Komputasi Proses
Dosen Pengajar :
Dedi Wijayanto, ST, MT.
Disusun oleh :
Dwiki Ramadhan D1121151006 2015
Husna Kamilia D1121151002 2015
Wafa Arif D1121131001 2013
Yuliana Astrid Silitonga D1121131005 2013
Matriks adalah sekumpulan bilangan yang disusun secara baris dan kolom dan
ditempatkan pada kurung biasa atau kurung siku.
Penulisan matriks:
atau
Ordo suatu matriks adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya baris (m) dan
banyaknya kolom (n).
3.2 Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah lebih teliti dalam menulis suatu
permasalahan di command window, karena kurang tanda titik akan menyebabkan
error.
DAFTAR PUSTAKA
Ahlersten dan Oky Dwi Nurhayati. 2012. Analisis Statistika
menggunakan MATLAB. Yogyakarta : GRAHA ILMU.
Nuriman, Away dkk. 2006. Pemrograman MATLAB. Yogyakarta: ANDI
Rieko. 2007. Matlab dan Pengantar Pemograman.
(https://rieko.files.wordpress.com/2007/12/buku-komprostek.pdf).
Supardi. 2010. Vektor dan Matrik.
(https://supardi.files.wordpress.com/2010/03/praktikum-4.pdf).
LAMPIRAN 1. Flowchart
Mulai
Dimasukkan Nilai :
A = 14.0568
B = 2825.42
C = -42.7089
T = 298 : 373 (K)
Error
Run
Selesai
Dimasukkan Nilai :
L=0.1 %; R=8314; T=298; PA1=10130;
PA2=5070; DAB=0.000023
Run Error
Selesai
BAB I PENDAHULUAN
LINIER x
Gambar 1.1 Kurva Linier
Persamaan non linier parabola
y=exp(x)
NON-LINIER
Metode Newton-Raphson
No Keunggulan Kelemahan
1. Hanya butuh satu tebakan Kekonvergenan ada kalanya gagal
dicapai.
awal.
2. Laju konvergensi cepat
1. Analitik
Metode abc
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥1 , 𝑥2 =
2𝑎
Metode faktorisasi
𝑥 2 − 4𝑥 + 4 = 0
(𝑥 − 2)(𝑥 − 2) = 0
2. Numeris
Biseksi
Regula Falsi
Secant
Newton Rhapson
Penyelesaian persamaan non linier
1. Metode Tertutup
Mencari akar pada range (a,b) tertentu.
Dalam range (a,b) dipastikan terdapat satu akar.
Hasil selalu konvergen, disebut juga metode konvergen.
2. Metode Terbuka
Diperlukan tebakan awal.
xn dipakai untuk menghitung xn+1.
Hasil dapat konvergen atau divergen.
Metode Tertutup
Metode tabel
Metode Biseksi
Metode Regula Falsi
Metode Terbuka
Metode iterasi sederhana
Metode Newton – Rhapson
Metode Secant.
Dalam bidang teknik sering didapatkan persamaan non linear :
f(x) = 0. Ingin dicari hagra x yang memenuhi persamaan tersebut. Ada beberapa
cara numeris yang dapat digunakan. Di sini akan dibahas cara Newton Rhapson.
Mula – mula diramal suatu harga x, (misal xold), yang kira – kira dapat
memenuhi. Berdasarkan harga tersebut dicari harga x yang lebih baik, yaitu xnew,
yang didapatkan dengan persamaan :
𝑥𝑛𝑒𝑤
𝑓(𝑥𝑜𝑙𝑑 )
= 𝑥𝑜𝑙𝑑 − ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (3.1)
𝑓 ′ (𝑥𝑛𝑒𝑤 )
Tugas 5
X = konversi
T = temperatur reaktor, C
T0 = temperatur referensi, 25 C
Dengan τadalah waktu tinggal dalam sekon, dan k adalah laju reaksi spesifik
dalam s-1 dihitung dengan menggunakan persamaan Arrhenius: Hitunglah harga
temperatur reaktor dan konversinya!. (ΔHR=-1500 kJ/mol; τ=10 s; CP,A = 4500
J/(mol.K); UA/FA0 =700 W.s/(mol.K).
