Pasal 2 : SITUASI
1. Di Lingkungan Kabupaten Tulungagung yang masuk dalam pekerjaan ini.
3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk claim dikemudian hari.
6. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari
suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan
tipe dari barang-barang yang memuaskan Pemberi Tugas.
1
Pasal 4 : URAIAN PEKERJAAN
Penyedia jasa harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang
teratur, termasuk semua alat-alat bantu yang dipergunakan dan diperlukan
oleh rekanan dan semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai dan
tidak berguna lagi, supaya dibersihkan / dipindahkan dari lokasi.
2. AS BUILT DRAWWING.
Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
pekerjaan yang telah dilaksanakan (as built drawing), yang jelas
memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan
yang dilaksanakan. Gambar – gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 3 ( tiga ) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
rekanan.
2
Pasal 7 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail,
maka gambar detail yang dipakai / diikuti.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka
ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti.
2. DIREKSI KEET.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus menyediakan
direksi keet yang didalamnya dilengkapi :
1. Meja kursi
2. Buku Tamu dan Buku Direksi
3. Gambar – gambar rencana, RKS, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan ( Aanwijzing )
4. Kotak Obat ( P3K )
5. Foto – foto proyek ( 0%, 50%, 100% ), masing – masing diambil
3 titik pada tempat yang sama
6. Jadwal waktu pelaksanaan ( Time Schedule )
7. Grafik cuaca / curah hujan dan Grafik tenaga kerja
3
Pasal 9 : JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan
menerima SPMK harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Chart/S-Curve/Network
Planning/Ms. Project secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan,
waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan
dalam kontrak dan harus disahkan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas. Bar
Chart//S-Curve/Network Planning/Ms. Project tersebut harus selalu berada
dilokasi, ( tempat pekerjaan ) untuk diikuti dengan perkembangan hasil
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna
merah. Bila terdapat / terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan
langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.
2. PELAKSANA
a. Sebagai Pemimpin Pelaksanaan Proyek sehari-hari pada pelaksanaan
pekerjaan, penyedia jasa harus dapat menyerahkan kepada seorang
pelaksana ahli, cakap sesuai dengan bidang keahliannya, yang diberi
kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat
pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab pekerjaan di lapangan, pelaksana harus
mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan berita acara
Aanwijzing, sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kwalitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan Konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat
dilaksanakan apabila ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas / Kuasa
Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan rapat
Proyek. Apabila terjadi penyimpangan dari hal tersebut menjadi
tanggung jawab penyedia jasa, untuk melaksanakan kembali sesuai
gambar dan bestek.
d. Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas berhak menolak penunjukan
seorang pelaksana dari penyedia jasa berdasarkan pendidikan,
pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini penyedia jasa
harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Badan
Pengawas Bangunan.
4
Pasal 12 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
5
Pasal 14 : JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH
2. KECELAKAAN.
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja, untuk tenaga kerja yang
melaksanakan penyedia jasa harus segera mengambil tindakan yang perlu
untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain
menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan harus segera melaporkan
kepada jawatan perburuhan, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
3. KOTAK OBAT.
Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolangan
pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet.
6
Pasal 18 : PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
a. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Kuasa Penguna Anggaran / Pejabat
Pembuat Komitmen atau Direksi Proyek. Selanjutnya perhitungan
penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak, Apabila harga satuan tidak tercantum
dalam kontrak upah dan satuan bahan.
b. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin Kuasa Penguna
Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen atau Direksi Proyek secara
tertulis, adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya.
