messenger yang
yang tidak sehat. Menurut Kemenkes (2014) dapat diinstal lintas platform smartphone sep-
melalui Pusat Data Informasi (Pusdatin) Penya- erti Android, iOS dan Windows Phone. Aplikasi
kit Diabetes, diabetes tipe 2 memiliki persen- ini merupakan aplikasi dengan jumlah user
tase 90% pada kasus diabetes secara global. Di- tertinggi di dunia. Pengguna WhatsApp dapat
abetes tipe 2 memiliki korelasi yang sangat memanfaatkan fasilitas mengirim pesan, me-
tinggi terhadap pengetahuan, genetika dan pola nyebarkan pesan, mengirimkan gambar, video,
hidup tidak sehat. Genetika dan lingkungan video call hingga membuat kelompok diskusi.
merupakan faktor dominan dalam kasus diabe- WhatsApp merupakan aplikasi yang paling ser-
tes tipe 2 (4-5). ing digunakan dan dengan durasi yang paling
Posbindu merupakan unit kegiatan berbasis lama oleh pengguna smartphone. Penelitian
masyarakat yang bertujuan untuk deteksi dini tersebut juga menjelaskan bahwa pemanfaatan
dan screening kasus PTM di komunitas. fasilitas SMS dan MMS telah tergantikan oleh
Keterlibatan masyarakat dalam program Pos- media WhatsApp (9-10). Pemanfaatan aplikasi
bindu merupakan esensi utama dalam opti- WhatsApp sebagai media promosi kesehatan
malitas program pemberdayaan masyarakat dengan topik diabetes tipe dua perlu dikaji
melalui kegiatan Posbindu (6). Peningkatan ka- secara ilmiah. Penelitian ini dilakukan pada
pasitas masyarakat adalah aspek vital dalam kader Posbindu Desa Wonokerto melalui pem-
implementasi program Posbindu. Desa Wonok- anfaatan media WhatsApp.
erto adalah wilayah yang sedang mengem-
bangkan program Posbindu melalui kerjasama METODE
pihak Puskesmas Kecamatan Turi dan Kader Penelitian ini menggunakan metode
Posbindu Wonokerto. penelitian experimental dengan metode Re-
peated-Measurement Design. Pengaplikasian
1124
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

metode ini melalui intervensi berjenjang pada Tabel 1. Karakteristik responden kelompok in-
1 kelompok penelitian (11). Core intervensi tervensi.
edukasi pada penelitian ini membahas tentang Variabel n = 33 %
Jenis Kelamin
edukasi diabetes tipe 2 melalui pemanfaatan Perempuan 17 51,52
aplikasi WhatsApp group. Intervensi dilakukan Laki-laki 16 48,48
Umur
selama 2 minggu melalui intervensi berbeda 15-20 14 42,42
setiap minggunya. Minggu pertama akan dil- 21-25 15 45,45
26-30 4 12,12
akukan edukasi melalui pesan edukasi diabetes Pendidikan Terakhir
SMP 6 18,8
yang dikirimkan melalui WhatsApp group. Se- SMA 26 78,79
dangkan minggu kedua dilakukan intervensi S1 1 3,03
Pekerjaan
edukasi melalui pesan bergambar. Responden Pelajar 14 42,42
penelitian ini adalah 33 kader Posbindu Desa Penggiat Desa 4 12,12
Petani 9 27,27
Wonokerto. Belum Bekerja 3 9,09
Pegawai Swasta 3 9,09
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Lama Penggunaan WhatsApp
tingkat pengetahuan responden tentang diabe- 1 tahun 5 15,15
2 tahun 13 39,39
tes tipe 2 dan nilai kepuasan belajar berdasar- 3 tahun 14 42,42
kan intervensi. Peneliti menggunakan metode 4 tahun 1 3,03

analisis data Repeated Measurment Annova un- Nilai Pengetahuan dan Kepuasan Belajar Re-
tuk uji efektifitas pada data sebelum intervensi, sponden
setelah intervesi edukasi melalui teks dan Analisis pengetahuan setelah intervensi
setelah intervensi melalui pengiriman pesan pengiriman pesan dan gambar edukasi
bergambar. Sedangkan independent t test diap- menggunakan metode Repeated Measurment
likasikan untuk melihat perbedaan signifikansi Annova. Tabel 2 menjelaskan tentang signif-
kepuasan belajar pada tiap intervensi. Instru- ikansi dan rerata pengetahuan responden sebe-
men penelitian ini terdiri dari kuesiner multi- lum dan setelah intervensi dilakukan.