M.File cstr.m
%Kelompok 1
%MODUL 3
%PERSAMAAN NON LINIER
%x(1)=untuk T
%x(2)=untuk konversi
function fx=cstr(x)
FA0=12; %mol/s
T0=25; %oC
Ta=50; %oC
HR=-1500000; %j/mol
CPA=4500; %j/mol.K
t=10; %s
UA=700*FA0; %W.s/mol.K
A=FA0*CPA*(X(1)-T0)+UA*(X(1)-Ta)+FA0*x(2)*HR
B=t*k(x(1)-x(2)*(1+t*k(x(1))))
fx=[A
B]
end
function y=k(x)
y=650*exp(-3800/(x+273))
end
function y=k(x)
x=25
y=650*exp(-3800/(x+273))
end
COMMAND WINDOW
>> MATLAB12
x=
25
y=
0.0019
ans =
0.0019
Keterangan :
y :k
Dari data diatas, didapat bahwa jika suhu reaktor sebesar 25C maka didapatkan
konstanta reaksinya adalah 0.0019 dan konversinya sebesar 0.0186
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah persoalan kinetika reaksi kimia
dapat diselesaikan dengan menggunakan program Matlab. Dengan
menggunakan perintah function pada Matlab, didapat konversi pada suhu
reaktor sebesar 25C adalah 0.0186.
3.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah lebih teliti dalam memasukkan data
berupa nilai yang diketahui pada soal dalam program matlab, dan juga
satuan yang digunakan pada data data, disamakan terlebih dahulu agar hasil
akhir yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Nuriman, Away dkk. 2006. Pemrograman MATLAB. Yogyakarta: ANDI
Rieko. 2007. Matlab dan Pengantar Pemograman.
(https://rieko.files.wordpress.com/2007/12/buku-komprostek.pdf).
Suparno, Supriysnto., 2014. Komputasi untuk Sains dan Teknik. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Lampiran 1. Flowchart
Mulai
Error
Run
Mulai
Untuk mengetahui cara menghitung regresi linier dan non linier dengan
menggunakan matlab.
Pada percobaan kali ini dilakukan penyelesaian regresi linier dan non linier
dalam menentukan nilai konstanta dalam suatu persamaan laju reaksi dan
menentukan konstanta dari persamaan viskositas.
Y = a + bX
Keterangan
Y = Nilai yang diramalkan/ subjek variabel terikat yang diproyeksikan
a = Nilai Konstansta harga Y jika X = 0
X = Variabel bebas
Macam macam regresi non linier
1. Parabola Kuadratik
2. Parabola Kubik
3. Eksponen
4. Geometrik
5. Logistik
6. Hiperbola
Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari regresi persamaan tak linier
dengan terlebih dahulu melakukan linierisasi. Namun tidak semua persamaan tak
linier dapat memberikan parameter yang akurat dengan linierisasi. Pada bagian ini
kita akan mempelajari regresi persamaan tak linier sehingga kita tidak lagi harus
melinierisasikan persamaan tak linier. Perhatikan fungsi tak linier (persamaan
Antoine) sebagai berikut.
Langkah pertama penyelesaian adalah dengan membuat data data tersebut menjadi
bentuk matrik. Berikut cara menjalankan programnya pada m-file
% KELOMPOK 1
% REGRESI LINIER DAN NON LINIER
% DATA T(C)
T=[10,20,30,40,50,60,70]
% DATA Cp
Cp=[1.308,1.005,0.801,0.656,0.549,0.469,0.406]
Selanjutnya dicari nilai konstanta dari persamaan berikut dengan menggunakan
polyfit.
% KELOMPOK 1
% REGRESI LINIER DAN NON LINIER
% DATA T(C)
T=[10,20,30,40,50,60,70]
% DATA Cp
Cp=[1.308,1.005,0.801,0.656,0.549,0.469,0.406]
[k1,k2,k3]=polyfit(Cp,T,1)
Didapat hasil pada command windows adalah sebagai berikut:
>> MATLAB15
T=
10 20 30 40 50 60 70
Cp =
k1 =
-20.8096 40.0000
k2 =
R: [2×2 double]
df: 5
normr: 14.2046
k3 =
0.7420
0.3228
TUGAS 2
Pada soal nomor 2, Sebuah reaksi heterogen diketahui terjadi pada laju yang
dapat digambarkan oleh model Langmuir-Hinshelwood berikut ini:
Dari pengukuran laju awal, k1 ditentukan sebagai 0.015 mol/s.g-cat.atm, pada 400
K.