3. PEKERJAAN PERSIAPAN.
a. Sebelum penyedia jasa mengadakan persiapaan dilokasi, sebelumnya
harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan untuk memulai
dengan persiapan – persiapan pembangunan kepada Pemberi tugas
yang bersangkutan, terutama tentang dimana harus membangun
bangunan sementara ( bouwkeet ), Direksi Keet, penempatan bahan –
bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
b. Pada saat memulai pekerjaan persiapan dan pengukuran Direksi Keet
sudah harus tersedia dan mulai aktif digunakan untuk mengadakan
pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap – tiap
bagian akan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
7
Pasal 21 : PEKERJAAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN INI MELIPUTI.
a. Penebangan pohon dan pemindahan seluruh hal–hal
yang merintangi pekerjaan
b. Penggalian Pondasi
c. Urugan Kembali bekas galian dan penimbunan
d. Pemadatan pada setiap lapisan timbunan
3. GALIAN TANAH.
a. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar,
sampai tanah keras, apabila diperlukan untuk memadatkan daya dukung
yang baik, dasar galian harus dipadatkan / ditumbuk.
b. Jika Galian melebihi batas kedalaman, penyedia jasa harus menimbun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
c. Hasil Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkut
langsung ketempat yang direncanakan yang disetujui Pemberi Tugas,
sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan
harus disingkirkan ketempat yang disetujui Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
2. Pondasi bangunan yang dipakai untuk jenis tanah stabil memakai pondasi
plat setempat, terdiri dari :
a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, ditumbuk
dan disiram air sampai kepadatan maksimum.
b. Lantai kerja pondasi menggunakan beton rabat dengan campuran 1Ps :
3Kr : 6Ps.
c. Material yang digunakan adalah pasir dan kerikil bermutu tinggi tidak
mengandung lumpur dan tanah.
8
3. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan Lay
out, titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai dengan
gambar dan disetujui Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
1. LINGKUP PEKERJAAN.
a. Pasangan dinding bata merah
b. Plesteran dinding bata merah
c. Plesteran / afwerking permukaan beton
3. ADUKAN / CAMPURAN.
a. Adukan trasram 1PC: 2 PS dilaksanakan untuk :
Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas sloof/diatas lantai.
Pasangan bata sebagai pondasi Rollag serta tempat-tempat
lainnya yang diperlukan, seperti pasangan dinding Kamar Mandi.
Pasangan dinding yang masuk kedalam tanah. seluruhnya
pasangan trasram, plint plesteran, plesteran permukaan beton dan
seluruh plesteran trasram menggunakan campuran 1 PC : 2 PS.
b. Adukan 1Pc : 4 Psr dilaksanakan untuk pasangan dinding dan
plesteran yang tidak trasram seperti tercantum diatas.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Pekerjaan pasangan dinding harus terkontrol waterpass baik arah
vertikal maupun horisontal. Setiap 8 baris bata harus dipasang anker
besi yang berhubungan dengan kolom utama. Pelaksanaan pasangan
dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter setiap hari.
b. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14
hari. Untuk itu plesteran trasram dilakukan pada kedua sisi luar dan
dalam.
c. Untuk Finishing beton expose apabila ada yang rusak / cacat, sebelum
diperhalus / afwerking permukaan beton perlu dikasarkan.
d. Seluruh pekerjaan pasangan yang tidak lurus, berombak dan retak–
retak harus dibongkar dan diperbaiki, atas biaya penyedia jasa.
9
Pasal 25 : PEK. BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :
Kolom struktur, balok struktur, Kolom praktis, ring balk praktis,
balok latai, beton plat atap, beton Over Steek dll.
Kolom, balok, plat dack lantai 2 ,talang beton struktur
menggunakan beton MIX siap tuang / pakai dengan mutu K 275.
Untuk kolom praktis, ringbalk dan pekerjaan beton yang bersifat
non struktural, menggunakan beton dengan campuran K175.
Untuk kontruksi talud sloof , ring balok, plat talud , kolom ,
menggunakan beton dengan campuran K225.
Semua jenis pemakaian beton harus memperhatikan dan sesuai
dengan gambar perencanaan.
c. Pekerjaan beton tidak bertulang yang terdiri dari pekerjaan rabat lantai
dan lantai kerja.