ple choice pengetahuan diabetes tipe 2 dan
kuesioner skala likert tentang kepuasan belajar Tabel 2. Rerata dan signifikansi variabel penge-
berdasarkan intervensi. tahuan
Rerata
Pengetahuan SD
HASIL Pre test 16,15 a 1,85
Karakteristik Responden Intervensi Pesan Teks 19,12 ab 3,07
Intervensi Pesan
Karakteristik penelitian ini terdiri dari jenis Bergambar 22,78 abc 2,07
kelamin responden, usia , pendidikan terakhir, Keterangan:
lama menggunakan aplikasi WhatsApp dan Analisis variabel pengetahuan menggunakan
pekerjaan. Mayoritas respnden penelitian ini uji repeated measurement Anova
adalah perempuan dengan proporsi 51,52%. Notasi yang berbeda dalam kolom yang sama
Sedangkan mayoritas jenjang pendidikan tera- menujukkan signifikansi (p<0,05).
khir responden yakni SMA. Umumnya re-
sponden telah menggunakan aplikasi Berdasarkan Tabel 2, intervensi edukasi me-
WhatsApp selama 3 tahun. lalui pesan bergambar pada WhatsApp mem-
iliki perbedaan skor yang tertinggi dengan nilai
1125
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

p=<0,05. Hal ini menjelaskan tentang ienter- belajar intervensi pengiriman pesan teks. Beri-
vensi melalui penggunaan pesan bergambar kut gambar 2. tentang perbedaan rerata kepua-
melalui WhatsApp merupakan intervensi pal- san belajar tiap intervensi.
ing efektif dalam meningkatkan aspek kognitif
responden tentang diabetes tipe 2. Berikut PEMBAHASAN
Gambar 1 tentang perbedaan rerata nilai Efek Intervensi Terhadap Pengetahuan
pengetahuan responden. Program edukasi melalui pemanfaatan
pengiriman pesan teks dan gambar edukasi
Gambar 1. Grafik perubahan rerata penge- tentang diabetes tipe 2 pada aplikasi WhatsApp
tahuan efektif meningkatkan pengetahuan tentang
diabetes tipe 2. Media sosial khususnya
WhatsApp dapat menjadi salah satu media
yang dapat dioptimalkan dalam upaya
peningkatan edukasi kesehatan berbasis
peningkatan kapasitas masyarakat. Media
sosial merupakan fasilitas sederhana
komunikasi antara edukator kesehatan dan
learner yang efektif meningkatkan
pengetahuan melalui diskusi antar learner,
fasilitator dan diskusi dengan sesama learner.
Peneliti melakukan analisis kepuasan belajar Responden dapat mengakses materi edukasi
sebagai parameter dalam efektifitas dengan mudah dan dengan aspek cost effective
penggunaan media pembelajaran melalui ap- yang lebih optimal (12).
likasi WhatsApp. Berdasarkan penelitian ini, Penelitian ini menjelaskan efek positif
nilai rerata kepuasan belajar memiliki signif- penggunaan gambar dan teks edukasi sebagai
ikansi dengan nilai p<0,05. media edukasi tentang diabetes tipe 2.
Gambar 2. Perbedaan Rerata Nilai Kepuasan Peningkatan skor pengetahuan diabetes
Belajar merupakan efektif positif penggunaan
Nilai kepuasan belajar intervensi program WhatsApp sebagai media edukasi. Metode
pengiriman gambar dan teks edukatif adalah
salah satu terobosan yang paling sering
diaplikasikan di media sosial sebagai upaya
peningkatan aspek kognitif. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan pengetahuan
responden tentang diabetes tipe 2 melalui
pemanfatan aplikasi WhatsApp. Program
edukasi melalui WhatsApp dapat dioptimalkan
melalui pengiriman pesan teks edukasi dan
edukasi melalui pesan bergambar pada pesan bergambar.Promosi kesehatan melalui
WhatsApp memiliki nilai rrata tertinggi pemanfaatan aplikasi berbasis internet
dibandingkan dengan nilai rerata kepuasan merupakan peluang dalam pengiriman pesan
1126
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

edukasi. Beberapa bukti empirik telah fasilitator terhadap learner merupakan aspek
menjelaskan secara evidence based dampak penting dalam meningkatkan pembelajaran di
positif dalam meningkatkan pengetahuan media sosial yang bersifat interaktif (15).