Penyelesaian soal ini sama dengan penyelesaian tugas 1, dimana soal ini
diselesaikan dengan program Matlab dengan subrutin Polyfit. Berikut adalah
programnya:
%KELOMPOK 1
%REGRESI LINIER DAN NON LINIER
clear
clc
%MASUKKAN DATA DATA DALAM BENTUK MATRIKS
PA=[1,0.9,0.8,0.7,0.6,0.5,0.4]
PR=[0,0.1,0.2,0.3,0.4,0.5,0.6]
r=[3.4*10^-5,3.6*10^-5,3.7*10^-5,3.9*10^-5,4.0*10^-5,4.1*10^-5,4.2*10^-5]
K1=0.015
y=r;
X1=K1*PA;
X2=X1/(1+PA+PR)
[Ka,Kr]=polyfit(PA,r,1)
A=[sum(X1.^2),sum(X1.*X2),sum(X1)
sum(X1.*X2),sum(X2.^2),sum(X2)
sum(X1),sum(X2),length(r)];
c=[sum(X1.*y),sum(X2.*y),sum(y)];
a=A/c
Dimana hasil dari program diatas adalah :
PA =
PR =
r=
1.0e-04 *
K1 =
0.0150
X2 =
0.0052
Ka =
1.0e-04 *
-0.1321 0.4768
Kr =
R: [2×2 double]
df: 5
normr: 9.0633e-07
a=
1.0e+04 *
0.0273
0.0020
2.6022
Jadi diperoleh nilai masing masing Ka dan Kr berturut turut adalah (-0.1321
0.4768) dan (9.0633e-07)
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada penyelesaian tugas pertama dan kedua menggunakan fungsi
polynomial polyfit. Polyfit berfungsi untuk mencocokkan kurva polynomial.
Pada soal nomor 1, telah diketahui bahwa Nilai dari k1= (-2.0000, 40.0000)
kemudian k2 = 14.2046 dan k3= (0.7420, 0.3228). Pada soal nomor 2,
telah diketahui bahwa Nilai dari Ka= (-0.1321, 0.4768) dan Kr= 9.0633e-
007.
3.2 Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah lebih teliti dalam memasukkan
data data yang terdapat dalam soal dan selalu mencermati dan memahami
maksud dari dosen yang menjelaskan tentang materi ini, sebab, jika tidak
dapat memahaminya, maka akan menemukan kesulitan dalam meyelesaikan
permasalahan permasalahan yang ada pada bab ini
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Regresi Non Linier
(https://repository.unikom.ac.id/33244/1/regresi%20non%20linier.pdf)
Nuriman, Away dkk. 2006. Pemrograman MATLAB. Yogyakarta: ANDI
Rieko. 2007. Matlab dan Pengantar Pemograman.
(https://rieko.files.wordpress.com/2007/12/buku-komprostek.pdf).
Zanthy, Luvy Sylviana. 2016. Analisis Regresi Sederhana. (http://luvy-sylviana-
zanthy.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/04/ANALISIS-REGRESI-
SEDERHANA-6.pdf)
LAMPIRAN 1. Flowchart
Mulai
T=[10,20,30,40,50,60,70]
Cp=[1.308,1.005,0.801,0.656,0.549,0.469,0.406
]
Run
Error
Selesai
PA = [1,0.9,0.8,0.7,0.6,0.5,0.4]
PR = [0,0.1,0.2,0.3,0.4,0.5,0.6]
r = [3.4*10^-5,3.6*10^-5,3.7*10^-5,3.9*10^-5,4.0*10^-
5,4.1*10^-5,4.2*10^-5]
K1=0.015
Run
Error
Selesai
penyelesaian umum y 3 x C
2. Solusi khusus persamaan diferensial
Solusi khusus sama dengan solusi umum dengan konstanta
sembarang yang telah diganti dengan angka riil tertentu. Jadi kurva solusi
khusus bukan lagi merupakan rumpun kurva melainkan salah satu
darirumpun kurva itu. Contoh: y ' 3 dengan syarat y (0) 1 , maka
penyelesaian khususnya adalah y 3 x 1
3. Solusi singular persamaan diferensial
Mungkin ada solusi lain yang tidak mungkin diperoleh dengan cara
menentukan nilai tertentu atau mensubstitusikan suatu nilai bagi konstanta
sembarang pada solusi umum. Solusi yang demikian ini disebut solusi
singular. Contoh: y Cx C 2 adalah solusi umum dari PDB
%Menggunakan fungsi
dsolve>>dsolve(‘Dy = 3*y + 1,
y(0)=1’)
2. Metoda kualitatif
Solusi ini hanya dapat memberikan gambaran secara geometris
bagaimana visualisasi dari solusi PDB. Dengan mengamati pola grafik
gradien "field" (direction field), maka dapat diestimasi solusi PDB itu.
Keunggulannya dapat memahami secara mudah kelakuan solusi suatu
PDB namun fungsi asli dari solusinya tidak diketahui, dan juga kurang
fleksibel untuk kasus yang komplek. Dengan MATLAB direction fieeld
dapat digambar sebagai berikut:
3. Metode numeric
Pada saat sekarang metoda ini merupa-kan metoda yang fleksibel.