2. BAHAN / MATERIAL.
a. Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan
organis, lumpur dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai
gradasi 2-3 cm dan dapat memenuhi persyaratan SKSNI – 1991.
b. Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat- zat kimia
yang dapat merusak beton.
c. Tulangan besi beton dipakai besi beton polos U 24, kalau
menggunakan besi beton ulir baja ST.37.
3. BEKISTING.
a. Bahan bekisting dipakai kayu bekisting / kelas II yang cukup kering
dan keras.
b. Pasangan bekisting harus rapih, cukup kuat dan kaku untuk menahan
getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk.
Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting dibongkar
memberikan bidang–bidang yang rata.
c. Sebelum Pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari
kotoran dan harus tersiram air sampai merata.
d. Pembongkaran papan bekisting dapat dilaksanakan sesudah mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
d. Setelah pekerjaan bekesting dibongkar semua bidang yang terlihat
ada lobang – lobang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesie 1
Pc : 2 Ps.
4. ADUKAN.
Adukan beton bertulang dengan perbandingan K175 harus dilaksanakan
pada beton bertulang praktis.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan. Semua tulangan harus
dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah dan
bergeser pada waktu adukan digetarkan. Penyetelan besi tulangan
harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap ukuran
yang ditentukan
b. Pengecoran
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap
kelurusan, baik arah vertikal maupun horisontal.
Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bamboo
bulat dan diselingi pengetukan begesting secara perlahan.
Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat
adukan kembali. Sedangkan adukan yang sudah mengalami
perubahan kekerasan tidak diperkenankan dipakai lagi.
10
Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar
dan diperbaiki atas biaya penyedia jasa.
Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus
bebas dari segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air
sampai merata.
Penyedia jasa tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum
bekesting dan pasangan besi beton diperiksa dan disetujui
Pengawas secara tertulis.
Selama pekerjaan pengecoran kontraktor harus melaksanakan hal –
hal sebagai berikut :
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton
dari molen. Angka kekentalan yang harus diperoleh harus
sesuai dengan yang disaratkan dengan PBI – 1971. Bila angka
ini tidak tercapai maka adukan harus dibuang atau dipakai
untuk mengganti pelaksanaan beton rabat.
- Pembuatan benda uji beton ( kubus beton atau silinder beton )
sebanyak 1 buah setiap 3 m3 beton, apabila jumlah total
pekerjaan beton melebihi 22 m3. Setelah mencapai umur yang
cukup, benda uji tersebut harus ditest ke laboratorium dengan
biaya ditanggung penyedia jasa. Bila hasil test ternyata tidak
memenuhi syarat, maka dilakukan test lapangan. Dan ternyata
apabila hasilnya tidak sesuai yang disyaratkan dalam PBI –
1971, maka pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dilaksanakan pekerjaan kembali oleh kontraktor tanpa ada
tambahan biaya (tanpa ganti rugi).
11
compacting : pemadatan adukan beton segar, dengan alat bantu
concrete vibrator atau batang besi dan checking, di mana teknisi
yang dikirim batching plant bersama engineer proyek melakukan
pemeriksaan atas material beton segar yang dikirim oleh batching
plant dan sampai di lokasi proyek.
Penerimaan atau penolakan beton merupakan tanggung jawab dan
kewenangan dari engineer proyek, sedangkan pelaksanaan
pengukuran slump dilakukan oleh teknisi batching plant dengan
disaksikan oleh engineer proyek.
