Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTEK LAPANG TERPADU

MIKROBIOLOGI PERAIRAN

OLEH:

ADAM SUBANDI
G021 5001

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2018
1. STERILISASI
A. JENIS-JENIS STERILISASI

B. ALAT DAN FUNGSINYA MASING-MASING

Jawaban :

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling
tahan panas yaitu spora bakteri.

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam praktek lapang terpadu


adalah alat dan bahan yang disterilisasi sebagai berikut :

1) Metode yang dilakukan untuk menyeterilkan alat-alat tersebut ialah dengan


metode Uap air panas bertekanan. Dalam metode ini, alat yang digunakan
yaitu autoclave. Berikut adalah cara kerja alat ini :
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam
autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat
ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk
menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup
ulir, maka tutup harus dikendorkan.
c. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
d. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121 0C.
e. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai
selesai. Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai
2 atm.
f. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-
klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

2. PEMBUATAN MEDIA AGAR

Jawaban:

Media agar merupakan bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba.
Agar - agar merupakan kompleks merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh
alga laut dan digunakan untuk pemadat pada makanan. Keunggulan agar yaitu
mencair pada suhu yang sama dengan air, namun tetap dalam keadaan cair sampain
suhu 40 0C. Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk
menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk isolasi sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba dalam suatu bahan.

1. Prosedur pembuatan media agar sebagai berikut :


a) Bahan masing-masing media dimasukkan kedalam erlenmeyer, dilarutkan
dengan aquadest lalu ditutup dengan aluminium foil.
b) Kemudian masukkan kedalam wadah yang berisi air kemudian dimasak
hingga mendidih/ bening.
c) Bila sudah larut dan bening kemudian dimasukkan dalam autoklaf namun
ada juga media yang tidak perlu di autoklaf
d) Setelah steril, didapatkan berbagai media dengan berbagai warna,
kemudian media didinginkan hingga suhu ± 50 0C lalu dimasukkan
kedalam cawan petri dan ditutup.
2. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media agar
disajikan pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam pembuatan media agar.

No Alat Fungsi

1 Jarum ose Untuk memindahkan atau mengambil koloni


suatu mikrobia ke media yang akan digunakan
kembali
2 Cawan petri Sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan
kultur media.
3 Tabung elemenyer Untuk menampung larutan, bahan atau cairan
4 Neraca Menimbang bahan yang akan digunakan dalam
praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
5 Magnetik stirer Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan
pengadukan.
6 Bunsen Untuk memanaskan medium, mensterilkan
jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari
platina dan nikrom seperti jarum platina dan
ose.

Tabel 2 bahan yang digunakan dalam praktek

No Bahan Kuantitas (g)

1 Peptic digest of animal tissue 5,00


2 NaCI 5,00
3 Beef extract 1.50
4 Yeast extract 1,50
5 Bubuk agar 15,00
3. JENIS-JENIS MEDIA PENUMBUHAN MIKROBA

 Nutrient Agar
 Potato Dextrose Agar (PDA)
 Plate Count Agar (PCA)
 Emba (Eosin Methylene Blue Agar)

3. BAKTERI GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF:

Jawaban:

A. CIRI-CIRI BAKTERI GRAM POSITIF

- Komposisi nutrisi yang di butuhkan lebih rumit

-Bersifat lebih rentan terhadap penisilin

-Toksin yang di bentuk Eksotoksin Endotoksin

-Tidak peka terhadap streptomisin

-Lebih resisten terhadap gangguan fisik

B. CIRI-CIRI BAKTERI GRAM NEGATIF

-Toksin yang di bentuk Endotoksin

-Kurang rentan terhadap senyawa penisilin

-Tidak resisten terhadap gangguan fisik

-Peka terhadap streptomisin

-Komposisi nutrisi yang di butuhkan relatif sederhana


C. JENIS BAKTERI GRAM POSITIF

-Lactobacillus sp

-Renibacterium salmonarum

- Lactobacillus plantarum

- Lactobacillus rhamnosus

- Lactobacillus helveticus

D. JENIS BAKTERI GRAM NEGATIF

-Aeromonas hydrophila

-Aeromonas salmonicida

-Vibrio anguillarum

-Vibrio salmonicida

4. JENIS-JENIS MIKROBA;

Jawaban:

A. BAKTERI Yang menyerang udang:

- Mycrobacterium

- Vibrio campbelli

- Vibrio Parahaemoliticus

- Vibrio Harveyi

- Vibrio alginolyticu
- Flexibacter

- Aeromonas

- Pseudomonas

B. JAMUR

- Saprolegnia

- Ichthyophonus hofferi

- Branchiomyces sanguinis

- Branchiomyco Demigrans

- Aphanomyces invandans

C. PROTOZOA

- Argulus sp

- Zoothamnium spp

- Epistylis spp

- Vorticella spp

D. VIRUS Yang menginfeksi udang:

-Yellow Head Virus (YHV)

-Taura Syndrome Virus (TSV)

-White Spot Syndrome Virus (WSSV)

-MIO
-Monodon Baculovirus (MBV)

-Hepatopancreatic parvovirus (HPV)

5. PENYAKIT MIKROBIOLOGIS DAN PENANGANANNYA

Jawaban:

-Contoh Penyakit Mikrobiologis dan Penanganannya:

- White Spot Syndrome adalah suatu penyakit yang terjadi pada udang yang
dimana penyakit ini datang disebabkan oleh virus Systemic Ectodermal and
Mesodermal Baculo Virus (SEMBV) .

Virus ini adalah virus yang berbahan gentik DNA (Dioxyribonucleic Acid),
yang memiliki bentuk menyerupai batang.Tingkat kematian akibat virus White Spot
Syndrome ini mencapai 100% dalam waktu 3 - 19 hari setelah iinfeksi. Penyakit ini
lebih akrab dan dikenal dengan penyakit bintik putih pada udang.

-Cara penanganannya:

-Penggunaan Imunostimulan dan Probiotik untuk menjaga kekebalan tubuh


organisme budidaya.

-Melakukan penebaran benih yang sebelumnya telah diuji dan diketahui telah
bebas dari virus, melalui pengecekan dengan PCR (Polymerase Chain
Reaction) atau reaksi rantai polymerase.

-Hindari menggunakan benih yang berasal dari satu induk untuk ditebar oada
beberapa petak tambak, untuk memastikan dan meminimalisir apabila benih
yang ditabur membawa bibit penyakit.

-Hindari pengelolaan pakan yang berlebihan guna menghindari kerusakan


lingkungan yang ditimbulkan penimbunan sisa pakan yang berakibat
pembusukan.

-Mengeluarkan dasar tanah tambak yang telah berwarna hitam dan berbau
busuk dan juga mengisolasi daerah yang sedang terserang penyakit.

Anda mungkin juga menyukai