melalui pengiriman pesan gambar dan teks Beberapa penelitian telah menjelaskan
edukatif pada media sosial. Aspek diskusi pada tentang dampak positif pesan bergambar dan
fitur WhatsApp memiliki peluang signifikan pesan teks dalam peningkatan kognitif individu
dalam meningkatkan minat learner dalam tentang kesehatan. Pesan bergambar dan pesan
program peningkatan kognitif (10). teks merupakan media yang paling sering
Penggunaan media sosial berbasis internet digunakan oleh promotor kesehatan sebagai
oleh user dipengaruhi oleh kemudahan dalam media yang memfasilitasi pengembangan aspek
berinteraksi dan jenis pesan yang dapat kognitif hingga keterampilan individu dan
digunakan . Media sosial memiliki keunggulan lingkup komunitas. Penggunaan ponsel yang
fitur sebagai media yang mudah digunakan massive merupakan peluang yang
dalam mengirimkan pesan, foto, video, dimanfaatkan oleh promotor kesehatan sebagai
panggilan suara, panggilan video hingga wadah media edukasi informasi kesehatan.
informasi komunikasi antar kelompok. Melalui Pengiriman pesan pendek melalui ponsel lebih
beberapa aspek fitur tersebut, pesan dapat efektif dan cost effective dibandingkan dengan
dikirimkan dengan massive, efektif dan real kegiatan penyuluhan. Pengiriman pesan
time kepada pengguna media sosial atau media pendek ke ponsel dapat dilakukan dalam satu
internet lainnya. Beberapa penelitian waktu dan mencakup segmentasi
menyebutkan bahwa media sosial telah kemasyarakat secara luas dalam satu waktu.
menjadi sumber peningkatan aspek kognitif Penggunaan informasi kesehatan bergambar
hingga keterampilan di bidang kesehatan. merupakan aspek potensial pada penerima
Internet dan media sosial pada era teknologi pesan dengan tingkat literasi rendah.
saat ini memiliki peluang yang sangat besar Penyampaian informasi melalui gambar
dalam pencapaian informasi kesehatan (13-14). meningkatkan minat belajar dan mudah
Optimalitas program pembelajaran berbasis diterima oleh penerima pesan (16-17).
media internet dan media sosial memiliki Informasi kesehatan melalui pemanfaatan
beberapa aspek prediktor. Aspek terpenting pengiriman pesan dan pesan bergambar
dalam pencapaian kesuksesan pembelajaran merupakan aspek yang paling sering dilakukan
bersumber media sosial dan pencapaian sebagai upaya peningkatan informasi
kepuasan belajar yakni aspek kualitas kesehatan pada masyarakat. Penelitian ini
fasilitator dan target pembelajar yang memanfaatkan media WhatsApp sebagai media
ditentukan oleh learner. Target pencapaian pengiriman informasi melalui pesan
pembelajaran oleh learner dapat distimulasi bergambar dan pesan teks. Penentuan
dengan penjelasan kurikulum pembelajaran, pemilihan media pengiriman pesan merupakan
core utama kurikulum dan penggunaan media aspek penting dalam optimalisasi peningkatan
pembelajaran. Selain itu, aspek fasilitator aspek kognitif melalui pengiriman informasi
memiliki nilai yang fundamental dalam kesehatan. Era digital merupakan peluang
pencapaian learning output dan pencapaian promotor kesehatan dalam pengembangan
kepuasan belajar learner. Interaktifitas kapasitas masyarakat melalui proses edukasi
1127
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

dengan pemanfaatan media daring. Media lurus dalam pencapaian target pembelajaran.