12
h. Workability
13
o. Ciri fase plastis beton yang diamati di lapangan/proyek adalah secara
visual dan perabaan :
beton masih dalam kondisi basah, jika dituang masih terlihat aliran
beton segardan tidak terputus-putus sebagai gumpalan-gumpalan
adukan beton
jika seseorang berjalan di atas beton segar, maka kaki masih akan
masuk/terbenam di dalam beton dengan mudah
jika beton dengan mudah dapat ditusuk dengan besi diameter 12
mm sampai kedalaman 10 cm, maka workability beton tersebut
masih baik
beton masih belum mengeluarkan panas hidrasi (jika dalam kondisi
lingkungan dingin kadang dapat diamati asap dari proses pelepasan
panas hidrasi)
dalam cetakan/acuan, beton masih dapat mengalir secara konstan
dan baik, dengan sendirinya atau dengan bantuan concrete vibrator
14
s. Pemahaman atas waktu setting diperlukan untuk penentuan waktu
jeda atau interval pengiriman beton segar dari batching plant ke
lokasi proyek, supaya tidak terjadi penumpukan antrian truk mixer
dan meminimalkan resiko terbuangnya beton karena sudah melewati
fase plastis.
15
Pasal 26 : PEKERJAAN LANTAI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Rabat beton K100
b. Lantai keramik lantai 60 X 60 warna terang (polish)
c. Lantai keramik lantai 60 X 60 warna gelap (polish)
d. Lantai keramik 30 x 30 Tekstur
e. Lantai Keramik 25x25 Tekstur
f. Step Nosing Uk 5 x 30
g. Keramik dinding 25 x 40 motif
h. Kol-Kolan Kaca Tinggi 7cm
i. Batu Koral sikat
j. Batu Tumpang Sirih
2. BAHAN / MATERIAL.
a. Lantai Keramik Lantai ukuran 60 X 60, kwalitas baik ( KW 1 ), tidak
retak, rata dan mempunyai daya lekat adukan, digunakan untuk seluruh
ruangan – ruangan dan teras bangunan. keramik 30 x 30 Tekstur
digunakan pada lantai tangga. Sedangkan keramik dinding menggunakan
keramik 25 x 40 motif kwalitas baik ( KW 1 ). Step nosing keramik tangga
kwalitas baik (KW 1) , tidak retak, rata dan mempunyai daya lekat
adukan, digunakan untuk anak tangga.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, penyedia jasa harus
mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Direksi / Pengawas Lapangan. Bahan yang sudah didatangkan harus
disimpan ditempat terlindung, tertutup, kering dan bersih.
3. ADUKAN.
Adukan pemasangan keramik menggunakan perbandingan 1 PC : 2 PSR
dengan ketebalan adukan / Spesi + 3 cm.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Pasang Rabat beton dan keramik dipasang diatas pasir urug yang sudah
ditumbuk, dipadatkan dan disiram air. Sebelum pekerjaan dilaksanakan,
terlebih dahulu diteliti kebenaran serta ketepatan Peil – nya dan pemadatan
tanah urug dan pasir urug dibawahnya.
b. Semua Keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air.
Pengisian adukan harus cukup merata / padat. Setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan / pengisian NEUT Keramik dapat dilakukan dengan
air semen.
c. Pekerjaan Keramik lantai yang tidak lurus / waterpass, neutnya tidak
lurus / berombak, turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya penyedia jasa. Lantai keramik yang sudah terpasang dipel dan
dibersihkan dari kotoran – kotoran sisa pekerjaan.
16
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
a. Semua pekerjaan struktur atap baja harus rapi dan sesuai dengan gambar
perencanaan .
b. Usuk - usuk dipasang setiap jarak yang telah ditentukan, harus waterpass
menurut kemiringan atap dan menggunakan baja ringan bermutu tinggi.
Sedangkan reng menggunakan baja ringan bermutu tinggi, dipasang setiap
jarak sesuai dengan ukuran genteng.
c. Kuda – kuda, gording, ikatan angin, nok, rafter menggunakan baja berat
jenis WF, CNP yang ukuran dan ketebalannya telah ditentukan dalam
gambar perencanaan. Untuk ukuran dan sudut kemiringan menyesuaikan
dengan gambar perencanaan.
17
Pasal 31 : PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
1. Bahan Kusen yang dipakai untuk seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela
adalah kayu jati lokal dan aluminium” .
2. Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu / jendela dan list kaca harus
betul – betul rapi, tegak lurus dan tidak terdapat celah – celah.
