Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTEK SISTEM SELULER

MODUL 1
PERHITUNGAN LINK BUDGET

Disusun Oleh :
Siti Nur Asiyah Jamil
4317060020

PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem komunikasi semakin berkembang dengan banyaknya orang yang
menghendaki kontinuitas hubungan telekomunikasi. Pada sistem komunikasi,
kinerja jaringan merupakan hal penting yang berhubungan erat dengan keandalan
sistem. Disamping itu, untuk menciptakan sistem yang ekonomis dan efisien,
salah satu hal yang harus ditingkatkan adalah kapasitas pengguna (user) dalam
suatu sel dan luasnya daerah yang dapat dijangkau oleh satu BTS (Base
Transceiver Stasion).
BTS merupakan jaringan yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan
telekomunikasi selular. Salah satu yang harus diperhitungkan dalam membangun
sebuah BTS adalah link budget. Link budget merupakan sebuah cara untuk
menghitung mengenai semua parameter dalam transmisi sinyal mulai dari gain
dan loss dari transmitter (Tx) sampai receiver (Rx) melalui media transmisi.
Mobile komunikasi merupakan layanan telekomunikasi yang memiliki
kemampuan untuk berpindah atau bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
Seiring dengan perkembangan layanan telekomunikasi yang telah ada saat ini, dan
banyaknya feature dimana semua user mengharapkan service yang maksimum
dari penyedia jenis layanan telekomunikasi (operator), maka sudah seharusnya
operator telekomunikasi dapat memberikan layanan yang baik kepada masing
masing pelanggannya. Perhitungan power link budget mempunyai peranan
penting agar perancanaan jaringan komunikasi dapat mencapai hasil yang
maksimal.
Dalam tugas ini, range frekuensi yang dihitung adalah frekuensi kerja
komunikasi GSM, HSPA dan LTE. Sedangkan untuk lokasi perhitungan power
link budget terdapat pada daerah kampus Universitas Indonesia.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami proses propagasi sinyal sistem selular dari
pemancar BTS hingga ke handphone pengguna.
2. Mahasiswa dapat memahami perhitungan link budget sistem selular.
3. Memahami parameter-parameter penting dalam perhitungan link budget.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Link Budget

Link budget merupakan sebuah cara untuk menghitung mengenai semua


parameter dalam transmisi sinyal, mulai dari gain dan loss dari Tx sampai Rx
melalui media transmisi. Link budget ini dihitung berdasarkan jarak antara
transmitter dan receiver. Link budget juga dihitung karena adanya penghalang
antara Tx dan Rx misal gedung dan pepohonan. Link budget merupakan
perhitungan level daya yang dilakukan untuk memastikan bahwa level daya
pancar penerima lebih besar atau sama dengan level threshols (RSL ≥ Rth).

Received Power (dBm) = Transmitted Power (dBm)+Gains(dB) - Losses (dB)

Parameter-parameter yang mempengaruhi kondisi propagasi suatu kanal


wireless adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan propagasi

Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gelombang radio. Gelombang


radio dapat diredam, dipantulkan, atau dipengaruhi oleh noise dan
interferensi. Tingkat peredaman tergantung frekuensi, dimana semakin
tinggi frekuensi redaman juga semakin besar. Parameter yang
mempengaruhi kondisi propagasi yaitu rugi-rugi propagasi, fading, delay
spread, noise, dan interferensi.

b. Rugi-rugi propagasi

Dalam lingkungan radio, konfigurasi alam yang tidak beraturan,


bangunan, dan perubahan cuaca membuat perhitungan rugi-rugi propagasi
sulit. Kombinasi statistik dan teori elektromagnetik membantu
meramalkan rugi-rugi propagasi dengan lebih teliti.
c. Fading

Fading adalah fluktuasi amplituda sinyal. Fading margin adalah level daya
yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan selisih antara daya rata-
rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas penerima. Nilai fading
margin biasanya sama dengan peluang level fading yang terjadi., yang
nilainya tergantung pada kondisi lingkungan dan sistem yang digunakan.
Nilai fading margin minimum agar sistem bekerja dengan baik sebesar 15
dBm.

d. Noise

Noise dihasilkan dari proses alami seperti petir, noise thermal pada sistem
penerima, dan lain-lain. Di sisi lain sinyal transmisi yang mengganggu dan
tidak diinginkan dikelompokkan sebagai interferensi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perhitungan Pathloss Downlink GSM, HSPA, LTE

RAN Technology GSM HSPA LTE


Data rate (kbps) 12.2 1024 1024
Transmitter – BTS/Node B,
eNode B
a Max. TX power (dBm) 44.5 46 46
b TX antenna gain (dBi) 18 18 18
c Cable loss (dB) 2 2 2
d EIRP (dBm) 60.5 62 62
Receiver – UE
e UE noise figure (dB) - 7 7
f Thermal noise (dBm) -119.7 -108.2 -104.5
g Receiver noise floor - -101.2 -97.5
(dBm)
h SINR (dB) - -5.2 -9
i Receiver sensitivity -104 -106.4 -106.4
(dBm)
j Interference Margin (dB) 0 4 4
k Control channel 0 20 20
overhead (%)
l RX antenna gain (dBi) 0 0 0
m Body loss (dB) 3 0 0
Maximum path loss 161.5 163.4 163.5