promosi kesehatan didominasi oleh Parameter kepuasan belajar dapat ditentukan
penyampaian informasi kesehatan berupa oleh aspek konten materi yang menarik dan
gambar edukasi dan teks edukasi melalui metode pencapaian konten. Selain itu, aspek
beberapa media daring dan luring. Media lain yang perlu dipertimbangkan dalam metode
gambar dan pesan edukasi adalah media pesan pembelajaran efektif yakni kapasitas fasilitator,
yang paling mudah diterima oleh learner (19). lingkungan belajar dengan interaktifitas tinggi
Pemanfaatan gambar edukasi tentang dan faktor kenyamanan belajar. Metode
diabetes memiliki efektifitas yang lebih tinggi pembelajaran melalui WhatsApp memiiliki
dibandingkan dengan pemanfaatan teks keunggulan dalam kemudahan interaktifitas
edukasi. Penyampaian informasi kesehatan antara pembelajar dan narasumber serta
melalui gambar lebih potensial dibandingkan sangat aplikatif dalam penyampaian materi
hanya melalui teks dari segi output edukasi (21).
pembelajaran. Penyampaian informasi Kepuasan belajar memiliki hubungan yang
kesehatan melalui gambar berhubungan sangat tinggi terhadap upaya pencapaian
dengan peningkatan minat belajar pasien dan output pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh
keluarga. Selain itu, penyampaian informasi aspek fleksibilitas metode pembelajaran
kesehatan melalui gambar lebih efektif pada melalui diskusi secara real time, kualitas
orang dengan tingkat literasi rendah. Melalui pembelajaran yang memudahkan, kurikulum
gambar edukatif, penerima pesan akan target pembelajaran yang spesifik dan
meningkatkan respon emosional dan penggunaan media berbasis daring yang
peningkatan minat belajar dengan topik mudah digunakan. Media pembelajaran
pembelajaran yang spesifik. Perumusan WhatsApp merupakan media edukasi potensial
gambar edukatif yang baik akan berimplikasi dimana media tersebut merupakan media
positif terhadap penerima pesan pada setiap interaktif antara pengirim dan penerima pesan.
segmentasi usia. Sedangkan, pendidikan Interaktifitas dengan kualitas dan kuantitas
kesehatan melalui teks edukatif diterima efektif yang baik merupakan prediktor metode
pada individu dengan tingkat literasi baik serta pembelajaran yang optimal pada program
cenderung tidak berhubungan dengan edukasi berbasis aplikasi daring atau media
peningkatan minat belajar penerima pesan sosial (22).
(20).
KESIMPULAN
Efek Intervensi Terhadap Nilai Kepuasan Belajar
Kesimpulan penelitian ini adalah WhatsApp
Kepuasan belajar menentukan minat dan
dapat dijadikan media edukasi efektif sebagai
upaya peningkatan eksploratif learner dalam
program edukasi tentang diabetes tipe 2. Secara
mencapai output pembelajaran dengan lebih
khusus, intervensi pengiriman pesan bergam-
mandiri dan optimal. Kepuasan belajar
bar memiliki signifikansi lebih tinggi
merupakan aspek penting yang harus
dibandingkan dengan intervensi melalui pengi-
diperhatikan dalam pemberian metode
riman pesan teks. Selain itu, penelitian ini men-
pembelajaran. Metode pembelajaran efektif
jelaskan aspek perbedaan kepuasan belajar
sangat ditentukan oleh kepuasan belajar
yang signifikan antara intervensi 1 dan 2. Rera-
learner dimana hal tersebut akan berbanding
1128
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

ta kepuasan belajar post intervensi edukasi me- systematic examination of the use of online
social networking sites for sexual health
lalui gambar lebih tinggi dibandingkan dengan
promotion. BMC public health. 2011;11(1), 583
intervensi pesan teks. 14. Bennett, G. G., & Glasgow, R. E. The delivery of
public health interventions via the Internet:
actualizing their potential. Annual review of
DAFTAR PUSTAKA public health. 2009;30, 273-292.