3. Pekerjaan kusen yang berhubungan dengan dinding bata dan kolom setiap
sisinya harus dipasang paku angkur untuk kusen kayu dan untuk kusen
aluminium setiap sisinya harus pisang paku fixer.
4. Daun pintu panil kayu jati lokal dan jendela kaca berbingkai :
a. Papan harus diserut dan menghasilkan bidang yang rata.
b. Sambungan betul – betul rapi, lurus, kokoh dan rata agar dapat dengan
mudah dibuka dan ditutup.
c. Bahan pintu panil menggunakan kayu jenis jati lokal.
d. Penyambungan pintu panil dan jendela harus menggunakan pasak kayu
dan lem kayu.
5. Daun pintu aluminium dan jendela kaca berbingkai :
a. Pekerjaan kusen Aluminium yang tidak rapi, kasar, bengkok, retak dan
tidak menggunakan bahan yang ditentukan, harus dibongkar dan diganti
atas biaya penyedia jasa.
b. Sambungan betul – betul rapi, lurus, kokoh dan rata agar dapat dengan
mudah di buka dan ditutup
c. Bahan pintu dan kusen aluminium menggunakan bahan yang sudah
ditentukan.
18
Pasal 34 : PEKERJAAN LISTRIK
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Seperti pada gambar rencana, pemborong pekerjaan listrik harus melakukan
pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk siap dipergunakan. Adapun
lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Penerangan, stop kontak, termasuk fixture
b. Panel group penerangan tiap lantai dan instalasi over spanning
c. Pekerjaan pengecatan dan perapihan kembali finishing bangunan yang
rusak akibat pemasangan instalasi listrik.
d. Pengujian / test / keer dan percobaan
2. PERSYARATAN UMUM.
a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh penyedia jasa pekerjaan listrik yang
memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku.
b. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi
persyaratan yang dikeluarkan oleh PLN dan instansi berwenang lainnya
(PUTL 1977, Peralatan Menteri PUTL No. 023 dan 024 PRT 1978, PUIL,
PUIPP DPMB dan Depnaker ).
c. Penyedia jasa listrik harus membuat gambar – gambar revisi (as built
drawwing) dan penyerahan ke Pemberi Tugas dan Pengawas lapangan
dalam rangkap 5 ( lima ).
3. BAHAN / MATERIAL.
a. Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih dahulu
mengajukan contoh untuk disetujui Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
b. Panel penerangan terbuat dari pelat besi + tebal 1 mm dicat anti karat dan
dilengkapi dengan kunci, panel penerangan harus ditanahkan (grounding ).
c. Kabel instalasi listrik
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis : NYA, NYM
dan NYY dengan diameter 2,5 mm.
Kabel instalasi dari panel ke power memakai jenis NYM dengan
diameter 40 mm – 60 mm isi 4 dan atau sesuai dengan gambar rencana
Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus
dipasang inbow. Untuk memasang instalasi yang tertanam harus
dilengkapi dengan Coundit / pipa beng / PVC sesuai keperluan.
Demikian juga dengan sambungan listrik antara lain bangunan.
MCB menggunakan material ex. Melrin Gerin atau setara
Skakelar dan stop kontak
1. Skakelar dan stop kontak harus dipasang inbow. Skakelar dan stop
kontak harus mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.
2. Semua skakelar dan stop kontak menggunakan merk BROCO.
3. Ketinggian pemasangan skakelar kurang lebih 1,5 m dan stop kontak
kurang lebih ( 0,5 – 1,5 ) m dari muka lantai, disesuaikan dengan
gambar rencana.
d. Sebelum bahan – bahan tersebut dipasang, supaya diperlihatkan terlebih
dahulu kepada Pengawas untuk diperiksa kualitasnya dan mendapat
persetujuan.
e. Pada tiap – tiap penyambungan kawat dipergunakan las dop.
f. Pada tempat – tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok, maka
kawat itu dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
g. Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.
h. Tarikan kawat diatas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak
boleh rusak karenannya.
