Anda di halaman 1dari 4

1.

Profil Perusahaan

a. Sejarah Singkat Perusahaan


 Perseroan didirikan pada tanggal 14 April 1980 dengan nama PT Sumalindo Lestari Jaya.
Sesuai Anggaran Dasar secara garis besar Perseroan berusaha di bidang kehutanan,
perindustrian dan bidang pertambangan.
 Berdasarkan keputusan RUPS-LB Perseroan tanggal 18 Desember 2012, Perseroan
berganti nama menjadi PT SLJ Global Tbk dan telah mendapatkan pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam
Surat Keputusan Nomor AHU- 25591.AH.01.02.Tahun 2013 tertanggal 14 Mei 2013.
 Sejak awal dibentuk, Perseroan mengkhususkan diri di bidang kehutanan dan industri
perkayuan dengan mengelola 1 (satu) areal IUPHHK-HA (d/h: Hak Pengusahaan Hutan)
seluas 132.000 Ha dan pabrik kayu lapis dengan kapasitas produksi 66.000 m3/tahun.
Sejalan dengan berkembangnya usaha, melalui berbagai corporate action antara lain
penggabungan usaha, akuisisi, penambahan investasi dan juga divestasi, saat ini
Perseroan memiliki pabrik kayu lapis berkapasitas terpasang sebesar 190.000 m3/tahun
dan pabrik MDF (Medium Density Fiberboard) berkapasitas terpasang 200.000
m3/tahun. Perseroan dan anak perusahaan saat ini mengelola 6 (enam) areal hutan alam
seluas 770.455 Ha termasuk IUPHHK-HA atas nama PT Essam Timber dan PT
Sumalindo Lestari Jaya V yang masih dalam proses perpanjangan izin dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu unit usaha lain adalah pembangkit listrik
(Power Plant), yang dikelola oleh anak perusahaan yakni PT Kalimantan Powerindo
(PT.KP) berkapasitas total 22,5 MW.
 Pada bulan Maret 1994 untuk pertama kalinya Perseroan melakukan Penawaran Umum
sebanyak 25.000.000 saham biasa atas nama, kepada masyarakat dan mencatatkan
seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan di Bursa Efek Jakarta (s/i: PT Bursa
Efek Indonesia).
 Pada tahun 2002 PT Astra International Tbk pada saat itu selaku pemegang saham
mayoritas Perseroan (kepemilikan 75%) menjual seluruh kepemilikan sahamnya kepada
PT Sumber Graha Sejahtera (PT.SGS). PT.SGS adalah suatu Perseroan yang telah cukup
lama berkecimpung di bidang industri perkayuan, dimana sebelum melepaskan seluruh
kepemilikan sahamnya di Perseroan, tercatat memiliki 24,63% saham dari seluruh saham
yang dikeluarkan dari portepel Perseroan.
 Pada November 2016 Bapak Amir Sunarko selaku Presiden Direktur Perseroan
melakukan transaksi pembelian seluruh saham yang dimiliki PT.SGS (24,63%) di
Perseroan melalui mekanisme di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia.

b. Visi

 Menjadi industri perkayuan terpadu dan bertanggung jawab sosial, memberikan solusi
dengan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang menggunakan bahan baku
dari hutan yang dikelola secara lestari, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam
lainnya.

c. Misi

 Mengelola kelompok usaha industri perkayuan terpadu di bidang kayu lapis dan kayu
lapis olahan, MDF serta produk-produk turunan lainnya yang berkaitan dengan industri
perkayuan serta mempunyai tanggung jawab sosial.
 Menjaga keberlangsungan kebutuhan bahan baku yang dipenuhi dari hutan yang dikelola
berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari.
 Melakukan proses produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan.
 Memberikan nilai tambah produk melalui peningkatan nilai di setiap proses tahapannya,
pengembangan produk, sumber daya manusia dan jalur distribusi.
 Mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam lainnya.