3.2 Perhitungan Jarak Pancaran


1. Jarak Pancaran 2G
Diket :
- tinggi antena BTS (hb) = 39 m
- tinggi antena MS (hm) =1,5 m
- EIRP = 60,5 dBm
Ch = 0.8 + (1.1*log(f) – 0.7)*hm – 1.56*log (f)
= 0.8 + (1.1*log(900) – 0.7)*1.5 – 1.56*log(900)
= 0.8 + (1.1*2.954 -0.7)*1.5 – 1.56*2.954
= 0.8 + (3.82 – 4.60)
= 0.02
LossHatta = EIRP – Rx sensitivity

= 60,5 dBm – (-104 dBm) = 164,5 dBm

Lu = 69.55 + 26.16*log (f) - 13.82*log (hb) - Ch + [44.9 - 6.55*log (hB)] * log (d)

164,5 = 69.55 + 26.16*log (900) – 13.82*log (39) – 0.02 + [44.9 – 6.55*log (39 )]*log (d)
164,5 = 69.55 + (26.16*2.954 – 13.82*1.59 – 0,02 )+ [ 44.9 – 6.55*1.59]*log (d)
164,5 = 69.55 + 77,27 – 21,97 – 0,02 + (44.9 – 10.41) log (d)
164,5 = (124,83 + 34,49) log (d)
164,5
159,32
= log (d)

1,03 = log (d)


d = 10,71 km
2. Jarak Pancaran 3G
Diket :
- tinggi antena BTS (hb) = 39 m
- tinggi antena MS (hm) =1,5 m
- EIRP = 62 dBm
Ch = 0.8 + (1.1*log(f) – 0.7)*hm – 1.56*log (f)
= 0.8 + (1.1*log (2100) – 0.7)*1.5 – 1.56*log(2100)
= 0.8 + (1.1 (3,32) -0.7)1.5 – 1.56 (3,32)
= 0.8 + (3,65) 1,5 – 5,17
= 0,8 + 5,47 – 5,17 = 1,1

LossHatta = EIRP – Rx sensitivity

= 62 dBm – (-106,4 dBm) = 168,4 dBm


Lu = 69,55 + 26,16 log f – 13, 82 log hb – a (hm) + (44,9 – 6,55 log hb) log d
168,4 = 69,55 + 26,16 log (2100) – 13,82 log 39 – 1,1 + (44,9 - 6,55 log 39) log d
168,4 = 69.55 + 26,16 (3,32) – 13,82 (1,59) – 1,1 + (44,9 – 6,55 (1,59) log d
168,4 = 69,55 + 86,85 - 21,97 – 1,1 + (44,9 – 10,41) log d
168,4 = (133,33 + 34,49 ) log d
168,4
167,82
= log d

1,003 = log d
d = 10,06 km

3. Jarak Pancaran 4G
Diket :
- tinggi antena BTS (hb) = 39 m
- tinggi antena MS (hm) =1,5 m
- EIRP = 62 dBm
Ch = 0.8 + (1.1*log(f) – 0.7)*hm – 1.56*log (f)
= 0.8 + (1.1*log(1800) – 0.7)*1.5 – 1.56*log(1800)
= 0.8 + (1.1 (3,25) -0.7)1.5 – 1.56 (3,25)
= 0.8 + (2,87) 1,5 – 5,07
= 0,8 + 4,30 – 5,07 = 0,03

LossHatta = EIRP – Rx sensitivity

= 62 dBm – (-106,4 dBm ) = 168,4 dBm

Lu = 69,55 + 26,16 log f – 13, 82 log hb – a(hm) + (44,9 – 6,55 log hb)log d
168,4 = 69,55 + 26,16 log 1800 – 13,82 log 39 – 0,03 + (44,9 -6,55 log 39) log d
168,4 = 69.55 + 26,16 (3,25) – 13,82 (1,59) - 0,03 + (44,9 – 6,55 (1,59) log d
168,4 = 69,55 + 85,02 - 21,97 - 0,03 + (44,9 – 10,41) log d
168,4 = (132,57 + 34,49) log d
168,4
167,06
= log d

1,008 = log d
d = 10,18 km
3.3 Analisa
Pada praktek kali ini telah dilakukan perhitungan link budget dari site
Universitas Indonesia. Digitung link budget dari 2G, 3G dan LTE pada site
tersebut. Dari perhitungan tersebut didapatkan path loss dari setiap system yaitu
sebagai berikut:
Sistem Path Loss Jarak Pancar

2G 161,5 10,71 km

3G 163,4 10,06 km

LTE 163,5 10,18 km

Dari hasil data yang telah didapatkan untuk pathloss pada 4G LTE lebih
besar dibandingkan dengan hasil pathloss pada 2G dan 3G. Sedangkan untuk jarak
pancar, pada site 3G hasil yang didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan site
2G dan 4G LTE.
BAB IV
SIMPULAN
Berdasarkan yang telah dilakukan pada laporan modul 1, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Link budget merupakan perhitungan level daya yang dilakukan untuk
memastikan bahwa level daya penerimaan (received signal level) lebih besar
atau sama dengan level daya threshold ( RSL ≥ Rth ).
2. Path loss LTE pada site Universitas Indonesia adalah 163,5 dB, Path loss
3G adalah 163,4 dB, Path loss 2G adalah 161,5 dB.
3. Jarak pancar LTE pada site Universitas Indonesia adalah 10,18 km, jarak
pancar 3G adalah 10,06 km, Jarak pancar 2G adalah 10,71 km.
4. Path loss LTE pada site Universitas Indonesia adalah yang paling tinggi dari
2G dan 3G dengan nilai path loss sebesar 163,5 dB. Sedangkan untuk daya
pancar pada site Universitas Indonesia yang paling tinggi adalah 2G sebesar
10,71 km.

Anda mungkin juga menyukai