15. Sun, P. C., Tsai, R. J., Finger, G., Chen, Y. Y., &
1. Soewondo, P., Ferrario, A., & Tahapary, D. L. Yeh, D. What drives a successful e-Learning? An
Challenges in diabetes management in empirical investigation of the critical factors
Indonesia: a literature review. Globalization influencing learner satisfaction. Computers &
and health. 2013;9(1), 1. education. 2008;50(4), 1183-1202.
2. Kemenkes RI Riset Kesehatan Dasar Tahun 16. Paechter, M., Maier, B., & Macher, D. Students’
2013. Badan Litbangkes. Jakarta. 2013. expectations of, and experiences in e-learning:
3. WHO. Global Report On Diabetes. WHO Library Their relation to learning achievements and
Cataloguing – in Publication Data. France. 2016. course satisfaction. Computers & education.
4. Wu, Y., Ding, Y., Tanaka, Y., & Zhang, W. Risk 2010;54(1), 222-229.
factors contributing to type 2 diabetes and 17. Hussein, W. I., Hasan, K., & Jaradat, A. A.
recent advances in the treatment and Effectiveness of mobile phone short message
prevention. International journal of medical service on diabetes mellitus management; the
sciences. 2014;11(11), 1185 SMS-DM study. Diabetes research and clinical
5. Kemenkes RI. Situasi dan Analisis Diabetes. practice. 2011;94(1), e24-e26.
Pusat Data dan Informasi Kementerian 18. Park, J., & Zuniga, J. Effectiveness of using
Kesehatan RI. Jakarta. 2014. picture-based health education for people with
6. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan low health literacy: An integrative review.
Terpadu Penyakit Tidak Menular. Direktorat Cogent Medicine, (just-accepted), 2016.1264679.
Jendral Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 19. Lupton, D. Health promotion in the digital era: a
Jakarta. 2012. critical commentary. Health promotion
7. Korp, P. Health on the Internet: implications for international. 2015;30(1), 174-183.
health promotion. Health education research. 20. Houts, P. S., Doak, C. C., Doak, L. G., & Loscalzo,
2006;21(1), 78-86. M. J. The role of pictures in improving health
8. Laranjo, L., Arguel, A., Neves, A. L., Gallagher, A. communication: a review of research on
M., Kaplan, R., Mortimer, N., Lau, A. Y. The attention, comprehension, recall, and
influence of social networking sites on health adherence. Patient education and counseling.
behavior change: a systematic review and meta- 2006;61(2), 173-190.
analysis. Journal of the American Medical 21. Wu, Y. C., Hsieh, L. F., & Lu, J. J. What's The
Informatics Association, amiajnl. 2014. Relationship between Learning Satisfaction and
9. Montag, C., Błaszkiewicz, K., Sariyska, R., Continuing Learning Intention?. Procedia-Social
Lachmann, B., Andone, I., Trendafilov, B., & and Behavioral Sciences. 2015;191, 2849-2854.
Markowetz, A. Smartphone usage in the 21st 22. Sun, P. C., Tsai, R. J., Finger, G., Chen, Y. Y., &
century: who is active on WhatsApp?. BMC Yeh, D. What drives a successful e-Learning? An
research notes. 2015;8(1), 331 empirical investigation of the critical factors
10. Boulos, M. N., Giustini, D. M., & Wheeler, S. influencing learner satisfaction. Computers &
Instagram and WhatsApp in Health and education. 2008;50(4), 1183-1202.
Healthcare: An Overview. Future Internet;
2016;8(3), 37.
11. Salazar, L. F., Crosby, R. A., & DiClemente, R. J.
Research methods in health promotion. John
Wiley & Sons. 2015.
12. Alanzi, T. M., Bah, S., Jaber, F., Alshammari, S.,
& Alzahrani, S. Evaluation of a Mobile Social
Networking Application for Glycaemic Control
and Diabetes Knowledge in Patients with Type 2
Diabetes: A Randomized Controlled Trial Using
WhatsApp. In Qatar Foundation Annual
Research Conference Proceedings 2016;1, p.
HBPP2533). Qatar: HBKU Press.
13. Gold, J., Pedrana, A. E., Sacks-Davis, R., Hellard,
M. E., Chang, S., Howard, S., ... & Stoove, M. A. A
1129
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

1130

Anda mungkin juga menyukai