1. PENERAPAN GCG PADA PT SUMALINDO LESTARI JAYA TBK


Dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Dewan komisaris
perseroan melakukan kontrol melalui fungsi utamanya sebagai pengawas direksi dalam
menjalankan tata kelola perusahaan. Fungsi pengawasan Dewan Komisari tersebut dilaksanakan
melalui mekanisme yang sudah ditentukan antara lain melalui optimalisasi fungsi Komite Audit
sabagai Komite Independen yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dan berperan membantu
Komisaris mendapatkan informasi mengenai kondisi serta aktifitas-aktifitas tertentu yang sedang
atau telah dilaksanakan oleh Perseroan melalui laporan rutinnya.
Sementara itu Direksi Perseroan memastikan bahwa setiap rencana kerja, strategi maupun
kebijakan yang akan diambil dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan sehari-hari selalu
mengikutsertakan peran para karyawannya melalui divisi-divisi yang dibentuk dalam organisasi
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dengan demikian apa yang diputuskan dan
dilaksanakan tetap berpedoman pada prinsip GCG, dan tentu berpedoman pula pada peraturan
dan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal, bidang kehutanan, anggaran dasar Perseroan
serta peraturan dan ketentuan lain yang berlaku. Dewan Komisaris berkeyakinan, penerapan
GCG tersebut merupakan pondasi yang penting bagi Perseroan untuk berkembang di masa
datang.
Pada kesempatan ini Dewan Komisaris melaporkan bahwa Perseroan telah menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dengan merujuk pada
ketentuan BAPEPAM-LK dan Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan
oleh Komisi Nasional Kebijakan Governance tahun 2006 dengan menetapkan Pedoman Tindak
Komisaris. Lebih lanjut, Dewan Komisaris juga telah menetapkan Piagam Komite Audit yang
mengacu pada berbagai ketentuan tersebut. Melalui Komite Audit, Dewan Komisaris secara rutin
menerima evaluasi atas kinerja keuangan Perseroan dan laporan tentang efektivitas pengendalian
internal Perseroan. Dewan Komisaris berkeyakinan, penerapan GCG ini merupakan pondasi
yang penting bagi Perseroan untuk berkembang di masa datang. OECD (Organisation for
Economic Co-operation and Development) berupaya untuk memahami dan membantu
pemerintahan-pemerintahan dalam menghadapi perkembangan dan persoalan baru, seperti tata
kelola perusahaan, ekonomi informasi, dan tantangan-tantangan yang dihadapi. OECD bertujuan
untuk membandingkan pengalaman yang berkaitan dengan kebijakan, mencari jawaban untuk
masalah, mengidentifikasi praktik yang baik dan berupaya untuk mengkoordinasikan kebijakan
dalam negeri dan internasional.
PT Sumalindo sudah memberikan hak-hak yang seharusnya diperoleh para pemegang
saham, misalnya para pemegang saham menerima informasi yang relevan secara tepat waktu
mengenai penerbitan dan penawaran saham yang membutuhkan persetujuan para pemegang
saham, informasi tersebut diperoleh melalui sekretaris perusahaan yang dijadikan sebagai pusat
informasi bagi para pemegang saham dan seluruh stakeholders yang memerlukan informasi
informasi penting yang berkaitan dengan kegiatan maupun perkembangan Perseroan dan anak
perusahaan.
Para pemegang saham juga memiliki hak untuk berpartisipasi dalam RUPS, salah satu contohnya
adalah hak untuk memilih dan menghapus anggota dewan. Dalam pertemuan pemegang saham,
proses dan prosedur memilih anggota dewan layaknya dipermudah agar dapat memberikan suara
secara efektif. Untuk pemegang saham minoritas juga harus dilindungi dari tindakan kepentingan
perusahaan yang merugikan. Selain itu, juga harus memiliki sarana yang efektif. Dalam laporan
keuangan menyebutkan juga bahwa para pemegang saham dapat mentransfer seluruh resiko dan
manfaat atas kepemilikan asset.

Anda mungkin juga menyukai