Anda di halaman 1dari 3

Hukum Perjanjian/kontrak

Pengertian, subjek, objek, asas hukum, syarat sahnya, bentuk-bentuk, ingkar janji, perbuatan
melawan hukum

2 Istilah perjanjian dan kontrak


Apakah pengertian perjanjian sama dengan kontrak? Bab kedua Buku III KUHperdata secara
harfiah berjudul “Perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian”, sehingga KUHPerdata
tidak pernah membedakan kedua istilah tersebut jika digunakan secara bergantian. Juga asas
yang dikenal dalam KUHPerdata adalah asas kebebasan berkontrak Salim HS: Kontrak
merupakan hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tertulis.

3 Subekti : Perikatan adalah suatu perhubungan hukum anatara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak
yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu Perikatan ada yang lahir dari perjanjian dan
ada yang lahir dari undang-undang Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji
kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.

4 Subekti menyatakan bahwa hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian
itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Pasal 1233 KUHPerdata bahwa
perikatan lahir karena suatu perjanjian atau karena undang- undang.

5 Berdsarkan bentuknya, Perjanjian dapat berupa perjanjian tertulis dan perjanjian tidak tertulis
(lisan). Jika perjanjian itu sudah dituangkan dalam bentuk tertulis, maka perjanjian itu disebut
Kontrak. Sedangkan isi dari kontrak itu sebenarnya merupakan perjanjian itu sendiri. Jadi
perjanjian dan kontrak adalah identik tidak perlu dibedakan dan dapat digunakan secara
bersamaan (Moch Isnaeni)

6 Pasal 1313, suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain/ lebih. (perjanjian) Unsur-unsur yang sama dalam
perjanjian dan kontrak: mengikat kedua belah pihak, ada hak dan kewajiban untuk memenuhi
prestasi, ada akibat hukum (wan prestasi)

7 Subjek perjanjian Yang termasuk dalam subjek perjanjian adalah Orang yang membuat
perjanjian harus cakap atau mampu melakukan perbuatan hukum tersebut; Badan Hukum, suatu
badan atau orang yang diakui oleh hukum dan mempunyai hak dan kewajiban.

8 Objek perjanjian Objek perjanjian, adalah suatu benda yang sekarang ada dan/atau benda yang
nanti akan ada Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi objek perjanjian, antara lain: 1.
Barang-barang yang dapat diperdagangkan (pasal KUHPerdata), 2. Suatu barang yang sedikitnya
dapat ditentukan jenisnya (pasal 1333 KUHPerdata) Tidak menjadi halangan bahwa jumlahnya
tidak tentu, asal saja jumlah itu di kemudian hari dapat ditentukan atau dihitung. 3. Barang-
barang yang akan ada dikemudian hari (pasal 1334 ayat 2 KUHPerdata).

9 Asas perjanjian Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract)1338 KUHPerdata,


“perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang membuatnya” Asas
konsensualisme (1320 ayat (1) KUHPdt, “sahnya perjanjian adanya kesepakatan kedua belah
pihak”) Asas pacta sunt servanda (1338 KUHPerdata, “perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai UU bagi mereka yang membuatnya”) Asas itikad baik (good faith/goede trouw) 1338
ayat (3) KUHPdt, “perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik” Asas kepribadian
(personality) 1315 dan1340 KUHPdt, “seseorang yang mengadakan perjajian hanya untuk
kepentingan dirinya sendiri” sebab perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang membuatnya”

10 Prestasi dan wan prestasi


Prestasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah “performance” dalam hukum
kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh
pihak yang telah mengikatkan diri Prestasi adalah seperti yang disebutkan dalam pasal 1234
KUH Perdata, yaitu berupa : 1. Memberikan sesuatu; 2. Berbuat sesuatu; 3. Tidak berbuat
sesuatu. Wanprestasi, atau pun yang disebut juga dengan istilah breach of contract yang
dimaksudkan adalah tidak dilaksanakan prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang
dibebankan oleh kontrak

11 Timbulnya wan prestasi


Wanprestasi timbul dari persetujuan (agreement). Artinya untuk mendalilkan suatu subjek
hukum telah wanprestasi, harus ada lebih dahulu perjanjian antara kedua belah pihak
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata: “Supaya terjadi persetujuan yang sah,
perlu dipenuhi empat syarat: kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya; kecakapan untuk
membuat suatu perikatan; suatu pokok persoalan tertentu; suatu sebab yang tidak terlarang.”