19
5. JENIS LAMPU YANG DIPERGUNAKAN.
a. Semua lampu dipasang menempel pada plafond Menggunakan jenis lampu
downlight, RMI dan LD. Dengan ukuran daya sesuai peletakan pada
rencana gambar.
b. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila
salah satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan
itu tidak padam seluruhnya.
c. Dicoba dengan generator hingga semua menyala.
d. Menyerahkan jaminan instalasi yang disahkan oleh pengawas.
6. UKURAN ISOLASI.
Untuk ukuran isolasi ditentukan antara ½ Ohm sampai 0,3 Ohm.
7. PAPAN SEKERING.
a. Papan Sekering tersebut terbuat dari metal clad, plat baja dengan ukuran
sesuai dengan perencanaan serta dilengkapi dengan frame yang kuat.
b. Pemasangan papan – papan sekering / panel secara kuat dan rapi dengan
lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas serta mudah untuk operasi dan
maintenance.
9. PENGUJIAN.
Seluruh instalasi setelah selesai harus diuji ( testing and commisioning) untuk
menentukan apakah bekerja sempurna, dalam segala hal harus memakai
syarat – syarat yang ditentukan dalam peraturan – peraturan PLN setempat.
2. AVOR.
Untuk tiap kamar mandi dipasang avor masing – masing 1 buah. Jenis / type
yang dipakai dari bahan stainless.
3. KLOSED.
Klosed yang dipakai adalah klosed monoblock AMSTAD ( disesuaikan
dengan gambar rencana dan daftar volume pekerjaan ), dengan warna yang
ditentukan oleh Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.
20
5. KRAN AIR.
Kran air yang dipakai dengan ukuran ¾” sedangkan untuk kran panas dingin
disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
21
Pasal 39 : PEKERJAAN LAIN – LAIN
1. Aluminium Composite Panel ( A C P ).
Lingkup pekerjaan :
1.1 ACP yang dipakai harus kwalitas baik, rata dan tidak cacat produk
1.2 ACP yang terpasang terdiri dari dua jenis yaitu ACP Polos ( tebal 4 mm ),
ACP motif ( tebal 4 mm dan telah di motif sesuai gambar dari
perencanaan ).
1.3 Rangka ACP terpasang kuat pada dinding dan atau struktur beton
bangunan.
1.4 Bahan rangka ACP adalah besi hollow Galvanise dengan ukuran 20 x 40
dan 40 x 40 mm.
1.5 Sambungan antar ACP ditutup Sealent
2. PEMBERSIHAN.
Sebelum penyerahan pertama, penyedia jasa wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki semua ruangan harus
bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari proyek.
3. RESERVE
Meskipun telah ada pengawas dan unsur – unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab
pelaksana.
Penyedia jasa wajib menyerahkan bahan – bahan ( reserve ) kepada Panitia
dan ditentukan waktu serah terima I antara lain :
Genteng = 1 m2
Genteng Bubungan = 5 buah
Keramik = 1 m2 (untuk setiap jenis, type dan ukuran)
Plafond Board = 5 m2
4. PEMELIHARAAN.
Selama masa pemeliharaan, penyedia jasa wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II
dilaksanakan, pekerjaan benar – benar telah sempurna.
5. PENYEMPURNAAN PENJELASAN.
Semua pekerjaan yang belum tercantum peraturan ini ( RKS ) akan
ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan ( Aanwijizing ).
Pasal 40 : PENUTUP
Apabila dalam rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS ) ini untuk uraian bahan
– bahan, pekerjaan – pekerjaan, yang tidak disebutkan atau kalimat “
diselenggarakan oleh penyedia jasa” maka hal ini harus dianggap seperti
disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian – bagian yang nyata
termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi
kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh penyedia jasa dan diterima
sebagai “ hal “ yang disebutkan.
Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan
ditentukan lebih lanjut oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat
Komitmen, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.
22
Tulungung, 2018
23