Metoda ini berkembang sesuai dengan perkembangan computer, dan dapat
menyelesaikan PDB dari level yang mudah sampai pada level yang
kompleks. Meskipun fungsi tidak solusi tidak diketahui secara eksplisit
maupun implicitnamun data yang diberikan dapat divisualisir dalam
bentuk grafik sehingga dapat dianalisis dengan baik. Metoda ini
berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan (aproksimasi) sehingga solusi yang
diperoleh adalah solusi hampiran (solusi pendekatan). Sebagai
konsekwensi dari penggunaan metoda ini adalah adanya evaluasi berulang
dengan menggunakan komputer untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Salah satu metoda ang telah anda kenal adalah metoda EULER dengan
rumus yn+1 = yn+ hf(t; y), (lihat catatan Algoritma dan Pemerograman).
Dibawah diberikan programming metoda EULER dengan menggunakan
MATLAB programming.
BAB III HASIL PERCOBAAN & PEMBAHASAN
3.1 Hasil dan Pembahasan
Untuk pengaplikasian penyelesaian persamaan differensial biasa (PDB)
dilakukan dengan mengerjakan kasus 6. Pada kasus 6, permasalahan yang dicari
adalah menentukan vektor dan nilai Eigen dari sebuah matrik. Berikut adalah
soalnya:
Untuk menentukan nilai dan vektor eigen, dapat menggunakan perintah “eig”
pada program Matlab. Berikut adalah tampilan pada m-file nya:
>> MATLAB17
A=
1 2 3
2 5 1
3 1 4
V=
D=
-1.1017 0 0
0 3.6584 0
0 0 7.4433
= -1.1017 0 0
0 3.6584 0
0 0 7.4433
Tugas 8
%KELOMPOK 1
%FERMENTASI
function dydt=fermen(t,y)
b1=0.949;
b2=3.439;
b3=18.72;
b4=37.51;
b5=1.169;
A=b1*y(1)*(1-y(1)/b2)
B=((b3*y(1)*y(4))/(b4+y(4)))-(0.9082*b5*y(2))
C=b5*y(2)
D=-1.011*(((b3*y(1))*y(4))/(b4+y(4)))
dydt=[A;B;C;D];
end
untuk program pengeksekusinya adalah :
clear
clc
tspan=[0;1;2;3;4;5;6;7;8;9];
yo=[0.5;0.0;0.0;50.0];
[t,y]=ode23('fermen',tspan,yo)
Dari program diatas, didapat hasil sebagai berikut:
t=
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
y=
0.5000 0 0 50.0000
1.0499 5.0440 2.9663 42.1769
1.8282 9.9738 11.7994 29.0824
2.5644 12.4430 25.3208 14.1708
3.0382 9.9037 38.7599 4.3985
3.2721 5.2933 47.5755 0.9651
3.3724 2.2454 51.7835 0.1828
3.4129 0.8553 53.4773 0.0330
3.4289 0.3100 54.1073 0.0058
3.4351 0.1097 54.3330 0.0010
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa permasalahan persamaan
differensial biasa dapat diselesaikan dengan menggunakan program Matlab. Dari
contoh soal, penentuan nilai dan vektor eigen dapat diselesaikan dengan
menggunakan subrutin “eig” dalam program matlab. Contoh lain adalah
menentukan nilai y1, y2, y3, dan y4 pada tugas 8, didapat kesimpulan bahwa PDB
tak linier dalam diselesaikan dengan menggunakan subrutin “ode23” pada
program Matlab.
3.2 Saran
Karena Sistem Persamaan Diferensial Biasa (PDB) merupakan model
matematika yang berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari, oleh sebab itu,
sangat penting untuk mempelajari secara mendalam cara memecahkan suatu
model Sistem Persamaan Diferensial Parsial (PDP). Salah satu cara untuk
memudahkan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Diferensial Parsial (PDP) yaitu menggunakan program matlab.
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, I Wayan. 2007. Kalkulus Lanjut: Persamaan Deferensial & Aplikasinya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nuriman, Away dkk. 2006. Pemrograman MATLAB. Yogyakarta: ANDI
Rieko. 2007. Matlab dan Pengantar Pemograman.
(https://rieko.files.wordpress.com/2007/12/buku-komprostek.pdf).
Lampiran 1. Flowchart
Mulai
Dianalisis matrik
Run
Error
Selesai
Dianalisis soal
Selesai