12 Wanprestasi terjadi karena debitur (yang dibebani kewajiban) tidak memenuhi isi perjanjian
yang disepakati, seperti: a. tidak dipenuhinya prestasi sama sekali, b. tidak tepat waktu
dipenuhinya prestasi, c. tidak layak memenuhi prestasi yang dijanjikan.

13 Perbuatan melanggar hukum


Perbuatan melawan hukum lahir karena undang- undang sendiri menentukan. Hal ini
sebagaimana dimaksud Pasal KUHPerdata: “Perikatan yang lahir karena undang-undang, timbul
dari undang-undang sebagai undang-undang atau dari undang- undang sebagai akibat perbuatan
orang”. Artinya, perbuatan melawan hukum semata- mata berasal dari undang-undang, bukan
karena perjanjian yang berdasarkan persetujuan dan perbuatan melawan hukum merupakan
akibat perbuatan manusia yang ditentukan sendiri oleh undang-undang”.

14 Ada 2 kriteria perbuatan melawan hukum yang merupakan akibat perbuatan manusia,
yakni:
perbuatan manusia yang sesuai dengan hukum (rechtmagitg, lawfull) yang tidak sesuai dengan
hukum (onrechtmatig, unlawfull). Dari 2 kriteria tersebut, kita akan mendapatkan apakah bentuk
perbuatan melawan hukum tersebut berupa pelanggaran pidana (factum delictum), kesalahan
perdata (law of tort) atau betindih sekaligus delik pidana dengan kesalahan perdata. Dalam hal
terdapat kedua kesalahan (delik pidana sekaligus kesalahan perdata) maka sekaligus pula dapat
dituntut hukuman pidana dan pertanggung jawaban perdata (civil liability).

15 BENTUK Perjanjian memberikan sesuatu Perjanjian melakukan sesuatu


Perjanjian tidak melakukan sesuatu
16 MACAM-MACAM Perjanjian kredit uang (hutang)
Perjanjian kredit barang (leasing) Perjanjian keagenan dan distribusi Perjanjian Franchising dan
lisensi

17 Sahnya perjanjian KUHPerdata Pasal 1320, adalah: (1) Ada kesepakatan dari mereka yang
mengikatkan dirinya; (2) Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian; (3) Mengenai suatu hal
tertentu; dan (4) Suatu sebab yang halal/legal. Kedua syarat pertama disebut juga dengan syarat
subyektif dimana apabila dilanggar maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan (dimintakan
pembatalannya kepada hakim melalui pengadilan). Sedangkan kedua syarat terakhir disebut
dengan syarat objektif dimana apabila dilanggar maka perjanjian tersebut batal demi hukum
(batal dengan sendirinya

18 Proses kesepakatan ini harus dilakukan secara bebas tanpa adanya kekhilafan atau paksaan,
ataupun penipuan (Lihat KUHPerdata Pasal 1321). Apabila sebaliknya terjadi dimana suatu
kesepakatan diberikan secara tidak bebas maka kesepakatan itu menjadi tidak sah dan
perjanjiannya menjadi dapat dibatalkan (tidak terpenuhi syarat subjektif

19 KUHPerdata Pasal 1330 menyatakan bahwa orang yang tidak cakap untuk membuat suatu
perjanjian adalah “orang-orang yang belum dewasa, mereka yang ditaruh di bawah
pengampuan, perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang
dan semua orang-orang yang telah dilarang oleh undang- undang untuk membuat perjanjian-
perjanjian tertentu“.Surat Edaran MA No. 3 tahun 1961 kedua pasal tersebut tidak berlaku lagi.
Dengan demikian maka perempuan yang telah kawin tidak lagi masuk dalam kategori orang
yang tidak cakap dalam membuat Perjanjian.

20 KUHPerdata Pasal 1332, hanya barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat menjadi
objek perjanjian. Selanjutnya KUHPerdata Pasal menyatakan bahwa suatu perjanjian harus
mempunyai objek berupa suatu barang yang paling sedikit dapat ditentukan jenisnya Pasal 1337
yang menyatakan bahwa suatu sebab adalah tidak halal, jika sebab itu dilarang oleh undang-
undang atau bila sebab itu bertentangan dengan kesusilaan atau dengan ketertiban umum.

Anda mungkin juga menyukai